7
komunitas yang bernilai 1 jika Ya dan 0 jika Tidak. Sementara pada model kedua,
v
A merupakan akses terhadap BMT jika berlokasi di luar komunitas yang bernilai 1 jika
Ya dan 0 jika Tidak.
3. Hasil dan Pembahasan
Bagian ini akan memaparkan hasil deskripsi data dan analisis estimasi yang dilakukan dengan model ekonometrik pada bagian sebelumnya.
3.1. Akses-Jarak dan Religiusitas
Tabel 1 mendeskripsikan ringkasan statistik untuk penelitian ini. Dalam sampel 312 komunitas, walaupun rata-rata proporsi muslim dalam komunitas adalah mayoritas
yaitu sekitar 91 , namun total hanya 27 komunitas yang memiliki akses terhadap BMT. Terdiri dari 19 komunitas yangmemiliki akses terhadap BMT yang berlokasi
di luar komunitas out-akses, sementara itu hanya 6 komunitas yang memiliki akses terhadap BMT yang berlokasi di dalam komunitas tersebut in-akses. Fakta ini
memberikan beberapa indikasi penting. Pertama, jangkauan penyebaran BMT pada lokasi komunitas akses di dalam sampel
masih sangat rendah. Masih ada 13 19 - 6 komunitas yang harus menggunakan layanan BMT yang berlokasi di luar komunitas mereka akses ke luar.
Kedua, rata-rata jarak antara lokasi komunitas muslim dengan kantor BMT geographical distance di luar komunitas mereka pada tipe akses ke luar, cukup
memprihatinkan, yaitu sekitar 7 km. Bagaimana dengan relasi antara religiusitas dan jarak dengan status akses tersebut ?.
Tabel 3. Regressi Probit Tipe Akses dengan Religiusitas
---------------------------------------------------------------------------- Independent
Dependent Var : Dummy Tipe Akses thd BMT Var
1 2
3 4
inakses inakses
outakses outakses
---------------------------------------------------------------------------- muslim
0.135 1.750
0.19 2.19
musrel 0.449
1.836 0.58
2.35 cons
-1.671 -1.949
-2.465 -2.494
-2.57 -2.77
-3.24 -3.45
---------------------------------------------------------------------------- N
296 296
296 296
---------------------------------------------------------------------------- t statistics in parentheses
p0.05, p0.01, p0.001
Sumber : Data diolah
Hasil olahan regressi probit yang ditampilkan pada tabel 3 di atas mencoba memberikan jawaban awal atas pertanyaan di atas. Di sini ada 4 model regressi yang
diuji. Model 1 dan 2 menguji probabilitas proporsi muslim dan proporsi muslim religius dalam suatu komunitas terhadap akses di dalam terhadap BMT. Hasil olahan
regressi memperlihatkan bahwa walaupun relasi masing-masing status religiusitas
8
dengan tipe akses memiliki tanda arah +, sesuai hipotesis, namun relasinya tidak signifikan. Hal ini menjadi fakta menarik pertama untuk dipertanyakan. Kenapa
variabel proporsi muslim yang besar, tidak cukup untuk menjadi faktor dominan penentu keputusan mereka untuk menggunakan produk BMT, walaupun BMT itu
berlokasi di dalam akses di dalam komunitas mereka ?. Selanjutnya, model 3 dan 4, menguji probabilitas proporsi muslim dan proporsi
muslim religius terhadap akses ke luar terhadap BMT. Pada kedua model ini, relasi masing-masing status religiusitas dengan tipe akses memiliki tanda arah + dan
signifikan sesuai hipotesis. Hal ini tentu menjadi tambahan pertanyaan menarik selanjutnya. Idealnya muslim yang religius relatif lebih “terhimbau” dalam mengakses
BMT yang berada di luar lokasi tempat tinggalnya. Namun temuan dari olahan data ini menunjukkan bahwa komunitas dengan proporsi muslim yang religius juga tidak
cukup dominan untuk menentukan akses kepada BMT yang berlokasi di luar komunitas itu akses ke luar. Kenapa ?.
3.2. Akses di Dalam dan Religiusitas