15
c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orangtua merupakan panutan teladan bagi anak, termasuk disini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang menciptakan iklim yang
religius agamis, dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan tentang nilai- nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang
baik.
d. Sikap konsisten orangtua dalam menerapkan norma
Orangtua yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari prilaku berbohong atau tidak
jujur. Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup
terterntu, Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik, diantaranya yaitu:
1 Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak.
2 Faktor seberapa banyak model orang-orang dewasa yang simpatik, teman-teman,
orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain yang diidentifikasi oleh anak sebagai gambaran-gambaran ideal.
3 Faktor
lingkungan memegang
peranan penting.
Diantara segala
unsur lingkungan sosial yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah
unsur lingkungan berbentuk manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu.
4 Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan moral adalah tingkat
penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran menurut Kohlberg, dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana dikemukakan oleh Piaget.
Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menrut tahap-tahap perkembangan Piaget, makin tinggi pula tingkat moral seseorang.
5 Faktor
Interaksi sosial
dalam memberi
kesepakatan pada
anak untuk
mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.
7.5. Karakteristik Perkembangan Moral
16 Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah bahwa
sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu memecahkan
masala-masalah yang bersifat hipotetis maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi, tetapi juga pada
sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka Gunarsa,1988. Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran
akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggung jawabkannya
secara pribadi Monks, 1988. Perkembangan moral remaja yang demikian, jika meminjam teori perkembangan
moral dari Kohlberg berarti sudah mencapai tahap konvensioanl. Pada akhir masa remaja seseorang akan memasuki tahap perkembangan pemikiran moral yang disebut
tahap pascakonvensional ketika orisinilitas pemikiran moral remaja sudah semakin jelas. Pemikiran moral remaja berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak tergantung
lagi pada pendapat atau pranata yang bersifat konvensional. Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh faktor penentunya yang
beragam juga. Salah satu faktor penentu atau yang mempengaruhi perkembangan moral remaja itu adalah orangtua.
Menurut Adam dan Gullotta 1983 terdapat beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orangtua mempengaruhi nilai remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan tingka
moral orangtua b.
Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam tahapan nalar moralnya daripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja yan tidak nakal
mempunyai skor lebih tinggi dalam kemampuan nalar moralnya dari pada remaja yang nakal
c. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau
remaja , yaitu: 1. Orangtua yang mendorong anak untuk berdiskusi secara demokratik terbuka mengenai berbagai isu,
2. Orangtua yang menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berpikir induktif .
7.6. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral