Sub Sektor Persampahan BAB II KERANGKA KERJA LOGIS

 Peningkatan kinerja kelembagaan yang menangani air limbah  Optimalisasi peran serta masyarakat dalam mengelola sub sektor air limbah yang memenuhi standar teknis dan kesehatan  Mengembangkan perencanaan pengolahan air limbah yang berwawasan lingkungan  Kajian mendalam dan optimalisasi opsi sanitasi khususnya penanganan air limbah yang sesuai dengan kondisi topografi dan hidrologi

2.3. Sub Sektor Persampahan

Sistem pengelolaan persampahan yang ada saat ini di Kabupaten Sanggau adalah menggunakan dua pola. Pola yang pertama adalah individual, yaitu penanganan yang dilaksanakan sendiri oleh penghasil sampah dengan menanam dalam galian tanah pekarangannya atau cara lain yang masih dibenarkan. Masyarakat umumnya mengolah sampahnya sendiri dengan cara dibakar. Umumnya pola ini diterapkan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau. Pola ini masih memungkinkan untuk diterapkan di Kabupaten Sanggau hingga saat ini mengingat pemukiman yang ada seperti pedesaan memiliki kepadatan penduduk yang masih sangat rendah. Secara alami tanah alam masih dapat mengatasi pembuangan sampah yang dilakukan secara sederhana tersebut. Walaupun pengomposan merupakan bagian dari pola ini, namun cara ini belum umum dilakukan masyarakat di Kabupaten Sanggau. Makin padat padat penduduk suatu pemukiman atau kota dengan segala aktivitasnya, sampah tidak dapat lagi diselesaikan di tempat; sampah harus di bawa keluar dari lingkungan hunian atau lingkungan lainnya. Oleh karena itu, di daerah­ daerah dimana terdapat fasilitas umum seperti perkantoran, sekolah, rumah sakit, apotik, taman, jalan, saluransungai; daerah komersial seperti toko perniagaan, hiburan, hotel, rumah makan, dan pasar tradisional, baik di Kota Sanggau maupun di kota­kota kecamatan digunakan pola yang kedua, yaitu komunal. Yaitu pola, dimana pengelolaan sampah dari beberapa sumber dilakukan pada satu titik pengumpulan langsung oleh penghasil sampah, untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan. Untuk Kota Sanggau dan sebagian ibu kota kecamatan pengelolaan ini dikoordinir oleh Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran. Sebelumnya lembaga pengelola adalah Dinas Kimpraswil Kabupaten Sanggau Subdin Kebersihan. MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012 II ­ 17 Dari jumlah 15 lima belas kecamatan di Kabupaten Sanggau, baru terlayani 9 sembilan kecamatan mendapat pelayanan persampahan atau pengelolaan secara komunal. Kota Sanggau yang terdiri dari satu kecamatan dan enam kelurahan memiliki area pelayanan 310 km2. Dengan luas areal pelayanan tersebut harus dilayani oleh personil lapangan yang terdiri dari tenaga PNS dan umumnya tenaga honorer. Sedangkan personil lapangan yang ada di kecamatan­kecamatan hampir seluruhnya merupakan tenaga honorer. Timbulan sampah Kabupaten Sanggau tahun 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.9 Timbulan Sampah Kabupaten Sanggau per Kecamatan Tahun 2011 No Kecamatan Timbulan Sampah m3hari Volume yang terangkut m3hari Prosentase yang tertanggulangi 1. Kapuas 50 4 92 2. Tayan Hilir ­ ­ Tidak ada data 3. Tayan Hulu 16 12 25 4. Balai 8 5 38 5. Kembayan 6 3 50 6. Sekayam 12 6 50 7. Entikong 12 6 50 8. Parindu 10 4 60 9. Meliau 8 4 50 Jumlah 122 44 64 Sumber : Badan BLHKPK Kab. Sanggau, 2012 MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012 II ­ 18 Dari data diatas terlihat hanya 64 saja timbulan sampah yang dapat tertanggulangi, selain besarnya timbulan sampah, faktor lain yang tidak bisa dikesampingkan dan perlu mendapat perhatian adalah Tempat Pembuangan, baik sementara TPS maupun akhir TPA. TPA di Kota Sanggau yaitu TPA Sungai Kosak dengan luas 2,5 Ha, dengan metode pengelolaan adalah open dumping tanpa pengelolaan rutin di TPA, karena tidak memiliki alat berat. TPA ini juga belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungan. Sehingga upaya pemantauan lingkungan belum pernah dilakukan. Berdasarkan data yang ada pada Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pemadam Kebakaran BLHKPK Kabupaten Sanggau, tercatat 308 TPS yang tersebar di seluruh ibu kota kecamatan. TPS­TPS tersebut seluruhnya dalam kondisi yang baik, terbuat dari konstruksi batako 78 buah.

a. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang Ada