BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap keluarga nelayan di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah
istri nelayan yang bekerja. Jumlah sampel sebanyak 30 sampel dari rumah tangga nelayan.
5.1 Gambaran Kegiatan yang Dilakukan Oleh Istri Nelayan Untuk Menyumbang Pendapatan Keluarga
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh istri nelayan di daerah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mencari Kerang
Mencari kerang dilakukan oleh wanita atau istri nelayan. Kegiatan ini dilakukan hanya pada saat laut dalam keadaan pasang besar. Jika laut dalam keadaan pasang mati, para
istri tidak melaut dan hanya di rumah. Ada juga yang berjualan. Kegiatan mencari kerang ini terdiri atas dua musim, yaitu musim Barat dan musim Timur. Pada musim
Barat, para istri mulai ke laut pada pukul 03.00 WIB – 11.00 WIB. Karena pada waktu tersebut , air laut surut dan akan naik pada malam hari. Sebaliknya pada musim Timur,
melaut dilakukan pada pukul 18.00 – 01.00 WIB. Air laut surut di malam hari dan naik pada siang hari.
Pada saat ke laut, para istri nelayan menggunakan kapal mesin dan diwajibkan membayar ongkos sekali pergi sebesar Rp 5.000 per orang. Dalam satu kapal mesin menampung
20 - 25 orang. Sampai dilaut, mereka akan turun dan mulai mencari kerang dengan menggunakan tangan untuk menggaruk dasar laut dan mencari-cari kerang. Memang
bukan pekerjaan yang sulit, tetapi dibutuhkan kesabaran dalam mengais pasir atau
Universitas Sumatera Utara
lumpur untuk mendapatkan kerang tersebut. Tidak jarang, tubuh para wanita nelayan terendam air hingga sedada dan terkena panas matahari. Untuk menampung hasil
tangkapan, mereka menggunakan tanggok atau medang . Jika alat tersebut rusak atau bolong, mereka akan memperbaikinya dengan benang jaring. Hasil tangkapan mereka
yaitu kerang kulit rata-rata 3-5 kg hari, tergantung cuaca dan kondisi.
Gambar 5. Medang atau Tanggok Pada gambar 5, dapat dilihat sebuah medang atau tanggok yaitu alat untuk menampung
kerang yang digunakan para istri nelayan pada saat mencari kerang.
2. Mengupas Kerang
Mengupas kerang juga dilakukan oleh para istri nelayan. Kegiatan ini biasanya dilakukan di halaman atau teras rumah mereka. Jika laut pasang besar pada saat musim Barat yaitu
melaut pada pukul 03.00 – 11.00 WIB, mereka akan langsung mengupas dan menjualnya. Tetapi jika pada musim Timur yaitu melaut pada pukul 18.00 – 01.00 WIB, maka kegiatan
mengupas kerang dilakukan pada pagi hari selanjutnya. Hasil tangkapan mereka yaitu kerang, direbus terlebih dahulu guna memudahkan saat pengupasan kulit kerang. Setelah
Universitas Sumatera Utara
kerang direbus, didiamkan sebentar kemudian mereka kupas. Dalam kegiatan pengupasan ini biasanya dibantu oleh anak-anak perempuan mereka. Mereka lebih memilih memakai
tenaga kerja anak dikarenakan keterbatasan dana untuk mengupah orang lain selain itu dalam kegiatan mengupas kerang tidak memerlukan begitu banyak tenaga dan
keterampilan. Dalam proses perebusan, mereka menggunakan kayu untuk merebus. Kayu didapat dari
pohon-pohon yang berada dekat dengan laut. Jika stok kayu habis, mereka akan membeli kayu seharga Rp 5.000ikat. Satu ikat mereka pakai untuk 1 minggu, tergantung
ketersediaan kayu yang ada. Sedangkan alat yang mereka pakai dalam proses ini biasanya tidak dikhususkan, seperti dengan menggunakan kaleng roti yang berukuran besar dan
dapat menampung kerang yang akan direbus. Alasannya karena merebus kerang tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Hasil dari pengupasan kerang yaitu kerang kupas,
mereka jual dengan harga Rp 18.000kg. Untuk 1 kg kerang kulit dapat menghasilkan ± 500 gram kerang kupas, dan kerang inilah yang mereka jual. Mereka lebih memilih
menjual kerang kupas dibandingkan kerang kulit dikarenakan harga kerang kupas lebih menguntungkan daripada kerang kulit yang hanya seharga Rp 5.000kg dan kerang harus
langsung dijual karena tidak tahan lama sehingga cepat rusak atau busuk. Limbah kulit kerang mereka buang dibawah rumah mereka untuk menimbun tanah yang
becek karena air pasang . Alasan mereka tidak mau menjual kulit kerang dikarenakan tidak adanya konsumen yang mau membeli, kalau pun ada mereka harus menjualnya di
luar desa yang memaksa mereka harus menggunakan transportasi. Padahal harga yang mereka dapat dari menjual kulit kerang tidak sesuai dengan yang mereka keluarkan untuk
ongkos transportasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Ibu – Ibu Nelayan Sedang Mengupas Kerang Pada gambar 4, dapat dilihat para ibu – ibu nelayan yang sedang mengupas kerang kulit
dan mengambil isinya yaitu kerang kupas untuk kemudian dijual. Sebelumnya kerang kulit direbus untuk memudahkan proses pengupasan kulit.
5.2 Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga