umumnya relatif kecil, kadarnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kadar nitrogen, karena sumbernya lebih sedikit dibandingkan dengan sumber nitrogen di
perairan Effendi, 2003. Kadar fosfor pada perairan alami sekitar 0,005-0,02 mgl P-PO
4
UNESCOWHOUNEP, 1992. Kadar fosfor dalam ortofosfat P-PO
4
jarang melebihi dari 0,1 mgl, walapun pada perairan eutrofik Boyd, 1988. Keberadaan
fosfor secara berlebih yang disertai dengan keberadaan nitrogen akan menyebabkan blooming alga. Alga akan mengakumulasikan fosfor di dalam sel
melebihi kebutuhannya luxury consumption pada kondisi cukup fosfor. Kelebihan fosfor akan digunakan oleh alga saat kondisi lingkungan sedang
mengalami defisiensi fosfor sehingga alga dapat tumbuh beberapa waktu saat terjadinya defisiensi. Selama defisiensi fosfor, alga juga dapat menggunakan
enzim alkalin fosfat untuk memecah senyawa organofosfor Boney, 1989.
2.5.2 Cahaya
Seperti tumbuhan tingkat tinggi lainnya, mikroalga juga melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa
organik berupa glukosa dan ATP. Energi cahaya merupakan komponen utama dalam proses fotosintesis. Energi cahaya memegang peranan penting dalam
keberlangsungan kultivasi mikroalga, namun besaran intensitasnya harus diperhitungkan, agar intensitas yang digunakan mampu menembus densitas media
kultur FAO, 1996. Keragaman sinar cahaya matahari di daerah sekitar tempat penelitian yang dilakukan disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Keragaman sinar matahari harian rata-rata. sumber: Schmidt, 1950 dalam Kawaroe et al., 2010.
Sinar matahari di Indonesia mencukupi untuk kebutuhan kultivasi mikroalga karena menyinari Indonesia hampir sepanjang hari Kawaroe et al.,
2010.
2.5.3 Derajat Keasaman pH
Proses fotosintesis yang dilakukan oleh mikroalga berakibat menurunnya kadar CO
2
di dalam air. Penurunan kadar karbonsioksida tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan pH dan menyebabkan terhambatnya laju fotosintesis
Kawaroe et al., 2010. Kadar keasaman atau pH merupakan salah satu faktor penentu dalam keberlangsungan hidup mikroalga. Nilai pH yang sesuai secara
keseluruhan mikroalga ialah 7-9, namun rentang pH yang paling optimal bagi kultivasi mikroalga ialah 8.2-8.7 FAO, 1996.
2.5.4 TurbulensiPercampuranMixing
Mixing atau proses pengadukan sangat perlu untuk dilakukan agar pengendapan mikroalga tidak terjadi didasar media kultur, agar semua sel
mikroalga dalam populasi terpapar oleh cahaya matahari dan nutrien, dan agar meningkatkan pertukaran gas antara medium kultur dengan udara FAO, 1996.
2.5.5 Salinitas
Salinitas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertahanan tekanan osmotik antara intersel dengan lingkungan air sekitar
Kawaroe et al., 2010. Fitoplankton secara umum dapat menoleransi perubahan salintas yang sangat besar rentangnya. Namun kebanyakan spesies mikroalga
tumbuh baik dengan salinitas yang sedikit lebih rendah dari kadar salinitas di lingkungan alami mereka. Rentang salinitas yang paling optimum bagi
pertumbuhan mikroalga ialah 20-24
o oo
FAO, 1996.
2.5.7 Suhu