31 perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Hanya saja bila
perubahan ini disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi Mansjoer-Arif,2001.
d. Obesitas
Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang. Di mana seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein tanpa
memperhatikan serat. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin
banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi
meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri Khomsan-
Ali,2003. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan
natrium dan airHull-Alison,1996. Penelitian Alison Hull menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas
berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada
populasi pasien hipertensiHull-Alison,1996. Pada penyelidikan dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi
lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara
Slamet Suryono,2001. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan
cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh
32 karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi orang-orang yang
obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi Whitney,1996. Jika anda menurunkan 1 kg berat badan, maka anda telah berhasil
mengurangi tekanan arteri sebesar 1,5 mmHg. Sedangkan hipertensi sangat erat dengan kejadian penyakit jantung dan strokeHull-Alison,1996. Untuk
mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapat dilakukan dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks
Massa Tubuh IMT. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut: Nyoman
Supariasa I Dewa,2002. Berat Badan kg
IMT = ----------------------------------------- Tinggi Badan m x Tinggi Badan m
IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 memiliki berat badan lebih
Staessen A Jan,2000.
Tabel 2 :Kategori Ambang Batas Indeks Massa Tubuh IMTuntuk Indonesia Kategori
IMT Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal 18,5
– 25,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 25,0-27,0
Gemuk Obesitas Kekurangan berat badan tingkat berat 27,0
Sumber: Penilaian Status Gizi, 2002 Nyoman Supariasa I Dewa,2002.
33
e. Kadar Lemak Tubuh