32
BAB III MATERI POKOK 3 BEKAL AJAR AWAL PESERTA DIDIK
A. Indikator Keberhasilan
1. Sikap awal peserta didik diidentifikasi berdasarkan mata pelajaran yang diampu
2. Pengetahuan awal peserta didik diidentifikasi berdasarkan mata pelajaran yang
diampu 3.
Ketrampilan awal peserta didik diidentifikasi berdasarkan mata pelajaran yang diampu
4. Hasil identifikasi bekal ajar awal dimanfaatkan untuk penyusunan program
pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Bekal Ajar Diidentifikasi Berdasarkan Sikap Awal
1.1. Pengertian Sikap Awal
Sikap awal peserta didik merupakan salah satu variabel didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta didik. Aspek ini bisa berupa bakat,
minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir yang telah dimiliki peserta didik.
1.2. Identifikasi Sikap Awal
Pengalaman belajar merupakan proses yang dinamis dan kompleks dalam keseharian hidup manusia, sehingga terus ditingkatkan secara skala waktu dan kualitas
maupun kuantitas. Beberapa hal yang harus ditelaah dan diteliti terlebih dahulu tentang keadaan dasar atau sikap dasar atau kemampuan yang telah ada sebelum adanya
proses belajar. hal ini diharapkan atau bertujuan agar para pendidik mampu mengukur pencapaian tujuan belajar yang dilakukan dilihat dari segi proses dan hasil.
Dalam proses pengamatan ini, ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebagai suatu perhatian yang lebih khusus diantaranya : a. Faktor-faktor akademis b. Faktor-
faktor sosial c. Kondisi belajar
33 Adapaun sikap awal peserta didik menurut Goleman,Daniel 2000 dikelompokkan
ke dalam delapan kelas yaitu : 1
Belajar isyarat signal learning. Yaitu belajar dimana tidak semua reaksi sepontan manusia menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning
terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian
diturunkan. 2
Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
reinforcement sehingga terbentuk perilaku tertentu shaping. Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran
tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru memberI pertanyaan kemudian peserta didik menjawab.
3 Belajar merantaikan chaining. Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari
awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya. 4
Belajar asosiasi verbal verbal Association. Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang
atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan
alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu. 5
Belajar membedakan discrimination. Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya
yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak
versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk kubus peserta didik menerka ada yang bilang
berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb. 6
Belajar konsep concept learning. Belajar mengklasifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek- obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk
suatu konsep. konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri. Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga
34 teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep
dalam kuliah mekanika teknik. 7
Belajar dalil rule
learning. Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk
menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk
kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban
peserta didik, dalam hal itu hukuman diberikan supaya peserta didik tidak mengulangi kesalahannya.
8 Belajar memecahkan masalah problem solving. Tipe ini merupakan tipe
belajar yang
menggabungkan beberapa
kaidah untuk
memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi higher order rule.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada peserta didik untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau
penyelesaian dari masalah tersebut. Dalam mengenal dan mengetahui sikap awal dan karakteristik peserta didik
biasanya diterapkan dalam beberapa hal, yaitu: 1
Secara langsung dengan menggunakan metode-metode tertentu dengan melakukan
pengambilan data
yang ada dilapangan,
baik melalui
pengumpulan data, observasi dan sebagainya. 2
Secara tidak langsung melalui orang-orang terdekat dari peserta didik yang bersangkutan.
3 Dan
juga bisa
dilakukan melalui
lingkungan peserta
didik yang
bersangkutan. Adapun metode sederhana yang kiranya dapat dilakukan sebagai latihan dalam
menganalisis sikap dan karakteristik peserta didik, sebagai berikut : 1
Kumpulkanlah data sikap awal peserta didik dari sampel. Di samping data dari orang- orang yang dekat dengan sasaran, diperlukan pula data dari
sampel sasaran itu sendiri dengan bentuk self-report. Ikutilah langkah- langkah sebagai berikut:
• Tulislah kembali perilaku khusus yang telah berhasil Anda buat dalam
analisis intruksional;
35 •
Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala penilaian dalam bentuk skala Likert sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju; •
Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut dan perbanyak secukupnya;
• Berikan skala penilaian tersebut kepada sejumlah orang yang dapat
mewakili populasi sasaran. Jumlahnya juga tergantung dari besarnya populasi sasaran. Yang paling penting diperhatikan adalah orang-
orang tersebut memang
memiliki ciri seperti populasi sasaran, sehingga dapat dipandang sebagai sampel yang representative;
• Kumpulkan hasil isian tersebut.
2 Kumpulkanlah data sikap awal peserta didik dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut: •
Buatlah daftar pertanyaan atau kuisioner tentang sikap awal
peserta didik seperti;
• Tempat kelahiran dan tempat dibesarkan;
• Pekerjaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahliannya atau
dicita-citakan untuk menjadi bidang keahliannya; •
Kesenangan hobi; •
Bahasa sehari-hari dan bahasa asing yang dikuasai; •
Alat-alat audio-visual yang dimiliki di rumah atau biasa digunakan sehari- hari; dan lain-lain yang dianggap penting bagi pengembangan desain
instruksional. •
Berikanlah kuisioner tersebut kepada sejumlah sampel yang dapat mewakili populasi sasaran;
• Kumpulkan hasilnya.
3 Analisislah hasil pengumpulan data untuk menentukan sikap awal yang telah
dikuasai. Kelompokkan sikap yang mendapat nilai cukup dan di atasnya. Pisahkan dari sikap yang masih sedang, kurang atau buruk.
4 Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut pada bagan
hasil analisis instruksional untuk menunjukkan dua hal sebagai berikut:
36 •
Sikap yang ada di bawah garis batas adalah perilaku yang telah dikuasai oleh populasi sasaran sampai tingkat cukup dan baik. Sikap ini tidak
akan diajarkan kembali kepada peserta didik; •
Sikap yang ada di atas garis batas adalah sikap yang belum dikuasai oleh populasi sasaran atau baru dikuasai sampai tingkat sedang, kurang,
dan buruk. Sikap-sikap tersebut akan diajarkan kepada peserta didik. 5
Susunlah urutan sikap yang ada di atas garis batas untuk dijadikan pedoman dalam menentukan urutan materi pelajaran.
6 Tafsirkanlah data tentang karakteristik peserta didik untuk menggambarkan
hal sebagai berikut: •
Lingkungan budaya; •
Pekerjaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahlian; •
Kesenangan hobi; •
Bahasa yang dikuasai; •
Alat audio visual yang dimiliki atau yang biasa digunakan sehari-hari; •
dan lain-lain. Data tentang sikap peserta didik untuk digunakan dalam menyusun strategi
pembelajaran pada tahap selanjutnya.
2. Bekal Ajar Diidentifikasi Berdasarkan Pengetahuan Awal