Tujuan Penelitian PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan merupakan hal yang cukup sulit dan menantang tanpa disertai dengan pengelolaan bukan saja dapat mengabaikan kemunduran kualitas sumber daya dan lingkungan tetapi juga berdampak dalam hal distribusi pendapatan dan kesejateraan masyarakat. Tanpa pengaturan, sektor pembangunan yang tampaknya kuat dapat menjadi dominan, sebaliknya sektor yang tampaknya lemah akan makin berkurang dan akhirnya hilang Nikijuluw 1995. Pengelolaan perikanan yang tidak bertanggungjawab juga akan mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan perairan yang akan merugikan perikanan itu sendiri. Dalam memahami sumber daya alam, terdapat dua pandangan yang umumnya digunakan. Pertama adalah pandangan konservastif atau sering disebut juga pandangan pesimis atau Prespektif Malthusian. Dalam pandangan ini risiko akan terkurasnya sumber daya alam menjadi perhatian utama. Sumber daya ini dianggap sebagai sumber daya tidak terpulihkan exhaustible dimana memiliki supply yang terbatas sehingga eksploitasi terhadap sumber daya tersebut akan menghabiskan cadangan sumber daya. Dengan demikian dalam pandangan ini, sumber daya alam harus dimanfaatkan secara hati-hati karena adanya faktor ketidakpastian terhadap apa yang akan terjadi untuk generasi mendatang. Pandangan kedua adalah pandangan eksploitatif atau sering disebut sebagai Prespektif Ricardian. Dalam pandangan ini dikenal dengan flow atau sumber daya yang dapat diperbaharui dimana sumber daya diasumsikan memiliki supply yang infinite atau tak terbatas. Dalam pandangan ini sumber daya ada yang tergantung pada proses biologi untuk regenerasinya dan ada yang tidak. meskipun demikian, untuk sumber daya yang biasa melakukan proses regenerasi jika telah melewati batas titik kritis kapasitas maksimum secara diagramatik akan berubah menjadi sumber daya yang tidak diperbaharui Anwar 2002; Fauzi 2000. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber daya perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa. Sebagai salah satu sumber daya alam yang bersifat dapat diperbaharui renewable, pengelolaan sumber daya ini memerlukan pendekatan yang bersifat menyeluruh dan hati-hati. Mengingat sifat dari sumber daya perikanan yang dikenal dengan akses open access yang memberikan anggapan bahwa setiap orang atau individu merasa memiliki sumber daya tersebut secara bersama common property. Menurut Anwar 2002, pada keadaan sumber daya yang bersifat open access resource akan terjadi pengurasan sumber daya yang pada akhirya akan terjadi kerusakan sumber daya. Hal ini terjadi karena semua individu baik nelayan maupun pengusaha perikanan laut akan merasa mempunyai hak untuk mengeksploitasi\sumber daya laut dan memberlakukannya sesuka hati dalam rangka masing-masing memaksimumkan bagian share keuntungan, tetapi tidak seorangpun mau memelihara kelestariannya. Oleh karena itu, sifat open access resource tersebut dapat dikatakan tidak ada yang punya atau sama saja dengan tidak ada hak yang jelas atas sumber daya yang bersangkutan res commune is res nullius.

2.3 Kebijakan Pembangunan Perikanan

Menurut Parsons 2001, kebijakan adalah seperangkat aksi atau rencana yang mengandung tujuan politik, dan merupakan manivestasi dari penilaian yang