c. Permasalahan
Pengelolaan sampah di Kabupaten Sanggau masih dirasakan belum maksimal karena adanya hambatan yang perlu dicari pemecahan masalahnya.
Hambatan hambatan teknis yang mempengaruhi kinerja pengelolaan sampah anatara lain :
1. Sarana angkutan sampah belum seimbang dengan timbulan sampah 2. Sarana dan prasarana yang ada umumnya sudah berusia tua, sehingga
membutuhkan perawatan dengan biaya ekstra, kondisi ini mempengaruhi efisiensi kerja.
3. Belum tersedia alat berat eksavator yang sesuai untuk menggusur sampah di TPA
4. TPA yang ada masih sistem open dumping, dengan permasalahan : -
Belum ada landasan pembuangan yang representatif -
Belum ada jalan kerja, dan akses jalan masuk untuk pembuanagan -
Belum ada drainase, lapisan kedap air,pengolahan air lindi, pengamanan gas beracun
- Belum ada pemagaran lokasi, sehingga mengganggu jalan umum
5. Keberadaan TPA di tepi jalan umum sering menimbulkan permasalahan sosial 6. Sebagaian besar TPA di beberapa Kecamatan belum disediakan infrastruktur yang
memadai 7. Sumber Daya Manusia merupakan faktor paling penting dalam pengelolaan
sampah. Kondisi saat ini SDM yang ada baik secara kualitas maupun kuantitas belum seimbang dengan beban kerja yang harus ditangani
Selain faktorfaktor hambatan diatas, rendahanya kesdaran masyarakat Kabupaten Sanggau terhadap kebersihan lingkungan juga merupakan faktor pengahambat
dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Sanggau
2.4. Sub Sektor Drainase
Sistem drainase perkotaan serta prasarana dan sarana yang ada di Kabupaten Sanggau belum dikelola secara maksimal, mengingat pembangunan sarana dan
prasarana drainase masih setempatsetempat, terpisah dan belum terintegrasi. Prasarana dan sarana drainase yang ada saat ini sebagian besar masih dari tanah
sehingga hal ini membawa dampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun.
Kegunaan drainase di Kabupaten Sanggau, secara umum adalah sebagai berikut: 1.
Mengeringkan daerah becek dan genangan air; 2.
Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan; 3.
Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunanbangunan; 4.
Pemeliharaan kualitas air.
MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012
II 21
Seperti halnya di daerah lain di Indonesia, drainase di Kota Sanggau dan kota kota kecamatan di Kabupaten Sanggau, sistem drainase yang ada tidak hanya
menerima limpasan air hujan saja, juga ada yang bersumber dari buangan air limbah air limbah domestik yang umumnya buangan air cucian domestik, bahkan ada yang
dari air kotoran dan air buangan bengkelindustri. Namun debit aliran air limbah yang dimasukkan ke dalam saluran drainase ini relatif sangat kecil jika dibanding
dengan debit puncak limpasan air hujannya. Namun, pada musim kemarau, jika ada campuran air limbah, pada setiap awalan saluran, terjadilah aliran kecil setiap hari
yang berwarna coklat sampai hitam, bau busuk H
2
S dan bau menyengat hidung NH
4
yang sering terjadi. Dengan kondisi seperti ini nyamuk dapat berkembang biak dengan cepat baik jenis malaria atau jenis
egepty. Anakanak kecil yang kurang pengawasan suka bermain dalam air kotor ini. Saluran drainase yang ada belum
memiliki penampang aliran khusus untuk musim kemarau atau dengan kata lain drainase campuran harus dibuat saluran berpenampang melintang ganda, yaitu
penampang aliran musim kering dan aliran musim basah. Selain itu hal yang memberatkan lagi dalam pemeliharaan sistem pengelolaan drainase di lokasi studi
adalah terjadinya eutropi, yaitu tetumbuhan liar dalam saluran terbuka yang tumbuh
cepat dan lebat. Sistem jaringan drainase di dalam wilayah studi dibagi atas 2 bagian yaitu:
drainase utama major drainage dan drainase lokal minor drainage. Sistem drainase
mayor dan minor dapat dibedakan menurut sifat, kriteria dan peruntukannya. Sistem drainase mayor, sistem drainase utama atau drainase makro
major drainage yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu
daerah tangkapan air hujan catchment area. Di Kabupaten Sanggau, Sungai
Kapuas, Sungai Tayan, Sungai Sekayam, dan sungaisungai besar lainnya menjalankan fungsi ini. Sistem drainase minormikro adalah sistem saluran dan
buangan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota.
Prasarana drainase harus dibuat optimum, agar setiap tahapan pembangunan yang hampir selalu memperbesar debit limpasan itu, tidak akan memperbesar lagi
saluran drainasenya, atau jika salurannya belum dapat dibuat optimum, berhubung dana yang tersedia, maka lebar lahan cadangan dengan lebar optimum plus lahan
untuk jalur pemeliharaan harus sudah tersedia. Perencanaan kotakotakawasan
MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012
II 22
kawasan baru seperti Kawasan Niaga Terpadu Entikong, Kawasan Industri Tayan telah merekomendasikan hal tersebut dalam perencanaannya.
a. Aspek Teknis