Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

(1)

PERANAN ISTRI NELAYAN TERHADAP

PENDAPATAN KELUARGA

(Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh :

AMERIYANI HARAHAP 080309024

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERANAN ISTRI NELAYAN TERHADAP

PENDAPATAN KELUARGA

(Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh :

AMERIYANI HARAHAP 080309024

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing :

Ketua Anggota

Ir. Lily Fauzia, M.Si Emalisa, SP, M.Si NIP : 196308221988032003 NIP : 1972111819980220012

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

AMERIYANI HARAHAP (080309024) dengan judul skripsi “PERANAN ISTRI NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)” yang dilakukan pada bulan Januari s.d April 2013 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia M.Sidan Ibu Emalisa, SP, M.Si.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dari populasi yang sejenis/homogen. Sampel diambil sejumlah 30 sampel dari 366 jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan istri nelayan dalam menambah pendapatan keluarganya adalah mencari kerang dan mengupas kerang lalu menjualnya. Kontribusi yang diberikan oleh istri sebesar 21,2% (<30%) yang artinya kontribusi yang diberikannya rendah. Variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja secara serempak tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel pendapatan. Dan secara parsial, variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja juga tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Semua variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 14,5%.


(4)

RIWAYAT HIDUP

AMERIYANI HARAHAP, lahir pada tanggal 17 April 1990 di Medan, Sumatera Utara. Anak kelima (5) dari enam (6) bersaudara dari keluarga Ayahanda Drs. Amiruddin Harahap dan Ibunda Karlina.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut.

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD PAB Medan dan tamat tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 11 Medan dan tamat tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta YPI Amir Hamzah Medan dan tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Penyuluhan Komunikasi Pertanian, Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Sumatera Utara, melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).

5. Bulan Juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Danau Sijabut, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan.

6. Bulan Januari s.d. April 2013 melakukan penelitian di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “PERANAN ISTRI NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN (Kasus: Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Lily Fauziah, M.Si. sebagai Ketua Komisi Pembimbing. 2. Ibu Emalisa SP, M.Si. sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S. selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya dan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.

5. Bapak Mhd. Sari selaku Sekretaris Jendral HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Kabupaten Deli Serdang, serta Kak Mayang selaku pegawai di Kantor Kepala Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang

6. Ayahanda tercinta Drs. Amiruddin Harahap dan Ibunda tersayang Karlina yang telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan dan do’a bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Juga kepada kakak tersayang Novita Sari Harahap, yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis.


(6)

7. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Medan, Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka... 5

Landasan Teori ……… 12

Kerangka Pemikiran ... 15

Hipotesis Penelitian ... 18

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penarikan Sampel... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 20

Definisi dan Batasan Operasional... 23

Definisi ... 23

Batasan Operasional ... 25

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 26


(8)

Luas dan Topografi Desa ... 26

Keadaan Penduduk ... 27

Sarana dan Prasarana ... 29

Gambaran Umum Kehidupan Keluarga Sampel ... 31

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kegiatan Istri Nelayan Sampel ... 36

Kontribusi Pendapatan Dari Istri Nelayan Sampel ... 39

Karakteristik Istri Nelayan Sampel ... 40

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Istri Nelayan Terhadap Pendapatan ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 46

Saran ... 47

Kepada Pemerintah ... 47

Kepada Nelayan ... 47

Kepada Peneliti Selanjutnya ... 47

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Tiap Dusun di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten deli Serdang Tahun2011……….…... 20 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Bagan Serdang

Tahun 2011……….…... 27 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Bagan

Serdang Tahun 2011... 28 4. Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Nelayan di Desa Bagan

Serdang Tahun 2011... 29 5. Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya di Desa Bagan Serdang Tahun

2011... 30 6. Kontribusi Pendapatan Suami dan Istri Keluarga Nelayan Di Desa

Bagan Serdang……….... 40

7. Karakteristik Sampel di Desa Bagan Serdang... 42 8. Analisis Regresi Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Istri Nelayan (Umur,

Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan dan Pengalaman Bekerja) Terhadap Pendapatan Istri Nelayan... 43


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.

1. Skema Kerangka Pemikiran... 17

2. Nelayan Selesai Melaut……….. 32

3. Tempat Pelelangan Ikan (TPI)……… 33

4. Kegiatan Nelayan di TPI………. 34

5. Tanggok Atau Medang……… 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Istri Nelayan Sampel 2. Trip Melaut Dan Produksi 1 tahun

3. Biaya – Biaya Produksi Selama 1 Tahun

4. Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Istri Nelayan 5. Pendapatan Suami, Istri dan Total Pendapatan Keluarga 6. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap


(12)

ABSTRAK

AMERIYANI HARAHAP (080309024) dengan judul skripsi “PERANAN ISTRI NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)” yang dilakukan pada bulan Januari s.d April 2013 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia M.Sidan Ibu Emalisa, SP, M.Si.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dari populasi yang sejenis/homogen. Sampel diambil sejumlah 30 sampel dari 366 jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan istri nelayan dalam menambah pendapatan keluarganya adalah mencari kerang dan mengupas kerang lalu menjualnya. Kontribusi yang diberikan oleh istri sebesar 21,2% (<30%) yang artinya kontribusi yang diberikannya rendah. Variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja secara serempak tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel pendapatan. Dan secara parsial, variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja juga tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Semua variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 14,5%.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya mencapai 5,8 juta km2, sedangkan panjang garis pantainya 81.000 km merupakan kedua terpanjang di dunia. Jumlah pulau, baik besar dan kecil sebanyak 17.504 buah. Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki kawasan pesisir yang sangat luas yang dihuni sekitar 2 juta nelayan dan petambak yang diperkirakan 60 persen dari nelayan di desa rata-rata pendapatannya masih di bawah kebutuhan minimalnya (Yuswar, 2007).

Sebagai Negara maritim, Indonesia kaya akan sumberdaya lautnya seperti perikanan. Menurut data dari Departemen Kelautan dan Perikanan, setiap tahun sektor perikanan mampu meningkatkan sumbangannya terhadap pendapatan Negara bukan pajak. Namun ironisnya adalah masyarakat nelayannya merupakan golongan masyarakat paling miskin di Asia bahkan di dunia. Pengamatan langsung ke desa-desa nelayan dapat memberikan gambaran yang jauh lebih jelas tentang kemiskinan nelayan di tengah kekayaan laut yang begitu besar. Pemandangan yang sering dijumpai di desa nelayan adalah lingkungan hidup yang kumuh dan rumah-rumah yang sangat sederhana (Mulyadi, 2005).

Masyarakat yang tinggal di daerah pantai saat ini mendapat perhatian tersendiri dari pemerintah dengan harapan agar kesejahteraannya dapat ditingkatkan sehingga sederajat dengan kehidupan masyarakat lainnya. Secara relative, pendapatan masyarakat nelayan umumnya tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Status sosial ekonomi atau kesejahteraan masyarakat nelayan pun belum banyak berubah (Yuswar, 2007).


(14)

Dilihat dari lingkupnya, kemiskinan nelayan terdiri atas dua, yaitu kemiskinan prasarana dan kemiskinan keluarga. Kemiskinan prasarana dapat diindikasikan pada ketersediaan prasarana fisik di desa-desa nelayan, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak adanya akses untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standard. Secara tidak langsung, kemiskinan prasarana mengakibatkan kemiskinan keluarga, misalnya tidak tersedianya air bersih akan memaksa keluarga untuk mengeluarkan uang untuk membeli air bersih, yang berarti mengurangi pendapatan mereka (Mulyadi, 2005).

Selain itu, ketergantungan nelayan terhadap tekhnologi penangkapan juga sangat tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi sumberdaya perikanan yang bersifat mobile, yaitu mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain, juga untuk menangkapnya nelayan perlu sarana bantu, padahal para nelayan masih banyak mengalami keterbatasan teknologi penangkapan. Kemampuan untuk mendapatkan suatu teknologi itu sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga nelayan. Sesuai kondisi ekonominya, peralatan yang mampu dibeli adalah peralatan sederhana atau bahkan mungkin tidak mampu untuk membeli peralatan tangkap sama sekali sehingga menempatkan kedudukannya tetapa sebagai buruh nelayan. Kondisi ini melibatkan nelayan sulit untuk melepaskan diri dari kemiskinan (Mulyadi, 2005).

Penelitian Mubyarto pada masyarakat nelayan, menunjukkan bahwa peranan kepala rumah tangga yang harus menghidupi keluarganya dipegang oleh ayah atau suami yang bekerja sebagai nelayan atau di bidang perikanan. Bila ekonomi keluarga tidak mencukupi atau kurang dari kebutuhan keluarga, maka istri dapat membantu bekerja, baik sebagai pedagang ikan panggang atau eceran, sebagai pedagang ikan borongan


(15)

pembuat jaringan ikan dirumah masing-masing. Bagi mereka yang mampu, biasanya istrinya juga bekerja membantu usaha suami (Mubyarto, 1984).

Rumah tangga nelayan adalah salah satu contoh nyata dari keluarga pra-sejahtera yang ada di masyarakat. Rumah tangga nelayan sudah lama diketahui tergolong miskin, selain rumah tangga petani sempit, buruh tani, dan pengrajin (Sayogya, 1978: 1991). Istri nelayan ternyata memiliki peranan yang penting dalam menyiasati serta mengatasi kemiskinan yang dialaminya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya (Anonimb, 2008).

Apabila hanya mengandalkan pendapatan suami sebagai nelayan, akan sulit bagi keluarga nelayan untuk meningkatkan status sosial ekonominya. Karena itu, peranan istri nelayan sebagai bagian dari keluarga dalam meningkatkan pendapatan keluarga menjadi penting. Kondisi ini menjadi faktor pendorong mengapa istri nelayan harus bekerja. Untuk mengetahui lebih jauh peranan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga, maka dilakukan penelitian secara ilmiah.

Masyarakat nelayan di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu bukti nyata yang ada dalam masyarakat mengenai peran ganda kaum perempuan pada masyarakat nelayan, sebagai salah satu desa yang dekat dengan laut. Pada keluarga masyarakat pesisir Desa Bagan Serdang justru membawa dampak terhadap peranan istri dalam kehidupan keluarga.

Di satu pihak, istri bekerja dapat berperan membantu ekonomi keluarga dan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga, disisi lain peranannya dalam urusan rumah tangga menjadi berkurang karena lamanya waktu yang digunakan untuk aktivitas di luar rumah tangga (publik).


(16)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh istri nelayan dalam menyumbang pendapatan keluarga di daerah penelitian ?

2. Bagaimana kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian ?

3. Karakteristik sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi pendapatan istri nelayan di daerah penelitian ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan oleh istri nelayan dalam menyumbang pendapatan keluarga di daerah penelitian

2. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian

3. Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi apa saja yang berpengaruh terhadap pendapatan istri nelayan di daerah penelitian.

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan dan ilmunya

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam menetapkan kebijakan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan maupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (Mulyadi, 2005).

Ada dua hal utama yang terkandung dalam kemiskinan (Soetrisno,1995), yaitu kerentanan dan ketidakberdayaan. Dengan kerentanan yang dialami, orang miskin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi darurat. Ini dapat dilihat pada nelayan perorangan misalnya, mengalami kesulitan untuk membeli bahan bakar untuk keperluan melaut. Hal ini disebabkan sebelumnya tidak ada hasil tangkapan yang bisa dijual, dan tidak ada dana cadangan yang dapat digunakan untuk keperluan yang mendesak (Mulyadi, 2005).

Ketidakberdayaan juga menjadi faktor yang terkandung dalam kemiskinan. Orang miskin tidak berdaya menghadapi rentenir atau orang-orang lain yang sering mengeksploitasi mereka. Mereka juga tidak berdaya menghadapi polisi atau aparat Negara lain yang sering tidak ramah terhadap mereka (Soetrisno, 2001).


(18)

Menurut Raymond Firth, kemiskinan nelayan paling tidak dicirikan oleh lima karakteristik, yaitu :

1. Pendapatan nelayan yang bersifat harian (daily increments) dan jumlahnya sulit ditentukan. Dengan pendapatan yang bersifat harian, tidak dapat ditentukan dan sangat tergantung pada musim, para nelayan tersebut akan sangat sulit dalam merencanakan penggunaan pendapatannya.

2. Tingkat pendidikan nelayan atau anak-anak pada umumnya rendah. Kondisi demikian mempersulit mereka dalam memilih atau memperoleh pekerjaan lain, selain meneruskan pekerjaan orang tuanya sebagai nelayan. Sementara itu, jika anak-anak nelayan yang berhasil mencapai pendidikan tinggi maupun para sarjana perikanan, enggan berprofesi sebagai nelayan karena menganggap profesi nelayan sebagai ketidakmapanan.

3. Sifat produk yang dihasilkan nelayan, maka nelayan lebih banyak berhubungan dengan ekonomi tukar-menukar karena produk tersebut bukan merupakan makanan pokok. Selain itu, sifat produknya yang mudah rusak dan harus segera dipasarkan, menimbulkan ketergantungan yang besar dari nelayan kepada pedagang. Hal ini menyebabkan harga ikan dari nelayan dikuasai oleh pedagang.

4. Membutuhkan investasi cukup besar dan cenderung mengandung resiko yang besar dibandingkan sector usaha lainnya. Oleh karena itu, nelayan cenderung menggunakan armada dan peralatan tangkap sederhana, ataupun hanya menjadi anak buah kapal (ABK).

5. Kehidupan nelayan yang miskin karena kerentanan. Misalnya ditunjukkan oleh terbatasnya anggota keluarga yang secara langsung dapat ikut dalam kegiatan


(19)

produksi dan ketergantungan nelayan yang sangat besar pada satu mata pencahariannya yaitu menangkap ikan (Kusnadi, 2004).

2.1.2 Wanita dan Kegiatan Ekonomi

Menurut Sunyoto (2008), proses transformasi ekonomi dapat dibagi ke dalam tiga kategori periode perkembangan, yaitu :

1. The Family-Based Economy yaitu rumah tangga yang masih menjadi basis ekonomi. Kegiatan produksi banyak dilakukan di dalam rumah. Wanita (ibu rumah tangga) berada pada posisi yang relatif sentral dalam keluarga karena harus bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ada di dalam rumah. Dengan demikian, wanita mempunyai peran penting dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga.

2. The Family-Wage Economy, yaitu transformasi kegiatan ekonomi ke perdagangan. Pada periode ini, wanita berperan ganda (the development of dual roles) dimana di satu pihak sebagai tenaga kerja yang memperoleh upah dan dilain pihak sebagai ibu rumah tangga.

3. The Family-Consumer Economy, yaitu adanya campur tangan pemerintah dalam sistem upah tenaga kerja. Dalam periode ini, terjadi perubahan teknologi yang cukup pesat dan peningkatan produktivitas yang dalam perkembangannya membuat anggota keluarga rumah tangga lebih banyak melakukan fungsi konsumsi dan reproduksi.

Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan keadaan ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari upaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja di sektor pertanian atau mencari nafkah untuk


(20)

menambah penghasilan keluarga. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, mereka akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam keluarga mereka, juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mereka mengharuskan untuk berbuat demikian (Suardiman, 2001).

Bagi wanita peran ganda bukanlah hal yang baru, karena sejak kecil mereka telah dilatih untuk hidup mandiri, belajar menjadi istri, anggota masyarakat, dan juga pencari nafkah. Mereka menyadari sulitnya bertahan hidup. Walaupun wanita bukan pencari nafkah yang utama, namun jika wanita mampu mencari nafkah maka statusnya adalah membantu mencari nafkah (Suardiman, 2001).

Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung tinggi, hal ini terlihat pada wanita desa yang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Upaya yang mereka lakukan misalnya bekerja di sektor pertanian atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga (Daulay, 2001).

Kemiskinan yang melanda suatu keluarga menyebabkan kaum wanita tidak dapat begitu saja menyerahkan kelangsungan hidup keluarga kepada suami mereka. Hal ini sangat berbeda dengan kehidupan wanita dari golongan kaya. Peranan ganda bagi wanita khususnya bagi mereka golongan miskin bukanlah menjadi problematika lagi. Problematik bagi mereka adalah justru bagaimana mereka dapat melestarikan kesempatan mereka untuk tetap dapat berperan ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus bread winer

(pencari nafkah) bagi keluarga mereka. Di samping itu masalah lain adalah bagaimana para wanita yang bekerja sebagai bread winer ini dapat memperoleh perlakuan yang sama


(21)

dengan golongan laki-laki baik dalam hal penggajian maupun pelayanan sosial dari majikan mereka (Soetrisno, 2001).

Berbicara mengenai ekonomi selalu dikaitkan dengan manajemen serta pola pengambilan keputusan dalam keluarga serta upaya pemenuhan ekonomi. Manajemen didalam sebuah keluarga akan melibatkan suami maupun istri sebagai pengendali dalam keluarga. Aktivitas dalam sebuah keluarga tidak akan berjalan lancar tanpa adanya kerja sama diantara anggota keluarga dibawah pimpinan suami selaku pencari nafkah dan bekerja sama dengan istri. Peran perempuan dalam ekonomi nelayan tidak terbatas pada aspek sumbangan tunai saja, tetapi juga pada aspek manajemen dalam keluarga. Didalam sebuah manajemen keuangan ekonomi keluarga nelayan sebahagian besar berada ditangan perempuan atau istri khususnya, dan kemudian suami pada umumnya tidak ikut campur tangan dalam urusan rumah tangga. Nelayan sebagai pemburu ikan dilaut selalu tergantung dari anugrah alam yang kemungkinan besar mengalami banyak rintangan. Banyak tidaknya hasil yang diperoleh sangat tergantung pada kondisi alam (Anonima, 2008).

2.1.3 Istri Nelayan Dalam Rumah Tangga

Indonesia dewasa ini umumnya orang masih menganggap bahwa tugas kaum wanita sebagai seorang istri juga ibu adalah pertama-tama dalam mengurus rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Kelihatannya masih agak janggal bila terdapat wanita yang kurang memahami tata rumah tangga dan mereka hanya duduk bermalas-malasan saja bahkan sekarang kaum ibu dirumah tidak pernah tinggal diam dan selalu aktif (Notopuro, 1983).

Dalam mengatur rumah tangga nelayan, sangat memungkinkan pentingnya peran istri terutama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Istri juga berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga mengingat para suami telah sibuk mencari


(22)

nafkah. Istri memiliki peran ganda yaitu sebagai pencari nafkah ketika pendapatan suami tidak cukup untuk mecukupi kebutuhan rumah tangga mereka. Menurut Nursyahbani (1999), wanita didorong untuk berpartisipasi secara aktif di sektor publik, sekaligus tetap harus menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu (Anggita, 2012).

Kaum wanita keluarga nelayan umumnya terlibat dalam aktivitas mencari nafkah untuk keluarganya. Selama ini wanita nelayan bekerja menjadi pengumpul kerang-kerangan, pengolah hasil ikan, pembersih perahu yang baru mendarat, membuat/memperbaiki jaring, pedagang ikan, dan membuka warung. Namun, peran wanita di lingkungan nelayan belum dianggap berarti sebagai penghasil pendapatan keluarga, pun hanya dianggap income tambahan (Anonimb, 2008).

Merosotnya pendapatan nelayan berpengaruh pada ekonomi rumah tangga. Para istri nelayan akhirnya menjadi korban. Mereka wara-wiri mencari utang dan menggadaikan barang pada saat dia dan suaminya tidak melaut atau cuma dapat beberapa tangkapan. Pekerjaan andalan mereka hanya melaut sedangkan ketrampilan lainnya tidak bisa. Pekerjaan istri nelayan lainnya adalah mencari pinjaman atau ngebon bila tidak punya uang, terutama pada saat hasil laut sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, baik untuk kebutuhan makan sehari-hari, pengadaan uang untuk keperluan biaya produksi yang utama, yakni perbaikan perahu, maupun alat tangkap dan juga berkaitan dengan pengadaan bekal selama penangkapan atau biaya operasional. Semua keperluan tersebut oleh si istri diperoleh dari warung terdekat yang biasanya sudah menjadi langganannya. Adapun cara pembayarannya setelah suami pulang dari menjalankan pekerjaannya serta setelah ikan-ikan hasil tangkapannya terjual (Anonimb, 2008).


(23)

Besarnya jumlah tanggungan keluarga juga merupakan faktor yang akan dipertimbangkan dan merupakan pendorong bagi istri dalam mengambil keputusan untuk bekerja yang menyangkut waktu, jenis dan harapan dalam pekerjaannya. Jumlah tanggungan dapat mencerminkan jumlah pengeluaran rumah tangga. Dengan demikian akan mendorong si istri untuk bekerja lebih giat dan hal ini akan memberikan sumbangan atau kontribusi pendapatan untuk keluarga. Dalam hal ini apabila jumlah tanggungan keluarga dalam kelompok besar atau banyak.

2.1.4 Pemberdayaan Wanita Nelayan

Pengalaman menunjukan bahwa pemberdayaan wanita nelayan dalam pembangunan kelautan dan perikanan sulit dikembangkan, hal ini disebabkan karena kurangnya IPTEK dan kemiskinan yang selalu mengukung mereka (Anggita, 2012).

Beberapa masalah dalam integrasi wanita nelayan dalam pembangunan kelautan dan perikanan antara lain, keadaan pendidikan yang umumnya sangat rendah, tenaga wanita sering tidak dinilai, masih adanya nilai-nilai sosial budaya masyarakat sebagai penghambat berperan sertanya wanita nelayan secara aktif, sedangkan beban kerja wanita dalam keluarga cukup tinggi.

Dalam rangka mengantisipasi keadaan tersebut di atas maka perlu diupayakan program Pemberdayaan wanita nelayan. Program ini pada hakekatnya diarahkan untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri mereka sehingga dapat terlibat dalam penyelenggaraan pembangunan perikanan secara sejajar dengan kaum prianya (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2001).

Salah satu cara pemberdayaan wanita nelayan ini adalah melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Pendidikan di sini dapat berupa pendidikan formal melalui jalur sekolah untuk


(24)

generasi muda nelayannya, selain itu melalui pendidikan non formal berupa penyuluhan atau pelatihan, juga melalui pendidikan informal berupa ceramah-ceramah di kalangan pengajian atau arisan, juga melalui percakapan-percakapan informal lainnya yang berupa informasi-informasi. Di sinilah peran wanita nelayan sangat penting di dalam menyampaikan informasi tentang pemanfaatan secara lestari sumber daya alam (SDA) kepada generasi mudanya (Soetrisno, 2001).

Adapun program peranan wanita yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah perlu ditingkatkan yaitu meliputi :

1. Latihan kepemimpinan wanita ditingkat pusat, propinsi dan kabupaten.

2. Latihan keterampilan di bidang usaha-usaha ekonomi produktif bagi para wanita. 3. Bantuan paket bahan serta peralatan kerja untuk mendorong upaya meningkatkan

pendapatan keluarga.

4. Menyelenggarakan kelompok-kelompok kerja produktif dalam usaha mengembangkan kegiatan bersama (Soetrisno. 2001).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Peranan

Kata peran dan peranan dalam sosiologi sering dianggap sama karena tidak ada pembatasan secara jelas antara peran dan peranan hanya pada sudah atau tidaknya sebuah peran itu dijalankan. Peranan adalah peran yang telah dapat dilaksanakan individu yang bersangkutan sesuai dengaan kedudukannya, sehingga untuk mempermudah dalam pendefinisian kata peranan dalam penelitian ini kata peranan dianggap sama dengan kata peran. Soekanto dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar, peranan diartikan sebagai aspek dinamis dari kedudukan (status). Dan apabila seseorang melakukan


(25)

hak dan kewajibanya sesuai dengan status yang dimilikinya maka ia melakukan suatu peranan (Notopuro, 1983).

2.2.2 Pendapatan

Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain, dimana kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 1995).

2.2.3 Karakteristik Sosial Ekonomi Istri Nelayan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, adapun karakteristik sosial ekonomi istri nelayan yang dapat dijadikan acuan yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bekerja.

1.Umur

Sorenson (1964) menyatakan bahwa terdapat banyak bukti dimana perkembangan mental individu berjalan parallel dengan perkembangan fisik. Oleh sebab itu, dengan bertambahnya usia seseorang maka kemampuannya untuk memahami pengertian-pengertian yang rumit akan meningkat, termasuk dalam mengelola pendapatannya (Suardiman, 2001).


(26)

Umur bagi seorang wanita berperan dalam menghadapi kehidupan rumah tangganya. Semakin tinggi usia seseorang akan diikuti oleh kedewasaan dalam menghadapi suatu masalah. Semakin tinggi usia maka semakin mapan pula dalam memperoleh pendapatan.

Dapat dikatakan bahwa umur berhubungan secara positif dengan pendapatan. Tetapi kemudian jika diikuti dengan menurunnya kemampuan maka umur berkorelasi negative terhadap pendapatan. Bila diasumsikan bahwa puncak umur pada kurva 45-50 tahun, maka ada hubungan positif antara umur (sampai 50 tahun) dengan pendapatan, sebaliknya ada hubungan yang negative antara umur (diatas 50 tahun) dengan pendapatan. Jadi, pendapatan seseorang diduga meningkat sejalan bertambahnya usia sampai 45-50 tahun, namun sesudah usia itu diikuti oleh penurunan pendapatan (Suardiman, 2001).

2.Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana belajar dimana selanjutnya akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju pembangunan pertanian yang lebih modern. Mereka yang berpendidikan akan relative cepat dalam melaksanakan adopsi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, akan sulit melaksanakan inovasi dengan cepat (Lubis, 2000).

Pendidikan akan memberikan kemampuan seseorang untuk berfikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah. Mereka yang berpendidikan diharapkan akan lebih tepat dalam menghadapi keputusan tentang apa yang harus mereka lakukan. Dengan demikian pendidikan berpengaruh positif terhadap pendapatan (Suardiman, 2001).


(27)

Semakin banyak anggota keluarga, maka akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusaha (Soekartawi, 2003).

4.Pengalaman Bekerja

Pengalaman seseorang dalam bekerja berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi mereka yang mempunyai pengalaman usaha yang cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pemula (Soekartawi, 1999).

2.3 Kerangka Pemikiran

Rumah tangga nelayan pada saat ini merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah mengingat pendapatan mereka yang pada umumnya masih rendah. Dalam keluarga nelayan, jika pendapatan yang diperoleh suami belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka si istri harus turun tangan bekerja untuk menambah pendapatan keluarganya.

Peran istri sebagai penyokong kebutuhan ekonomi rumah tangga nelayan, sangat dibutuhkan mengingat penghasilan para suami yang bekerja sebagai nelayan tidaklah pasti jika dilihat dari sisi penghasilan. Hal ini dikarenakan penghasilannya yang tergantung dengan alam. Para suami pergi melaut dengan memakan waktu yang cukup lama sekitar 5 – 9 jam per harinya. Itu pun jika mereka mendapat hasil tangkapan yang sesuai dengan waktu yang dikeluarkan.

Peran istri nelayan selain sebagai ibu rumah tangga juga berperan ganda sebagai pencari nafkah untuk tambahan penghasilan dalam usaha memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga nelayan. Adapun kegiatan istri nelayan dalam hal ini hanya bergerak dalam bidang


(28)

perikanan yaitu mencari kerang dan mengupas kerang. Tidak adanya kegiatan istri selain mencari kerang dan mengupas kerang dikarenakan tidak adanya keterampilan lain sehingga kegiatan mereka hanya mencari kerang. Mereka mencari kerang, merebus, mengupas dan menjualnya.

Partisipasi dari para istri nelayan memang sangat erat kaitannya dengan latar belakang keluarga. Kemiskinan yang melanda menuntut mereka untuk ikut serta bekerja demi kebutuhan keluarganya. Besarnya kemampuan istri nelayan dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarganya dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bekerja. Pendapatan rumah tangga nelayan bisa dikatakan rendah, begitu juga dengan tingkat pendidikan yang rata-rata hanya tamat SD.


(29)

Berdasarkan uraian di atas, maka secara ringkas digambarkan skema seperti di bawah ini :

Keterangan :

: Hubungan : Pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga

Istri

Kegiatan Istri :

- Mencari kerang - Mengupas Kerang

Pendapatan

Kontribusi Pendapatan Keluarga Pendapatan Suami

Melaut Suami dan Anggota Lain Rumah Tangga Nelayan

Karakteristik Sosial Ekonomi Istri Nelayan :

- Umur

- Tingkat pendidikan - Jumlah tanggungan - Pengalaman bekerja


(30)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka yang menjadi hipotesis penelitian adalah :

1. Kontribusi pendapatan istri nelayan dalam menyumbang pendapatan keluarga di daerah penelitian tinggi (≥30%),

2. Terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bekerja terhadap pendapatan istri nelayan di daerah penelitian.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja dengan pertimbangan Desa Bagan Serdang merupakan desa yang lokasinya paling dekat dengan laut yang hanya dibatasi sebagian kecil hutan mangrove. Hal ini secara langsung juga mempengaruhi tingkat keikutsertaan istri nelayan dalam membantu meningkatkan pendapatan dalam keluarga nelayan.

3.2Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling, dimana pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila populasi homogen/sejenis.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah nelayan di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Jumlah rumah tangga di desa ini adalah sebanyak 366 RT, dengan penduduknya yang bekerja sebagai nelayan sebanyak 213 orang. Yang menjadi sampel penelitian adalah istri nelayan yang bekerja di sektor perikanan. Besar sampel yang diambil sebanyak 30 sampel dari rumah tangga nelayan, berdasarkan pendapat Gay (Umar, 2000) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel pada penelitian deskriptif korelasional adalah 30 sampel dari populasi.


(32)

Adapun jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga tiap dusun di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Tiap Dusun di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

Dusun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

Dusun I 546 Jiwa 149 RT

Dusun II 462 Jiwa 107 RT

Dusun III 437 Jiwa 110 RT

Total 1445 Jiwa 366 RT

Sumber. Profil Desa Bagan Serdang Tahun 2012

3.3Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang, Kantor Kecamatan Deli Serdang, Kantor Kepala Desa Bagan Serdang, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Desa Bagan Serdang, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan lembaga terkait lainnya.

3.4Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh ditabulasikan terlebih dahulu, kemudian dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.

Untuk menyelesaikan masalah yang menyatakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan istri nelayan di daerah penelitian, menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan melihat


(33)

kegiatan – kegiatan apa saja yang dilakukan oleh istri nelayan di daerah penelitian dalam menyumbang pendapatan keluarganya.

Untuk menghitung besarnya kontribusi pendapatan nelayan terhadap pendapatan keluarga, digunakan rumus sebagai berikut:

=

��

��

100%

Keterangan:

K = Kontribusi pendapatan nelayan terhadap pendapatan keluarga (%) Yw = Pendapatan wanita nelayan (Rp),

Yt = Total pendapatan keluarga atau rumah tangga (Rp).

Adapun kategori atau ukuran besar kontribusi dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Jika nilai 0 % - 33.3 % = Rendah

Jika nilai 33,4 % - 66,6 % = Sedang Jika nilai 66,7 %– 100 % = Tinggi

Menurut Syaibuddin Azwar (dalam Herianto, 2008), bila skor total keluarga yang semakin mendekati skor total ideal maka dapat diinpertasikan sebagai positif dan sebaliknya.


(34)

Untuk menguji hipotesis 2 yang menyatakan karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja) yang berpengaruh terhadap pendapatan istri nelayan, menggunakan metode analisis linier berganda dengan bantuan SPSS.

Adapun rumus Regresi Linier Berganda :

� =�+�+�+�+� + e

Dimana,

Y = Pendapatan Istri Nelayan (Rp)

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi X1 = Umur sampel (tahun) X2 = Tingkat pendidikan (tahun) X3 = Jumlah tanggungan (jiwa) X4 = Pengalaman bekerja (tahun)

Uji F

Untuk mengetahui apakah variabel X (umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel Y (pendapatan istri) maka digunakan rumus :

F = �2/ � (1− r2 )(n−k−1)

Dimana,

�2 = Koefisien Determinasi


(35)

k = Derajat Bebas Pembilang n-k-1 = Derajat Bebas Penyebut dengan kriteria uji :

jika F hitung ≤ F tabel………. H0 diterima, H1 ditolak Jika F hitung > F table………. H0 ditolak, H1 diterima

Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel X (umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bekerja) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel Y (pendapatan istri) dengan kriteria uji :

Jika t hitung ≤ t tabel………... H0 diterima, H1 ditolak Jika t hitung > t tabel………... H0 ditolak, H1 diterima (Supriana, 2009).

3.5Definisi dan Batasan Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka digunakan definisi dan batasan operasional sebagai berikut.

3.5.1 Definisi

1. Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya.

2. Istri nelayan adalah wanita yang hidup di lingkungan keluarga nelayan, dan bekerja baik di sektor perikanan maupun non perikanan.


(36)

3. Keluarga nelayan adalah suatu keluarga yang umumnya tinggal di pesisir pantai yang terdiri atas suami, istri dan beberapa orang anak dan sebagian atau seluruh anggotanya bekerja sebagai nelayan.

4. Kemiskinan adalah suatu kondisi yang serba kekurangan sehingga membuat seseorang menjadi tidak berdaya dalam menjalani kehidupannya.

5. Pendapatan keluarga (Family’s Income) adalah pendapatan bersih ditambah tenaga kerja dalam keluarga.

6. Pendapatan istri nelayan adalah jumlah penghasilan yang didapat dari aktivitas ekonomi dengan bekerjanya si istri dalam sektor perikanan maupun non perikanan. Pendapatan ini dihitung dalam Rp/tahun.

7. Karakteristik wanita (istri nelayan) yang akan diteliti adalah umur, pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja.

8. Umur adalah lama waktu hidup responden dari lahir hingga pada saat penelitian dilakukan (tahun).

9. Tingkat pendidikan adalah tingkat jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh oleh responden di daerah penelitian (tahun).

10.Jumlah tanggungan adalah semua orang yang berada dalam keluarga atau rumah tangga nelayan dan ditanggung oleh kepala keluarga.

11.Pengalaman bekerja adalah lamanya responden dalam bekerja untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarganya (tahun).


(37)

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang

2. Waktu penelitian adalah tahun 2013

3. Sampel adalah istri nelayan yang bekerja di sektor perikanan di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.


(38)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM

KEHIDUPAN KELUARGA SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

4.1.1 Luas dan Topografi Desa

Desa Bagan Serdang terletak di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 600 Ha yang terbagi atas tiga dusun. Topografi berupa tanah daratan datar dan sebagian daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertambakan. Namun, keadaan sekarang sebagian lahan pertambakan tersebut sudah ditanami pohon sawit dan tanaman palawija.

Desa Bagan Serdang berjarak 3 Km dari kantor kecamatan dan jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang yaitu 22 Km.

Secara administratif, Desa Bagan Serdang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Rantau Panjang.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rugemuk dan Desa Rantau Panjang. - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Tuan.


(39)

4.1.2 Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Bagan Serdang berjumlah 1.445 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 366 KK. Distribusi penduduk menurut kelompok umur di Desa Bagan Serdang tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Bagan Serdang Tahun 2011

No. Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Persentase (%) Laki-Laki Perempuan

1. 0-4 48 51 99 6,85

2. 5-9 52 53 105 7,27

3. 10-11 27 29 56 3,88

4. 12-14 31 34 65 4,50

5. 15-19 48 45 93 6,44

6. 20-24 43 40 83 5,74

7. 25-29 48 49 97 6,71

8. 30-34 47 51 98 6,78

9. 35-39 53 56 109 7,54

10. 40-44 50 58 108 7,47

11. 45-49 56 53 109 7,54

12. 50-54 52 53 105 7,27

13. 55-59 56 52 108 7,47

14. 60-64 54 60 114 7,89

15. >65 47 49 96 6,64

Jumlah 712 733 1.445 100

Sumber : Kantor Desa Bagan Serdang, 2012

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa kelompok usia produktif (12-65 tahun) di Desa Bagan Serdang sebanyak 1.089 jiwa (75,36 %). Sedangkan kelompok usia non produktif (0-11 tahun) dan di atas 65 tahun sebanyak 356 jiwa (24,64 %).

Sebagai daerah pesisir, penduduk Desa Bagan Serdang pada umumnya memiliki sumber mata pencaharian dari sub sektor perikanan. Selain itu, sebagian penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, buruh, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan lain-lain.


(40)

Pada Tabel 3 berikut ini, dapat dilihat distribusi penduduk Desa Bagan Serdang berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Bagan Serdang Tahun 2011

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Nelayan 213 58,04

2. Petani 65 17,71

3. Pegawai Negeri Sipil 2 0,54

4. Pedagang 35 9,54

5. Wiraswasta 19 5,18

6. Buruh 28 7,63

7. Peternak 4 1,09

8. Bidan 1 0,27

Jumlah 367 100

Sumber : Kantor Desa Bagan Serdang, 2012

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa 58,04 % penduduk mempunyai mata pencaharian dari sub sektor perikanan, yaitu sebagai nelayan. Sumber daya yang tersedia, baik dari alam maupun manusia, yang paling mendukung adalah sub sektor perikanan sehingga pekerjaan di sektor ini yang paling potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya ada juga yang bermata pencaharian sebagai petani sebesar 17,71%, dan pedagang sebesar 9,54%.


(41)

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Untuk keberlangsungan ekonomi masyarakat nelayan sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan mereka di daerah pesisir yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Nelayan di Desa Bagan Serdang Tahun 2011

No. Uraian Jumlah Satuan

1. Perahu 96 unit

2. Alat tangkap: jaring

bubu pukat

52 1600

8

unit buah unit 3. GPS (Global Positioning System) 12 unit 4. Alat bantu penangkapan Fish Finder 3 buah

5. Mesin pemecah es 3 unit

6. Peti pendingin (cool box) 32 buah

7. Tempat penambatan kapal/tangkahan 20 unit

8. TPI 1 unit

9. SPBU 1 unit

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang, 2012

Dari ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan nelayan di Desa Bagan Serdang yang tertera pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa kebutuhan sarana dan prasarana masyarakat nelayan dalam menjalankan usahanya sudah dapat terpenuhi.


(42)

Untuk distribusi sarana dan prasarana pendukung lainnya yang ada di Desa Bagan Serdang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya di Desa Bagan Serdang Tahun 2011

No. Uraian Jumlah

1. Sekolah Dasar (SD) 1

2. Mesjid 1

3. Musholla 1

4. Poskesdes 1

5. Jembatan 1

6. Sumur Bor Artesis 2

Sumber : Kantor Desa Bagan Serdang, 2012

Dari ketersediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya di Desa Bagan Serdang yang tertera pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi, baik di bidang keagamaan, kesehatan, transportasi, maupun sosial budaya. Namun, untuk kebutuhan pendidikan hanya tersedia Sekolah Dasar saja. Sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas tidak tersedia sehingga, masyarakat harus pergi keluar dari desa.


(43)

4.2 Gambaran Umum Kehidupan Keluarga Nelayan Desa Bagan Serdang

Desa Bagan Serdang merupakan salah satu desa di Kecamatan Pantai Labu yang dekat dengan pantai. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan keluarga nelayan di daerah penelitian akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Melaut

Kegiatan melaut dilakukan oleh para nelayan atau suami atau kepala rumah tangga pada saat laut dalam keadaan pasang besar. Dalam 1 bulan terjadi 2 kali pasang besar selama satu minggu dan dilakukan ada yang per jam dan per hari. Nelayan yang melakukan kegiatan melaut dari pagi sampai siang atau sore ke malam disebut nelayan per jam. Seperti mulai pukul 3 pagi sampai 11 siang atau pukul 3 sore sampai 10 malam, sedangkan nelayan yang melakukan kegiatan melaut lebih dari 1 hari disebut nelayan per hari. Pendapatan bersih yang diperoleh perhari yaitu antara Rp 20.000 – Rp 50.000 per hari.

Jenis kapal yang digunakan adalah kapal mesin. Sewaktu melaut mereka akan membawa bekal dan alat-alat tangkap yang dibutuhkan seperti jaring, pukat layang dan alat tangkap lainnya. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah campuran yaitu ikan, udang, kepiting dan dijual sesuai berapa banyak yang ditangkap. Ada juga nelayan yang hanya menangkap kerang mengikuti kegiatan istri, karena tidak memiliki alat tangkap seperti jaring, pukat dan lainnya dikarenakan faktor ekonomi. Hasil tangkapan dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk ditimbang dan langsung dijual kepada toke. Toke akan datang dan menunggu hasil tangkapan nelayan.


(44)

Nelayan di desa Bagan Serdang merupakan nelayan tradisional yang masih menggunakan alat-alat yang sederhana. Ada juga yang memakai alat dari toke dan sistem bagi hasil dengan toke.

Gambar 1. Nelayan Sesudah Melaut


(45)

2. Mencari Kerang

Kegiatan ini dilakukan oleh istri-istri nelayan di daerah penelitian. Mereka memulai kegiatan ini pada pukul 03.00 WIB – 11.00 WIB (musim Barat) dan pada pukul 18.00 – 01.00 WIB (musim Timur). Dengan menggunakan kapal yang dapat memuat 20-25 orang dan dikenakan ongkos sekali pergi sebesar Rp 5.000 per orang. Pada saat pasang besar, kegiatan mencari kerang dilakukan rata-rata 5 hari dalam seminggu . Alat yang digunakan yaitu medang atau tanggok.

3. Kegiatan di TPI

Tempat Pelelangan Ikan adalah tempat dimana terjadinya kegiatan pelelangan ikan yang dilakukan antara penjual dan pembeli ikan sehingga terjadi tawar-menawar harga ikan yang mereka sepakati bersama. Sebelumnya, para nelayan sebagai penjual akan memisahkan hasil tangkapan sesuai dengan jenisnya, seperti ikan, kepiting, udang dan lainnya.


(46)

Pada Gambar 2, dapat dilihat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di dusun 1 Desa Bagan Serdang. TPI ini merupakan satu-satunya TPI resmi yang dibangun oleh Pemda Deli Serdang untuk membantu para nelayan menjual hasil tangkapan kepada para pedagang besar maupun para konsumen secara langsung.


(47)

Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat kesibukan para nelayan yang selesai melakukan kegiatan melaut. Nelayan-nelayan membawa hasil tangkapan yang diperoleh ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk menjual hasil tangkapan tersebut. Nelayan buruh umumnya menjual hasil tangkapan pada nelayan toke, sedangkan nelayan yang tidak terikat dengan toke, bebas menjual kepada pedagang besar yang menawarkan harga yang telah disepakati.


(48)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap keluarga nelayan di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah istri nelayan yang bekerja. Jumlah sampel sebanyak 30 sampel dari rumah tangga nelayan.

5.1 Gambaran Kegiatan yang Dilakukan Oleh Istri Nelayan Untuk Menyumbang Pendapatan Keluarga

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh istri nelayan di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mencari Kerang

Mencari kerang dilakukan oleh wanita atau istri nelayan. Kegiatan ini dilakukan hanya pada saat laut dalam keadaan pasang besar. Jika laut dalam keadaan pasang mati, para istri tidak melaut dan hanya di rumah. Ada juga yang berjualan. Kegiatan mencari kerang ini terdiri atas dua musim, yaitu musim Barat dan musim Timur. Pada musim Barat, para istri mulai ke laut pada pukul 03.00 WIB – 11.00 WIB. Karena pada waktu tersebut , air laut surut dan akan naik pada malam hari. Sebaliknya pada musim Timur, melaut dilakukan pada pukul 18.00 – 01.00 WIB. Air laut surut di malam hari dan naik pada siang hari.

Pada saat ke laut, para istri nelayan menggunakan kapal mesin dan diwajibkan membayar ongkos sekali pergi sebesar Rp 5.000 per orang. Dalam satu kapal mesin menampung 20 - 25 orang. Sampai dilaut, mereka akan turun dan mulai mencari kerang dengan menggunakan tangan untuk menggaruk dasar laut dan mencari-cari kerang. Memang bukan pekerjaan yang sulit, tetapi dibutuhkan kesabaran dalam mengais pasir atau


(49)

lumpur untuk mendapatkan kerang tersebut. Tidak jarang, tubuh para wanita nelayan terendam air hingga sedada dan terkena panas matahari. Untuk menampung hasil tangkapan, mereka menggunakan tanggok atau medang . Jika alat tersebut rusak atau bolong, mereka akan memperbaikinya dengan benang jaring. Hasil tangkapan mereka yaitu kerang kulit rata-rata 3-5 kg /hari, tergantung cuaca dan kondisi.

Gambar 5. Medang atau Tanggok

Pada gambar 5, dapat dilihat sebuah medang atau tanggok yaitu alat untuk menampung kerang yang digunakan para istri nelayan pada saat mencari kerang.

2. Mengupas Kerang

Mengupas kerang juga dilakukan oleh para istri nelayan. Kegiatan ini biasanya dilakukan di halaman atau teras rumah mereka. Jika laut pasang besar pada saat musim Barat yaitu melaut pada pukul 03.00 – 11.00 WIB, mereka akan langsung mengupas dan menjualnya. Tetapi jika pada musim Timur yaitu melaut pada pukul 18.00 – 01.00 WIB, maka kegiatan mengupas kerang dilakukan pada pagi hari selanjutnya. Hasil tangkapan mereka yaitu kerang, direbus terlebih dahulu guna memudahkan saat pengupasan kulit kerang. Setelah


(50)

kerang direbus, didiamkan sebentar kemudian mereka kupas. Dalam kegiatan pengupasan ini biasanya dibantu oleh anak-anak perempuan mereka. Mereka lebih memilih memakai tenaga kerja anak dikarenakan keterbatasan dana untuk mengupah orang lain selain itu dalam kegiatan mengupas kerang tidak memerlukan begitu banyak tenaga dan keterampilan.

Dalam proses perebusan, mereka menggunakan kayu untuk merebus. Kayu didapat dari pohon-pohon yang berada dekat dengan laut. Jika stok kayu habis, mereka akan membeli kayu seharga Rp 5.000/ikat. Satu ikat mereka pakai untuk 1 minggu, tergantung ketersediaan kayu yang ada. Sedangkan alat yang mereka pakai dalam proses ini biasanya tidak dikhususkan, seperti dengan menggunakan kaleng roti yang berukuran besar dan dapat menampung kerang yang akan direbus. Alasannya karena merebus kerang tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Hasil dari pengupasan kerang yaitu kerang kupas, mereka jual dengan harga Rp 18.000/kg. Untuk 1 kg kerang kulit dapat menghasilkan ± 500 gram kerang kupas, dan kerang inilah yang mereka jual. Mereka lebih memilih menjual kerang kupas dibandingkan kerang kulit dikarenakan harga kerang kupas lebih menguntungkan daripada kerang kulit yang hanya seharga Rp 5.000/kg dan kerang harus langsung dijual karena tidak tahan lama sehingga cepat rusak atau busuk.

Limbah kulit kerang mereka buang dibawah rumah mereka untuk menimbun tanah yang becek karena air pasang . Alasan mereka tidak mau menjual kulit kerang dikarenakan tidak adanya konsumen yang mau membeli, kalau pun ada mereka harus menjualnya di luar desa yang memaksa mereka harus menggunakan transportasi. Padahal harga yang mereka dapat dari menjual kulit kerang tidak sesuai dengan yang mereka keluarkan untuk ongkos transportasi.


(51)

Gambar 4. Ibu – Ibu Nelayan Sedang Mengupas Kerang

Pada gambar 4, dapat dilihat para ibu – ibu nelayan yang sedang mengupas kerang kulit dan mengambil isinya yaitu kerang kupas untuk kemudian dijual. Sebelumnya kerang kulit direbus untuk memudahkan proses pengupasan kulit.

5.2 Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga

Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap pendapatan keluarga maka digunakan rumus :

K =

��

��

���

%

Dengan adanya kegiatan dari istri nelayan ini akan mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga. Dari data yang telah ditabulasi, dapat diketahui berapa besar pendapatan yang diperoleh istri nelayan .Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut :


(52)

Tabel 6 . Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan/Tahun

Uraian Rp/Thn Persentase

Pendapatan Responden/ Istri 2.199.800 21,2

Pendapatan Suami 8.208.000 78,8

Total 10.407.800 100

Sumber : Analisis Data Dari Lampiran 5

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui pendapatan dari istri nelayan dibagikan terhadap pendapatan keluarga, maka akan diperoleh kontribusi dari pendapatan istri terhadap pendapatan keluarga yaitu sebesar 21,2%, dan kontribusi pendapatan yang diberikan suami terhadap pendapatan keluarga pada rumah tangga nelayan adalah sebesar 78,8%.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kontribusi dari istri nelayan terhadap pendapatan keluarganya adalah rendah (<30%)

Maka hipotesis 1 yang menyatakan kontribusi pendapatan dari istri nelayan terhadap pendapatan keluarga tinggi, ditolak.

5.3 Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Istri Nelayan

5.3.1 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik istri nelayan yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini. Karakteristik tersebut meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan keluarga.


(53)

Tabel 7. Karakteristik Sampel di Desa Bagan Serdang

No. Karakteristik

Sampel Satuan Rentang Rataan

1. Umur Tahun 21-64 36,67

2. Tingkat Pendidikan Tahun 6-12 6,9 3. Pengalaman

Bekerja

Tahun 3-20 10,23

4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jiwa 0-4 2,03

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Umur

Umur sampel berkisar antara 21-64 tahun dengan rataan sebesar 36,67 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa umur sampel masih berada dalam usia produktif sehingga memiliki potensi kemampuan bekerja yang masih dapat diandalkan.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal sampel berkisar antara 6 - 12 tahun dengan rataan 6,9 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal sampel adalah tamatan SD. Tingkat pendidikan akan dapat mempengaruhi wawasan pengetahuan, pola pikir, cara bertindak, dan mengambil keputusan. Dimana hal ini akan membuat mereka sulit menerima inovasi maupun informasi untuk dijadikan bahan masukan kepada mereka. Sehingga kebanyakan dari mereka lebih menyukai jenis pekerjaan yang mereka rasa tidak terlalu sulit dan memerlukan syarat tertentu untuk melakukan pekerjaan dalam menambah pendapatan keluarganya.


(54)

Pengalaman Melaut

Pengalaman melaut sampel berkisar antara 3-20 tahun dengan rataan sebesar 10,23 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa sampel memliki pengalaman yang cukup lama dalam usaha mencari kerang.

Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga sampel berkisar antara 0-4 jiwa dengan rataan sebesar 2,03 jiwa. Dari jumlah tanggungan keluarga sampel dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan yang dimiliki kecil, dengan jumlah tertinggi yaitu 4 orang. Adapun sebagian dari dalam keluarga yang membantu dalam usaha pengupasan kerang.

Dalam hipotesis dinyatakan umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan istri nelayan. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor-faktor sosial ekonomi tersebut terhadap pendapatan istri nelayan, digunakan pengujian dengan analisis regresi linier berganda.

Untuk lebih jelas mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi variabel X1 (Umur), X2 (Tingkat Pendidikan), X3 (Jumlah Tanggungan), X4 (Pengalaman Melaut) diuji secara parsial dan secara serempak terhadap variabel Y (Pendapatan istri nelayan).


(55)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Analisis Regresi Pengaruh Karateristik Sosial Ekonomi Sampel di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang

Variabel Koefisien Regresi t-hitung Signifikansi

Constant 2,337 2,398 0,024

Umur (X1) 0,014 0,794 0,435

Tingkat Pendidikan (X2) -0,105 -1,354 0,188

Jumlah Tanggungan (X3) 0,094 0,587 0,563

Pengalaman Melaut (X4) -0,010 -0,275 0,785 R Squares = 0,145

F-hitung = 1,062 F-tabel (� 0,05) = 2,76

Sumber : Analisis Data Primer Dari Lampiran 7

Persamaan regresi Linear Berganda dapat ditulis sebagai berikut :

Y = 2,337 + 0,014X1 – 0,105X2 + 0,094X3 – 0,010X4 +e

Dimana,

Y : Pendapatan Istri Nelayan/Tahun (Rp) X1 : Umur (Tahun)

X2 : Tingkat Pendidikan (Tahun) X3 : Jumlah Tanggungan (Jiwa) X4 : Pengalaman Melaut (Tahun)

Dari tabel 8 dan persamaan regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai R-square yang diperoleh adalah 0,145. Nilai menunjukkan bahwa variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja mampu menjelaskan variabel pendapatan istri sebesar 14,5%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.


(56)

2. Nilai F-hitung (1,062) < F-tabel (2,76), hal ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel umur, pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan istri.

3. Koefisien regresi variabel umur (X1) sebesar 0,014 dengan tingkat signifikansi 0,435. Tingkat signifikansi yang diperoleh 0,435 > 0,05 yang berarti bahwa secara parsial variabel umur tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Rata-rata umur nelayan di daerah penelitian adalah 36,67 tahun, dimana umur tersebut masih tergolong usia produktif untuk melaut. Dengan rataan usia produktif tersebut nelayan sampel didaerah penelitian umumnya dianggap memiliki prestasi kerja yang cukup dalam kegiatan melaut yang berhubungan dengan hasil tangkapan dan tingkat pendapatan nelayan. Namun berdasarkan hasil penelitian, rataan umur nelayan sampel tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.

4. Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan (X2) sebesar -0,105 dengan tingkat signifikansi yang diperoleh 0,188 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Rata-rata tingkat pendidikan nelayan sampel didaerah penelitian adalah SD. Tingkat pendidikan nelayan sampel umumnya dapat mempengaruhi wawasan pengetahuan, pola pikir, cara bertindak, dan mengambil keputusan. Namun berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan tidak ada, keterampilan yang dibutuhkan adalah seragam sehingga tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh dalam meningkatkan tangkapan/ pendapatan. tingkat pendidikan pada nelayan sampel tidak mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.

5. Koefisien regresi variabel jumlah tanggungan (X3) sebesar 0,094 dengan tingkat signifikansi yang diperoleh 0,563 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara


(57)

parsial variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Semakin banyak jumlah tanggungan maka akan mendorong nelayan untuk melakukan banyak aktivitas untuk meambah pendapatan keluarga. Rata-rata jumlah tanggungan yang dimiliki nelayan sampel didaerah penelitian adalah 2,03 jiwa. Namun berdasarkan hasil penelitian, sedikit atau banyaknya jumlah tanggungan nelayan sampel tidak mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh.

6. Koefisien regresi variabel pengalaman bekerja (X4) sebesar -0,010 dengan tingkat signifikansi yang diperoleh 0,785 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel pengalaman bekerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Dalam kegiatan nelayan dengan semakin tinggi pengalaman kerjanya dalam penangkapan ikan, semakin meningkatkan pendapatannya. Jika nelayan memiliki pengalaman melaut yang tinggi dalam melakukan kegiatan melaut, biasanya mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan nelayan yang kurang berpengalaman. Tetapi berdasarkan hasil penelitian, dengan rataan pengalaman melaut nelayan sampel yang cukup yaitu 10,23 tahun tidak mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh.

Maka, hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bekerja terhadap pendapatan istri nelayan di daerah penelitian, ditolak.


(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kegiatan yang dilakukan oleh para istri nelayan di daerah penelitian adalah mencari kerang dan mengupasnya.

2. Kontribusi pendapatan istri nelayan di daerah penelitian untuk keluarganya adalah sebesar 21,2% dan kontribusi pendapatan suami adalah 78,8%. Artinya kontribusi pendapatan yang diberikan istri untuk keluarganya adalah rendah.

3. a. Semua variabel bebas yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja mempengaruhi variabel terikat yaitu pendapatan adalah sebesar 14,5%.

b. Secara serempak, variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja tidak berpengaruh terhadap variabel pendapatan istri di daerah penelitian.

c. Secara parsial, variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan istri didaerah penelitian.


(59)

Saran

a. Saran Kepada Pemerintah

1. Memberikan pelatihan dan pemberdayaan kepada wanita / istri nelayan agar mereka memiliki ketrampilan baru khususnya dalam pengolahan limbah kulit kerang agar menjadi produk yang menghasilkan nilai jual.

2. Adanya pembangunan sarana berupa pasar sehingga memudahkan nelayan dalam memasarkan hasil produksinya.

b. Saran Kepada Nelayan/Istri Nelayan

1. Diharapkan membuat atau mengikuti kelompok nelayan untuk usaha bersama sehingga mereka mendapat cara atau pengetahuan baru khususnya tentang pengolahan limbah kerang.

c. Saran Kepada Peneliti Selanjutnya

1. Agar diadakan penelitian selanjutnya mengenai besar peranan istri nelayan dalam menyumbang pendapatan keluarganya di daerah lainnya.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anggita. 2012. Konsep Pemberdayaan Untuk Mengoptimalkan Peran Wanita Dalam Meningkatkan Kehidupan Ekonomi Masyarakat Nelayan.

19 September 2012

a

Anonimous. 2008. Pemberdayaan Wanita Nelayan.

Diakses pada tanggal 05 September 2012

b

Anonimous. 2008. Peran Strategis Wanita Nelayan.

Daulay, H. 2001. Pergeseran Pola Relasi Gender di Keluarga Migran. Galang Press, Yogyakarta

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Deli Serdang, 2001

Herianto, E.D. 2008. Kontribusi Pendapatan Usaha Bata Terhadap Pendapatan Rummah Tangga di Kecamatan Pengkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. Univesitas Riau: Pekanbaru.

Kusnadi, M.A. 2004. Polemik Kemiskinan Nelayan. Pondok Edukasi dan Pokja Pembaruan, Bantul

Lubis, S. N. 2000. Adopsi Tekhnologi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. USU Press, Medan

Mubyarto, L. Soetrisno dan M. Dove. 1984. Nelayan dan Kemiskinan. CV Rajawali, Jakarta

Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Notopuro, H. 1983. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Priyatno, D. 2011. Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. MediaKom. Yogyakarta Samuelson, P.A dan Nordhaus, W.D. 1995. Mikro Ekonomi. Erlangga, Jakarta Soekartawi. 1999. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta


(61)

Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta

Soetrisno, L. 2001. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Suardiman, S. P. 2001. Perempuan Kepala Rumah Tangga. Penerbit Jendela, Yogyakarta Sunyoto. U. 2008. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Supriana. T. 2009. Pengantar Ekonometrika Aplikasi Dalam Bidang Ekonomi Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta

Umar, H. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Yuzwar, Z.B. 2007. Bunga Rampaii Pembangunan Ekonomi Pesisir. Universitas Trisakti, Jakarta


(62)

(63)

Lampiran 1. Karakteristik Istri Nelayan Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang

No Sampel Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan (Tahun) Pengalaman Bekerja (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa)

1 34 12 5 2

2 29 9 10 2

3 21 12 3 0

4 35 6 5 2

5 48 6 15 2

6 30 6 12 4

7 35 6 15 2

8 47 6 15 2

9 35 6 3 2

10 37 12 8 2

11 35 6 5 3

12 33 6 8 2

13 64 6 20 0

14 40 6 20 2

15 28 6 8 1

16 27 6 10 1

17 50 6 12 2

18 58 6 10 2

19 29 6 5 1

20 55 6 12 2

21 22 9 7 2

22 30 6 8 2

23 29 9 9 3

24 43 6 20 2

25 33 6 10 3

26 28 6 5 2

27 45 6 15 3

28 30 6 10 2

29 41 6 17 4

30 29 6 5 2

Total 1100 207 307 61


(64)

Lampiran 2. Produksi Dari Istri Nelayan Selama 1 Tahun No Sampel Produksi Kerang Kupas/Tahun (Kg) Nilai Produksi Kerang Kupas/Tahun (Rp/Kg)

1 192 3.456.000

2 158 2.844.000

3 154 2.772.000

4 192 3.456.000

5 250 4.500.000

6 216 3.888.000

7 288 5.184.000

8 230 4.140.000

9 250 4.500.000

10 192 3.456.000

11 250 4.500.000

12 268 4.824.000

13 192 3.456.000

14 192 3.456.000

15 250 4.500.000

16 166 2.988.000

17 166 2.988.000

18 250 4.500.000

19 180 3.240.000

20 192 3.456.000

21 166 2.988.000

22 80 1.440.000

23 116 2.088.000

24 250 4.500.000

25 192 3.456.000

26 292 5.256.000

27 192 3.456.000

28 156 2.808.000

29 230 4.140.000

30 176 3.168.000

Total 6078 109.404.000


(65)

Lampiran 3. Biaya – Biaya Produksi Selama 1 Tahun No Ongkos (Rp) BBM

(Rp)

Kayu (Rp) Medang (Rp)

Total (Rp)

1 1.200.000 120.000 120.000 25.000 1.465.000

2 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000

3 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000

4 1.440.000 180.000 120.000 25.000 1.765.000 5 1.200.000 200.000 180.000 25.000 1.605.000 6 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 7 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 8 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000

9 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000

10 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000 11 1.200.000 200.000 180.000 25.000 1.605.000 12 1.440.000 180.000 60.000 25.000 1.705.000 13 1.200.000 100.000 60.000 25.000 1.385.000 14 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 15 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 16 1.200.000 180.000 60.000 25.000 1.465.000 17 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 18 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 19 1.440.000 120.000 60.000 25.000 1.645.000 20 1.200.000 100.000 60.000 25.000 1.385.000 21 1.200.000 100.000 60.000 25.000 1.385.000

22 600.000 80.000 60.000 25.000 765.000

23 720.000 80.000 60.000 25.000 885.000

24 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 25 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000 26 1.440.000 180.000 60.000 25.000 1.705.000 27 1.200.000 180.000 60.000 25.000 1.465.000

28 960.000 80.000 60.000 25.000 1.125.000

29 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 30 1.080.000 120.000 60.000 25.000 1.285.000

Total 35.520.000 4.680.000 2.460.000 750.000 43.410.000


(66)

Lampiran 4. Penerimaan, Biaya Produksi Dan Pendapatan Istri Nelayan Selama 1 Tahun

No Sampel Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp)

Pendapatan (Rp)

1 3.456.000 1.465.000 1.991.000

2 2.844.000 1.405.000 1.439.000

3 2.772.000 1.405.000 1.367.000

4 3.456.000 1.765.000 1.691.000

5 4.500.000 1.605.000 2.895.000

6 3.888.000 1.545.000 2.343.000

7 5.184.000 1.545.000 3.639.000

8 4.140.000 1.545.000 2.595.000

9 4.500.000 1.485.000 3.015.000

10 3.456.000 1.405.000 2.051.000

11 4.500.000 1.605.000 2.895.000

12 4.824.000 1.705.000 3.119.000

13 3.456.000 1.385.000 2.071.000

14 3.456.000 1.545.000 1.911.000

15 4.500.000 1.485.000 3.015.000

16 2.988.000 1.465.000 1.523.000

17 2.988.000 1.545.000 1.443.000

18 4.500.000 1.485.000 3.015.000

19 3.240.000 1.645.000 1.595.000

20 3.456.000 1.385.000 2.071.000

21 2.988.000 1.385.000 1.603.000

22 1.440.000 765.000 675.000

23 2.088.000 885.000 1.203.000

24 4.500.000 1.485.000 3.015.000

25 3.456.000 1.405.000 2.051.000

26 5.256.000 1.705.000 3.551.000

27 3.456.000 1.465.000 1.991.000

28 2.808.000 1.125.000 1.683.000

29 4.140.000 1.485.000 2.655.000

30 3.168.000 1.285.000 1.883.000

Total 109.404.000 43.410.000 65.994.000


(67)

Lampiran 5. Pendapatan Suami, Pendapatan Istri dan Total Pendapatan Keluarga 1 Tahun No Sampel Pendapatan Suami (Rp) Pendapatan Istri (Rp) Pendapatan Keluarga (Rp)

1 8.400.000 1.991.000 10.391.000

2 4.800.000 1.439.000 6.239.000

3 24.000.000 1.367.000 25.367.000

4 18.000.000 1.691.000 19.691.000

5 14.400.000 2.895.000 17.295.000

6 3.600.000 2.343.000 5.943.000

7 10.200.000 3.639.000 13.839.000

8 4.800.000 2.595.000 7.395.000

9 6.000.000 3.015.000 9.015.000

10 7.200.000 2.051.000 9.251.000

11 18.000.000 2.895.000 20.895.000

12 9.000.000 3.119.000 12.119.000

13 7.200.000 2.071.000 9.271.000

14 6.000.000 1.911.000 7.911.000

15 7.200.000 3.015.000 10.215.000

16 7.200.000 1.523.000 8.723.000

17 4.800.000 1.443.000 6.243.000

18 4.800.000 3.015.000 7.815.000

19 4.320.000 1.595.000 5.915.000

20 6.000.000 2.071.000 8.071.000

21 4.800.000 1.603.000 6.403.000

22 6.000.000 675.000 6.675.000

23 4.800.000 1.203.000 6.003.000

24 4.320.000 3.015.000 7.335.000

25 4.800.000 2.051.000 6.851.000

26 12.000.000 3.551.000 15.551.000

27 4.800.000 1.991.000 6.791.000

28 19.200.000 1.683.000 20.883.000

29 4.800.000 2.655.000 7.455.000

30 4.800.000 1.883.000 6.683.000

Total 246.240.000 65.994.000 312.234.000


(1)

Lampiran 2. Produksi Dari Istri Nelayan Selama 1 Tahun No

Sampel

Produksi Kerang Kupas/Tahun

(Kg)

Nilai Produksi Kerang Kupas/Tahun

(Rp/Kg)

1 192 3.456.000

2 158 2.844.000

3 154 2.772.000

4 192 3.456.000

5 250 4.500.000

6 216 3.888.000

7 288 5.184.000

8 230 4.140.000

9 250 4.500.000

10 192 3.456.000

11 250 4.500.000

12 268 4.824.000

13 192 3.456.000

14 192 3.456.000

15 250 4.500.000

16 166 2.988.000

17 166 2.988.000

18 250 4.500.000

19 180 3.240.000

20 192 3.456.000

21 166 2.988.000

22 80 1.440.000

23 116 2.088.000

24 250 4.500.000

25 192 3.456.000

26 292 5.256.000

27 192 3.456.000

28 156 2.808.000

29 230 4.140.000

30 176 3.168.000

Total 6078 109.404.000


(2)

Lampiran 3. Biaya – Biaya Produksi Selama 1 Tahun No Ongkos (Rp) BBM

(Rp)

Kayu (Rp) Medang (Rp)

Total (Rp) 1 1.200.000 120.000 120.000 25.000 1.465.000

2 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000

3 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000

4 1.440.000 180.000 120.000 25.000 1.765.000 5 1.200.000 200.000 180.000 25.000 1.605.000 6 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 7 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 8 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000

9 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000

10 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000 11 1.200.000 200.000 180.000 25.000 1.605.000 12 1.440.000 180.000 60.000 25.000 1.705.000 13 1.200.000 100.000 60.000 25.000 1.385.000 14 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 15 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 16 1.200.000 180.000 60.000 25.000 1.465.000 17 1.200.000 200.000 120.000 25.000 1.545.000 18 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 19 1.440.000 120.000 60.000 25.000 1.645.000 20 1.200.000 100.000 60.000 25.000 1.385.000 21 1.200.000 100.000 60.000 25.000 1.385.000

22 600.000 80.000 60.000 25.000 765.000

23 720.000 80.000 60.000 25.000 885.000

24 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 25 1.200.000 120.000 60.000 25.000 1.405.000 26 1.440.000 180.000 60.000 25.000 1.705.000 27 1.200.000 180.000 60.000 25.000 1.465.000

28 960.000 80.000 60.000 25.000 1.125.000

29 1.200.000 200.000 60.000 25.000 1.485.000 30 1.080.000 120.000 60.000 25.000 1.285.000 Total 35.520.000 4.680.000 2.460.000 750.000 43.410.000 Rataan 1.184.000 156.000 82.000 25.000 1.447.000


(3)

Lampiran 4. Penerimaan, Biaya Produksi Dan Pendapatan Istri Nelayan Selama 1 Tahun

No Sampel Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp)

Pendapatan (Rp)

1 3.456.000 1.465.000 1.991.000

2 2.844.000 1.405.000 1.439.000

3 2.772.000 1.405.000 1.367.000

4 3.456.000 1.765.000 1.691.000

5 4.500.000 1.605.000 2.895.000

6 3.888.000 1.545.000 2.343.000

7 5.184.000 1.545.000 3.639.000

8 4.140.000 1.545.000 2.595.000

9 4.500.000 1.485.000 3.015.000

10 3.456.000 1.405.000 2.051.000

11 4.500.000 1.605.000 2.895.000

12 4.824.000 1.705.000 3.119.000

13 3.456.000 1.385.000 2.071.000

14 3.456.000 1.545.000 1.911.000

15 4.500.000 1.485.000 3.015.000

16 2.988.000 1.465.000 1.523.000

17 2.988.000 1.545.000 1.443.000

18 4.500.000 1.485.000 3.015.000

19 3.240.000 1.645.000 1.595.000

20 3.456.000 1.385.000 2.071.000

21 2.988.000 1.385.000 1.603.000

22 1.440.000 765.000 675.000

23 2.088.000 885.000 1.203.000

24 4.500.000 1.485.000 3.015.000

25 3.456.000 1.405.000 2.051.000

26 5.256.000 1.705.000 3.551.000

27 3.456.000 1.465.000 1.991.000

28 2.808.000 1.125.000 1.683.000

29 4.140.000 1.485.000 2.655.000

30 3.168.000 1.285.000 1.883.000

Total 109.404.000 43.410.000 65.994.000


(4)

Lampiran 5. Pendapatan Suami, Pendapatan Istri dan Total Pendapatan Keluarga

1 Tahun No

Sampel

Pendapatan Suami (Rp)

Pendapatan Istri (Rp)

Pendapatan Keluarga (Rp)

1 8.400.000 1.991.000 10.391.000

2 4.800.000 1.439.000 6.239.000

3 24.000.000 1.367.000 25.367.000

4 18.000.000 1.691.000 19.691.000

5 14.400.000 2.895.000 17.295.000

6 3.600.000 2.343.000 5.943.000

7 10.200.000 3.639.000 13.839.000

8 4.800.000 2.595.000 7.395.000

9 6.000.000 3.015.000 9.015.000

10 7.200.000 2.051.000 9.251.000

11 18.000.000 2.895.000 20.895.000

12 9.000.000 3.119.000 12.119.000

13 7.200.000 2.071.000 9.271.000

14 6.000.000 1.911.000 7.911.000

15 7.200.000 3.015.000 10.215.000

16 7.200.000 1.523.000 8.723.000

17 4.800.000 1.443.000 6.243.000

18 4.800.000 3.015.000 7.815.000

19 4.320.000 1.595.000 5.915.000

20 6.000.000 2.071.000 8.071.000

21 4.800.000 1.603.000 6.403.000

22 6.000.000 675.000 6.675.000

23 4.800.000 1.203.000 6.003.000

24 4.320.000 3.015.000 7.335.000

25 4.800.000 2.051.000 6.851.000

26 12.000.000 3.551.000 15.551.000

27 4.800.000 1.991.000 6.791.000

28 19.200.000 1.683.000 20.883.000

29 4.800.000 2.655.000 7.455.000

30 4.800.000 1.883.000 6.683.000

Total 246.240.000 65.994.000 312.234.000


(5)

Lampiran 6. Variabel-Variabel X (Umur, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Pengalaman Bekerja) dan Y (Pendapatan Istri) Pada Analisis Regresi Linier Berganda

No Sampel

Umur (Tahun)

Pendidikan (Tahun)

Tanggungan (Jiwa)

Pengalaman (Tahun)

Pendapatan Istri/Tahun (Rp)

X1 X2 X3 X4 Y

1 34 12 2 5 1.991.000

2 29 9 2 10 1.439.000

3 21 12 0 3 1.367.000

4 35 6 2 5 1.691.000

5 48 6 2 15 2.895.000

6 30 6 4 12 2.343.000

7 35 6 2 15 3.639.000

8 47 6 2 15 2.595.000

9 35 6 2 3 3.015.000

10 37 12 2 8 2.051.000

11 35 6 3 5 2.895.000

12 33 6 2 8 3.119.000

13 64 6 0 20 2.071.000

14 40 6 2 20 1.911.000

15 28 6 1 8 3.015.000

16 27 6 1 10 1.523.000

17 50 6 2 12 1.443.000

18 58 6 2 10 3.015.000

19 29 6 1 5 1.595.000

20 55 6 2 12 2.071.000

21 22 9 2 7 1.603.000

22 30 6 2 8 675.000

23 29 9 3 9 1.203.000

24 43 6 2 20 3.015.000

25 33 6 3 10 2.051.000

26 28 6 2 5 3.551.000

27 45 6 3 15 1.991.000

28 30 6 2 10 1.683.000

29 41 6 4 17 2.655.000

30 29 6 2 5 1.883.000

Total 1100 207 61 307 65.994.000


(6)

Lampiran 7. Analisis Regresi Linier Berganda Faktor – Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.320 4 .580 1.062 .396a

Residual 13.649 25 .546

Total 15.969 29

a. Predictors: (Constant), pengalaman, tanggungan, pendidikan, umur b. Dependent Variable: pendapatan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.337 .974 2.398 .024

umur .014 .017 .192 .794 .435 .584 1.713

pendidikan -.105 .077 -.276 -1.354 .188 .823 1.215

tanggungan .094 .160 .113 .587 .563 .929 1.076

Model Summaryb

Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .381a .145 .009 .73888556 .145 1.062 4 25 .396 2.010

a. Predictors: (Constant), pengalaman, tanggungan, pendidikan, umur


Dokumen yang terkait

Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras Dan Pangan Non Beras (Studi Kasus: Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

11 80 108

Sikap Dan Perilaku Nelayan Terhadap Kinerja Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (Kasus : Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

2 50 155

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Nelayan Buruh ditinjau dari Garis Kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang )

2 45 92

Pengaruh Pengetahuan, Pengalaman dan Minat terhadap Persepsi Penderita tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

3 57 124

Keanekaragaman Jenis Vegetasi Di Areal Model Arboretum Mangrove Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

3 47 50

Implementasi Graph Coloring Dalam Pemetaan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

2 35 85

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

0 2 14

Sikap Dan Perilaku Nelayan Terhadap Kinerja Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (Kasus : Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Sikap Dan Perilaku Nelayan Terhadap Kinerja Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (Kasus : Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 11

Sikap Dan Perilaku Nelayan Terhadap Kinerja Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (Kasus : Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 14