Lu et al. 1983 mengelompokkan respon pembentukan kalus embrio muda jagung menjadi soft callus dan embryogenic callus. Penggunaan istilah
kalus kompak sebagai salah satu respon 7 HST dalam penelitian ini, dikarenakan tidak semua kultur kalus yang kompak berpotensi embriogenik. Kalus lembut dan
kalus kompak ada yang dihasilkan secara bersamaan dalam satu eksplan.
a. Pemanjangan Koleoptil dan Pembentukan Akar
Pengamatan respon perkembangan eksplan yang mengalami pemanjangan koleoptil dan pembentukan akar dilakukan pada 7 HST. Pengaruh genotipe,
ukuran eksplan, dan komposisi media induksi kalus embriogenik jagung terhadap persentase eksplan yang mengalami pemanjangan koleoptil dan eksplan berakar
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengaruh genotipe, ukuran eksplan, dan komposisi media induksi kalus embriogenik jagung terhadap persentase eksplan yang
mengalami pemanjangan koleoptil dan berakar 7HST Perlakuan
Variabel Pengamatan Media
Pemanjangan Koleoptil Eksplan berakar
N6A 91.9
13.2 a N6C
85.7 2.1 b
N6F 82.8
3.7 b MS6
79.4 2.1 b
MS8 85.4
1.7 b MS9
82.5 9.8 a
Genotipe G8M7
85.7 7.4 c
G3M7 83.8
3.0 d Ukuran Eksplan
0.3 cm 81.5 f
6.2 0.4 cm
88.7 e 3.4
Keterangan: Angka dalam kolom yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 ; HST= Hari Setelah Tanam; N6A= N6 + 2
ppm 2.4-D; N6C= N6 + 3 ppm 2.4-D; N6F= N6 + 6 ppm 2.4-D; MS6= MS + 6 ppm 2.4-D; MS8= MS + 2 ppm 2.4-D + 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl
glutamine; MS9= MS + 1 ppm 2.4-D + 1 mannitol
Komposisi media induksi kalus embriogenik dan genotipe tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase eksplan mengalami
Gambar 11. Keragaan Pertumbuhan Koleoptil dari Embrio Zigotik Jagung pada Media N6A N6 + 2 ppm 2.4-D dan N6C N6 + 3 ppm 2.4-D
N6A N6C
Koleoptil
Kalus pemanjangan koleoptil. Ukuran eksplan memberikan pengaruh yang nyata
terhadap persentase eksplan berkoleoptil. Ukuran eksplan 0.4 cm secara nyata memberikan persentase eksplan berkoleoptil lebih tinggi daripada ukuran eksplan
0.3 cm. Hal ini menunjukkan umur eksplan yang lebih tua pada ukuran embrio 0.4 cm mendorong perkecambahan eksplan lebih banyak. Semua persentase
eksplan yang mengalami pemanjangan koleoptil di atas 70 . Pemberian konsentrasi 6 ppm 2.4-D pada komposisi media MS6 dan N6F ternyata belum
mampu mengurangi persentase eksplan mengalami pemanjangan koleoptil. Pengaruh taraf konsentrasi 2.4-D pada media N6 terlihat pada
pertumbuhan panjang koleoptil yang dihasilkan Gambar 11. Secara umum, pertumbuhan koleoptil pada komposisi media dengan N6 + 2 ppm 2.4-D N6A
terlihat lebih panjang dibandingkan dengan koleoptil yang tumbuh pada komposisi media N6 + 3 ppm 2.4-D N6C. Penggunaan komposisi media N6
dengan penambahan auksin 2.4-D sebanyak 3 ppm ternyata sudah dapat menghambat pertumbuhan panjang koleoptil.
Respon eksplan berakar banyak ditemukan dari embrio zigotik. Terbentuknya akar menghambat pertumbuhan kalus dan menyebabkan eksplan
lebih cenderung tumbuh menjadi tanaman utuh. Tabel 6 menunjukkan bahwa komposisi media induksi kalus embriogenik memberikan pengaruh yang nyata
Gambar 12. Eksplan Membentuk Kalus Lembut Jagung. a Struktur Kalus Lembut Menyerupai Akar pada 1 MST; b Kalus Lembut pada 2
MST dan Struktur Menyerupai Akar Masih Tampak; c Pertumbuhan Dominan Kalus Lembut pada G3M7 dengan Umur
Eksplan 14 HSS; d Kalus Lembut yang Berasal dari Daerah Koleoptil dilihat dengan Mikroskop Diseksi; e Tunas Berwarna
Ungu yang Tumbuh dari Permukaan Kalus Lembut.
a c
b
d e
terhadap persentase eksplan berkalus. Komposisi media N6A N6 + 2 ppm 2.4-D secara nyata memberikan persentase eksplan berakar lebih tinggi daripada media
N6C N6 + 3 ppm 2.4-D, N6F N6 + 2 ppm 2.4-D, MS6 MS + 6 ppm 2.4-D, dan MS8 MS
+ 2 ppm 2.4-D + 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl glutamine, namun tidak berbeda nyata dengan komposisi media MS9 MS + 1
ppm 2.4-D + 1 mannitol. Genotipe juga berpengaruh nyata terhadap persentase eksplan berakar. Genotipe G8M7 secara nyata memberikan persentase eksplan
berakar lebih tinggi daripada genotipe G3M7.
b. Pembentukan Kalus Lembut Soft callus