42
b. Menentukan spasi elektroda yang akan dibuat pada lintasan pengukuran. c. Mengukur lintasan pengukuran sesuai dengan panjang lintasan dan spasi
elektroda yang telah ditentukan, yaitu panjang lintasan 155 m dengan spasi 5 m untuk pengukuran otomatis dan panjang lintasan 425 m dengan spasi
25 m untuk pengukuran secara manual. d. Menanam elektroda pada setiap spasi elektroda yang telah ditentukan.
e. Menghubungkan kabel elektroda pada lintasan tadi dan aki dengan Ares
Multielectrode. f. Mengaktifkan Ares Multielectrode.
g. Memastikan kondisi aki terisi minimal 85. h. Memasukkan input data seperti: jenis pengukuran 2D multicable untuk
pengukuran secara otomatis atau RP “Resistivity Profilling” untuk pengukuran secara manual, nama file, lokasi pengukuran, tanggal
pengukuran, jenis konfigurasi, panjang dan spasi lintasan, potensial, stacking, error maximum dan sebagainya, sesuai dengan perintah pada
display Ares. i. Melakukan pengukuran.
j. Data yang diperoleh langsung tersimpan pada Ares Main unit.
G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data
Data yang tersimpan pada Ares Main unit didownload dengan cara menghubungkan Ares Multielectroda dengan komputer windows XP. Data
tersebut disimpan dengan tipe file .dat kemudian diolah menggunakan software Res2dinv.
Res2dinv merupakan suatu program komputer yang dapat menentukan penampang model 2D bawah permukaan bumi berdasarkan nilai tahanan jenis
semu di sepanjang lintasan pengukuran. Sumbu y menunjukkan kedalaman lapisan bawah permukaan bumi dan sumbu x menunjukkan posisi elektroda
secara horizontal. Penampang tersebut terdiri dari beberapa warna yang
43
menunjukkan nilai tahanan jenis. Warna yang sama menunjukkan nilai tahanan jenis yang sama.
Program Res2dinv didesign untuk melakukan inversi data dalam jumlah yang banyak yaitu sekitar 200 hingga 21000 data atau setara dengan data
hasil pengukuran menggunakan 25 hingga 16000 elektroda. Pengolahan dan analisis data menggunakan Res2dinv dapat dilakukan dengan beberapa
metoda inversi seperti: Least Square, Robust Standart, Robust Constraint, Marquardt and Occam, Time Lapse dan sebagainya.
Penelitian ini melakukan pengolahan dan analisa data menggunakan metoda inversi Robust Constraint. Inversi Robust Constraint merupakan
metoda inversi yang digunakan jika error dan distribusi data tidak normal atau terdapat titik point data yang tajam. Inversi Robust Constraint mampu
meminimalkan perubahan mutlak pada nilai tahanan jenis. Inversi ini menghasilkan model antar muka yang tajam diantara daerah yang berbeda
dengan nilai tahanan jenis yang berbeda. Inversi Robust Constraint memiliki 2 jenis nilai faktor cut-off yaitu data
faktor cut-off dan model faktor cut-off. Nilai data faktor cut-off yang dipilih pada pengolahan data ini adalah 0,05, sementara nilai model faktor cut-off
yang dipilih adalah 0,001 sehingga model hasil inversi akan mendekati nilai inversi Robust Constraint yang sebenarnya. Persamaan Robust Constraint
dinyatakan pada Persamaan 28. Data yang telah diolah kemudian diinterpretasikan dengan cara
membandingkan nilai tahanan jenis yang diperoleh dari data olahan dengan tabel tahanan jenis berdasarkan referensi dan dibandingkan juga dengan
kondisi geologi daerah pengukuran, sehingga diperoleh suatu kesimpulan
44
berupa batuan dasar penyusun lapisan bawah permukaan bumi beserta kedalaman dan nilai tahanan jenisnya.
Kedalaman yang dapat dihitung di bawah lapisan permukan bumi menggunakan metoda geolistrik tahanan jenis dinyatakan pada Gambar 10.
Gambar 10. Display Data Kedalaman pada Pengukuran Geolistrik Loke. 1999: 6.
Berdasarkan Gambar 10 dapat dijelaskan bahwa saat pengukuran dengan spasi elektroda a maka data yang diukur adalah data ke-1 hingga data ke-17
yaitu pada n=1. Selanjutnya spasi elektroda ditambah menjadi 2a maka data yang diukur adalah pada n=2 yaitu data ke-18 hingga data ke-31. Hal ini terus
berlaku hingga pengukuran data ke-56 pada n=6. Sementara kedalaman yang dapat dicapai adalah seperlima dari panjang lintasan karena konfigurasi yang
digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole. Jika pengukuran menggunakan Station 1 pada Gambar 10, maka kedalaman yang dicapai adalah 35 a. Jika
pengukuran menggunakan Station 2, maka kedalaman yang dapat dicapai adalah 65 a, dan seterusnya.