diinterpretasikan sebagai Groundwater. Groundwater memiliki rentangan nilai tahanan jenis 0,5 – 300 Ωm. Berdasarkan data kedalaman sumur air
tanah pada Tabel 4 diketahui kedalaman sumur air tanah di sekitar lintasan ini adalah 9 m. Hal ini menunjukkan bahwa interpretasi data penelitian ini
benar, karena mengacu pada data kedalaman sumur tersebut diketahui bahwa kedalaman pipa sumur di sekitar lintasan ini adalah 9 m dimana
posisi pipa tersebut diletakkan lebih dalam daripada kedalaman atas Groundwater agar air dapat ditemukan. Sementara berdasarkan hasil
penelitian ini, Groundwater ditemukan pada kedalaman 8,04 m. Kedalaman tersebut merupakan kedalaman atas Groundwater.
Lapisan berikutnya ditemukan lagi Clays dan Sandstone secara berurutan dengan kedalaman masing-masing 18,05 – 19,72 m dan 19,72 –
21,4 m. Selanjutnya terdapat lapisan Alluvium dan Sands pada kedalaman 21,4 – 25,2 m.
Lapisan terakhir adalah lapisan dengan nilai tahanan jenis 513 – 622 Ωm. Lapisan ini diduga merupakan lapisan batuan dasar. Lapisan
batuan dasar tersebut terdapat pada kedalaman lebih dari 25,2 m. Batuan dasar yang terdapat pada lapisan ini diduga merupakan batuan dasar jenis
Andesite. Menurut Telford et al 1976: 454 Andesite memiliki rentangan nilai tahanan jenis 1,7 × 10
2
– 4,5 × 10
4
Ωm. Hasil interpretasi data Lintasan 1 FE – FIS ini ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Interpretasi Data Lintasan 1 FE – FIS dengan inversi Robust Constraint 0,001
Warna Tahanan
Jenis Ωm Kedalaman m
Material 85,8 – 513
permukaan – 4,62 Alluvium dan Sands 62,65 – 85,8
4,62 – 5,76 Sandstones
13,29 – 62,65 5,76 – 8,04
Clays 0,89 – 13,29
8,04 – 18,05 Groundwater
13,29 – 62,65 18,05 – 19,72
Clays 62,65 – 85,8
19,72 – 21,4 Sandstones
85,8 – 513 21,4 – 25,2
Alluvium dan Sands 513 - 622
Lebih dari 25,2 Batuan dasar jenis
Andesite
Data Lintasan 1 FE – FIS juga diolah menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 seperti ditunjukkan pada Gambar 12.
Gambar 12. Penampang Model 2D Lintasan 1 FE – FIS dengan inversi Robust Constraint 0,005
Berdasarkan Gambar 12 diketahui bahwa rentangan nilai tahanan jenis Lintasan 1 FE – FIS menggunakan inversi Robust Constraint 0,005
adalah 0,9 – 625 Ωm dengan persentasi kesalahan sebesar 7,8 pada iterasi ke-3. Kedalaman maksimum yang dapat dicapai yaitu 29,5 m. Hasil
ini terdapat sedikit perbedaan dengan pengolahan data menggunakan inversi Robust Constraint 0,001. Perbedaan tersebut dapat diketahui dari
rentangan nilai tahanan jenis dan persentasi kesalahannya. Rentangan nilai tahanan jenis hasil pengolahan data menggunakan Robust Constraint 0,001
adalah 0,89 – 622 Ωm dengan persentasi kesalahan 7,9, sementara kedalaman maksimum yang dapat dicapai sama yaitu 29,5 m. Interpretasi
hasil pengolahan data Lintasan 1 FE – FIS menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Interpretasi Data Lintasan 1 FE – FIS dengan inversi Robust Constraint 0,005
Warna Tahanan Jenis
Ωm Kedalaman m
Material 86,3 – 515,5
permukaan – 4,62 Alluvium dan Sands 63,05 – 86,3
4,62 – 5,76 Sandstones
13,44 – 63,05 5,76 – 8,04
Clays 0,9 – 13,44
8,04 – 18,05 Groundwater
13,44 – 63,05 18,05 – 19,72
Clays 63,05 – 86,3
19,72 – 21,4 Sandstones
86,3 – 515,5 21,4 – 25,2
Alluvium dan Sands 515,5 - 625
Lebih dari 25,2 Batuan dasar jenis
Andesite
Berdasarkan Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui perbandingan antara hasil interpretasi data menggunakan Robust Constraint 0,001
dengan Robust Constraint 0,005. Perbedaan terdapat pada rentangan nilai tahanan jenis masing-masing material dengan perbedaan yang relatif kecil,
sementara kedalaman dan posisi elektroda material menunjukkan nilai yang sama.
2. Lintasan 2 Gerbang UNP – FT
Lintasan 2 berada pada koordinat 00 53’52,7” LS dan 100
21’02,6” BT yaitu di gerbang utama UNP sampai koordinat 00
53’53,5” LS dan 100
21’03,1” BT yaitu di Fakultas Tehnik FT dengan titik sounding pada koordinat 00
53’51,8” LS dan 100 21’00,5” BT, tepatnya di depan Bank
Nagari UNP. Panjang lintasan pada Lintasan 2 Gerbang UNP – FT yaitu 155 m dengan panjang spasi elektroda 5 m. Gambar 13 menunjukkan hasil
pengolahan data Lintasan 2 Gerbang UNP – FT menggunakan software Res2dinv metoda inversi Robust Constraint 0,001 berupa penampang
model 2D. Gambar 13 memperlihatkan bahwa rentangan nilai tahanan jenis pada Lintasan 2 Gerbang UNP – FT adalah 2,79 – 2150 Ωm dengan
persentase kesalahan sebesar 6,5 pada iterasi ke-3 serta kedalaman yang dapat dicapai adalah 29,5 m.
Gambar 13. Penampang Model 2D Lintasan 2 Gerbang UNP – FT dengan inversi Robust Constraint 0,001
Berdasarkan Gambar 13 diketahui diketahui bahwa di bawah titik sounding terdapat lapisan dengan nilai tahanan jenis 95,2 – 632 Ωm, yaitu
lapisan warna orange hingga merah. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai Alluvium dan Sands. Alluvium dan Sands ditemukan mulai dari permukaan
hingga kedalaman 6,9 m. Lapisan warna kuning tampak berada di bawah lapisan Alluvium dan Sands. Lapisan ini terdapat pada kedalaman 6,9 –
8,04 m dengan nilai tahanan jenis 59,4 – 95,2 Ωm dan diinterpretasikan sebagai Sandstones.
Kedalaman berikutnya yaitu 8,04 – 19,72 m terdapat lapisan warna hijau yang memiliki nilai tahanan jenis 12,3 – 59,4 Ωm. Lapisan ini
diinterpretasikan sebagai Clays. Lapisan selanjutnya ditemukan lagi Sandstone serta Alluvium dan Sands dengan kedalaman masing-masing
19,72 – 21,4 m dan 21,4 – 25,2 m. Lapisan terakhir adalah lapisan pada kedalaman lebih dari 25,2 m dengan nilai tahanan jenis yang cukup tinggi
yaitu 632 – 2150 Ωm. Lapisan ini diduga merupakan lapisan batuan dasar jenis Andesite.
Lintasan ini juga ditemukan adanya Groundwater, namun berada pada posisi yang agak jauh dari titik sounding yaitu di posisi elektroda
42,5 – 62,5 m pada kedalaman 8,04 – 14,7 m dan posisi elektroda 92,5 – 112,5 m pada kedalaman 8,04 – 112,5 m. Sementara titik sounding berada
pada posisi elektroda 77,5 m. Groundwater pada lintasan ini memiliki nilai tahanan jenis 2,79 – 12,3 Ωm. Berdasarkan data kedalaman sumur air
tanah pada Tabel 4 diketahui bahwa kedalaman sumur air tanah di sekitar lintasan ini adalah 9 m. Hal ini menunjukkan bahwa interpretasi data
penelitian ini benar. Hasil interpretasi data Lintasan 2 Gerbang UNP –FT ini ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Interpretasi Data Lintasan 2 Gerbang UNP – FT dengan inversi Robust Constraint 0,001
Warna Tahanan
Jenis Ωm Kedalaman m
Material 95,2 - 632
permukaan – 6,9 Alluvium dan Sands
59,4 – 95,2 6,9 – 8,04
Sandstones 12,3 – 59,4
8,04 – 19,72 Clays
2,79 – 12,3 8,04 – 14,7
Groundwater jauh dari sounding
59,4 – 95,2 19,72 – 21,4
Sandstones 95,2 - 632
21,4 – 25,2 Alluvium dan Sands
632 – 2150 Lebih dari 25,2
Batuan dasar jenis Andesite
Hasil pengolahan data Lintasan 2 Gerbang UNP – FT menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 ditunjukkan pada Gambar
14.
Gambar 14. Penampang Model 2D Lintasan 2 Gerbang UNP - FT dengan inversi Robust Constraint 0,005
Gambar 14 menunjukkan bahwa rentangan nilai tahanan jenis Lintasan 2 Gerbang UNP – FT menggunakan inversi Robust Constraint 0,005
adalah 2,8 – 2120 Ωm dengan persentasi kesalahan sebesar 6,4 pada iterasi ke-3. Kedalaman maksimum yang dapat dicapai yaitu 29,5 m. Sama
halnya dengan Lintasan 1 FE – FIS, hasil ini terdapat sedikit perbedaan dengan pengolahan data menggunakan inversi Robust Constraint 0,001.
Perbedaan tersebut dapat diketahui dari rentangan nilai tahanan jenis dan persentasi kesalahannya. Rentangan nilai tahanan jenis hasil pengolahan
data menggunakan Robust Constraint 0,001 adalah 2,79 – 2150 Ωm dengan persentasi kesalahan 6,5 sementara kedalaman maksimum yang
dapat dicapai sama yaitu 29,5 m. Interpretasi hasil pengolahan data
Lintasan 2 Gerbang UNP - FT menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Interpretasi Data Lintasan 2 Gerbang UNP – FT dengan inversi Robust Constraint 0,005
Warna Tahanan
Jenis Ωm Kedalaman m
Material 94,6 - 626
permukaan – 6,9 Alluvium dan Sands
59,2 – 94,6 6,9 – 8,04
Sandstones 12,3 – 59,2
8,04 – 19,72 Clays
2,8 – 12,3 8,04 – 14,7
Groundwater jauh dari sounding
59,2 – 94,6 19,72 – 21,4
Sandstones 94,6 - 626
21,4 – 25,2 Alluvium dan Sands
626 - 2120 Lebih dari 25,2
Batuan dasar jenis Andesite
Perbandingan antara hasil interpretasi data menggunakan Robust Constraint 0,001 dengan Robust Constraint 0,005 dapat dilihat pada Tabel
9 dan Tabel 10. Perbedaan terdapat pada rentangan nilai tahanan jenis masing-masing material dengan perbedaan yang relatif kecil, sementara
kedalaman dan posisi elektroda material menunjukkan nilai yang sama. Hal yang sama juga terjadi pada lintasan sebelumnya.
3. Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi
Lintasan 3 dimulai dari Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK hingga Laboratorium Biologi yaitu pada koordinat 00
53’54,4” LS dan 100
20’50,6” BT sampai 00 53’40,7” LS dan 100
20’59,9”BT dengan titik
sounding terletak di depan Laboratorium FIK koordinat 00 53’50,8” LS
dan 100 20’50,8” BT. Panjang lintasan pada Lintasan 3 adalah 425 m
dimana pengukuran yang dilakukan merupakan gabungan pengukuran otomatis dan manual.
Gambar 15 menunjukkan penampang model 2D hasil pengolahan data Lintasan 3 menggunakan software Res2dinv metoda inversi Robust
Constraint 0,001. Berdasarkan Gambar 15 diketahui bahwa rentangan nilai tahanan jenis semu pada Lintasan 3 adalah antara 0,388 – 734 Ωm dengan
persentase kesalahan 6,5 pada iterasi ke-3. Kedalaman yang diperoleh Lintasan 3 adalah 104 m.
Gambar 15. Penampang Model 2D Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi dengan inversi Robust Constraint 0,001
Berdasarkan Gambar 15 diketahui bahwa terdapat lapisan dengan nilai tahanan jenis sangat rendah yaitu 8,405 – 51,95 Ωm di bawah titik
sounding yaitu dekat Lab. FIK. Lapisan ini diduga merupakan lapisan Sands. Lapisan ini ditemukan mulai dari permukaan hingga kedalaman
11,8 m. Selanjutnya lapisan yang memiliki nilai tahanan jenis 0,776 –
8,405 Ωm terletak di kedalaman 5,23 – 14,48 m. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai Groundwater. Berdasarkan hasil survei pada
Tabel 4 diketahui Groundwater di lintasan ini sudah dapat ditemukan pada kedalaman 6 m yaitu berdasarkan data di Jalan Belibis Blok B. No.14. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian. Lapisan dengan nilai tahanan jenis 51,95 – 74,1 Ωm terdapat pada
kedalaman 9,62 – 11,8 m. Lapisan ini diduga merupakan lapisan Sandstones. Lapisan warna orange hingga merah keunguan berada di
bawah lapisan Sandstones. Lapisan ini memiliki nilai tahanan jenis 74,1 – 596,5 Ωm dan diinterpretasikan sebagai Alluvium. Alluvium ditemukan
pada kedalaman 11,8 – 21,85 m. Lapisan terakhir adalah lapisan dengan nilai tahanan jenis 596,5 –
734 Ωm pada kedalaman lebih dari 21,85 m. Lapisan ini ditafsir merupakan lapisan batuan dasar jenis Andesite. Hasil interpretasi data
Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi ini ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Interpretasi Data Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi dengan
inversi Robust Constraint 0,001
Warna Tahanan Jenis
Ωm Kedalaman m
Material 8,405 – 51,95
permukaan -11,8 Sands
0,776 – 8,405 5,23 – 14,48
Groundwater 51,95 – 74,1
9,62 – 11,8 Sandstones
74,1 – 596,5 11,8 – 21,85
Alluvium 596,5 - 734
Lebih dari 21,85 Batuan dasar jenis
Andesite
Data Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi juga diolah menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 seperti pada Gambar 16.
Gambar 16. Penampang Model 2D Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi dengan inversi Robust Constraint 0,005
Sama halnya dengan lintasan-lintasan sebelumnya, perbedaan hasil pengolahan data menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 dengan
inversi Robust Constraint 0,001 adalah rentangan nilai tahanan jenis dan persentase kesalahan. Rentangan nilai tahanan jenis pada Lintasan 3 FIK–
Lab. Biologi menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 adalah 0,401– 736 Ωm dengan persentasi kesalahan sebesar 6,4 pada iterasi ke-
3. Kedalaman maksimum yang dapat dicapai yaitu 104 m. Sementara rentangan nilai tahanan jenis pengolahan data menggunakan inversi
Robust Constraint 0,001 adalah 0,4015 – 736 Ωm dengan persentasi kesalahan 6,5 pada iterasi ke-3. Perbedaan tersebut sangat kecil dan
masih bisa diterima. Interpretasi hasil pengolahan data Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 ditunjukkan
pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Interpretasi Data Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi dengan inversi Robust Constraint 0,005
Warna Tahanan Jenis
Ωm Kedalaman m
Material 8,565 – 52,7
permukaan -11,8 Sands
0,805 – 8,565 5,23 – 14,48
Groundwater 52,7 – 75,1
9,62 – 11,8 Sandstones
75,1 – 598,5 11,8 – 21,85
Alluvium 598,5 - 736
Lebih dari 21,85 Batuan dasar jenis
Andesite
Berdasarkan Tabel 11 dan 12 diketahui bahwa terdapat perbedaan antara hasil interpretasi data menggunakan Robust Constraint 0,001
dengan Robust Constraint 0,005. Perbedaan terdapat pada rentangan nilai tahanan jenis masing-masing material dengan perbedaan yang relatif kecil,
sementara kedalaman dan posisi elektroda material menunjukkan nilai yang sama. Hal yang sama juga terjadi pada Lintasan 1FE – FIS dan
Lintasan 2 Gerbang UNP – FT.
4. Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar
Lintasan 4 dimulai dari Balai Bahasa UNP, tepatnya pada koordinat 00
53’58,0” LS dan 100 21’01,6” BT hingga Mesjid Al Azhar yaitu pada
koordinat 00 53’53,5” LS dan 100
21’03,1” BT dengan titik sounding di dekat Mesjid Al Azhar. Panjang lintasan pada Lintasan 4 adalah 155 m
dengan spasi elektroda 5 m. Gambar 17 menunjukkan penampang model 2D Lintasan 4.
Gambar 17. Penampang Model 2D Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar dengan inversi Robust Constraint 0,001
Gambar 17 menunjukkan penampang model 2D hasil pengolahan data Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar menggunakan software
Res2dinv metoda inversi Robust Constraint 0,001. Berdasarkan Gambar 17 diketahui bahwa rentangan nilai tahanan jenis pada Lintasan 4 Balai
Bahasa – Mesjid Al Azhar adalah antara 1,01 – 931 Ωm dengan persentase kesalahan 4,5 pada iterasi ke-3. Kedalaman yang diperoleh
Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar adalah 29,5 m. Berdasarkan Gambar 17 dapat diketahui bahwa di sekitar titik
sounding terdapat lapisan dengan nilai tahanan jenis 191,5 - 931 Ωm mulai dari permukaan hingga kedalaman 4,62 m. Lapisan ini diinterpretasikan
sebagai Sands. Lapisan warna kuning memiliki nilai tahanan jenis 52,2 – 85,1 Ωm terdapat di kedalaman 4,62 – 6,9 m. Lapisan ini diduga
merupakan lapisan Sandstones. Selanjutnya lapisan warna hijau
diinterpretasikan sebagai lapisan Clays dengan nilai tahanan jenis 10,3 – 52,2 Ωm. Clays terdapat menyebar di sela-sela batuan pada kedalaman
6,9–18,05 m. Lapisan yang terdapat pada kedalaman 6,9 – 11,94 m memiliki nilai
tahanan jenis 1,01 – 10,3 Ωm. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai Groundwater. Hal ini sesuai dengan data kedalaman sumur pada Tabel 4
yang menyatakan bahwa kedalaman sumur di lintasan ini adalah 8 m. Pipa sumur harus diletakkan lebih dalam beberapa meter dari kedalaman air
tanah yang sebenarnya agar air tanah dapat diperoleh. Hal ini yang membuktikan bahwa interpretasi data ini benar.
Lapisan Sandstone juga ditemukan lagi di lapisan bawah, tepatnya pada kedalaman 18,05 – 21,4 m. Lapisan terakhir yaitu kedalaman lebih
dari 21,4 m memiliki nilai tahanan jenis 85,1 – 191,5 Ωm. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai Alluvium.
Berdasarkan interpretasi data Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar diketahui bahwa pada lintasan ini tidak ditemukan adanya batuan
dasar. Batuan dasar diduga berada pada kedalaman lebih dari 29,5 m. Hasil interpretasi data Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar ditunjukkan
pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Interpretasi Data Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar dengan inversi Robust Constraint 0,001
Warna Tahanan Jenis
Ωm Kedalaman m
Material 191,5 - 931
permukaan – 4,62 Sands
52,2 – 85,1 4,62 – 6,9
Sandstones 10,3 – 52,2
6,9 – 18,05 Clays
1,01 – 10,3 6,9 – 11,94
Groundwater 52,2 – 85,1
18,05 – 21,4 Sandstones
85,1 – 191,5 lebih dari 21,4
Alluvium
Data Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar juga diolah menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 seperti ditunjukkan pada
Gambar 18.
Gambar 18. Penampang Model 2D Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar dengan inversi Robust Constraint 0,005
Berdasarkan Gambar 17 dan 18 diketahui bahwa perbedaan hasil pengolahan data menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 dengan
inversi Robust Constraint 0,001 adalah rentangan nilai tahanan jenis dan
persentase kesalahan. Rentangan nilai tahanan jenis pada Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar menggunakan inversi Robust Constraint 0,005
adalah 1,005 - 933 Ωm dengan persentasi kesalahan sebesar 4,5 pada iterasi ke-3. Kedalaman maksimum yang dapat dicapai yaitu 29,5 m.
Sementara rentangan nilai tahanan jenis pengolahan data menggunakan inversi Robust Constraint 0,001 adalah 1,01 - 931 Ωm dengan persentasi
kesalahan 4,5 pada iterasi ke-3. Perbedaan tersebut sangat kecil dan masih bisa diterima. Interpretasi hasil pengolahan data Lintasan 4 Balai
Bahasa – Mesjid Al Azhar menggunakan inversi Robust Constraint 0,005 ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Interpretasi Data Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar dengan inversi Robust Constraint 0,005
Warna Tahanan Jenis
Ωm Kedalaman m
Material 191,5 - 933
permukaan – 4,62 Sands
52,1 – 85,05 4,62 – 6,9
Sandstones 10,2 – 52,1
6,9 – 18,05 Clays
1,005 – 10,2 6,9 – 11,94
Groundwater 52,1 – 85,05
18,05 – 21,4 Sandstones
85,05 – 191,5 lebih dari 21,4
Alluvium
Berdasarkan Tabel 13 dan 14 diketahui bahwa terdapat perbedaan antara nilai tahanan jenis masing-masing material hasil interpretasi data
menggunakan Robust Constraint 0,001 dengan Robust Constraint 0,005. Perbedaan tersebut relatif kecil sehingga tidak mempengaruhi jenis
material yang diperoleh, sementara kedalaman dan posisi elektroda material menunjukkan nilai yang sama.
C. Pembahasan
Perbandingan hasil pengolahan data antara inversi Robust Constraint 0,005 dengan inversi Robust Constraint 0,001 menunjukkan perbedaan yang
sangat kecil. Hasil inversi yang mendekati nilai inversi Robust Constraint yang sebenarnya harus menggunakan Constraint yang kecil, misalnya 0,001.
Oleh karena itu pembahasan hasil interpretasi data akan lebih fokus pada Constraint 0,001.
Berdasarkan hasil interpretasi data inversi Robust Constraint 0,001 diketahui bahwa pada Lintasan 1 FE – FIS terdapat lapisan yang memiliki
nilai tahanan jenis yang tinggi yaitu sekitar 513 – 622 Ωm di kedalaman lebih dari 25,2 m tepatnya di sekitar titik sounding yaitu di sekitar Jurusan
Geografi. Lapisan ini diduga merupakan lapisan batuan dasar. Lintasan 2 Gerbang UNP – FT juga diduga terdapat batuan dasar pada kedalaman lebih
dari 25,2 dengan nilai tahanan jenis 632 – 2150 Ωm. Batuan dasar di lintasan ini juga ditemukan di sekitar titik sounding di depan Bank Nagari UNP.
Batuan dasar dengan ketebalan yang paling tebal ditemukan pada Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi. Batuan dasar pada lintasan ini ditemukan di
kedalaman lebih dari 21,85 m yaitu di sekitar titik sounding di depan Laboratorium FIK dengan nilai tahanan jenis 596,5 – 734 Ωm. Berbeda
dengan Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar, lintasan ini tidak ditemukan adanya lapisan batuan dasar. Kemungkinan lapisan batuan dasar di
lintasan ini terdapat pada kedalaman lebih dari 29,5 m sehingga bagi peneliti
selanjutnya disarankan agar melakukan pengukuran dengan panjang lintasan yang lebih panjang.
Hasil analisa dan interpretasi data nilai tahanan jenis serta kedalaman batuan dasar masing-masing lintasan ditunjukkan pada Tabel 15.
Tabel 15. Nilai Tahanan Jenis dan Kedalaman Batuan Dasar Masing-masing Lintasan.
Lintasan Lokasi
Tahanan Jenis Ωm
Kedalaman m Posisi
1 FE - FIS
513 – 622 25,2
Sekitar sounding
2 Gerbang UNP – FT
632 – 2150 25,2
Sekitar sounding
3 FIK – Lab. Biologi
596,5 – 734 21,85
Sekitar sounding
4 Balai Bahasa –
Mesjid Al Azhar -
- -
Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa nilai rentangan tahanan jenis batuan dasar paling tinggi terdapat pada Lintasan 2 Gerbang UNP – FT yaitu 632 –
2150 Ωm, sedangkan kedalaman batuan dasar yang paling dangkal terdapat pada Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi. Lintasan 3 mampu melakukan
pengukuran hingga kedalaman 104 m karena pengukuran di lintasan ini menggabungkan pengukuran secara otomatis dan manual. Lintasan 1, 2 dan 4
hanya melakukan pengukuran secara otomatis karena banyaknya bangunan yang menghalangi lintasan ini sehingga kabel elektroda tidak dapat
direntangkan dan lintasan pengukuran menjadi lebih pendek. Berdasarkan hasil interpretasi data diketahui bahwa batuan dasar di
UNP kampus Air Tawar memiliki nilai tahanan jenis yang cukup tinggi yaitu antara 513 – 2150 Ωm. Nilai tahanan jenis yang tinggi tersebut disebabkan
karena batuan dasar memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang rendah. Nilai porositas yang rendah menyebabkan batuan dasar bersifat kurang porus
dan memiliki sedikit pori-pori sehingga kemungkinan arus listrik dapat mengalir pada batuan dasar sangat kecil. Nilai permeabilitas yang rendah juga
menyebabkan arus listrik sulit mengalir karena kandungan air yang dimiliki batuan dasar sangat sedikit bahkan tidak ada.
Umumnya batuan dasar pada penelitian ini ditemukan pada lapisan paling bawah yaitu kedalaman lebih dari 21,85 m dan 25,2 m. Batuan dasar
tersebut menjadi dasar bagi lapisan-lapisan batuan yang berada di atasnya. Berdasarkan jenis batuan yang terdapat di atas lapisan batuan dasar,
diperkirakan bahwa batuan dasar ini semakin kompak pada kedalaman yang lebih dalam. Artinya semakin menuju permukaan batuan dasar semakin cepat
mengalami pelapukan. Hal ini dibuktikan dengan jenis-jenis batuan yang berada di atas lapisan batuan dasar yaitu batuan-batuan yang merupakan hasil
pelapukan dari batuan dasar seperti Sandstone, Alluvium, Clays dan Sands. Batuan dasar yang terdapat di UNP kampus Air Tawar diduga
merupakan batuan Andesite. Menurut Telford et al 1976: 454 Andesite memiliki rentangan nilai tahanan jenis 1,7 × 10
2
– 4,5 × 10
4
Ωm. Berdasarkan peta geologi Kota Padang pada Gambar 6 diketahui bahwa Kota Padang
terutama wilayah Air Tawar Barat didominasi oleh Alluvium yang terdiri dari lanau, pasir Sands dan kerikil yang mengendap akibat aliran air. Alluvium
juga merupakan hasil rombakan batuan Andesite yang berasal dari gunung api strato. Batuan Andesite yang mengalami pelapukan akan membentuk batuan-
batuan baru diatas lapisannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, batuan-batuan baru tersebut diduga merupakan Alluvium, Sands, Sandstones dan Clays. Hal
ini sesuai dengan geologi daerah Kota Padang. Berdasarkan jenis-jenis batuan
yang diperoleh dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan di UNP kampus Air Tawar.
Menurut hasil penelitian Rasimeng dkk 2007:157 menyatakan bahwa, “Lapisan yang lebih kompak dengan nilai tahanan jenis 200 Ωm ditafsirkan
sebagai batuan dasar jenis Andesite berada di kedalaman lebih dari 20 m”. Menurut Margoworo 2009:27 batuan dasar sudah dapat ditemukan hingga
kedalaman 100,9 m. Sementara Astuti 2011 juga telah melakukan penelitian Batuan Dasar di Purworejo, Jawa Tengah dan menyimpulkan bahwa batuan
dasar ditemukan pada kedalaman lebih dari 50 m dengan nilai tahanan jenis lebih dari 30 Ωm. Berdasarkan hasil penelitian di atas kedalaman batuan
dasar tersebut memenuhi nilai kedalaman batuan dasar yang ditemukan pada penelitian ini.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizalmi 2012 menggunakan metoda geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger di
UNP kampus Air Tawar, diketahui bahwa Lintasan 1 FE – FIS tidak ditemukan adanya batuan dasar, diduga batuan dasar pada lintasan ini
terdapat pada kedalaman lebih dari 31,3 m. Lintasan 2 Gerbang UNP – FT ditemukan adanya batuan dasar pada kedalaman lebih dari 23,85 m dengan
nilai tahanan jenis 21,9 – 97,7 Ωm. Lintasan 3 FIK – Lab. Biologi juga terdapat batuan dasar pada kedalaman lebih dari 43,4 m dengan nilai tahanan
jenis 88.6 – 179.8 Ωm, sementara Lintasan 4 Balai Bahasa – Mesjid Al Azhar tidak ditemukan adanya batuan dasar, diduga batuan dasar terdapat
pada kedalaman lebih dari 26,2 m. Jenis batuan dasar yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah batuan Andesite.