NDVI Normalized Difference Analisis DataTime Series NDVI-SPOT VEGETATION Untuk Tanaman Padi (Studi Kasus: Kabupaten Karawang)

3 menggunakan persamaan berikut: NDVI = a DN + b di mana; a = 0.004, b = -0.1, DN= digital number

2.3 NDVI Normalized Difference

Vegetation Indeks Indeks vegetasi atau NDVI adalah indeks yang menggambarkan tingkat kehijauan dari suatu tanaman. Perhitungan nilai NDVI diperoleh dari perbandingan antara nilai reflaktansi kanal inframerah dekat dengan kanal cahaya tampak yang diperoleh dari citra SPOT. Nilai NDVI ini berkisar antara -1 sampai 1. Semakin tinggi nilai NDVI yang dihasilkan maka tanaman semakin berada pada fase siap panen sedangkan semakin rendah nilainya maka tanaman semakin tidak produktif masa bera sehingga nilai NDVI sering digunakan sebagai parameter untuk memantau kehijauan tanaman terkait dengan tingkat produksinya. Nilai NDVI positif + terjadi apabila vegetasi lebih banyak memantulkan radiasi pada gelombang panjang inframerah dekat dibanding pada cahaya tampak. Nilai NDVI nol NDVI=0 terjadi apabila pemantulan energi yang direkam oleh panjang gelombang cahaya tampak sama dengan gelombang inframerah dekat. Hal ini sering terjadi pada daerah pemukiman, tanah, darat non vegetasi, awan dan permukaan air. Sedangkan nilai NDVI negatif - terjadi apabila permukaan awan, air, lebih banyak memantulkan energi pada panjang gelombang cahaya tampak dibandingkan pada inframerah dekat Affan 2002. NDVI dipakai untuk mendapatkan informasi tentang pertanaman seperti pola kurva pertumbuhan tanaman, penutupan lahan, mengamati kerusakan tanaman akibat penyakit dan memperkirakan hasil pertanaman lebih awal. Perkiraann hasil panen pertanaman dilakukan dengan menghubungkan nilai NDVI dengan indeks panen, kemudian dikonfirmasi dengan hasil panen aktual untuk mendapatkan faktor koreksi yang tepat Sembiring et al 2000. Penelitian Yang dan Su 1998, telah meneliti pola pertumbuhan tanaman dengan metode NDVI. Penelitian dilakukan pada tanaman padi saat musim tanam tahun 1996 dan tahun 1997. Spektral radiasi diukur dengan alat spectroradiometer yang dipasang 1 m di atas permukaan tanaman padi. Hasil pengukuran menunjukkan nilai NDVI padi akan mencapai puncak sekitar 70 hari setelah tanam, kemudian NDVI akan menurun seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Hal ini berarti bahwa NDVI peka terhadap aktivitas fotosintesis suatu tanaman dan dapat menjadi faktor utama memonitor pertumbuhan tanaman. Menurut Wahyunto dan Hikmatullah, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh citra satelit NDVI merupakan alternatif yang tepat untuk wilayah indonesia dalam usaha memperoleh informasi sumberdaya pertanian secara tepat dan akurat. a. Karakteristik Tanaman Padi pada Lahan Sawah Lahan sawah memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan tanaman lainnya. Pada awal pertumbuhan tanaman padi, areal sawah selalu digenangi air sehingga kenampakan yang dominan yaitu air fase air. Seiring dengan pertumbuhannya kondisi lahan sawah akan berubah didominasi oleh daun padi. Pada saat puncak pertumbuhan vegetatif, tingkat kehijauan tinggi disebabkan oleh kandungan klorofil tinggi. Setelah masa tersebut, tingkat kehijauan akan menurun, lalu timbul bunga-bunga padi sampai menguning. Fase pertumbuhan akan diakhiri dengan masa panen dan lahan dibiarkan kosong selama jangka waktu tertentu bera tergantung pada pola tanam dari satu wilayah. Sehubungan dengan itu, maka fase pertumbuhan tanaman padi dapat dikelompokkan kedalam 4 kategori, yaitu fase air, fase pertumbuhan vegetatif, fase pertumbuhan generatif dan fase bera Wahyunto 2006. Dengan mempelajari karakteristik spektral dari fase pertumbuhan tanaman padi dari awal tanam hingga fase siap panen sebagai acuan dalam mengenali pertumbuhan tanaman padi tersebut dapat dilakukan pemantauan menggunakan citra satelit. Pemantauan itu diarahkan untuk melihat umur tanaman padi, luas areal panen serta melihat pola spasial distribusi selama masa tanam. Dengan menggunakan citra satelit dari beberapa tanggal perekaman, pemantauan terhadap pertumbuhan tanaman padi dapat dilakukan lebih akurat dan tepat waktu. b. Pemantauan Fase-fase Pertumbuhan padi 4 Kunci interpretasi citra yang paling penting untuk mengenali lahan sawah adalah mengetahui fase-fase pertumbuhan tanaman padi. Lahan sawah memiliki ciri-ciri yang unik sehingga mudah untuk dibedakan dengan lahan lainnya. Lahan sawah berbentuk petakan-petakan, memerlukan genangan air, umunya terletak pada daerah yang relatif datar. Di daerah yang berlereng, lahan sawah selalu berteras, petakannya memanjang mengikuti kontur, dengan tanaman utama padi dan sebagian palawija. Pengenalan jenis penutup lahan seperti padi pada citra dilakukan dengan mempelajari karakteristik reflaktan dari pertumbuhan tanaman yang diidentifikasi. Vegetasi atau tanaman yang berbeda akan memantulkan energi elektromagnetik yang berbeda sehingga gambar yang terekam dan tampak pada citra juga akan berbeda. Karakteristik reflektan tersebut merupakan pola tingkatan reflektan suatu objek yang dinyatakan dalam nilai piksel pada citra satelit. Dengan demikian, nilai piksel merupakan unsur interpretasi utama dalam mengenali objek, termasuk tanaman pertanian yang terekam oleh citra. Fase-fase kondisi penutupan lahan selama masa pertumbuhan tanaman padi, dan kenampakannya pada citra dapat dijelaskan sebagai berikut :  Fase awal pertumbuhan padi, dimana lahan sawah didominasi oleh air karena penggenangan.  Fase pertumbuhan vegetatif, ditandai dengan semakin lebatnya daun tanaman padi yang menutupi seluruh lahan sawah. Pada fase ini, penutupan lahan didominasi oleh warna hijau.  Fase pertumbuhan generatif, dimana lahan sawah yang semula didominasi daun yang berwarna hijau akan digantikan dengan butir-butir padi yang berwarna kuning.  Fase panen. Pada fase ini lahan menjadi bera dibiarkan kosong selama jangka waktu tertentu.

c. Perkiraan Panen Padi