Anggota Sekunder Rantai Pasok Brokoli

C. Proses Bisnis Rantai Pasok Brokoli

Proses bisnis rantai pasok mencerminkan proses-proses yang terjadi di sepanjang rantai pasok brokoli. Proses bisnis rantai yang baik adalah proses bisnis yang saling terintegras satu sama lain. Hal-hal yang dikaji dalam proses bisnis rantai adalah hubungan proses bisnis rantai, pola distribusi, perencanaan kolaboratif, aspek risiko, dan proses membangun kerpercayaan trust building. Hubungan Proses Bisnis Rantai Pasok Brokoli Menurut Chopra dan Meindl 2004, terdapat dua cara untuk menganalisis proses bisnis pada seluruh rantai pasok, yakni cycle view dan push or pull view. Pada cycle view terdapat empat proses bisnis, diantaranya procurement, manufacturing, replenishmen t, dan customer order. Setiap proses cycle view memiliki perannya masing-masing diantara pelaku rantai pasok. Siklus procuremen t merupakan siklus pemesanan bahan baku dari pemasok supplier. Siklus manufacturing merupakan siklus pengolahan bahan baku menjadi produk jadi finished good. Siklus replenishment merupakan siklus pengisian produk kembali yang dibeli dari anggota rantai pasok sebelumnya karena selisih jumlah pemesanan atau adanya pemesanan tambahan dari konsumen akhir atau permintaan yang tidak terduga. Dan siklus customer order merupakan siklus pemesanan yang dilakukan oleh konsumen akhir. Push or pull view menjelaskan dua kategori pandangan terhadap tindakan yang dilakukan pelaku rantai pasok dalam mengantisipasi atau merespon permintaan konsumen. Push or pull view dilihat dari kapan proses pemesanan dilakukan oleh konsumen akhir Chopra dan Meindl 2004. Proses pull dilakukan saat pemesanan konsumen akhir terjadi, sehingga dilakukan untuk merespon pemesanan konsumen, sedangkan proses-proses yang dilakukan sebelum pemesanan konsumen akhir terjadi atau untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang cukup kritis masuk kategori proses push. Pada rantai pasok brokoli hanya terdapat tiga siklus, yaitu procurement, replenishment , dan customer order. Siklus manufacturing tidak terdapat dalam rantai pasok ini karena tidak melibatkan anggota rantai pasok yang berperan sebagai pengolah langsung. Petani mitra hanya melakukan sortasi dan grading, begitu pula dengan CV. Yan’s Fruits and Vegetable yang hanya melakukan pengemasan dan pelabelan. Siklus procurement dilakukan oleh ritel kepada CV. Yan’s Fruits and Vegetable dan CV. Yan’s Fruits and Vegetable kepada petani mitra untuk merespon permintaan konsumen. Pemesanan pre-order dilakukan melalui e-mail, pesan singkat, dan faximile. Siklus procurement termasuk dalam proses pull. Siklus replenishment dilakukan oleh ritel dan perusahaan dengan menambah jumlah pesanan dari jumlah pesanan sebenarnya, sebagai antisipasi jika terjadi pemesanan tambahan dari konsumen atau jika terjadi kerusakan pada produk. Siklus replenishment termasuk dalam proses push. Dan siklus customer order dilakukan oleh konsumen dengan memesan secara langsung kepada pihak ritel. Pola Distribusi Pola distribusi dalam rantai pasok brokoli akan menjelaskan tiga komponen utama, yakni aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi. Ketiga aliran ini akan dianalisis apakah berjalan lancar atau tidak dan kendala yang dihadapi pada masing-masing pola distribusi. Produk yang dialirkan dalam rantai pasok ini adalah brokoli. Brokoli yang telah dikemas merupakan produk akhir yang diterima konsumen akhir. Kualitas brokoli yang didistribusikan adalah kualitas super. Aliran produk dimulai dari petani melakukan panen saat umur dan fisik brokoli sudah memenuhi standar, lalu dilakukan sortasi dan grading. Brokoli yang dipanen petani adalah brokoli dengan berat 100-750 gram, bunga rapat dan berwarna hijau kebiruan, dan tidak busuk batang. Selanjutnya brokoli dikemas degan plastik kemasan 15 kg untuk diantar ke gudang pemasaran. Sampai di gudang pemasaran, brokoli akan langsung dijemur untuk menghilangkan embun, lalu disortasi lagi dengan memotong batang yang busuk dan menghilangkan hama yang masih menempel pada bunga, batang, dan daun brokoli, dikemas dengan roll film wrapping serta diberi label, ditimbang serta dibagikan ke dalam kontainer menurut jumlah pesanan ritel, dan terakhir didistribusikan ke ritel. Sesuai dengan penjelasan di atas, produk dialirkan mulai dari petani hingga ritel. Namun, produk dapat dialirkan berkebalikan saat ditemukan cacat pada brokoli. Produk yang ditolak oleh ritel akan dikembalikan ke perusahaan. Setiap ritel memiliki kualitifikasi produk yang berbeda-beda. Ada yang bersedia menerima brokoli dengan bentuk yang tidak bulat sempurna dan ada yang tidak mau menerima sama sekali walaupun tingkat kecacatannya rendah. Jika terjadi penolakan pada toko A, maka produk akan ditawarkan ke toko B. Jika terjadi penolakan lagi, maka akan ditawarkan lagi ke toko berikutnya. Proses tersebut berlanjut hingga pegawai, yang bertugas mengantar sayuran, menilai kerusakan produk sudah fatal dan tidak layak dijual di tingkat ritel. Produk yang rusak akan dibuang karena proses aliran produk hanya berlaku satu kali jalan, tidak ada proses rework. Perencanaan Kolaboratif Perencanaan dan penelitian kolaboratif adalah bagian dari kegiatan kerjasama kolaborasi antar pelaku dalam suatu rantai pasok. Perencanaan kolaboratif membutuhkan kerjasama, kesatuan, dan penyelarasan informasi antar pelaku rantai pasok. Tujuan rantai pasok brokoli adalah memenuhi permintaan konsumen akan brokoli yang berkualitas tinggi, tersedia secara kontinu, dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan CV. Yan’s Fruits and Vegetable melakukan perencanaan kolaboratif dengan para petani mitranya. Para konsumen memberikan informasi mengenai jumlah permintaan brokoli. CV. Yan’s Fruits and Vegetable melakukan perencanaan dengan cara menargetkan sebanyak 500 kg brokoli per hari nya. Target pengiriman harian berdasarkan pada peramalan permintaan dua minggu ke depan. Sistem pemanenan tidak dilakukan secara bersama-sama oleh semua mitra tani, tetapi pada bagian kemitraan yang menentukan petani mana yang akan panen pada minggu tersebut. Aliran informasi harus lancar karena akan mempengaruhi aliran produk dan aliran finansial. Informasi mengenai kualitas dan kuantitas brokoli yang diinginkan perusahaan dan ritel perlu disampaikan kepada petani secara jelas, agar masing- masing pihak mendapatkan keuntungan. Aspek Resiko Risiko yang diterima pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda. Risiko yang diterima petani terutama adalah gagal panen yang disebabkan oleh keadaan alam, misalnya adanya hujan yang terus menerus di pagi hari maka brokoli akan membusuk. Saat ini risiko gagal panen sepenuhnya masih ditanggung oleh petani. Selain gagal panen, risiko yang lain adalah pengembalian hasil panen karena komoditas yang dihasilkan tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh perusahaan. Risiko yang diterima oleh CV. Yan’s Fruits and Vegetable lebih banyak daripada yang diterima oleh petani. Sistem kemitraan menyebabkan perusahaan berkewajiban membeli semua hasil panen dari petani sesuai dengan harga yang telah disepakati. Jika keseluruhan petani memiliki produktivitas hasil yang baik, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kelebihan hasil panen dari petani yang menyebabkan kelebihan persediaan. Akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi, karena petani sendiri sudah memperkirakan hasil yang akan diperoleh. Perusahaan juga dapat mengalami kekurangan persediaan brokoli yang diakibatkan produktivitas petani yang rendah. Kekurangan persediaan menyebabkan CV. Yan’s Fruits and Vegetable harus membeli brokoli dari pengumpul dengan harga yang lebih tinggi. Produk brokoli yang dikirim kepada konsumen tidak seluruhnya diterima oleh mereka. Sortasi juga dilakukan di gudang ritel, sehingga apabila brokoli yang dikirim tidak sesuai dengan standar akan dikembalikan ke CV. Yan’s Fruits and Vegetable. Proses Membangun Kepercayaan Proses membangun kepercayaan atau trust building adalah proses saling menumbuhkan kepercayaan antara pelaku rantai pasok. Penciptaan kepercayaan sangat penting dan krusial agar terjalin kerjasama kolaborasi rantai pasok yang lancar dan harmonis. Salah satu wujud kekuatan suatu rantai pasok ditandai dengan kuatnya kepercayaan antar anggota rantai. Lemahnya hubungan kepercayaan akan menyebabkan salah satu pihak dalam rantai pasok berusaha mendapatkan keuntungan pribadi. Kepercayaan antara CV. Yan’s Fruits and Vegetable dengan petani mitra brokoli terbentuk karena telah mengenal satu sama lain. Perusahaan mengetahui kemampuan dan komitmen petani mitra brokoli, sementara petani mitra percaya perusahaan mampu memasarkan brokoli yang dihasilkannya dan mampu menjaga komitmen harga dengan petani. Perjanjian kerjasama kontraktual antara petani mitra dan perusahaan dilakukan secara lisan. Akan tetapi, belum ada pihak yang melanggar perjanjian kerjasama kontraktual tersebut. Kepercayaan antara CV. Yan’s Fruits and Vegetable dengan pihak ritel terjalin karena CV. Yan’s Fruits and Vegetable mampu memenuhi permintaan brokoli secara berkelanjutan dan selalu menjaga kualitas dari brokoli yang dikirim. Mengenai kuantitas, pihak ritel dapat memahami keadaan perusahaan, dengan syarat perusahaan harus memberi kabar kepada ritel melalui e-mail satu minggu sebelum pengiriman, jika mereka tidak dapat memasok sayuran dalam kuantitas sesuai dengan order. Kepercayaan juga terlihat dari pertukaran informasi mengenai harga. Kepercayaan pihak ritel dan CV. Yan’s Fruits and Vegetable terikat dengan kontrak tertulis, dimana isi dalam perjanjian kontraktual tersebut dapat berubah- ubah seiring dengan berjalannya kerjasama.

D. Sumber Daya Rantai Pasok Brokoli

Sumber daya rantai pasok merupakan segala hal yang digunakan untuk menghasilkan produk dan mengirimkannya kepada pelanggan transformasi sumber daya. Sumber daya rantai pasok terdiri dari sumber daya fisik, sumber daya manusia, teknologi, dan permodalan. Peninjauan sumberdaya milik pelaku rantai pasok dilakukan untuk mengetahui potensi-potensi yang dapat mendukung upaya pengembangan rantai pasok. Sumber Daya Fisik Sumber daya fisik pada rantai pasok brokoli meliputi, lahan pertanian di dataran tinggi, kondisi jalan transportasi, sarana dan prasarana pengangkutan. Kecamatan Lembang merupakan penghasil brokoli terbesar di Jawa Barat. Brokoli hanya membutuhkan lahan pada dataran yang tinggi yaitu pada ketinggian 1 000 – 2 000 meter diatas permukaan laut, dengan derajat kemasaman tanah berkisar antara 5.5 – 6.0. Semakin tinggi letak lahan tersebut pertumbuhan brokoli semakin sempurna. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya brokoli yaitu 154 470 m 2 , yang terbagi oleh 30 orang petani mitra. Sumber daya fisik lainnya adalah peralatan yang digunakan dalam budidaya brokoli, seperti cangkul, pacul, arit, plastik mulsa, dan sprayer atau tabung penyemprotan. Untuk penanganan pasca panen brokoli, petani mitra menggunakan pisau stainless steel untuk memotong batang dan daun, keranjang, dan plastik. Petani menggunakan motor untuk mendistribusikan sayuran ke gudang pengemasan CV. Yan’s Fruits and Vegetable. Sumber daya fisik yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi jalan transportasi. Hanya ada satu jalan kabupaten yang menuju ke Kecamatan Lembang atau ke arah luar Kecamatan Lembang, sehingga sangat memprihatinkan apabila jalan rusak atau longsor maka jalur distribusi sayuran ke ritel sangat terganggu. Kondisi jalan yang rusak dan sempit, serta jumlah kendaraan yang padat, sehingga menyebakan lamanya proses distribusi. Hal ini mengganggu kelancaran distribusi brokoli dan sangat rentan dari kerusakan. Transportasi yang digunakan oleh CV. Yan’s Fruits and Vegetable untuk mengangkut brokoli ke ritel adalah mobil box yang dilengkapi dengan alat pendingin untuk mencegah kerusakan produk sebelum sampai ke tangan ritel atau konsumen. Kapasitas alat angkut adalah 25 kontainer per mobil. Sumber daya fisik lain yang dimiliki CV. Yan’s Fruits and Vegetable adalah bangunan kantor merangkap gudang pemasaran, peralatan penunjang kegiatan kantor seperti komputer, printer, mesin fax, telepon, dan alat tulis, satu mobil pick up untuk menjemput sayuran dari petani yang kebunnya jauh, dan 5 buah mobil box untuk mengantar sayuran ke ritel. Untuk sortasi dan pengemasan, perusahaan menggunakan pisau, gunting, plastik wrapping film ukuran besar, timbangan besar dan kecil, keranjang panen kontainer, dan sarana penunjang lainnya. Ritel memiliki sumber daya fisik berupa bangunan toko dan gudang penyimpanan cool storage. Gudang penyimpanan berguna untuk menjaga kesegaran sayuran karena CV. Yan’s Fruits and Vegetable tidak setiap hari memasok sayuran, sehingga dapat menjaga kualitas sayuran.