IMPi : indeks musim penangkapan bulan ke-i FK
: faktor koreksi. Kriteria Indeks Musim Penangkapan IMP:
IMP 50 : Musim paceklik
IMP 50 IMP 100 : Bukan musim penangkapan
IMP 100 : Musim penangkapan
Analisis Keberlanjutan
Analisis keberlanjutan sumber daya perikanan di perairan Bengkulu dilakukan dengan teknik Multi Dimensional Scaling MDS melalui pendekatan
RAPFISH Rapid Asessment Technique for Fisheries yang dikembangkan oleh Fisheries Center, Univercity Of British Colombia Kavanagh 2001 ; Pitcher dan
Preikshot 2001; Alder et al. 2002; Cisse et al. 2014. Tahapan analisis keberlanjutan sumber daya perikanan di perairan Bengkulu adalah penentuan
atribut tergantung kepada karakteristik yang dikaji dan bisa saja berbeda
–beda Garcia et al. 2000 dan Alder et al.2002. Penyusunan atribut keberlanjutan
sumber daya perikanan berdasarkan pendekatan 5 lima dimensi keberlanjutan yaitu: 1 dimensi ekologi; 2 dimensi ekonomi; 3 dimensi sosial; 4 dimensi
kelembagaan; Dan 5 dimensi teknologi.
Pembuatan skor nilai didasarkan pada pengamatan di lapangan, hasil wawancara, kuisioner ataupun data sekunder yang tersedia. Adapun skor yang
diberikan berkisar antara 1-3 tergantung pada keadaan masing –masing
berdasarkan modifikasi modul EAFM Ecological Aproach to Fisheries Management dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, WWF dan PKSP.L
–IPB 2012. Nilai buruk mencerminkan kondisi paling tidak menguntungkan bagi
pengelolaan keberlanjutan, sedangkan nilai baik mencerminkan kondisi paling menguntungkan bagi pengelolaan keberlanjutan. Pitcher 1999; Susilo 2003
sedangkan diantara nilai buruk dan baik ada nilai yang disebut dengan nilai tengah.
1 Skala Indeks Keberlanjutan, Analisis Monte Carlo dan Analisis Leverage
Skala indeks keberlanjutan mempunyai selang 0-100. Dalam penelitian ini disusun empat kategori status keberlanjutan Susilo 2003 yaitu : 0-25 buruk,
26-50kurang, 51-75cukup dan 76-100baik. Kavanagh 2001 menyatakan bahwa untuk mengetahui nilai galat maka dilakukan analisis Monte Carlo,yang
dilakukan sebanyak 25 kali ulangan pada metode RAPFISH. Analisis Leverage dilakukan untuk mengetahui atribut apa saja yang sensitif pada setiap dimensi
keberlanjutan yang digunakan. Dalam analisis ini setiap empat atribut yang paling sensitif dalam setiap dimensi akan menjadi atribut terpilih untuk dianalisis
kembali secara multidimensi untuk mengetahui status keberlanjutan secara multidimensi.
2 Nilai Stress dan Ordinasi dalam RAPFISH
Nilai Stess dapat mengukur seberapa dekat nilai jarak dua dimensi dengan nilai jarak multidimensi. Nilai stress yang dilambangkan dengan S dan koefisien
determinasi R
2
digunakan dalam mengukur goodness of fit. Hasil analisis yang baik ditunjukkan dengan nilai stress yang rendah S 0,25 dan nilai R
2
yang tinggi Fauzi dan Anna 2002.
Secara ringkas tahap analisis penggunaan metode MDS dalam teknik RAPFISH dapat dilihat dalam Gambar 3.
Gambar 3 Tahapan Analisis Aplikasi MDS dalam Teknik Rapfish.
Sumber : diadaptasi dari Alder et al. 2000
Analisis Kobe Plot
Dalam penentuan prioritas strategi kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan digunakan analisis kobe plot Zhang et al. 2009 dimana dilakukaan
prioritas berdasarkan nilai indikator Gambar 4 dan resiko Gambar 5, sehingga didapat killer indicator yang memiliki dampak besar dan sering terjadi, dalam
penelitian ini selain dilakukan pemilihan prioritas berdasarkan nila indikator dan resiko juga berpedoman pada hasil analisis leverage secara multi-dimensi dalam
penentuan killer indicator. Setelah itu dilakukan penentuan Periode Rencana Pengelolaan PRP Gambar 6. Kobe plot digunakan untuk visualisasi hasil
penilaian aspek ekologi dan aspek sosial kelembagaan, sosial, ekonomi dan teknologi. Jika aspek ekologi suatu ekosistem berada pada warna merah, berarti
buruk dan harus ada tindakan manajemen untuk memperbaiki sampai berda pada warna kuning sedang, sampai mencapai warna hijau baik. Jika aspek ekologi
dan sosial rendah berarti berada di warna merah, maka yang harus dilakukan adalah restoration strategy. Jika aspek sosial rendah dan ekologi tinggi berada
pada warna kuning maka yang harus dilakukan adalah social development
Simulasi Monte carlo untuk mengecek ketidakpastian dari analisis
Analisis leverage untuk mengidentifikasi anomali atribut yang dianalisis
Start
Review atribut dalam beberapa kriteria dan kategori
Penilaian Kelestarian
Penyusunan nilai skor dan penentuan titik referensi nilai tengah, bad dan good
Ordinasi MDS untuk tiap set atribut, rotasi plot ordinasi bad dan good dalam garis horizontal
Identifikasi data dan penentuan jenis perikanan berdasar kriteria yang ditentukan
strategy. Jika aspek sosial tinggi dan ekologi yang rendah berada pada warna kuning maka yang harus dilakukan untuk mencapai kondisi keberlanjutan adalah
conservation management strategy. Jika aspek sosial dan ekologi suatu ekosistem sudah berada pada warna hijau dan keduanya sudah memiliki nilai yang tinggi
maka yang harus dilakukan adalah sustaining strategy.
Skor aspek ekologi dan sosial didapatkan dari perhitungan yang diturunkan dari flag model skor 1 = merah kondisi ekosistem buruk, skor 2 =
kuning kondisi ekosistem bak, skor 3 = hijau kondisi ekosistem baik, yang skor setiap aspek merupakan skor rata
– rata dari setiap atribut pada masing – masing aspek. Nilai skornya sama dengan nilai skor pada analisis RAPFISH.
Gambar 4 Prioritas indikator Sumber : Habibi 2014
Gambar 5 Prioritas Resiko Sumber: Habibi 2014
Skor indikator
Warna indkator
Dampak kemungkinan
Target pebaikan Tahun 5
10 15
Killer indikator x
x X
1 Merah
Besar Sering
x x
X 2
Jarang x
X 3
Kuning Sedang
Sering x
X 4
Jarang X
5 Hijau
Kecil Sering
X 6
Jarang X
5 10
15 Jangka pendek
Jangka menengah Jangka panjang
Gambar 6 Periode Rencana Perbaikan Sumber : Habibi 2014
Tabel 2 Jenis, metode, analisis dan sumber data
Tujuan Peubah
Metode Penelitian Analisis Data
Sumber Data Output
Menganalisis pola pemanfaatan sumber daya
perikanan di Bengkulu 1.
jenis ikan yg sering ditangkap
2. fishing ground
3. ukuran hasil tangkapan
4. kondisi hasil tangkapan
5. alat tangkap
6. target ikan yg
ditangkap 7.
Musim penangkapan Wawancara
mendalam, pengamatan
langsung di lapangan, kuisioner.
Analisis statistik deskriptif ,IMP
Data primer di dapat dari pengamatan langsung di
lapangan dan data sekunder didapat dari DKP Prov. dan
Bengkulu Pola pemanfaatan
sumber daya perikanan di
Bengkulu
Menentukan potensi dan status sumber daya perikanan
di Bengkulu 1.
bobot ikan gram 2.
panjang ikan mm 3.
jumlah hasil tangkapan 4.
upaya perikanan effort
pengamatan langsung di
lapangan, study pustaka.
Analisis panjang bobot, Model Surplus
Produksi, model pertumbuhan dg
menggunakan FISAT II, RAPFISH
Data primer didapat dari pengamatan langsung di
lapangan dan data sekunder didapat dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota dan Provinsi Bengkulu
Indikator Performance
Populasi
Menganalisis usaha perikanan di perairan
Bengkulu 1.
jumlah RTP tangkap di Bengkulu
2. total penerimaan
3. total biaya
Wawancara mendalam,
pengamatan langsung di
lapangan, kuisioner
Analisis usaha Data primer didapat dari
pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder
didapat dari DKP Prov. dan Bengkulu dan BPS
Bengkulu. Rata
– rata jumlah penerimaan bersih
setiap RTP. keuntungan usaha
perikanan
Menentukan status masyarakat nelayan di Bengkulu.
1. Rata – rata jumlah
penerimaaan bersih setiap RTP
2. UMR
Wawancara mendalam,
kuisioner dengan
membandingkan rata –
rata jumlah penerimaaan bersih
setiap RTP dibagi dengan jumlah anggota
RTP dengan UMR Upah Minimum
Regional di Bengkulu. Data primer didapat dari
pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder
didapat dari DKP Prov. dan Bengkulu dan BPS
Bengkulu. Status Masyarakat
Nelayan di Bengkulu
23
Tujuan Peubah
Metode Penelitian Analisis Data
Sumber Data Output
Merumuskan strategi pemanfaatan sumber daya
perikanan yang berkelanjutan di Bengkulu.
1. status stok sumber
daya perikanan 2.
pola pemanfaatan 3.
penerimaan bersih RTP
4. status masyarakat
Wawancara mendalam,
kuisioner, pengamatan
langsung di lapangan
RAPFISH dan kobe plot
Data primer didapat dari pengamatan langsung di
lapangan dan data sekunder didapat dari DKP Prov. dan
Bengkulu dan BPS Bengkulu.
Rumusan Prioritas strategi pemnfaatan
sumber daya perikanan yang
berkelanjutan di Bengkulu.
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Provinsi Bengkulu terdapat di pesisir barat pulau Sumatera, yang secara geografis terletak antara
2º16’ U - 3º31’ S dan 101º01’ - 103º41’ Bujur Timur. Secara administrasi wilayah Provinsi Bengkulu berbatasan:
Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Lampung.
Luas wilayah Provinsi Bengkulu mencapai lebih kurang 1.978.870 Ha atau 19.788,7 km
2
dengan luas wilayah laut ZEE sebesar 194.596,5 Km² Propinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2011. Wilayah administratif Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 sembilan Kabupaten
dan 1 Satu Kota, 124 Kecamatan dan 1.508 DesaKelurahan. Kabupatenkota pesisir di Provinsi Bengkulu mencakup tujuh kabupatenkota dengan luas wilayah sebagai berikut:
1.
Kabupaten Bengkulu Selatan dengan luas wilayah darat 1.218,5 Km² dan wilayah laut 307,7 Km².
2. Kabupaten Bengkulu Utara dengan luas wilayah darat 5.616,00 Km² dan wilayah laut
2.118,2 Km². Termasuk Pulau Enggano 397,2 Km² dan Pulau Mega 3,1 Km²; 3.
Kota Bengkulu dengan luas wilayah darat 151,70 Km² dan wilayah laut 387,6 Km². 4.
Kabupaten Muko-Muko luas wilayah darat 4.143,70 Km² dan wilayah laut 862,2 Km²; 5.
Kabupaten Seluma dengan luas wilayah darat 2.461,50 Km² dan wilayah laut 422,7 Km². 6.
Kabupaten Kaur dengan luas wilayah darat 2.547 Km² dan wilayah laut 606,0 Km², 7.
Kabupaten Bengkulu Tengah dengan luas wilayah darat 1.223,94 Km² dan wilayah laut 161,49 Km² Sumber : BAKOSURTANAL, 2010
Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2013 berjumlah 1.814.400 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 925.700 jiwa dan perempuan 888.700 jiwa.
Keadaan iklim di Provinsi Bengkulu ditentukan oleh tinggi tempat dari permukaan laut dan jarak suatu tempat dari pantai serta ditandai dengan jumlah curah hujan. Curah hujan
dipengaruhi antara lain oleh keadaan geografis dan perputaran arus udara. Oleh karena itu curah hujan bervariasi pada masing-masing stasiun pengamat, yaitu rata-rata 2000-3000
mmtahun, dengan hari hujan antara 100 – 250 haritahun dan suhu minimum antara 20 – 23
ºC dan maksimum rata-rata 29 – 31 ºC.
Teritorial wilayah Propinsi Bengkulu terdiri atas daratan Pulau Sumatera dan Pulau Enggano beserta sembilan pulau kecil lainnya. Bentuk pantai memanjang dengan morfologi
landai dan relief rendah, serta pantai berteluk, terbuka lebar dengan morfologi landai dan relief rendah, sebagian kecil berbentuk tanjung dan teluk tertutup dengan morfologi terjal
dan relief tinggi. Ekosistem pesisir yang teridentifikasi, terdiri dari estuaria, mangrove, terumbu karang dan padang lamun.
Potensi Perikanan
Potensi lestari MSY perikanan tangkap di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 126.217 ton yang tersebar di perairan territorial 0-12 mil dan ZEE 12
–200 mil. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan diperkirakan sekitar 40,30 dari potensi lestari. Jenis
komoditi yang telah dimanfaatkan antara lain pelagis kecil, pelagis besar, dan demersal, selain itu juga terdapat beberapa jenis komoditi yang belum dimanfaatkan secara optimal
antara lain moluska dan crustacae. Potensi, tingkat pemanfaatan dan peluang pengembangan usaha perikanan di Provinsi Bengkulu ditampilkan pada Tabel 3.
25
Tabel 3 Potensi, Produksi, Tingkat Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Usaha Kelautan dan Perikanan di Provinsi Bengkulu
Jenis Kegiatan Luas Potensi
Luas Produksi Lestari
Tingkat Pemanfaatan Potensi Lestari
TonHa Ton
Perikanan Laut – 200 Mil
194.596,5 Km
2
126,217.00 50.871,70
40.30 Sumber: Bidang Perikanan Tangkap DKP Provinsi Bengkulu 2013
Data Statistik Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu tahun 2013 menunjukan bahwa produksi penangkapan ikan di laut sebesar 50.871,7 ton.
Data produksi penangkapan ikan ini apabila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.423,50 ton atau turun rata-rata sebesar 2,72. Tabel 4.
Sebaran produksi penangkapan ikan di laut menurut kabupatenkota menunjukkan bahwa Kota Bengkulu memiliki produksi penangkapan ikan di laut yang tertinggi dibandingkan
dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu, dan diikuti oleh kabupaten Muko Muko dan Bengkulu Utara. Kontribusi produksi penangkapan ikan di laut yang cukup besar dari Kota
Bengkulu, Kabupaten Muko Muko dan Bengkulu Utara terhadap total produksi penangkapan ikan di laut Provinsi Bengkulu terutama disebabkan karena tingginya jumlah nelayan dan alat
tangkap serta armada yang terdapat di ketiga kabupatenkota tersebut.
Tabel 4 Perkembangan Produksi Penangkapan Ikan Di Laut Menurut KabupatenKota Di Provinsi Bengkulu Pada Tahun 2012
– 2013
No. KabupatenKota
Tahun Ton Perkembangan
2012 2013
Ton 1
Kota Bengkulu 18.993,1
24.259,3 5.266,20
27,73 2
Bengkulu Utara 6.208,8
5.549,2 -659,60
-10,62 3
Bengkulu Selatan 1.634,2
1.898,2 264,00
16,15 4
Kaur 1.448,0
2.452,9 1.004,90
69,40 5
Seluma 1.073,9
1.225,1 151,20
14,08 6
Muko muko 21.459,6
13.946,5 -7.513,10
-35,01 7
Bengkulu Tengah 1.477,4
1.540,5 63,10
4,27 Jumlah
52.295,00 50.871,7
-1.423,30 -2,72
Sumber: Laporan Statistik Perikanan Tangkap DKP Propinsi Bengkulu 2013
Data pada Tabel 5 menunjukan bahwa armada penangkapan ikan di Provinsi Bengkulu didominasi oleh jenis armada perahu tanpa motor dan motor tempel yaitu lebih dari 85 dari
total armada penangkapan ikan sebanyak 4.783 unit. Sedangkan armada kapal motor hanya berkisar 14,30, dan didominasi oleh armada kapal motor berukuran lebih kecil dari 5 GT.
Kondisi ini menunjukan bahwa kegiatan perikanan tangkap di Provinsi Bengkulu didominasi oleh perikanan skala kecil dengan menggunakan armada dengan kapasitas yang terbatas dan
jangkauan daerah penangkapan ikan yang terbatas di sekitar perairan pantai 1
– 3 mil. Tabel 5 Jumlah Armada Penangkapan menurut Jenisnya di Propinsi Bengkulu, Tahun
2013. Jenis Armada
Jumlah Armada Unit Persentase Jumlah Armada
Perahu Tanpa Motor 1.739
36,36 Motor Tempel
2.360 49,34
Kapal Motor : 684
14,30 5 GT
385 8,05
5 - 10 GT 173
3,62 10 - 20 GT
62 1,30
20 - 30 GT 15
0,31
Jenis Armada Jumlah Armada unit
Persentase Jumlah Armada 30 - 50 GT
25 0,52
50 - 100 GT 24
0,50 100 GT
Jumlah 4.783
100
Sumber: Laporan Statistik Perikanan Tangkap DKP Propinsi Bengkulu 2013
Pola Pemanfaatan Sumber daya Perikanan di Perairan Bengkulu
Komposisi Hasil Tangkapan Ikan
Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Pulau Baai selama periode bulan Januari –
September Tahun 2014 terdiri dari 22 jenis ikan Tabel 6. Jenis ikan yang didaratkan antara lain tuna mata besar Thunnus obesus, madidihang Thunnus albacares, tuna sisirp biru
selatan Thunnus maccoyii, cakalang Katsuwonus pelamis, tongkol Euthynnus spp., kape kape Psenes sp., gerot gerot Pomadasys spp., layang Decapterus spp., kerapu
Epinephelus spp., kakap Lutjanus spp., terusan, bawal Pampus spp., kuwe Caranx spp., lencam Lethrinus spp., layur Trichiurus lepturus, manyung Arius thallassimus,
kurau Polydactylus spp., pari Rhinoptera spp., hiu Hemigaleus spp., tenggiri Scomberomorus sp., bleberan Thyssa sp. dan udang krosok Parapenaeopsis sculptitis.
Ikan kape kape Psenes sp., tenggiri Scomberomorus sp. dan bleberan Thryssa sp. merupakan jenis-jenis ikan dominan yang tertangkap di PPI Pulau Baai, ikan kape kape
sebesar 16,54, tenggiri 12,55 dan bleberan 4,17 dari keseluruhan produksi ikan yang didaratkan di PPI Pulau Baai Gambar 7.
Tabel 6. Jumlah produksi ikan yang didaratkan di PPI Pulau Baai Selama Bulan Januari –
September 2014
No. Jenis Ikan
Jumlah Produksi Kg Produksi
1 Tuna mata besar, Thunnus obesus
44.717,00 3,57
2 Madidihang, Thunnus albacares
58.271,00 4,65
3 Tuna sirip biru selatan, Thunnus maccoyii
74.391,00 5,94
4 Cakalang, Katsuwonus pelamis
145.534,00 11,61
5 Tongkol, Euthynnus spp.
207.395,00 16,55
6 Kape kape , Psenes sp.
207.253,00 16,54
7 Gerot-gerot , Pomadasys spp.
32.768,96 2,62
8 Layang Dungun, Decapterus spp.
74.890,00 5,98
9 Kerapu, Epinephelus spp.
45.051,00 3,60
10 Kakap, Lutjanus spp.
48.758,00 3,89
11 Terusan,
5.472,00 0,44
12 Bawal, Pampus spp.
19.177,00 1,53
13 Kuwe Gebur, Caranx spp.
8.684,00 0,69
14 Lencam Capa, Lethrinus spp.
14.897,00 1,19
15 Layur Bledang,
Trichiurus lepturus
13.316,00 1,06
16 Manyung Gaguk, Arius thallassinus
12.398,00 0,99
17 Kurau Senangin, Polydactylus spp.
11.986,00 0,96
18 Pari, Rhinoptera spp.
7.042,00 0,56
19 Cucut Hiu, Hemigaleus spp.
9.597,00 0,77
20 Tenggiri, Scomberomorus sp.
157.226,00 12,55
21 Bleberan, Thryssa sp.
52.254,00 4,17
22 Udang Krosok ,
Parapenaeopsis sculptitis
2.217,00 0,18
1.253.223,96 100
Sumber : PPI Pulau Bai Provinsi Bengkulu Tahun 2014
Komposisi ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan
di Pasar Bengkulu pada Bulan Oktober
– Nopember Tahun 2014 terdiri dari 9 jenis ikan Tabel 7 dan Gambar 8 , antara lain ikan kape kape Psenes sp. sebesar 39,25, tenggiri Scomberomorus spp. sebesar
13,14, parang parang Chirocentrus dorab sebesar 3,01, blato Carangoides uii sebesar 4,27, bleberan Thyssa sp. sebesar 8,44, tongkol Euthynnus spp. sebesar 3,53, gole
gole sebesar 0,06, dan ikan lainnya runcah sebesar 19,10. Ikan kape kape Psenes sp., tenggiri Scomberomorus spp. dan bleberan Thryssa sp.
merupakan beberapa ikan dominan yang tertangkap dan didaratkan di Pasar Bengkulu.
Sehingga ketiga jenis ini dipilih dengan sengaja untuk dijadikan pengambilan contoh dalam analisis data. Kape kape dan tenggiri
adalah wakil dari kelompok ikan target tangkapan nelayan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dan ikan bleberan adalah keterwakilan dari ikan yang bukan target hasil tangkapan
melainkan ikan yang tidak sengaja tertangkap oleh nelayan dan memiliki nilai ekonomis yang rendah.
Gambar 7 Komposisi jenis ikan yang tertangkap dan didaratkan di PPI Pulau Bai pada Bulan Januari
– September Tahun 2014. Tabel 7 Jenis dan Jumlah Ikan yang didaratkan di Pasar Bengkulu pada Bulan Oktober
– Nopember Tahun 2014
Jenis Ikan Jumlah Kg
Produksi Kape kape, Psenes sp.
4.649,8 39,25
Tenggiri, Scomberomorus sp. 1.557,0
13,14 Parang parang, Chirocentrus dorab
356,3 3,01
Blato, Carangoides uii 506,4
4,27 Bleberan, Thryssa sp.
999,7 8,44
Tongkol, Euthynnus spp. 418,0
3,53 Gole gole,
7,4 0,06
Bledang,
Trichiurus lepturus
Ikan lain-lain Rucah 1.089,1
2.262,4 9,19
19,10 Jumlah
11.846,10 100,00
Sumber : diolah Tahun 2014 4
5 6
12 17
3 6
4 4
2 1
1 17
1 1
1 1
1 13
4 0
Big Eye Yellow Fin
Blue Fin Cakalang
Tongkol Kerong Gerot 2
Layang Dungun Kerapu
Kakap Terusan
Bawal Kuwe Gebur
Lencam Capa Kape kape
Layur Bledang Manyung Gaguk
Gambar 8 Komposisi jenis ikan yang tertangkap dan didaratkan di Pasar Bengkulu pada Bulan Oktober - Nopember Tahun 2014.
Secara umum produksi ikan yang tertangkap di Perairan Bengkulu cenderung berfluktuasi. Berdasarkan data statistik perikanan tangkap selama periode 2009
– 2013 hasil tangkapan ikan Kape kape dan Tenggiri cenderung mengalami peningkatan, sedangkan ikan
Bleberan sempat terjadi peningkatan dan menurun tajam walaupun mengalami kenaikan kembali di Tahun 2013 Tabel 8 dan Gambar 9.
Tabel 8. Perkembangan jumlah hasil tangkapan ton ikan Bleberan, Kape kape dan Tenggiri di Perairan Bengkulu, Tahun 2009-2013
Tahun Bleberan ton
Kape kape ton Tenggiri ton
2009 1.003,00
1.203,30 1.264,50
2010 2.114,00
1.134,81 1.331,50
2011 734,00
1.521,00 1.339,30
2012 638,90
1.120,00 1.414,10
2013 1.884,30
1.536,70 2.482,80
Total 6.374,20
6.515,81 7.832,20
Sumber : Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Bengkulu Tahun 2013
Gambar 9 Grafik perkembangan jumlah hasil tangkapan ton ikan Bleberan, kape kape dan Tenggiri di Perairan Bengkulu Tahun 2009- 2013
39
13
3 19
4 9
4 9
Kape kape Tenggiri
Parang parang Ruca
Blato Bleberan
Tongkol Gole gole
Bledang
0.00 1,000.00
2,000.00 3,000.00
4,000.00 5,000.00
6,000.00 7,000.00
8,000.00 9,000.00
2009 2010
2011 2012
2013 Total
Bleberan ton Kape
– Kape ton Tenggiri ton
Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan bagi nelayan di Perairan Bengkulu membentang sepanjang garis pantai ke arah laut. Adapun rincian daerah
– daerah penangkapan ikan dari fishing base Manna Pasar bawah, Pasar Bengkulu, Pasar Bantal, Pasar Ipuh dan Pulau Baai pada Tabel 9
dan Gambar 10. Tabel 9. Daerah Penangkapan Ikan di Perairan Bengkulu
No. Fishing Base
Daerah Penangkapan Ikan Jarak dari Fishing Base
1. Manna Pasar Bawah
Talo Padang Guci
Pino Maras Pantai Pasar Bawah
Alas 3 jam
3 jam 1 jam
1 jam 0,5 -2 jam
2. Pasar Bengkulu
Kuala Pasar Bengkulu Pondok Besi
Selolong Karang Sawang
Keramat Tengah Perawaan
Gosong Sembilan Ketaping
Kelapa Rami Pencinan
Sepit Kayu Runduk
0,5 – 1 jam
0,5 – 1 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
6 – 9 jam
3. Pasar Bantal
Muara Talang Bantal Teramah
Air Dikit 0,5 jam
1 jam 1 jam
4. Pasar Ipuh
Air Hitam Talang bakung
Retak Ilir Air Rami
Air Buluh 1 jam
0,75 jam 0,5 jam
0,75 jam 0,5 jam
5. Pulau Baai
Muko muko Padang Guci
Bintuhan Lais
Palik 7-9 jam
7-9 jam 7-9 jam
5 jam 4 jam
Sumber : Wawancara, Kuisioner, 2014 dan Tiennansari 2000
Gambar 10 Peta Daerah Penangkapan Ikan bagi Nelayan di Perairan Bengkulu