POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENGRAJIN HOME INDUSTRY BORDIR Studi Di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang Jawa Timur

POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENGRAJIN HOME INDUSTRY
BORDIR Studi Di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten
Malang Jawa Timur
Oleh: Rokhmatul Agnis Permatasari ( 05240013 )
Sociology
Dibuat: 2010-06-07 , dengan 7 file(s).

Keywords: Kata Kunci : hubungan kerja, Home Industri
ABSTRAK
Dalam sebuah sentra home industry bordir pasti terdapat banyak pengrajin, begitu juga dengan home industry
yang berada di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Home industry di Desa Sumberpasir
merupakan pusat kerajinan bordir, dan produk yang dihasilkanya antara lain busana muslim, mukena, taplak,
sarung bantal,dll. Menurut data dari desa pada tahun 1975 merupakan awal munculnya Home industry bordir. Dari
awal munculnya hanya terdapat 5 pengrajin, kemudian dalam perkembanganya sekarang telah menjadi 245
pengrajin dan hanya 10 orang saja yang mampu memproduksi sendiri. Banyaknya jumlah pengrajin meununtut
adanya pola hubungan kerja yang jelas, agar dapat mendukung perkembangan home industry itu sendiri. Adapun
rumusan masalah dalam penbelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimanakah Pola Hubungan Kerja Antar
Pengrajin Home Industry Bordir di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang? Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan ini untuk mengetahui, Untuk mengetahui Pola Hubungan Kerja Antar Pengrajin Home
Industry Bordir di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Yaitu sentra home industry bordir, Subyek penelitian
ini adalah para pengrajin/pemiliik usaha Home industry Bordir yang ada di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis,
Kabupaten Malang. Dengan demikian maka teknik sampling yang digunakan adalah snowball. sedangkan teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi., teknik analisa datanya
adalah deskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah Teori Pertukaran Sosial oleh George C. Homans dan Peter M
Blau, karena Homans lebih menekankan perspektifnya dalam hubungan antar individual saja, oleh karena itu
dalam menganalisa pola hubungan kerja antar pengrajin home industri bordir yang berada dalam kelompok
digunakan perspektif Blau.
Hasil penelitian ini menunjukan Pola Hubungan kerja yang terjalin antar pengrajin home industrry Bordir di Desa
Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang ini adalah pola hubungan kerja yang bersifat simetris.
Hubungan kerja tersebut meskipun dalam konteks simetris, terdapat ketidak seimbangan. Ketidak seimbanngan
yang terjadi diakibatkan karena adanya perbedaan kekuatan pada : Modal, Ketrampilan, Kreatifitas, Relasi dengan
distributor dan yang terakhir adalah Tingkat SDM (Sumberdaya Daya Manusia), yang mengakibatkan terbentuknya
pola hubungan asimetris.

ABSTRACT
In a home center industry must have a lot of embroidery artisans, as well as a home industry in the Village
Sumberpasir, Sub Pakis, Malang regency. Home industry in the village is the center Sumberpasir embroidery
crafts, and products that include dihasilkanya Muslim fashion, mukena, tablecloths, pillowcases, etc.. According to

data from the village in 1975 is the beginning of the emergence Home embroidery industry. From the initial
emergence, there were only 5 craftsmen, then in perkembanganya has now become 245 craftsmen and only 10
people were able to produce themselves. A large number of patterns meununtut craftsmen working relationship
clearly, in order to support the development of home industry itself. The formulation of the problem in this
penbelitian are as follows: How Patterns of Employment Inter-Master Craftsman Home Industry Embroidery
Sumberpasir Village, Sub Pakis, Malang regency? The goals of this writing to learn, to learn patterns of
Employment Inter-Master Craftsman Home Industry Embroidery Sumberpasir Village, Sub Pakis, Malang Regency
The method used in this study are qualitative methods, location taken in this research is in Sumberpasir Village,
Sub Pakis, Malang regency. Home center industry that is embroidered, subject of this research is the craftsmen /
Home industry pemiliik Embroidery business in Sumberpasir Village, Sub Pakis, Malang regency. Thus, the
sampling technique used was snowball. whereas the data collection techniques in this research is observation,
interview and documentation., technical analysis is a descriptive qualitative data.
In this study, the theory used is the Social Exchange Theory by George C. Homans and Peter M Blau, because
Homans perspective emphasize the individual relations only, therefore, in analyzing the pattern of working
relationships between craftsmen home embroidery industry groups used in perspective Blau.
The results of this study showed that pattern established working relationship between the craftsman home in the
village of industrry Embroidery Sumberpasir, Sub Pakis, Malang regency is the pattern of industrial relations is
symmetrical. The employment relationship, although in the context of symmetry, there is imbalance. The lack of
due seimbanngan happens because of differences in power: Capital, Skills, Creativity, Relationships with
distributors and the last is the level of HR (Human Resources Resources), which resulted in a pattern of

asymmetrical relationships.