Pembentukan Kalus Lembut Soft callus

Gambar 12. Eksplan Membentuk Kalus Lembut Jagung. a Struktur Kalus Lembut Menyerupai Akar pada 1 MST; b Kalus Lembut pada 2 MST dan Struktur Menyerupai Akar Masih Tampak; c Pertumbuhan Dominan Kalus Lembut pada G3M7 dengan Umur Eksplan 14 HSS; d Kalus Lembut yang Berasal dari Daerah Koleoptil dilihat dengan Mikroskop Diseksi; e Tunas Berwarna Ungu yang Tumbuh dari Permukaan Kalus Lembut. a c b d e terhadap persentase eksplan berkalus. Komposisi media N6A N6 + 2 ppm 2.4-D secara nyata memberikan persentase eksplan berakar lebih tinggi daripada media N6C N6 + 3 ppm 2.4-D, N6F N6 + 2 ppm 2.4-D, MS6 MS + 6 ppm 2.4-D, dan MS8 MS + 2 ppm 2.4-D + 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl glutamine, namun tidak berbeda nyata dengan komposisi media MS9 MS + 1 ppm 2.4-D + 1 mannitol. Genotipe juga berpengaruh nyata terhadap persentase eksplan berakar. Genotipe G8M7 secara nyata memberikan persentase eksplan berakar lebih tinggi daripada genotipe G3M7.

b. Pembentukan Kalus Lembut Soft callus

Salah satu respon pembentukan kalus dari embrio muda jagung yang terbentuk pada 7 HST dalam penelitian adalah kalus lembut soft callus. Hasil pengamatan secara visual memperlihatkan bahwa kalus lembut memiliki struktur yang lembut, basah, tidak teratur, transparan translucent, dan pertumbuhan yang cepat. Kalus lembut diduga berasal dari daerah koleoriza pada embrio zigotik, pangkal koleoptil, dan permukaan bawah skutelum Gambar 12. Kalus lembut jagung tidak embriogenik, sehingga berbeda dengan kalus friabel tipe II, yang memiliki struktur remah dan embriogenik serta berasal dari isolasi jaringan embriogenik kalus tipe I. Perkembangan kalus lembut cenderung membentuk akar dan sedikit sekali membentuk organ tunas, oleh karena itu pertumbuhannya tidak diharapkan. Menurut Green dan Philips 1975 hubungan antara umur, ukuran, dan genotipe pada embrio dan konsentrasi hormon mempengaruhi tipe kalus yang dihasilkan. Persentase respon eksplan membentuk kalus lembut pada 7 HST disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh genotipe, ukuran eksplan, dan komposisi media induksi kalus embriogenik terhadap persentase eksplan membentuk kalus lembut soft callus jagung pada 7 HST Perlakuan Variabel Pengamatan Media Soft callus N6A 67.2 a N6C 62.6 ab N6F 52.6 bc MS6 50.8 c MS8 61.6 abc MS9 52.2 bc Genotipe G8M7 46.4 e G3M7 71.4 d Ukuran Eksplan 0.3 cm 49.3 g 0.4 cm 67.7 f Keterangan: Angka dalam kolom yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 ; HST= Hari Setelah Tanam; N6A= N6 + 2 ppm 2.4-D; N6C= N6 + 3 ppm 2.4-D; N6F= N6 + 6 ppm 2.4-D; MS6= MS + 6 ppm 2.4-D; MS8= MS + 2 ppm 2.4-D + 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl glutamine; MS9= MS + 1 ppm 2.4-D + 1 mannitol Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase eksplan membentuk kalus lembut dipengaruhi oleh genotipe, ukuran eksplan, dan komposisi media induksi kalus embriogenik jagung. Koposisi media N6A N6 + 2 ppm 2.4-D memberikan persentase eksplan membentuk kalus lembut sebesar 67.2 , tidak berbeda nyata dengan komposisi media N6C N6 + 3 ppm 2.4-D dan MS8 MS + 2 ppm 2.4-D + 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl glutamine. Komposisi media MS9 dengan konsentrasi 1 ppm 2.4-D dan penambahan 1 mannitol mampu memberikan rata-rata persentase eksplan membentuk kalus lembut tidak berbeda nyata dengan komposisi media MS6 MS + 6 ppm 2.4-D, N6F N6 + 6 ppm 2.4- D, N6C dan MS8. Hal ini menunjukkan komposisi media MS9 MS + 1 ppm 2.4- D + 1 mannitol mampu meminimalisir pembentukan kalus lembut. Penambahan 1 mannitol pada media MS9 yang hanya mengandung 1 ppm 2.4- D dapat membantu meminimalisir kalus lembut. Hal ini diduga karena mannitol merupakan gula alkohol, yang biasanya tidak dimetabolisme oleh jaringan tanaman sehingga tidak tersedia sebagai sumber karbon. Oleh karena itu, mannitol lebih berperan sebagai osmotikum untuk memodifikasi potensial air dalam media kultur Thorpe et al., 2008. Hasil penelitian Lu et al. 1983 menunjukkan bahwa pemberian 6 sukrosa mampu mengurangi terbentuknya kalus lembut. Peningkatan osmotikum yang disebabkan oleh penambahan 1 mannitol dalam media MS9 diduga menyebabkan pengaruh yang sama seperti pada pemberian sukrosa 6 . Pengaruh genotipe terhadap persentase eksplan membentuk kalus lembut pada tabel 7 menunjukkan genotipe G8M7 secara nyata memberikan persentase yang lebih rendah daripada genotipe G3M7. Selanjutnya ukuran eksplan 0.3 cm secara nyata juga memberikan persentase eksplan membentuk kalus lembut lebih rendah dibandingkan ukuran eksplan 0.4 cm.

c. Pembentukan Kalus Kompak Compact callus