11
1. Kalimat Tunggal Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana diartikan sebagai “kalimat yang terdiri dari satu klausa” Ramlan, 1987:49. Sependapat dengan hal tersebut, kalimat tunggal
dinyatakan dalam Kamus Linguistik sebagai berikut “Kalimat tunggal adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas”. Hal ini mempunyai maksud bahwa
kalimat sederhana hanya mempunyai satu fungsi predikat dalam struktur kalimatnya karena inti sebuah klausa adalah predikat. Satuan gramatik predikat
tersebut dalam penempatannya pada sebuah kalimat dapat didampingi oleh
fungsi yang lain yaitu, subjek, objek O
1
, pelengkap O
2
dan keterangan Harimurti Kridalaksana, 1993:95. Selanjutnya, kalimat tunggal dijelaskan
sebagai kalimat yang terdiri dari satu pola dasar, yaitu SP, SPO
1
, SPO
2
atau
SPO
1
O
2
Mustakim 1994:79
.
Contoh: 5
Adik menangis. SP
6
Kakak merebus air. SPO
1
7
Kucing adik berbulu putih. SPO
2
8
Ibu menjahitkan adik baju. SPO
1
O
2
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri dari dua pola dasar atau lebih. Inti klausa pada kalimat majemuk berupa predikat berjumlah lebih dari satu buah. Predikat
tersebut dapat berjumlah dua buah atau pun lebih dalam sebuah kalimat Mustakim, 1994:80. Dengan istilah yang agak berbeda, kalimat majemuk
dijelaskan sebagai kalimat yang mempunyai lebih dari satu proposisi, sehingga terdiri dari dua predikat atau lebih yang tidak dapat dijadikan suatu kesatuan
Moeliono 1988, h. 33. Hal ini menyebabkan kalimat majemuk selalu
12 berwujud dua klausa atau lebih. Hubungan antar klausa dalam kalimat
majemuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Jika hubungan antar klausa dalam satu kalimat
menyatakan hubungan koordinatif, kalimat ini dapat disebut kalimat majemuk setara. Sebaliknya, jika hubungan antar klausa menyatakan hubungan
subordinatif, yaitu satu buah klausa merupakan induk kalimat, sedangkan klausa lain merupakan keterangan tambahan atau anak kalimat, kalimat
tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat. Penelitian ini lebih menekankan pada pola-urutan fungsi keterangan unsur tambahan dalam
bahasa Indonesia maka jumlah fungsi keterangan unsur tambahan lebih diutamakan daripada jumlah unsur inti. Selanjutnya, penelitian ini mengambil
kalimat majemuk bertingkat dengan satu induk kalimat dan satu anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat