ANALISIS PROMOSI, STORE LAYOUT , DAN SELF SERVICE YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN IMPULSE BUYING (Studi Pada Konsumen Supermarket Loka Malang City Point kota Malang)

(1)

ANALISIS PROMOSI,

STORE LAYOUT

, DAN

SELF SERVICE

YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN

IMPULSE

BUYING

(Studi Pada Konsumen Supermarket Loka Malang City Point kota Malang)

SKRIPSI

Oleh:

CESARIKA PRADINI NIM: 201210160311243

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS PROMOSI, STORE LAYOUT, DAN SELF SERVICE YANG

MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN IMPULSE

BUYING

(Studi pada konsumen supermarket Loka Malang City Point kota Malang)

Disusun Oleh:

Cesarika Pradini 201210160311243

Diterima dan disahkan

Pada tanggal: 23 April 2016

Pembimbing I

(Dr. Marsudi, M.Si)

Pembimbing II


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “ANALISIS PROMOSI, STORE LAYOUT, DAN SELF SERVICE YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN IMPULSE BUYING (Studi pada konsumen supermarket Loka Malang City Point kota Malang)” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Marsudi, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.


(4)

3. Dr. Marsudi, MM, selaku dosen pembimbing pertama yang telah rela meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Noor Aziz, MM, selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu memperlancar penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Drs. Warsono, MM, selaku dosen wali dan bapak/ibu dosen jurusan Manajemen yang banyak memberikan berbagai materi perkuliahan hingga penulis selesai dalam menempuh gelar sarjana Ekonomi.

6. Bapak, ibu serta kakak dan adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

7. Teman-teman dekat yang selalu memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materil maupun spiritual.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 23 April 2016


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI DAFTAR PERUBAHAN DRAFT

KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7


(6)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Teori ... 10

1. Keputusan Pembelian ... 10

2. Impulse Buying ... 12

3. Promosi... 18

4. Store Layout ... 25

5. Self Service ... 27

6. Supermarket ... 30

C. Kerangka Pemikiran ... 32

D. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 37

B. Jenis dan pendekatan penelitian ... 37

C. Definisi operasional variabel ... 37

D. Populasi dan sampel... 40

E. Teknik pengambilan sampel ... 41

F. Pengumpulan data ... 41

G. Pengujian instrumen pengumpulan data ... 42

H. Teknik Analisis data ... 44


(7)

2. Analisis regresi berganda ... 45

I. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi objek penelitian ... 48

1. Gambaran umum responden ... 48

2. Tingkat usia responden... 49

3. Jenis kelamin responden ... 50

4. Jenis pekerjaan responden ... 50

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

C. Deskripsi Variabel Penelitian ... 54

D. Uji Asumsi Klasik... 61

E. Hasil Regresi ... 65

F. Pembahasan ... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71


(8)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia 49

2. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 50

3. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 51

4. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas 52

5. Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas 53

6. Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Promosi (X1) 55

7. Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Store Layout (X2) 57 8. Tabel 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Self Service (X3) 59

9. Tabel 4.9 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Impulse Buying (Y) 60 10. Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas 63

11. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas 63

12. Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Berganda 65

13. Tabel 4.15 Hasil Hipotesis t 67


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Gambar 1.1 Tahap Proses Pengambilan Keputusan 11

2. Gambar 1.2 Kerangka Teori 32

3. Gambar 4.10 Gambar Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas 62


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner

2. Skor Jawaban Responden 3. Distribusi Jawaban Responden 4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Uji Reliabilitas 6. Regresi Linier Berganda


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdolvand, 2011, The Effects of Situational and Individual Factors on Impulse Buying: World Applied Sciences, Journal of Marketing, 13 (9): 2108-2117. Baumeister, Roy F. 2002, Yielding to Temptation: Self-Control Failure, Impulsive

behavior. Analisis Impulse Buying pada Hypermarket kota Bandung. http://pustaka.unpad.ac.id/. Diakses pada 29 Februari 2016

Berman dan Evan. 2004. Retail Management, Penerbit Andi: Yogyakarta.

Buedincho, P. 2003. Impulse Purchasing: Trend or Trait, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No. 1, 2014, Hal. 1-8

Buchari, A. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Dawson, S., & Kim, M. 2009. External and internal trigger cues of impulse buying

online: International, Journal of Marketing Studies Vol. 5, No. 3; 2013 Fatna, Ayni. 2011. Belanja Impulsif. http://aynipsychology.blogspot.co.id/. Diakses

pada tanggal 2 Februari 2016

Ferdinand, A., 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19 . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hansen, Kare dan Olsen, Svein Ottar., 2008. Impulsive Buying and Store Patronage: The Role of Convenience Orientation and Time Pressure, Jurnal Ultima Management Vol. 3, No. 1/2011.

Harmangcioglu, N., Finney, R. Z., & Joseph, M., 2009. Impulse purchase of new product: an empirical analysis. International, Journal of Marketing Studies Vol. 5, No. 3; 2013.

Hawkins, D., Mothersbough, D., dan Best, R., 2007. Consumer Behaviour ; Building Marketing Strategy. 10th Edition, McGraw Hill Irvin.

Howard, M., and Worboys, C., 2003. Self Service-Contradiction in term or Customer-led Choice?, Journal of Consumer Behaviour, 2 (4) : 382-392.

Koo, D.M., 2003, Inter- relationships among stores images, stores satisfaction, and store loyalty among Korea discount retail patrons, Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 6, No. 1, April 2011: 8-21.


(12)

Kotler, Philip., .2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Di Indonesia.Edisi Keduabelas. Jilid 1, Jurnal e-maksi Harapan Vol. 1, No. 1, Februari 2013.

2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid Pertama, Jurnal EMBA Vol. 1, No. 4, Desember 2013, Hal. 95-104.

2000. Manajemen Pemasaran. PT. Prenhallindo: Jakarta.

Nugroho, Setiadi., 2008. Perilaku Konsumen. Cetakan Ketiga. Kencana. Jakarta. Jurnal EMBA Vol. 1, No. 4, Desember 2013, Hal. 95-104.

Meutter, L. M., Ostrom, A.L., Roundtree, R. L., and Bitner, M. J., 2000. Self Service Technology: Understanding Customer Satisfaction with Technology-Based Service Encounter, Journal of Marketing, 64 (3) 50-64.

Samuel, H., 2005. Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, pp. 152-170.

Sarjono dan Julianita., 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi Untuk Riset. Salemba Empat: Jakarta. file:///C:/Users/User/Downloads/671-1290-1-SM.pdf. Diakses pada 2 Januari 2016.

Scott W. VanderStoep and Deirdre J. Johnston., 2009. Research Methods for Everyday Life: Blending Qualitative and Quantitative Approaches. http://setabasri01.blogspot.co.id/2012/04/metode-penelitian.html. Diakses pada tanggal 2 Februari 2016

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis: Penerbit CV. Alfabeta: Bandung 2006, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Alfabeta: Bandung. 2013. metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Cv. Alfa Beta, 2010. https://afidburhanuddin.wordpress.com. Diakses pada tanggal 3 Januari 2016.

Swastha, Basu., dan Irawan., 2005. Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 1 No.1.

Ujang Sumarwan., 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Bogor, Jurnal Manajemen Vol.10 No.3 April 2013.

Verplanken, Bas., dan Herabadi, Astrid., 2001. Individual Differences in Impulse Buying Tendency: Feeling and No Thinking, Journal of Ultima Management Vol. 3 No. 1/2011.


(13)

Wikipedia. Pasar. 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar. Diakses pada 31 Januari 2016.

Self service adalah.

Widayat., 2004. Riset Bisnis Edisi 1. CV. Cahaya Press: Malang. Wordpress. 2016. Pengertian Marketing.

https://catatanmarketing.wordpress.com/tag/marketing-adalah/ . Diakses pada 31 Janusri 2016


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis ritel atau eceran telah menjamur dibanyak tempat di Indonesia, bisa dibilang bisnis ritel sudah sangat pesat dan tentu banyak pesaing. Kemajuan bisnis ritel tersebut diakibatkan karena adanya perkembangan usaha manufaktur serta peluang pasar yang cukup terbuka yang disebabkan oleh dampak dari lajunya kondisi ekonomi. Salah satu media dalam kegiatan ritel adalah pasar. Pasar adalah tempat yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan diberi harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang (Wikipedia, 2016).

Impulse buying dapat dijelaskan sebagai pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Karakteristik dari pembelian secara impulsif, yaitu pengambilan keputusan pembelian yang relatif cepat dan prasangka subjektif yang mendukung kepemilikan langsung (Abdolvand, 2011), Sedangkan Dawson dan Kim (2009), mengamati bahwa membeli secara impuls terkait dengan strategi lintas penjualan. Hal ini dapat diartikan sebagai pembelian yang tidak melibatkan perhitungan atau mengikuti ego dan disertai dengan pertimbangan yang kurang. Pelanggan yang sering melakukan pembelian secara impulsif sering kali mempunyai perhatian yang


(15)

2

sangat rendah terhadap adanya potensi kemungkinan terjadinya dampak negatif sebagai hasil dari tindakan yang konsumen lakukan.

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu barang atau jasa, salah satunya adalah promosi. Promosi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan (Swastha dan Irawan, 2005). Tujuan utama dari promosi ini adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya (Swastha dan Irawan, 2005). Sedangkan untuk mempromosikan dorongan minat beli dan perilaku terhadap produk baru, manajer pemasaran mungkin menekankan kegembiraan, kesenangan dan variasi dalam kegiatan promosi yang mereka lakukan (Harmancioglu , 2009).

Layout dalam sebuah toko ritel seperti supermarket ditata dengan teratur dan rapi membuat konsumen nyaman saat berbelanja dan tentunya mudah untuk mencari barang yang diinginkannya. Store layout merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalulalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman (Berman dan Evans, 2004). Store layout memiliki berbagai jenis yang digunakan sesuai dengan proses yang terjadi dalam perusahaan, yaitu tata letak kantor, tata letak toko eceran, tata letak gudang, dan penyimpanan, tata letak posisi tetap, tata letak berorientasi proses, tata letak sel-sel kerja dan tata letak berorientasi produk (Heizer dan Render, 2009) .


(16)

3

Self service adalah salah satu cara untuk membuat konsumen merasa nyaman dalam berbelanja, lazimnya supermarket memiliki sistem pelayanan mandiri atau self service. Konsumen dapat memilih sendiri barang yang dibutuhkan, seperti yang diterapkan pada supermarket kecil seperti membuat sendiri kopi yang dia pesan atau memasak mie cup sendiri dengan seduhan air panas. Self Service adalah praktek yang melayani diri sendiri, biasanya ketika membeli sebuah item. Self service merupakan salah satu solusi dari permasalahan harga dan self service bagi perusahaan dapat menekan biaya operasional, misalnya dalam hal gaji pegawai (Swastha, 2000).

Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari-hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tisu dan lain sebagainya. Supermarket menjual berbagai macam kebutuhan. Adapun produk-produk yang dijual lebih lengkap dan beragam. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional seharusnya dapat ditemui di supermarket. Pada pasar modern, harga yang ditawarkan kepada konsumen cenderung lebih tinggi dikarenakan produk tersebut dikenakan pajak, tetapi harga tersebut lebih fix dan konsumen tidak perlu melakukan tawar-menawar seperti yang terdapat pada pasar tradisional dan produk yang terjual di supermarket lebih bersih dan terpilih.

Supermarket juga menggunakan strategi periklanan dan promosi. Periklanan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan informasi tentang produk yang dijual menggunakan media televisi lokal, brosur, baliho, dan media


(17)

4

internet yang bertujuan untuk menarik minat konsumen berbelanja, disisi lain pihak supermarket juga menyediakan kartu member yang memiliki banyak manfaat untuk pelanggan setia. Namun, kegiatan berbelanja di supermaket tidak lagi menjadi special dengan desain interior yang monoton, maka dari itu supermarket di desain sedemikian rupa agar konsumen mudah untuk mencari produk yang dibutuhkan. pelayanan kurang baik, hingga salah cetak harga sering dijumpai di Berbagai supermarket, namun lain halnya dengan supermarket Loka dibawah naungan PT. Mahadana Hadiya (Mahadya).

Loka berupaya menawarkan sebuah konsep berbelanja yang baru dan unik bagi konsumen Indonesia. Hal ini sejalan dengan slogan yang diusungnya, yaitu “Engage, Experience, Every Day”. Loka lahir seiring dengan pertumbuhan masyarakat menengah atas di Indonesia. Mereka memiliki kebutuhan gaya hidup yang semakin variatif. Oleh karena itu, Loka hadir untuk memberikan pengalaman baru yang membuat aktivitas belanja menjadi lebih dari sekadar berbelanja.

Konsep dan slogan tersebut kemudian dituangkan dalam segala aspek penampilan Loka. Dari sisi desain interior, Loka dirancang secara modern dan elegan dengan konsep shop in shop. Dalam hal tersebut shop in shop menjadi pembeda Loka di pasar ritel. Pengunjung dapat merasakan kemudahan dalam berbelanja karena Loka membuat setiap section disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Maksudnya adalah, ada toko di dalam sebuah toko besar. Konsep ini terlihat dari toko khusus, seperti produk daging yang diberi nama D’butcher, untuk daging babi ada The Pork Shop, sedangkan untuk ikan dan produk laut ada


(18)

5

Fishermans Catch. Selain desain interior, Loka menampilkan pengalaman belanja yang menyenangkan melalui desain trolley dan keranjang yang modern dan berwarna-warni, terdapat enam warna yang bisa dipilih oleh konsumen.

Loka menghadirkan produk berkualitas dan unik, seperti daging wagyu, buah-buahan eksotis, produk organik, hingga oleh-oleh dari berbagai penjuru Indonesia. Semua dihadirkan dengan kualitas premium, namun harga tetap terjangkau. Supermarket Loka ingin menyajikan pengalaman lebih dari sekedar berbelanja, pihak Loka membangun rangkaian pengalaman kuliner. Spot kuliner yang disediakan Loka diberi nama Food Theater, kemudian disediakan kedai kopi yang diberi nama The Philocoffee, dan yang terakhir Loka menyediakan kedai roti yang diberi nama Baker Hood. Pihak Loka bermaksud membuat para konsumen nyaman saat berbelanja, para konsumen datang ke Loka tidak hanya melulu berbelanja, namun juga dapat menikmati roti berkualitas di Baker Hood atau menikmati kopi di Philocoffee, yang mana semua brand tersebut selalu ada dimana Loka berdiri.

Supermarket Loka memiliki sistem yang menarik mengenai akurasi harga. Sebelum konsumen bertanya soal kualitas produk, konsumen akan bertanya soal akurasi harga. Loka memastikan tidak akan ada salah cetak karena semua harga diatur langsung dari pusat dengan teknologi electronic shelf label. Sebagian besar label yang terdapat di Loka adalah paperless. Harga akan tercantum di sebuah alat elektronik dan semuanya diatur langsung dari pusat. Dengan sistem ini, harga yang dipajang akan selalu sama dengan kasir. Di sisi lain promosi pada supermarket


(19)

6

Loka memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi melalui website. Loka juga memiliki katalog yang diterbitkan bulanan, mingguan, dan dalam kurun waktu tertentu, kemudian Loka menyediakan member card untuk pelanggan setia.

Supermarket Loka berkembang begitu pesat, maka Loka akan mendirikan tanah seluas hampir 3.500 meter persegi di kawasan Flavour Bliss, Alam Sutera, Serpong. Ini adalah gerai Loka kedua setelah hadir di Kota Malang, Jawa Timur. Dengan keberadaan Loka di Alam Sutera, pihak Loka yakin bahwa Loka dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar dan Loka akan semakin berkembang.

Melihat fenomena ini, maka dilakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi impulse buying pada suatu produk dengan judul “ANALISIS

PROMOSI, STORE LAYOUT DAN SELF SERVICE YANG

MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN IMPULSE BUYING (Studi pada konsumen supermarket Loka Malang City Point kota Malang)”

B. Rumusan masalah

1. Apakah promosi mempengaruhi konsumen melakukan impulse buying pada Loka supermarket di kota Malang ?

2. Apakah store layout mempengaruhi konsumen dalam melakukan impulse buying pada Loka supermarket di Kota Malang ?

3. Apakah self service mempengaruhi konsumen dalam melakukan impulse buying pada Loka Supermarket di Kota Malang ?


(20)

7

4. Apakah promosi, store layout, dan self service berpengaruh secara simultan terhadap impulse buying ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap impulse buying. 2. Untuk menganalisis pengaruh store layout terhadap impulse buying. 3. Untuk menganalisis pengaruh self service terhadap impulse buying.

4. Untuk menganalisis pengaruh promosi, store layout, dan self service secara simultan terhadap impulse buying.

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi mengenai pemasaran perusahaan dengan promosi, store layout dan self service yang berkaitan dengan Impulse Buying

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai tambahan referensi pada bidang ilmu manajemen terutama yang berkaitan dengan promosi, store layout, dan self service pada impulse buying


(1)

sangat rendah terhadap adanya potensi kemungkinan terjadinya dampak negatif sebagai hasil dari tindakan yang konsumen lakukan.

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu barang atau jasa, salah satunya adalah promosi. Promosi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan (Swastha dan Irawan, 2005). Tujuan utama dari promosi ini adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya (Swastha dan Irawan, 2005). Sedangkan untuk mempromosikan dorongan minat beli dan perilaku terhadap produk baru, manajer pemasaran mungkin menekankan kegembiraan, kesenangan dan variasi dalam kegiatan promosi yang mereka lakukan (Harmancioglu , 2009).

Layout dalam sebuah toko ritel seperti supermarket ditata dengan teratur dan rapi membuat konsumen nyaman saat berbelanja dan tentunya mudah untuk mencari barang yang diinginkannya. Store layout merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalulalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman (Berman dan Evans, 2004). Store layout memiliki berbagai jenis yang digunakan sesuai dengan proses yang terjadi dalam perusahaan, yaitu tata letak kantor, tata letak toko eceran, tata letak gudang, dan penyimpanan, tata letak posisi tetap, tata letak berorientasi proses, tata letak sel-sel kerja dan tata letak berorientasi produk (Heizer dan Render, 2009) .


(2)

Self service adalah salah satu cara untuk membuat konsumen merasa nyaman dalam berbelanja, lazimnya supermarket memiliki sistem pelayanan mandiri atau self service. Konsumen dapat memilih sendiri barang yang dibutuhkan, seperti yang diterapkan pada supermarket kecil seperti membuat sendiri kopi yang dia pesan atau memasak mie cup sendiri dengan seduhan air panas. Self Service adalah praktek yang melayani diri sendiri, biasanya ketika membeli sebuah item. Self service merupakan salah satu solusi dari permasalahan harga dan self service bagi perusahaan dapat menekan biaya operasional, misalnya dalam hal gaji pegawai (Swastha, 2000).

Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari-hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tisu dan lain sebagainya. Supermarket menjual berbagai macam kebutuhan. Adapun produk-produk yang dijual lebih lengkap dan beragam. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional seharusnya dapat ditemui di supermarket. Pada pasar modern, harga yang ditawarkan kepada konsumen cenderung lebih tinggi dikarenakan produk tersebut dikenakan pajak, tetapi harga tersebut lebih fix dan konsumen tidak perlu melakukan tawar-menawar seperti yang terdapat pada pasar tradisional dan produk yang terjual di supermarket lebih bersih dan terpilih.

Supermarket juga menggunakan strategi periklanan dan promosi. Periklanan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan informasi tentang produk yang dijual menggunakan media televisi lokal, brosur, baliho, dan media


(3)

internet yang bertujuan untuk menarik minat konsumen berbelanja, disisi lain pihak supermarket juga menyediakan kartu member yang memiliki banyak manfaat untuk pelanggan setia. Namun, kegiatan berbelanja di supermaket tidak lagi menjadi special dengan desain interior yang monoton, maka dari itu supermarket di desain sedemikian rupa agar konsumen mudah untuk mencari produk yang dibutuhkan. pelayanan kurang baik, hingga salah cetak harga sering dijumpai di Berbagai supermarket, namun lain halnya dengan supermarket Loka dibawah naungan PT. Mahadana Hadiya (Mahadya).

Loka berupaya menawarkan sebuah konsep berbelanja yang baru dan unik bagi konsumen Indonesia. Hal ini sejalan dengan slogan yang diusungnya, yaitu “Engage, Experience, Every Day”. Loka lahir seiring dengan pertumbuhan masyarakat menengah atas di Indonesia. Mereka memiliki kebutuhan gaya hidup yang semakin variatif. Oleh karena itu, Loka hadir untuk memberikan pengalaman baru yang membuat aktivitas belanja menjadi lebih dari sekadar berbelanja.

Konsep dan slogan tersebut kemudian dituangkan dalam segala aspek penampilan Loka. Dari sisi desain interior, Loka dirancang secara modern dan elegan dengan konsep shop in shop. Dalam hal tersebut shop in shop menjadi pembeda Loka di pasar ritel. Pengunjung dapat merasakan kemudahan dalam berbelanja karena Loka membuat setiap section disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Maksudnya adalah, ada toko di dalam sebuah toko besar. Konsep ini terlihat dari toko khusus, seperti produk daging yang diberi nama D’butcher, untuk daging babi ada The Pork Shop, sedangkan untuk ikan dan produk laut ada


(4)

Fishermans Catch. Selain desain interior, Loka menampilkan pengalaman belanja yang menyenangkan melalui desain trolley dan keranjang yang modern dan berwarna-warni, terdapat enam warna yang bisa dipilih oleh konsumen.

Loka menghadirkan produk berkualitas dan unik, seperti daging wagyu, buah-buahan eksotis, produk organik, hingga oleh-oleh dari berbagai penjuru Indonesia. Semua dihadirkan dengan kualitas premium, namun harga tetap terjangkau. Supermarket Loka ingin menyajikan pengalaman lebih dari sekedar berbelanja, pihak Loka membangun rangkaian pengalaman kuliner. Spot kuliner yang disediakan Loka diberi nama Food Theater, kemudian disediakan kedai kopi yang diberi nama The Philocoffee, dan yang terakhir Loka menyediakan kedai roti yang diberi nama Baker Hood. Pihak Loka bermaksud membuat para konsumen nyaman saat berbelanja, para konsumen datang ke Loka tidak hanya melulu berbelanja, namun juga dapat menikmati roti berkualitas di Baker Hood atau menikmati kopi di Philocoffee, yang mana semua brand tersebut selalu ada dimana Loka berdiri.

Supermarket Loka memiliki sistem yang menarik mengenai akurasi harga. Sebelum konsumen bertanya soal kualitas produk, konsumen akan bertanya soal akurasi harga. Loka memastikan tidak akan ada salah cetak karena semua harga diatur langsung dari pusat dengan teknologi electronic shelf label. Sebagian besar label yang terdapat di Loka adalah paperless. Harga akan tercantum di sebuah alat elektronik dan semuanya diatur langsung dari pusat. Dengan sistem ini, harga yang dipajang akan selalu sama dengan kasir. Di sisi lain promosi pada supermarket


(5)

Loka memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi melalui website. Loka juga memiliki katalog yang diterbitkan bulanan, mingguan, dan dalam kurun waktu tertentu, kemudian Loka menyediakan member card untuk pelanggan setia.

Supermarket Loka berkembang begitu pesat, maka Loka akan mendirikan tanah seluas hampir 3.500 meter persegi di kawasan Flavour Bliss, Alam Sutera, Serpong. Ini adalah gerai Loka kedua setelah hadir di Kota Malang, Jawa Timur. Dengan keberadaan Loka di Alam Sutera, pihak Loka yakin bahwa Loka dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar dan Loka akan semakin berkembang.

Melihat fenomena ini, maka dilakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi impulse buying pada suatu produk dengan judul “ANALISIS PROMOSI, STORE LAYOUT DAN SELF SERVICE YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN IMPULSE BUYING (Studi pada konsumen supermarket Loka Malang City Point kota Malang)”

B. Rumusan masalah

1. Apakah promosi mempengaruhi konsumen melakukan impulse buying pada Loka supermarket di kota Malang ?

2. Apakah store layout mempengaruhi konsumen dalam melakukan impulse buying pada Loka supermarket di Kota Malang ?

3. Apakah self service mempengaruhi konsumen dalam melakukan impulse buying pada Loka Supermarket di Kota Malang ?


(6)

4. Apakah promosi, store layout, dan self service berpengaruh secara simultan terhadap impulse buying ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap impulse buying. 2. Untuk menganalisis pengaruh store layout terhadap impulse buying. 3. Untuk menganalisis pengaruh self service terhadap impulse buying.

4. Untuk menganalisis pengaruh promosi, store layout, dan self service secara simultan terhadap impulse buying.

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi mengenai pemasaran perusahaan dengan promosi, store layout dan self service yang berkaitan dengan Impulse Buying

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai tambahan referensi pada bidang ilmu manajemen terutama yang berkaitan dengan promosi, store layout, dan self service pada impulse buying