Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah analisa aktivitas enzim kasar kitinase dengan menggunakan metode Hong et al. 1989
Lampiran 2,
menganalisa pertumbuhan
dengan menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 600nm untuk menghitung optical density OD dari konsentrasi biomassa.
2. Hidrolisis kandungan kitin dalam tepung cangkang udang menggunakan
enzim kasar kitinase
Proses hidrolisis tepung cangkang udang dilakukan dengan menginkubasi tepung cangkang udang dengan enzim kasar kitinase dengan
lama waktu inkubasi selama 12 dan 24 jam. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan perlakuan dosis enzim 2 unit enzim100gr tepung, 3 unit
enzim100gr tepung, 4 unit enzim100gr tepung, 5 unit enzim100gr tepung.
Enzim kasar kitinase diberikan kedalam wadah berisi tepung cangkang udang menggunakan sprayer sambil diaduk sedikit demi sedikit. Setelah lama
inkubasi terpenuhi, wadah yang berisi tepung cangkang udang dimasukkan kedalam freezer untuk menghentikan kerja enzim kasar kitinase.
Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah menganalisa kandungan kitin Lampiran 3, menganalisa kandungan nutrisi TCU kadar
air, kadar protein, serat kasar, kadar lemak, BETN dengan menggunakan metode proximat Lampiran 1, serta menganalisa kandungan asam amino
dari TCU dengan menggunakan HPLC Lampiran 4.
b. Tahap II 1.
Uji kecernaan bahan baku terhadap ikan patin
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin Pangasius sp. dengan bobot rata
– rata 0,82 ± 0,04 gr. Sedangkan wadah pemeliharaan yang digunakan adalah akuarium berukuran 50 x 50 x 60 cm. Volume air
dalam akuarium adalah 90 liter. Pada masing – masing akuarium diberi aerasi
dan heater. Air yang digunakan dalam penelitian berasal dari sumur, kemudian ditampung dalam bak penampungan dan diaerasi. Pemberian aerasi
dimaksudkan untuk memperkaya kandungan oksigen dalam air.
Pakan perlakuan digunakan untuk uji kecernaan terdiri dari pakan acuan Noegroho, 2000 dan pakan campuran bahan uji dengan perbandingan 70
pakan acuan dan 30 bahan uji. Pakan diberi kromium trioksida Cr
2
O
3
sebagai marker sebesar 0,5 ww NRC 1993. Komposisi pakan acuan dan pakan uji ditunjukkan pada Tabel 4. Analisa proximat pada pakan uji dan
pakan acuan disajikan pada Tabel 5.
11
Tabel 4. Komposisi pakan referensi Noegroho 2000 dan pakan uji Pakan Referensi
Pakan Uji TCU
TCUh Tepung Ikan
50,92 35,64
35,64 Tepung Terigu
32,28 22,60
22,60 Minyak Ikan
7,4 5,18
5,18 Vitamin
1,4 0,98
0,98 Mineral
5 3,50
3,50 CMC
2,5 1,75
1,75 Cr
2
O
3
0,5 0,35
0,35 Bahan Uji
- 30
30 Total
100 100
100 Tabel 5. Komposisi proximat pakan uji kecernaan bobot kering
Pakan Referensi Pakan Uji
TCUh TCU
Kadar air 4,08
5,71 6,64
Protein kasar 32,15
31,66 28,56
Lemak kasar 9,43
11,71 8,66
Kadar abu 20,33
16,41 20,16
Serat kasar 6,73
0,46 6,48
BETN 27,28
34,05 29,5
CP 8,00
9,18 8,54
Pemberian pakan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali sehari pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 at satiation. Pengumpulan feses mulai dilakukan satu
jam setelah pemberian pakan uji dengan asumsi pakan sudah tercerna oleh ikan dalam waktu 1 jam. Feses diambil satu jam setelah pemberian pakan
dengan mengangkat selang aerasi dalam wadah pemeliharaan agar feses tidak teraduk didalam air. Setelah ±10 menit setelah selang aerasi diangkat, feses
diambil dengan cara penyiphonan dan ditampung didalam gayung. Pemindahan feses dari wadah penampung ke dalam botol sampel dilakukan
secara perlahan agar kromium yang terkandung didalam feses tidak larut ke media air. Setelah itu, feses dipindahkan ke botol sampel dan disimpan dalam
freezer.
Parameter Pengamatan Parameter yang diamati adalah nilai kecernaan protein dan nilai
kecernaan total dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Takeuchi 1988: