Kohesi Cohesion Hubungan Bagian-Bagian Wacana

29

1. Kohesi Cohesion

Kohesi berkenaan dengan hubungan bentuk antara bagian wacana yang satu dengan bagian wacana yang lain. Berdasarkan perwujudan lingualnya, kohesi dibedakan menjadi dua, yaitu kohesi gramatikal grammatical cohesion dan kohesi leksikal lexical cohesion. Kohesi gramatikal mempunyai keterkaitan gramatikal antara bagian-bagian wacana, sedangkan kohesi leksikal mempunyai keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana. Kohesi gramatikal dapat dirinci lebih lanjut menjadi empat jenis; a penunjukan reference, b penggantian substitution, c pelesapan ellypsis, dan d perangkaian conjunction Praptomo Baryadi, 2001:10-12. a Penunjukan reference adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan arah penunjukannya, jenis kohesi ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu i penunjukan anaforis anaphoric reference dan ii penunjukan kataforis cataphoric reference. Penunjukan anaforis anaphoric reference mengacu atau merujuk pada kata atau frase yang disebutkan sebelumnya, mengacu pada informasi lama dan ditandai dengan kata itu. Sebaliknya, penunjukan kataforis cataphoric reference mengacu atau merujuk ke kata yang disebutkan sesudahnya, mengacu pada informasi baru dan ditandai dengan kata ini Praptomo Baryadi, 2001:10-11 dan Bambang Kaswanti Purwo, 1984:166-168. Contoh 52 penunjukan kataforis cataphoric reference. 30 52 Hewan ini mencuri ikan asin kemarin. Dia adalah seekor kucing hitam…… Pada contoh 52 tampak bahwa kata ini berfungsi sebagai penanda kohesi penunjukan kataforis, yaitu merujuk ke kata seekor kucing hitam Contoh 53 penunjukan anaforis anaphoric reference. 53 Adik memiliki seekor kucing hitam. Kucing itu mencuri ikan asin kemarin. Si hitam itu dipukul kakak supaya jera kemudian terlempar ke dinding. Dia mati secara mengenaskan. Lehernya patah, kakinya buntung, dan isi perutnya memburai ke luar. Pada contoh 53 tampak bahwa kata itu dan dia berfungsi sebagai penanda kohesi penunjukan anaforis, yaitu merujuk pada kata seekor kucing hitam . b Penggantian atau “penyulihan” substitution adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain yang telah disebut pada kalimat sebelumnya. Contoh. 54 Liliani mulai melibatkan diri ke dalam narkotika sejak masih duduk di kelas terakhir sekolah dasar. Sejak dia mulai meningkat remaja, tekanan batin yang dialaminya semakin terasa menyiksa. Dia dianggap tidak ada, diacuhkan. Diajak bicara pun tidak, bahkan dimarahi pun tak pernah dia rasakan, apalagi sampai dipukul. 55 Dia telah lama tinggal di kota ini. Dia berdagang sejak puluhan tahun yang lalu. Di sini dia merasa cukup beruntung karena barang dagangannya yang berupa barang pecah belah cukup laris. Pada contoh 54 kata dia menggantikan Liliani dan pada contoh 55 kata sini menggantikan konstituen kota ini. 31 c Pelesapan ellypsis adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa pelesapan zero konstituen tertentu yang telah disebutkan pada kalimat sebelumnya. Contoh. 56 Ami seketika bangun dengan gagap. Ø menutupi matanya dari kesilauan, Ø mengusapi mulutnya dengan sapu tangan, lalu Ø lari ke kamar mandi. Pada contoh 56 tampak bahwa kata Ami pada kalimat pertama dilesapkan Ø pada kalimat Kedua d Perangkaian conjunction adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi. Kohesi ini berupa konjungsi yang menyatakan relasi makna tertentu. Contoh. 57 Dia duduk termenung di serambi muka, wajahnya sayu dan matanya tergenang oleh air mata kepedihan. Kata terakhir dari mas Gomloh telah menyobek-nyobek kepingan hatinya yang makin hari makin menipis. Kemudian, turunlah hujan rintik- rintik membasahi dedaunan… Contoh 57 tampak bahwa manifestasi fonetis tampak dalam konjungsi kemudian berfungsi sebagai penghubung kalimat pertama dengan kalimat-kalimat berikutnya. Kohesi leksikal yang mempunyai keterikatan leksikal antara bagian- bagian wacana dapat dirinci lebih lanjut menjadi lima jenis; pengulangan reiteration, hiponim hyponim, sinonim synonim, antonim antonym, dan kolokasi collocation Praptomo Baryadi, 2001:13-15. i Pengulangan Reiteration adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat mengulang konstituen 32 sebelumnya. Jadi kalimat sebelumnya menjadi dasar untuk dirujuk kalimat sesudahnya. Contoh. 58 Flu burung tidak hanya menyerang ayam dan burung saja. Flu burung juga menyerang manusia. Hal ini dibuktikan dengan tewasnya beberapa manusia di sekitar wabah yang ditularkan oleh ayam maupun burung tersebut. ii Hiponimi Hyponimy adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Relasi makna dapat dilihat dari hubungan konstituen yang memiliki makna umum superordinat dengan konstituen bermakna khusus hiponim. Relasi keduanya disebut hiponimi. Contoh. 59 Ayah menanam bunga di taman samping rumah. Bunga itu bermacam-macam jenisnya. Kita dapat menemukan anggrek, melati, kenanga, dan kamboja di taman samping rumah. Contoh 59 kata bunga memiliki relasi hiponimi dengan anggrek , melati, kenanga, dan kamboja. Kata bunga merupakan superordinat karena merangkum makna kata anggrek , melati, kenanga, dan kamboja. iii Sinonimi Synonimy adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Konstituen yang mirip tersebut diulang pada kalimat yang lain pada sebuah paragraf. Contoh. 60 Hasil ujian adik mengalami peningkat dari waktu ke waktu. Kenaikan ini disebabkan karena adik rajin belajar. 33 Kata peningkat pada contoh 60 dalam kalimat pertama memiliki makna yang sama dengan kata kenaikan dalam kalimat kedua. iv Antonimi Antonymy adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Kata atau frase dalam kalimat yang satu dengan kalimat yang lain bersifat kontras. Contoh. 61 Pak Karto mempunyai dua orang anak. Anak yang pertama berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, anak yang kedua berjenis kelamin perempuan. Pada contoh 61 terdapat sepasang kata yang memiliki makna yang saling bertentangan, yaitu laki-laki × perempuan. v Kolokasi Collocation adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdampingan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain dalam satu kalimat Samsuri, 1988:40. Contoh 62 Kemarin adik membeli buku di sekolah. Buku yang dibeli oleh adik kemarin berjenis buku tebal. Buku tebal tersebut harganya sangat mahal. 63 Adik menyukai olah raga renang. Adik mempunyai jadwal renang di kolam renang Tirtomoyo dua kali dalam satu minggu. Sabtu dan Minggu merupakan hari yang dia pilih. Relasi makna yang berdampingan dalam satu kalimat pada contoh 62 terdapat pada kata buku dan tebal. Selanjutnya, 34 relasi makna yang berdampingan dalam satu kalimat pada contoh 63 terdapat pada kata Sabtu dan Minggu. 2. Koherensi Pada dasarnya dalam sebuah wacana, pembaca berusaha memahami informasi yang dikehendaki oleh penulis. Informasi ini berkaitan dengan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentuk wacana tersebut. Jadi, makna yang diinginkan, bukannya yang tersurat. Koherensi mempunyai keterkaitan atau perpaduan semantis antara bagian-bagian wacana. Menurut Longacre 1983 hal ini berkaitan dengan nosional dalam struktur lahir notional surface structure dan nosional dalam struktur batin notional deep structure. Nosional dalam struktur lahir notional surface structure mempunyai manifestasi fonetis dalam perpaduan dan pertalian antar nosinya. Sebaliknya, nosional dalam struktur batin notional deep structure harus serasi antara satu nosi di satu kalimat dan nosi di kalimat yang lain. Hubungan sesama nosi dalam struktur batin adalah identik dengan struktur semantis dalam bahasa, hal ini berkaitan erat dengan pengetahuan manusia tentang dunia Soenjono Dardjowidjojo dalam Bambang Kaswanti Purwo,1990:94-95.

H. Benang Pengikat dalam Wacana

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Di Medan

0 23 123

Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1 12 177

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 15

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 11

ANALISIS DEIKSIS PADA TAJUK RENCANA DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL 2015 Analisis Deiksis Pada Tajuk Rencana Dalam Surat Kabar Solopos Edisi April 2015.

0 2 11

DESKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA TAJUK RENCANA HARIAN Deskripsi Penggunaan Bahasa Tajuk Rencana Harian Solopos Edisi April 2012 Analisis Wacana Kritis.

0 1 11

KONJUNGSI SUBORDINATIF DALAM TAJUK RENCANA PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 Konjungsi Subordinatif Dalam Tajuk Rencana Pada Surat Kabar SOLOPOS Edisi Desember 2012.

0 1 14

REFERENSI PADA JAGAD JAWA DALAM SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS Referensi Pada Jagad Jawa Dalam Surat Kabar Harian Solopos.

0 6 11

REFERENSI PADA JAGAD JAWA DALAM SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS Referensi Pada Jagad Jawa Dalam Surat Kabar Harian Solopos.

0 3 16

Pola Urutan Fungsi Keterangan Berdasarkan Hubungannya dengan Predikat Verba dalam Kalimat Tunggal Deklaratif Bahasa Indonesia.

0 0 2