Teori Ekonomi New Keynessian
17 Hal ini dilihat dari nilai ekspor yang jauh lebih rendah dari utang luar negeri
pemerintah, alokasi pengeluaran pembangunan yang jumlahnya jauh lebih kecil dari utang luar negeri pemerintah, jumlah utang luar negeri yang setiap tahunnya
hampir sama bahkan melebihi jumlah domestic saving, dan lain-lain. Penelitian ini menyebutkan bahwa pengelolaan utang luar negeri pada orde reformasi
cenderung lebih baik dibandingkan orde baru meskipun pengaruhnya terhadap pertumbuhan tetap negatif.
Penelitian Georgiev 2012 yang berjudul “Implications of public debt on Economic growth and development” yang meneliti hubungan antara utang,
investasi dan pembangunan ekonomi dalam konteks Eropa khususnya Italia dan Portugal yang dianalisis lebih dalam perihal kebijakan fiskal dan manajemen
utang. Analisis ini didasarkan pada statistic deskriptif, regresi dan data panel yang terdiri dari 17 negara Eropa dengan menggunakan jenjang waktu dari tahun 1980
hingga tahun 2012. Penelitian ini menunjukan bahwa Italia dan Portugal berada pada kondisi tidak berkelanjutan dalam decade terakhir disertai dengan defisit
fiskal yang besar, ekspor neto yang negatif, dan kenaikan suku bunga. Utang public sebagai variabel independen tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
secara langsung, tetapi menggeser investasi melalui suku bunga yang tinggi dan meningkatnya ketidakpastian yang pada akhirnya secara tidak langsung
berpengaruh negatif terhadap PDB.
Penelitian Ezeabasili et.al 2011 yang berjudul “Nigeria’s External Debt and Economic Growth: An Error Correction Approach
” yang mengkaji hubungan antara utang luar negeri Nigeria dan pertumbuhan ekonomi antara tahun 1975
hingga 2006 dengan pendekatan kointegrasi menunjukan bahwa adanya satu hubungan kointegrasi pada 1 dan 5 persen level kointegrasi. Penelitian tersebut
menyebutkan bahwa untuk kasus Nigeria, peningkatan 1 persen utang luar negeri akan menyebabkan penurunan PDB sebesar 0,027 persen.
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini utang pemerintah merupakan variabel eksogen utama sedangkan fokus penelitian ini menganalisis respon pertumbuhan business cycle
dan variabel ekonomi makro Indonesia lainnya sebagai tranmisi dalam mencapai pertumbuhan ekonomi terhadap utang pemerintah. Postur anggaran penerimaan
dan belanja negara APBN secara garis besar di susun oleh penerimaan dan pengeluaran, apabila penerimaan lebih besar dari pengeluaran maka keuangan
pemerintah mengalami surplus anggaran, jika penerimaan sama dengan pengeluaran maka keuangan pemerintah mengalami anggaran berimbang,
sedangkan jika penerimaan lebih kecil dari pengeluaran maka keuangan pemerintah mengalami defisit anggaran.
Apabila pemerintah mengalami defisit anggaran, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain melalui Utang, menjual
assetprivatisasi, maupun dengan cara mencetak uang, namun hal yang paling sering dilakukan pemerintah yakni membiayai defisit dengan cara melakukan
utang. Utang yang dilakukan pemerintah dalam membiayai belanja pemerintah secara teori dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baik dari sisi permintaan