1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Infeksi Akut Lain pada Saluran Pernapasan Bagian Atas
Penyakit pada Sistem Otot Jaringan Pengikat
Diare Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Infeksi Lain pada saluran Pernapasan Bagian Atas
Malaria Klinis Infeksi Penyakit Usus yang Lain
Penyakit Kulit Infeksi Tonsilitis
Penyakit Pulpa Jaringan Periapoikal 19.580
11.739 8.656
8.528 8.433
7.057 6.032
5.362 3.574
3.056 14,77
8.85 6,53
6,43 6,36
5,32 4,55
4,04 2,70
2,30 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sanggau Tahun 2011.
Dari tabel 2.8 penyakit terbanyak diatas, terlihat masih didominir oleh penyakit penyakit yang bersifat infeksi.
2.2. Sub Sektor Air Limbah
Penanganan masalah air limbah domestik dan limbah padat Sampah di Kabupaten Sanggau saat ini masih bersifat sederhana dan cenderung hanya
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten semata. Masyarakat baik secara individu maupun kelompok, serta swasta masih dirasakan kurang menunjukkan peran dan
keterlibatannya dalam penanganan masalah subsektor ini.. Institusi yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten adalah SKPD
Satuan Kerja Perangkat Daerah . 1
Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum; 2 Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan; dan 3 Badan Lingkungan Hidup
Kebersihan Pertamanan dan Kebakaran. Sedangkan Pelayanan yang terkait dengan penanganan air limbah di Kabupaten Sanggau terbatas di beberapa pemukiman,
pasar dan Lokasi wisata. Adapun Jenis air limbah yang banyak terdapat di Kabupaten Sanggau adalah
jenis limbah domestik yang merupakan air bekas yang tidak dipergunakan lagi dan mengandung kotoran manusia tinja atau dari aktivitas dapur, kamar mandi dan
cuci. Sedangkan kuantitas dari air limbah tersebut berkisar antara 7080 dari rata rata pemakaian air bersih di Kota Sanggau.
Kecamatan umumnya setiap rumah telah memiliki WC yang merupakan satu kesatuan dengan rumah. Namun bagi masyarakat yang tinggal di tepi sungai
umumnya setiap rumah memiliki jamban yang berada di tepi sungai. Di Kabupaten Sanggau seperti halnya di daerah lain di Kalimantan Barat belum adanya sistem
MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012
II 14
pembuangan air limbah dengan sistem terpusat off site, yaitu sistem dimana air
limbah dari seluruh daerah pelayanan dikumpulkan dalam saluran riol pengumpul, kemudian dialirkan ke dalam riol kota menuju ke tempat pembuangannya yang
aman, baik dengan Bangunan Pengolahan Air Buangan BPAB, danatau dengan pengenceran tertentu
intercepting sewer, memenuhi standar mutu, dapat dibuang ke badan air penerima.
Adapun sistem pengolahan air limbah domestik yang telah dilakukan di Kab. Sanggau meliputi:
1. Sistem Individual tangki septiccubluk, yang dapat dibagi menjadi 2,
yaitu : Air limbah dari WC black water dan air limbah bekas cucian, mandi, dsb
grey water disalurkan ke dalam tangki septik yang dilengkapi dengan peresapan.
Air limbah dari WC black water disalurkan ke dalam tangki septik yang
seharusnya dilengkapi dengan peresapan sedangkan air limbah bekas cucian, mandi, dsb
grey water langsung dibuang ke badan airlingkungan atau saluran drainase.
2. Sistem Komunal IPAL Komunal
Sistem ini diaplikasikan dalam bentuk program SANIMAS Sanitasi Masyarakat. Di mana untuk Kabupaten Sanggau pelaksanaan dari program
ini sampai saat ini baru dimulai. Tangki septic menurut standar yang ada, tangki septic harus kedap air. Dalam kenyataannya tangki septic yang dimiliki
penduduk seringkali tidak sesuai dengan standar tersebut.
Gambar 2.1 Kondisi eksisting pembuangan air limbah dari WC black water
dan air limbah bekas cucian, mandi, dsb grey water
MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012
II 15
Peran serta masyarakat dan jender dalam penanganan Limbah cair, belum secara optimal terbentuk.
Permasalahan air limbah yang dihadapi Kabupaten Sanggau, yaitu: 1.
Belum ada perda yang mengatur tentang pengolahan air limbah rumah tangga atau domestik.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan air limbah
domesitik atau rumah tangga, sehingga masih banyak masyarakat yang membuang
grey water langsung ke saluran drainase tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu.
3. Lumpur tinja yang dibuang ke alam tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu
dan belum stabil kandungannya akan dapat menyebabkan masalah berupa penyakit, bau, dan mengundang lalat.
4. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari industri rumah tangga belum
dilakukan sehingga menyebabkan pencemaran air, pencemaran udara, yakni timbul bau tidak sedap dan turunnya kualitas lingkungan.
5. Demikian juga limbah Potong Hewan belum dikelola secara baik, mengingat
Kabupaten Sanggau belum memilki Rumah Potong Hewan RPH, akibatnya terjadi pencemaran air sungai disekitar .
Hasil studi EHRA menunjukkan bahwa saat ini masyarakat Kabupaten Sanggau pada umumnya belum melakukan upaya pengelolaan air limbah domestik yang
berasal dari air mandi dan cucian grey water. Air limbah pada umumnya masih
banyak yang dibuang ke badan sungai, atau dibuang sembarangan. Sedangkan untuk pengelolaan limbah tinja, rumah tangga yang menggunakan tangki septik
sebagai wadah penampungan limbah tinja. Data Buku Putih Kabupaten Sanggau 2012 telah mendeskripsikan bahwa
kondisi ini terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola limbah domestik, serta masih terbatasnya kemampuan masyarakat untuk mengakses
fasilitas pembuangan air limbah domestik. Upaya masyarakat di tingkat kelompok dalam fungsi pengelolaan air limbah domestik saat ini juga telah mulai muncul.
Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Sanggau belum menerbitkan kebijakan yang terkait dengan penanganan air limbah domestik,
Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang perlu ditetapkan terkait dalam penanganan air limbah di Kabupaten Sanggau adalah :
MPSS Kab. Sanggau Tahun 2012
II 16
Peningkatan kinerja kelembagaan yang menangani air limbah
Optimalisasi peran serta masyarakat dalam mengelola sub sektor air limbah yang
memenuhi standar teknis dan kesehatan
Mengembangkan perencanaan pengolahan air limbah yang berwawasan lingkungan
Kajian mendalam dan optimalisasi opsi sanitasi khususnya penanganan air
limbah yang sesuai dengan kondisi topografi dan hidrologi
2.3. Sub Sektor Persampahan