Konsep Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

memperparah keadaan dan lebih mempersempit ruang gerak untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Sementara Mulyadi 2005 menunjukkan adanya 4 empat masalah pokok yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu: 1 Kurangnya kesempatan lack of opportunit y. 2 Rendahnya kemampuan low of capabilities. 3 Kurangnya jaminan low of level-security. 4 Keterbatasan hak-hak sosial, ekonomi dan politik. Disamping hal yang telah diuraikan diatas, untuk mengatasi persoalan kemiskinan pada masyarakat nelayan, adalah juga mengandung pengertian berupaya meningkatkan kesejahteraan nelayan itu sendiri. Dalam konteks usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan, maka upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah melalui peningkatan efisiensi usaha dan peningkatan pendapatan.

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di perairan Provinsi Bengkulu Gambar 2. Pengambilan contoh ikan dilakukan untuk identifikasi jenis ikan, pengukuran panjang dan bobot ikan serta pencatatan jenis dan jumlah hasil tangkapan ikan dilakukan di dua lokasi, yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Pulau Baai Bengkulu dan Pasar Bengkulu. Pemilihan kedua lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa sebagian besar hasil tangkapan ikan di perairan Bengkulu di daratkan di kedua lokasi tersebut dan dianggap sudah dapat mewakili kondisi sumber daya perikanan di perairan Bengkulu. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan terhadap responden yang berasal dari tujuh kabupatenkota pesisir di Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan selama 2 dua bulan pada Bulan Oktober dan November 2014. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian Potensi dan Pola Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan secara Berkelanjutan di Perairan Bengkulu

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer meliputi pengamatan langsung di PPI Pulau Baai dan Pasar Ikan Bengkulu, pengambilan contoh hasil tangkapan ikan yang didaratkan, partisipatif dalam kegiatan penangkapan ikan, parcipatory mapping dan wawancara. Pengamatan langsung dilakukan terhadap setiap aktivitas nelayan baik sebelum maupun sesudah melakukan penangkapan ikan. Pengamatan langsung juga dilakukan terhadap aktivitas keseharian rumah tangga nelayan. Pengumpulan data secara partisipatif dilakukan dengan terlibat secara langsung dalam kegiatan penangkapan ikan dan penanganan hasil tangkapan oleh nelayan. Parcipatory mapping dilakukan dalam pengumpulan data daerah penangkapan ikan. Wawancara dilakukan terhadap responden yang dipilih secara purposive pengambilan contoh dan dilakukan secara tatap muka dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dirancang sebelumnya. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelaahan pustaka terhadap dokumen yang diperoleh dari instansi – instansi terkait, antara lain Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Bengkulu dan BPS kabupatenKota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan KabupatenKota Bengkulu serta hasil penelitian dan referensi lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Sesuai dengan tujuan penelitian maka jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan dalam empat kelompok, yaitu : 1. Pola pemanfaatan sumber daya perikanan, jenis data yang dikumpulkan meliputi: jenis ikan yang sering ditangkap, fishing ground, ukuran ikan hasil tangkapan, kondisi hasil tangkapan, alat tangkap, target ikan yang ditangkap dan musim penangkapan. 2. Potensi dan status sumber daya perikanan, jenis data yang dikumpulkan meliputi: Bobot ikan, panjang ikan, jumlah hasil tangkapan dan upaya penangkapan. 3. Usaha perikanan, jenis data yang dikumpulkan meliputi: Total penerimaan dan total biaya setiap Rumah Tangga Perikanan RTP tangkap di Bengkulu. 4. Status masyarakat nelayan, jenis data yang dikumpulkan meliputi: Rata – rata jumlah penerimaaan bersih setiap RTP dan Upah Minimum Regional UMR. Sumber data untuk setiap jenis data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil pengumpulan data secara langsung dengan teknik pengambilan contoh terhadap hasil tangkapan, pemetaan partisipatif, wawancara, dan studi kepustakaan. Pengambilan contoh hasil tangkapan ikan dilakukan untuk menganalisa potensi dan status sumber daya ikan dengan melakukan pengukuran panjang dan bobot terhadap tiga jenis ikan yaitu: ikan Kape Kape Psenes sp., Bleberan Thryssa sp. dan Tenggiri Scomberomorus sp.. Ketiga jenis ikan ini dipilih karena merupakan jenis ikan yang paling umum ditangkap oleh nelayan di perairan Bengkulu, selain itu juga ikan Kape Kape Psenes sp. dan Tenggiri Scomberomorus sp. merupakan jenis ikan target penangkapan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sedangkan ikan Bleberan Thryssa sp. merupakan jenis ikan bukan target penangkapan yang memiliki nilai ekonomis yang rendah. Selama penelitian telah dilakukan pengambilan contoh hasil tangkapan untuk pengukuran panjang dan bobot ikan masing-masing ikan Kape Kape Psenes sp. sebanyak 1.217 ekor, ikan Bleberan Thryssa sp. sebanyak 699 ekor dan ikan Tenggiri Scomberomorus sp. sebanyak 492 ekor. Pemetaan partisipatif dilakukan untuk menentukan daerah penangkapan ikan dengan berpedoman pada peta perairan Bengkulu. Data dan informasi yang diperoleh dari hasil pemetaan partisipatif berupa lokasi dan waktu penangkapan ikan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan terkait dengan tujuan penelitian. Daftar pertanyaan disusun dengan berpedoman pada kebutuhan data dan informasi yang ingin diperoleh dari para responden. Aspek utama yang ditanyakan meliputi : 1. Aspek keberlanjutan sumber daya ikan 2. Aspek habitatlingkungan sumber daya ikan 3. Aspek praktek penangkapan ikan 4. Aspek ekonomi dan sosial