FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN ( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh :
Miftachul Jannah
0512010121/FE/EM
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
78
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO
Yang diajukan oleh: Miftachul Jannah 0512010121/FE/EM
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. H. Supriyono,MM Tanggal :………
Mengetahui Ketua Jurusan Manajemen
Drs.Ec. Gendut Sukarno, Ms NIP 030.191.295
(3)
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO
Yang diajukan oleh: Miftachul Jannah 0512010121/FE/EM
disetujui untuk ujian skripsi oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. H. Supriyono, MM Tanggal :………
Mengetahui
Pembantu dekan I fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Drs.Ec. Saiful Anwar, Msi NIP. 030 194 437
(4)
80
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO
Disusun Oleh : Miftachul Jannah 0512010121/FE/EM
Telah Dipertahankan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 27 Februari 2009
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama: Ketua
Drs. Ec. H. Supriyono, MM Dr. H. Ali Maskun, SE, MS Sekretaris
Drs. Ec. H. Supriyono, MM
Anggota
Dra. Ec. Nuruni Ika. MM Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389
(5)
68
rahmat, taufik dan hidayah – NYA sehingga dalam waktu yang ditetapkan penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam pencapaian gelar sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Skipsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak yang terkait dengan penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan perasaan setulus-tulusnya penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini, khusunya kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembanguna Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Prof. Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pebangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ec. Gendut Sukarno, Ms. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Pembanguna Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(6)
69
4. Bapak Drs. Ec. H. Supriyono, MM Selaku Dosen Pembimbing Utama yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan serta dukungan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ec. Pandji Sugiono. MM Selaku Dosen Wali yang telah memberikan arahan bagi kelancaran studi saya di Fakultas Manajemen UPN. 6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur, yang telah mendidik penulis selama di bangku kuliah. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. tidak ada sesuatu
yang sempurna dalam dunia ini, begitu juga dengan penelitian ini. Atas segala kekurangan dan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun penelitian ini.
Surabaya, Januari 2009
Penulis
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran ... 9
2.2.2 Pengertian Pemasaran ... 12
2.2.3 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada konsumen 13 2.3 Perilaku Konsumen ... 15
2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 15
2.3.2 Macam Peranan Dalam Perilaku Konsumen ... 17
2.4 Keputusan Pembelian ... 18
2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 18 iii
(8)
71
2.4.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 18
2.4.3 Teknik Pendekatan Untuk Mempengaruhi Keputusan Konsumen ... 19
2.5 Usaha Eceran (Retailing) ... 21
2.5.1 Pengertian Usaha Eceran (Retailing) ... 21
2.6 Pembelian Yang Tidak Direncanakan ... 21
2.6.1 Pengaruh Display Terhadap Pembelian Yang Tidak Direncanakan ... 24
2.6.2 Pengaruh Promosi Terhadap Pembelian Yang Tidak Direncanakan ... 25
2.6.3 Pengaruh Pelayanan Pramuniaga Terhadap Pembelian Yang Tidak Direncanakan ... 26
2.7 Kerangka Konseptual ... 28
2.8 Hipotesis ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.1.1 Definisi Operasional ... 31
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 34
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1 Jenis Data ... 36
3.3.2 Sumber Data ... 37
3.3.3 Pengumpulan Data ... 37
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 38
3.4.1 Teknik Analisis ... 38
(9)
3.5 Asumsi Model (Structural Equation Modelling) ... 39
3.5.1 Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 39
3.5.2 Evaluasi dan Outlier ... 40
3.5.3 Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 40
3.5.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41
3.6 Pengukuran Hipotesis dan Hubungan kausal ... 42
3.6.1 Pengujian Model Dengan One Step Approach .. 42
3.6.2 Pengujian Model Dengan Two Step Approach .. 42
3.7 Evaluasi Model ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 45
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 45
4.1.2 Struktur Organisasi ... 46
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 48
4.2.1 Jenis Kelamin ... 48
4.2.2 Usia ... 49
4.2.3 Pekerjaan ... 49
4.3 Deskripsi hasil Penelitian ... 50
4.3.1 Deskripsi variabel Display ... 50
4.3.2 Deskripsi variabel Promosi ... 51
4.3.3 Deskripsi variabel Pelayanan Pramuniaga ... 53
4.3.4 Deskripsi variabel Pembelian Yang Tidak Direncanakan ... 54
4.4 Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 56
4.4.1 Uji Outlier Multivariate ... 56 v
(10)
73
4.4.2 Uji Reliabilitas ... 57
4.4.3 Uji validitas ... 58
4.4.4 Uji Construct Reliability dan variance Extracted ... 59
4.4.5 Uji Normalitas ... 61
4.4.6 Analisis Model One Step Approach ... 62
4.4.7 Uji Kausalitas ... 65
4.5 Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Jumlah Pengunjung Giant Hypermart Pondok Candra... 4
1.2 Data Penjualan Giant Hypermart Pondok Candra ... 4
2.1 Macam Peranan Dalam Perilaku Konsumen ... 17
3.1 Goodness Of Fit Indices ... 44
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 48
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan ... 50
4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Display ... 51
4.5 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Promosi ... 52
4.6 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Pelayanan Pramuniaga ... 53
4.7 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Pembelian Yang Tidak Direncanakan ... 55
4.8 Outlier Data ... 57
4.9 Reliabilitas Data ... 58
4.10 Validitas Data ... 59
4.11 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 60
4.12 Normalitas Data ... 61
4.13 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices ... 63
4.14 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices ... 64
4.15 Hasil Uji Kausalitas ... 65
(12)
75
DAFTAR
GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ... 28
2. Model Pengukuran Faktor Display ... 39
3. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach ... 63
4. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach Modifikasi ... 64
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Tabulasi Jawaban Responden 3. Data Uji Outlier
4. Data Uji Reliabilitas 5. Data Uji Normalitas 6. Data Uji Hipotesis Kausal
(14)
77
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO
Oleh : Miftachul Jannah
Abstraksi
Perkembangan bisnis retailing di Indonesia berjalan sangat cepat, ini ditandai dengan banyaknya supermarket–supermarket baru yang bermunculan, hal ini tentu saja menyebabkan persaingan yang ketat dari masing-masing pengelola bisnis retail dalam usahanya untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, lingkungan berbelanja merupakan faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi perilaku berbelanja konsumen dalam menentukan pilihan untuk membeli produk maupun jasa di tempat tertentu, karena pada kenyataannya banyaknya pembelian yang dilakukan adalah justru pembelian yang tidak direncanakan. Artinya, keputusan untuk membeli atau tidak oleh konsumen atas suatu barang biasanya sering terjadi di dalam toko.
Variabel pada penelitian ini adalah display (X1), promosi (X2), pelayanan pramuniaga (X3), pembelian tidak terencana (Y). Pengukuran variabel menggunakan skala interval. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra, dengan jumlah sampel 120 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk teknik analisisnya menggunakan Structural Equation Modelling ( SEM ).
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM faktor display, faktor promosi, faktor pelayanan pramuniaga berpengaruh positif terhadap pembelian tidak terencana tidak dapat diterima.
Key word : display, promosi, pelayanan pramuniaga, pembelian tidak terencana.
(15)
1 1.1. Latar Belakang
Saat ini dengan semakin modernnya perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentunya mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang diperkotaan terutama adalah bisnis retail. Hal ini tentu saja menyebabkan persaingan yang ketat dari masing-masing pengelola bisnis retail dalam usahanya untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan banyaknya retail-retail tersebut akan mendapat semakin banyak pilihan dalam menentukan pilihan retail mana yang akan di kunjungi yang sesuai dengan kebutuhan, serta harus bersaing ketat dalam usahanya untuk dapat menguasai pangsa pasar yang ada. Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan ini adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan.
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi seorang konsumen dalam menentukan pilihan untukmembeli produk maupun jasa ditempat tertentu. Aspek kepuasan menjadi sangat penting sebagai salah satu pendorong bagi konsumen untuk berbelanja kembali di suatu tempat.
Supermarket adalah bentuk retail business modern yang menganut operasi yang relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi, swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan dan
(16)
2
minuman serta barang – barang untuk perawatan rumah tangga (Kotter, 1997 : 171).
Supermarket merupakan salah satu alternatif sarana berbelanja bagi konsumen dari golongan kelas tertentu. Ciri khusus dari supermarket adalah barang – barang yang ditawarkan disusun pada rak – rak terbuka, sehingga konsumen bisa merasakan kepuasan untuk memilih sendiri barang – barang yang dibutuhkan sesuai dengan keinginannya, kemudian membawa ke check out counter atau kassa.
Supermarket, atau usaha eceran, biasanya langsung menjual produk mereka kepada pemakai akhir. Kaitan dengan dapat dikatakan bahwa tempat yang dituju konsumen untuk memperoleh suatu produk di store, yang memiliki bentuk, luas, type, desain & konsep yang beraneka ragam.
Giant pondok candra merupakan salah satu supermarket yang ada di Sidoarjo, yang mempunyai konsumen dari semua kalangan, letaknya yang cukup strategis pembatasan antara Surabaya & Sidoarjo, serta dekat dengan perumahan dan jalan tol, memungkinkan masyarakat untuk menjangkaunya dengan mudah.
Giant menyediakan kebutuhan konsumen dengan lengkap mulai dari barang kebutuhan sehari – hari sampai barang elektronika. Giant menjadi salah satu alternatif pilihan masyarakat dalam berbelanja, karena pelayanan pramuniaga yang ramah dan sopan serta tanggap dan sigap terhadap keinginan konsumen dalam mendapatkan sebuah produk atau barang yang diinginkan, serta program – program promosi untuk mengenalkan dan menawarkan produk – produk baru kepada konsumen seperti mendemonstrasikan produk yang dipromosikan serta
(17)
memberikan percobaan gratis secara cuma – cuma kepada konsumen yang tujuannya untuk memberikan gambaran baik dalam manfaat, rupa, ataupun bau dari produk yang dipromosikan, juga dengan adanya display yang ditampilkan secara menarik dan inofatif, semua itu dilakukan oleh pihak Giant Pondok Candra untuk memberikan impuls yang tujuannya untuk menarik konsumen sehingga konsumeen melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Sebab pada dasarnya, dalam mengambil keputusan pembelian konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pribadi & faktor lingkungan saja, tetapi juga oleh strategi pemasaran yang diterapkan oleh pihak toko. Karena pada kenyataannya banyaknya pembelian yang dilakukan adalah justru pembelian yang tidak direncanakan. Artinya, keputusan untuk membeli atau tidak oleh konsumen atas suatu barang biasanya sering terjadi di dalam toko. Bisa jadi, meski awalnya konsumen tidak bermaksud membeli sesuatu, namun karena terpengaruh oleh salah satu faktor rangsangan di dalam toko akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli sesuatu.
(18)
4
Adapun data jumlah pengunjung di Giant Pondok Candra selama empat bulan terakhir yang dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 : Data jumlah pengunjung Giant Pondok Candra Pada Bulan Juli 2008 – Oktober 2008
BULAN JUMLAH PENGUNJUNG
Juli 2008 7.542 orang Agustus 2008 5.580 orang September 2008 3.912 orang Oktober 2008 4.950 orang Sumber : Data Giant Hypermart Pondok Candra
Meskipun demikian, karena semakin tingginya tingkat persaingan yang sangat ketat diantara toko – toko pengecer yang menjual berbagai produk kebutuhan sehari – hari secara tidak langsung berpengaruh pada Giant Hypermart. selain fenomena diatas, berdasarkan data yang diperoleh dari Giant Hypermart terlihat bahwa fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa penjualan Giant Hypermart tiap bulannya ukup fluktuatif. Hal ini dapat dibuktikan melalui data penjualan yang diperoleh Giant selama empat bulan terakhir yang dapat dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini:
Tabel 1.2 : Data Penjualan Giant Hypermart Pondok Candra Pada Bulan Juli 2008 – Oktober 2008
BULAN PENJUALAN Juli 2008 Rp. 8.430.184.000
Agustus 2008 Rp. 6.436.059.000 September 2008 Rp. 2.065.020.000 Oktober 2008 Rp. 4.903.751.000 Sumber : Data Giant Hypermart Pondok Candra
(19)
Peperangan yang sebenarnya adalah di dalam toko penjualan bisa meningkat jika konsumen banyak membeli suatu barang di toko tersebut. Kesempatan terbesar untuk mempengaruhi konsumen adalah saat konsumen berada didalam toko, sehingga konsumen melakukan pembelian. Manajemen Giant harus benar – benar menetapkan strategi yang mantap agar dapat mempengaruhi konsumen, walaupun konsumen sudah merencanakan apa yang akan di beli, tetapi pihak manajemen harus bisa merangsang konsumen untuk membeli barang – barang yang lain yang tidak ada dalam rencananya.
Menurut Mowen (2001 : 10) pembelian tidak terencana adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari pertimbangan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Atau bisa juga dikatakan suatu desakan hati yang tiba – tiba dengan penuh kekuatan, bertahan & tidak direncanakan untuk membeli sesuatu secara langsung, tanpa banyak memperhatikan akibatnya.
Hal yang serupa di kemukakan oleh rook yang dikutip oleh James F. Engel (1995 : 202) bahwa pembelian berdasar impulse terjadi ketika konsumen mengalami desakan tiba – tiba, yang biasanya kuat dan menetap untuk membeli sesuatu dengan segera. Impuls untuk membeli ini kompleks secara hedonik & mungkin merangsang konflik emosional. Juga pembelian berdasar impulse cenderung terjadi dengan perhatian yang berkurang pada akibatnya.
Berdasarkan dengan kenyataan tersebut diatas, maka suatu analisis yang lebih mendalam atas penerapan rangsangan dalam toko, seperti display produk, promosi, dan pelayanan pramuniaga yang dilakukan oleh pengelola Giant
(20)
6
Hypermart menjadi penting karena berkaitan dengan pembelian yang tidak direncanakan. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam penyempurnaan strategi yang kini dijalankan oleh Giant Hypermart Pondok Candra Sidoarjo dan dapat memberikan konstribusi pada peningkatan penjualan yang akan datang.
Dari uraian diatas maka penelitian menggunakan judul ” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Yang Tidak Direncanakan ( Impulse Buying ) di Giant Pondok Candra Sidoarjo”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah faktor display (X1) mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak direncanakan (Y)?
2. Apakah faktor promosi (X2) mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak direncanakan (Y)?
3. Apakah faktor pelayanan pramuniaga (X3) mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak direncanakan (Y)?
(21)
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan yang ingin diacapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor display (X1) terhadap konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak direncanakan (Y).
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor promosi (X2) terhadap konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak direncanakan (Y).
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor pelayanan pramuniaga (X3) terhadap konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak direncanakan (Y).
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor -faktor dalam toko yang dapat menimbulkan minat beli konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan strategi – strategi baru yang berkaitan dengan faktor – faktor yang membentuk minat beli konsumen, sehingga bisa meningkatkan laba perusahaan.
2. Bagi UPN “VETERAN” Jawa Timur, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah bahan referensi perpustakaan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian di masa yang akan datang.
3. Bagi peneliti dapat menigkatkan daya nalar, memperluas wawasan, dan menambah wasana ilmiah pengetahuan terutama dalam bidang menejemen pemasaran.
(22)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu di ambil dari jurnal sebagai berikut :
A. Jurnal penelitian Ekuitas, Vol 7, no. 4 , Desember 2003 oleh Sularso
dengan judul penelitian “ pengaruh rangsangan dalam toko terhadap pembelian
yang tidak direncanakan oleh konsumen Alfa Gudang Rabat di Denpasar “.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rangsangan-rangsangan di dalam toko
yang mempengaruhi konsumen terhadap pembelian yang tidak di rencanakan di
Alfa Gudang Rabat di Denpasar. Metode analisis yang digunakan adalah Metode
Regresi Linier Berganda, dimana pengambilan sample menggunakan teknik
purpose random sampling, dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumen
cenderung melakukan pengambilan keputusan pembelian yang tidak
direncanakan, dan karena itu rangsangan dalam toko memiliki peran besar dalam
mempengaruhi timbulnya pengambilan keputusan pembelian tersebut. Hasil
penelitian ini mengatakan bahwa faktor-faktor rangsangan dalam toko yaitu
penataan rak, display produk, promosi harga, kemasan produk, dan pelayanan
pramuniaga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen yang tidak
(23)
B. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol 7, no. 2, September 2005 oleh
Semuel dengan judul penelitian “ Respons lingkungan berbelanja sebagai stimulus
pembelian tidak terencana pada toko serba ada (Toserba),(studi kasus carrefour
surabaya)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon pelanggan
terhadap lingkungan berbelanja sebagai stimulus pembelian tidak terencana pada
toko serba ada (Toserba). Metode yang dilakukan untuk memperoleh data
dilakukan melalui SEM, dimana pengambilan sampel menggunakan teknik
probability sampling, penelitian ini menggunakan 7 variabel dalam mendukung
model yang di bangun yaitu: Respon lingkungan berbelanja yang terdiri dari:
pleasure, arousal, dan dominance. Sedangkan pengalaman belanja terdiri dari:
hedonic shooping value, utilitarian shooping value, resources expenditure, dan
impulse buying.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Arti dan Pentingnya Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan – kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan konsumen
agar mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan. Berhasil tidaknya dalam
tujuan bisnis pada keahlian mereka di bidang lain. Selain itu juga, tergantung pada
kemampuan mereka untuk mengkombinasikan perusahaan agar berjalan dengan
(24)
10
barang di produksi, tidak dimulai pada saat produksi itu selesai, juga tidak
berakhir dengan penjualan.
Perusahaan dalam menjalankan aktifitas bisnisnya didukung oleh fungsi
bisnis utama yaitu pemasaran, dan operasi produksi, serta beberapa fungsi
penunjang lainnya seperti keuangan, dan sumber daya manusia. Dalam
menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan melakukan pengkoordinasian
agar tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam bidang pemasaran khususnya
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pengamatan perilaku konsumen menjadi
dasar pertimbangan yang penting dalam proses penetapan strategi pemasaran. Hal
ini karena umumnya banyak perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan
menekankan pada falsafah pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Menurut
Kotler (1997 : 17) konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih
tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran.
Menurut Setiadi (2003 : 9) strategi pemasaran adalah suatu rencana yang
didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi.
Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau
frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan pada toko tertentu atau
pembelian produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan
menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada sasaran yang dipilih. Suatu
(25)
Kegiatan pemasaran beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus
menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tetapi juga
dibatasi oleh sumber – sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada.
Bagi perusahaan, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan baru yang
harus mendapatkan perhatian yang lebih denganpenyelesaian yang baru pula atau
sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan
usahanya juga. Sehubungan dengan itu tugas manager adalah memilih dan
menentukan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan
perusahaan serta dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan,
kegiatan pemasaran ini harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik.
Alasan paling mendasar untuk mempelajari pemasaran adalah bawah
pemasaran memainkan peran besar kedalam pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi. Pemasar merancang penelitian dan gagasan baru yang menimbulkan
barang dan jasa baru. Pemasaran memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk
memilih produk yang disukainya. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
untuk berkembang dan mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya
perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, mengakibatkan bermacam ragam
pilihan barang dan jasa yang ada, sejalan dengan itu timbulah persaingan yang
semakin tajam diantara perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat
menyalurkan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
(26)
12
2.2.2. Pengertian Pemasaran
Dari definisi yang ada, maka dapat dilihat pengertian pemasaran. Beberapa
definisi pemasaran dari beberapa ahli yaitu :
a. Menurut Kotler (1997 : 13) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan mencitakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
b. Menurut Stanton (1985 : 3) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan – kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
c. Menurut AMA (American Marketing Association) yang dikutip oleh Alma
(2004 : 3) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang jasa
dan ide tersebut kepada pelanggan dan tujuan perusahaan.
Dari definisi di atas dapatlah ditetapkan bahwa pemasaran mencakup
kegiatan perusahaan yang diawali dengan proses mengidentifikasikan kebutuhan
konsumen, penentuan produk, produksi, menyatukan harga serta promosi yang
akan dipakai dan penyaluran produk tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keinginan pemasaran
(27)
sebagai suatu sistem. Agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai maka di perlukan
keahlian dari para pengelola perusahaan dalam usaha memenuhi kebutuhan.
Pengertian tersebut menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran.
Hawkins, Best, and Coney ( 1995 : 23 ) mengemukakan bahwa
”understanding and anticipating consumer needs and developing solutions for
those needs that is what marketing is all about”. Atau dengan kata lain inti dari
pemasaran adalah memahami dan mengantisipasi kebutuhan – kebutuhan
pelanggan dan membangun solusi – solusi atas kebutuhan – kebutuhan tersebut.
2.2.3. Konsep Pemasaran dan Orientasi pada Konsumen
Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran adalah merupakan
faktor yang penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya
cara dan falsafah baru ini di sebut konsep pemasaran yang bertujuan memberikan
kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada
konsumen (consumer oriented).
Apabila orientasi dari konsep – konsep tersebut bertolak pada produk
perusahaan dan memandang sebagai tugas perusahaan adalah penjualan dan
promosi untuk menstimulir volume penjualan yang menguntungkan. Maka konsep
suatu perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan
(28)
14
merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari kebijakan produk, harga
promosi, dan distribusi sebaik – baiknya agar kebutuhan para konsumennya dapat
terpenuhi secara maksimal.
Jadi secara definitif dapat dikatakan bahwa : konsep pemasaran adalah
suatu falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan
(Swastha dan Handoko, 1990 : 8) tiga unsur pokok konsep pemasaran:
1. Orientasi Konsumen
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang ingin dipenuhi dan dilayani.
b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.
c. Menentukan produksi dan program pemasarannya
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan pendapat, sikap dan perilaku mereka.
2. Volume Penjualan yang Menguntungkan
Ini merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh
dengan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh
dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat
memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat
memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. Jadi laba merupakan
pencerminan dari usaha – usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan
(29)
menyediakan atau menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang
layak.
3. Koordinasi dan Integrasi Seluruh Kegiatan Pemasaran
Dalam perusahaan perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen. Juga,
perlu dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun antara
perusahaan dengan pasarnya. Jadi setiap orang dan setiap bagian dalam
perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk
memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.
2.3. Perilaku Konsumen
2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan refleksi dari perilaku manusia yang
kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting bagi pengembangan
program pemasaran suatu organisasi atau perusahaan. Perusahaan yang menganut
konsep pemasaran harus melalui usahanya dengan mengidentifikasi dan
memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.
Dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen serta
bertambah banyaknya produk yang ditawarkan kepada konsumen menyebabkan
perilaku konsumen pada hakekatnya merupakan salah satu bagian dari perilaku
konsumen secara keseluruhan. Saat ini konsumen semakin selektif dalam memilih
barang dan jasa yang akan dibeli, oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui
(30)
16
Definisi perilaku konsumen menurut AMA (American Marketing
Association) yang dikutip oleh Setiadi (2003) perilaku konsumen merupakan
interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Perilaku konsumen
adalah dinamis itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen
ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Salah satu
implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas
untuk jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup tertentu.
Menurut Schiffman & Konflik (1994 : 7) perilaku konsumen diartikan
sebagai perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Sedangkan menurut Mowen (2002 : 6) perilaku konsumen didefinisikan
sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa pengalaman serta
ide – ide.
Adapun kesimpulan dari perilaku konsumen adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan konsumen yang didahului maupun diikuti oleh proses pembuatan
keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa untuk
(31)
2.3.2. Macam Peranan dalam Perilaku Konsumen
Untuk dapat mengetahui sebab konsumen membeli barang atau jasa tentu
dapat diterangkan secara langsung dari hasil pengamatan saja. Tetapi dibutuhkan
analisa perilaku konsumen yang lebih dalam untuk membahas mengapa dan
bagaimana perilaku konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat
mengembalikan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barangnya secara baik.
Tabel 2.1. Macam Peranan dalam Perilaku Konsumen
No Peranan Keterangan
1. Intiator Orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu
produk atau jasa tertentu
2. Intluencer Orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot
dalam pengembalian keputusan akhir
3. Decider Orang yang sangat menentukan sebagian atau
keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli,
apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan
bagaimana cara membeli dan dimana akan membeli.
4. Buyer Orang yang melakukan pembelian nyata
5. User Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa.
(32)
18
2.4. Keputusan Pembelian
2.4.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan
pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan – kepentingan
tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang di anggap paling menguntungkan.
Peter dan Olson (1996 : 162) pengambilan keputusan konsumen adalah
suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya.
Menurut Setiadi (2003 : 18) dua faktor yang berada di antara niat
pembelian dan keputusan pembelian adalah :
1. Pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai seseorang.
2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
2.4.2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Stimulus eksternal Situasi Respon
konsumen konsumen
Sumber : Hendri ma’ruf (2005:63) Lingkungan Pemasaran
Ekonomi Merchandise Budaya Harga
Sosial Lokasi
Teknologi Iklan/promosi Atmosfer Service Karakteristik Konsumen Proses Keputusan Membeli Pilihan produk/ merek Pilihan gerai
Timing belanja Besarnya belanja
(33)
2.4.3. Teknik Pendekatan untuk Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Menurut Setiadi (2003 : 20), para pemasar harus juga mengerti
berbagai partisipasi dalam proses pembelian dan pengaruh – pengaruh utama
dalam perilaku membeli konsumen. Para pemasar dapat merancang program
pemasaran yang lebih efektif bagi pemasaran mereka. Ada beberapa teknik
pendekatan yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi keputusan konsumen,
yaitu :
a. Teknik Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide – ide atau pengetahuan
tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen tertarik atau
termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk – produk yang
disampaikan itu. Dengan kata lain, pemilik toko atau pramuniaga memberikan
stimulus beberapa produk – produk yang ada dalam toko, kemudian diharapkan
konsumen dapat merespon secara positif. Misalnya seorang ibu menanyakan
pakaian untuk bayi, maka pramuniaga memberikan informasi tentang merek,
kualitas dan warna berbagai macam pakaian bayi. Kemudian konsumen diarahkan
untuk membeli diantara alternatif yang cenderung mendapat perhatian atau
tanggapan positif dari ibu tersebut. Dengan demikian ibu akan lebih mudah
mengambil keputusan.
b. Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dalam
teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang
(34)
20
berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas, dan memberi informasi tentang
manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing – masing produk
yang tersedia.
c. Teknik Pendekatan Kombinasi antara Stimulus – Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dan hasil kombinasi antara teknik
stimulus-respon dan teknik humanistic. Pemilik toko atau pramuniaga dalam
menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang
memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan membeli
sepenuhnya diserahkan pada konsumen. Misalnya barang – barang disusun
dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen, display barang disusun teratur
yang memungkinkan menjadi pusat perhatian konsumen, produk ditampilkan
dengan berbagai merek yang menarik.
d. Teknik Pendekatan dengan Komunikasi yang Persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan
komunikasi persuasive melalui rumus AIDDAS : A = Attention (perhatian), I =
Interest (minat), D = Desire (hasrat), D = Decision (keputusan), A = Action
(tindakan), S = Satisfaction (kepuasan).
Pertama kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu produk agar
timbul minatnya, kemudian kembangkan hasratnya untuk membeli produk
tersebut. Setelah itu diarahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli
produk yang sesuai kebutuhannya, dengan harapan konsumen merasa puas setelah
(35)
2.5. Usaha Eceran (Retailing)
2.5.1. Pengertian Usaha Eceran (Retailing)
Retailling atau usaha eceran menurut Bellenger & Goldstucker (1983 : 4)
“al theactivites involved in selling goods or service directly to final consumer for their personal, non business use”.
Atau dapat dikatakan bahwa retailing adalah semua kegiatan yang melibatkan
penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
yang sifatnya pribadi, bukan untuk diperdagangkan lagi.
Hal yang sama dikemukakan oleh Kotler (1997 : 170) yang menyebutkan
bahwa retailing adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau
jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan
bisnis.
Dengan kata lain retailing merupakan tingkat akhir dari aliran produk dari
produsen ke konsumen. Sedangkan pengusaha eceran adalah perusahaan atau
organisasi yang penjualannya terutama berasal dari penjualan secara eceran.
2.6. Pembelian yang Tidak Direncanakan
Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih
dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mal. Banyak
faktor yang menyebabkan hal tersebut. Display pemotongan harga 50 % yang
mencolok akan menarik perhatian konsumen. Konsumen akan merasakan
kebutuhan untuk membeli produk. Display tersebut telah membangkitkan
(36)
22
yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Keputusan
pembelian yang seperti ini disebut sebagai pembelian tidak direncanakan atau
sering disebut pembelian impuls (impulse purchasing) (menurut Sumarwan 2002 :
311). Sebagian besar pembelian produk terutama barang – barang konsumen
(consumer – goods purchase) dilakukan di toko eceran.
Stern yang dikutip oleh Assael (1992 : 627), menyatakan empat
karakteristik pembelian tidak terencana :
1. Pure Impuls.
Impuls murni untuk variasi atau sesuatu yang baru, jenis perilaku ini
mewakili kedatangan dari set normal barang atau merek yang dibeli.
2. Remainder effect.
Dampak pengingat karena item yang diperlukan tetapi tidak termasuk
dalam niat belanja sebelum masuk ke toko, pemicunya adalah melihat
barang di rak atau pajangan.
3. Suggestion effect.
Dampak saran untuk barang baru berdasarkan stimuli di toko, contohnya
konsumen tidak waspada dengan produk laundry non-detergen, melihatnya
di rak atau dipajangan konter menghasilkan pembelian karena barang
terkait dengan kebutuhan konsumen.
4. Planned product category.
Impuls terencana mengacu pada niat konsumen untuk pergi ke toko khusus
(37)
untuk obral istimewa atau dengan kupon direncanakan, tetapi pembelian
untuk item itu sendiri tidak.
Para pengelola toko eceran pun memanfaatkan peluang ini untuk
meningkatkan jumlah penjualan mereka. Ada banyak cara atau strategi yang
diterapkan oleh toko – toko eceran untuk meningkatkan pembelian yang tidak
direncanakan, (Menurut Assael 1992 : 629), faktor – faktor yang bisa menarik
perhatian konsumen agar membeli suatu barang diantara adalah adanya promosi
harga (potongan harga), kemasan produk yang sangat menarik dan kreatif,
penataan rak yang bagus, display produk yang dibuat sedemikian rupa atau
sebagus mungkin sehingga konsumen sangat tertarik waktu melihatnya.
Sedangkan menurut Tjiptono (1997 : 229), promosi penjualan adalah
bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diukur
untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan
jumlah barang yang dibeli pelanggan, karena salah satu tujuan promosi penjualan
adalah meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya. Macam – macam
promosi penjualan adalah : Free Sampel, Kupon atau voucer, hadiah, price pack,
demonstrasi, kontes, permainan, undian dan lain – lain.
Menurut Loudon and Bitta (1993 : 550), dua dari tiga orang yang
berbelanja di supermarket bisa di pastikan melakukan pembelian yang tidak
direncanakan sebelumnya. Adapun beberapa hal yang mempunyai pengaruh
penting dalam perilaku konsumen saat berbelanja adalah Store Layout, Display,
(38)
24
Menurut Amir (2004 : 118), selain hal yang disebutkan diatas papan
petunjuk dan POP (point of purchase) juga mempunyai pengaruh yang cukup
tinggi dalam mempengaruhi konsumen. POP (point of purchase) adalah sebuah
penunjuk atau pemberi informasi (bisa dibilang penjual bisu) yang membantu
memudahkan konsumen dalam membeli (in store communication and
presentation), misalnya : ada tulisan didalam toko “barang A, dengan harga
HEMAT Rp. ... !!!”
Jadi bisa dikatakan pembelian yang tidak direncana sangat besar
pengaruhnya terhadap penjualan pada toko eceran (Retail).
2.6.1. Pengaruh Display terhadap Keputusan Pembelian yang tidak
Direncanakan
Menurut D.L. Loudon dan A.J. Della Bitta display (pajangan) (1993 : 551)
yang menarik dapat mempengaruhi pembelian yang tidak direncanakan. Display
yang menarik juga dapat mengubah suasana toko yang membosankan menjadi
tidak hanya lebih menarik tetapi juga meningkatkan penjualan. Spesial display
digunakan untuk memikat konsumen pada satu lebih produk yang dijual di toko.
Produk yang dipajang di rak bisa berfungsi sebagai rangsangan yang
menarik konsumen untuk melihat dan membeli produk tersebut. Produk yang
habis di rak akan mendorong konsumen mencariproduk dengan merek lain,
sehingga konsumen bisa berpindah merek. Konsumen juga lebih tertarik untuk
datang ke toko yang banyak barang dagangannya sehingga konsumen memiliki
(39)
barangnya sedikit. Banyaknya barang dan kelengkapan barang sering kali menjadi
daya tarik konsumen untuk datang ke sebuah toko ( Sumarwan, 2002 : 281 ).
Menurut Hendri Ma’ruf dalam bukunya yang berjudul pemasaran ritel
mengatakan bahwa display yang diletakkan di counter, lantai dan jendela
memungkinkan para peritel untuk mengingatkan para konsumen dan menstimulasi
belanja impulsif (merangsang belanja spontan atau tidak direncanakan).
Menurut Assael (1992 : 629) display adalah salah satu hal yang dapat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan,
karena dengan melihat display yang menarik konsumen menjadi tergoda untuk
membeli.
2.6.2. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian yang tidak
Direncanakan.
Menurut Tjiptono (1997 : 234) pada hakekatnya promosi adalah suatu
bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,
membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan perusahaan
yang bersangkutan. Selain itu tujuan dari promosi penjualan yaitu dapat
mempengaruhi dan meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya (Impuls
Buying), perusahaan dapat menarik pelanggan baru, dan untuk mendorong
(40)
26
adalah free sample, kupon atau voucher, hadiah, price pack, demonstrasi, kontes,
permainan, undian, dan lain - lain (1997 : 229).
Menurut Angiopora (2002 : 338) promosi penjualan adalah rangsangan
jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau
jasa.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu suatu keberhasilan suatu
informasi mengenai mutu, harga, macam produk dan lain – lain. Program promosi
dirancang untuk menghasilkan tindakan yang segera dan spesifik walaupun
promosi penjualan mungkin berkontribusi dalam membangun kesadaran atau
sikap yang menguntungkan terhadap suatu produk, namun penggunaannya
terutama adalah untuk mencapai efek penjualan jangka pendek dari pada efek
jangka panjang.
2.6.3. Pengaruh Pelayanan Pramuniaga terhadap Keputusan Pembelian
yang tidak Direncanakan.
Menurut Kotler ( 2003 : 312 ), wiraniaga adalah orang yang melakukan
penjualan dan wiraniaga yang melakukan penjualan didalam toko biasanya
disebut pramuniaga. Konsumen atau calon pembeli biasanya menghendaki kontak
langsung dengan pramuniaga dalam melakukan pembelian dalam pasar swalayan.
Menurut Angiopora ( 2002 : 194 ), pelayanan diartikan sebagai suatu
tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain ( konsumen,
pelanggan tamu, klien, pasien, penumpang dll ) yang tingkat pemuasannya hanya
(41)
mampu memuaskan konsumen adalah pelayanan yang dapat dilakukan dengan
cepat, tepat, ramah tamah, sopan dan nyaman oleh perusahaan dengan seluruh
jajaran yang terkait di dalamnya dan secara kontinyu mampu melakukan
perbaikan terus menerus.
Dalam mengambil keputusan pembelian didalam pasar swalayan pelanggan
akan membutuhkan bantuan pramuniaga terutama dalam hal pencarian informasi
produk yang akan dibeli maupun informasi lain yang dapat mempermudah
pengambilan keputusan pembelian. Oleh karena itu, pramuniaga dalam melayani
konsumen harus memperhatikan kebersihan dan kerapian agar menimbulkan daya
tarik yang besar sebagai promosi tidak langsung. Pramuniaga juga harus memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai pasar swalayan, produk, kebijakan perusahaan
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat mendorong terjadinya
pembelian oleh calon pembeli. Disamping itu juga harus diperhatikan usaha –
usaha untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan agar pelanggan
tidak merasa kesulitan dalam mencari informasi yang mereka butuhkan dalam
(42)
28
X1.1
X1.2
X1.3
X3.3 X3.2 X3.1 X2.5 X2.3 X2.2 X2.1
X2.4
Display ( X1 )
Promosi ( X2 )
Pelayanan pramuniaga
( X3 )
Pembelian tidak direncanakan
( Y )
Y1 Y2 Y3 Y4
2.7 Kerangka Konseptual
(43)
Keterangan kerangka konseptual
X1 : Faktor display
X2 : Faktor promosi
X3 : Faktor Pelayanan pramuniaga
X1.1 : POP (point of purchase)
X1.2 : Visual display
X1.3 : Kelengkapan jenis produk
X2.1 : Potongan harga
X2.2 : Free sample
X2.3 : Demonstrasi produk
X2.4 : Hadiah
X2.5 : Price pack
X3.1 : Ramah dan sopan dalam melayani konsumen
X3.2 : Kemudahan dalam mendapatkan produk atau barang
X3.3 : Penampilan pramuniaga
Faktor Y adalah pembelian yang tidak direncanakan
Y1 : Pure impulse
Y2 : Remainder effect
Y3 : Suggestion effect
(44)
30
2.8. Hipotesis
Mengacu pada landasan teori serta hasil tinjauan terhadap penelitian –
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, maka rumusan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga display (X1) berpengaruh positif terhadap pembelian yang tidak
direncanakan di Giant Pondok Candra.
2. Diduga promosi (X2) berpengaruh positif terhadap pembelian yang tidak
direncanakan di Giant Pondok Candra.
3. Diduga pelayanan pramuniaga (X3) berpengaruh positif terhadap pembelian
(45)
31
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah pernyataan tentang
definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional
berdasarkan teori yang ada dalam pengalaman empiris. Dalam usulan penelitian
ini definisi operasionalnya terdiri dari :
A. Faktor display (X1) merupakan pajangan produk yang dibuat dan didesain
secara khusus, bagus dan menarik, diletakkan di tempat tertentu dan strategis
sehingga dapat menarik konsumen untuk melihat dan membeli (Loudon &
Bitta 1993 : 551) dengan indikator :
- (X1.1) POP (point of purchase) :
Sebuah penunjuk atau pemberi informasi (bisa dibilang penjual bisu) yang
membantu memudahkan konsumen dalam membeli.
- (X1.2) visual display :
Display yang bisa dilihat untuk item-item yang ditampilkan secara menarik,
semarak dan inofatif akan menigkatkan penjualan bagi item tersebut.
- (X1.3) Kelengkapan Jenis produk:
Mencakup penilaian konsumen terhadap kelengkapan produk, variasi merek
(46)
32
B. Faktor promosi (X2) adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan
utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan
konsumen agar membeli produk yang dihasilkan dengan indikator (Fandy
Tjiptono, 1997) :
- (X2.1) discount (potongan harga) :
Diskon langsung diluar daftar harga untuk tiap pembelian selama periode
tertentu.penawaran tersebut mendorong konsumen untuk membeli sejumlah
atau menyimpan jenis barang baru yang biasanya tidak mereka beli.
- (X2.2) free sample (percobaan gratis) :
Produk yang diberikan secara Cuma-Cuma yang tujuannya adalah
memberikan gambaran baik dalam manfaat,rupa,ataupaun bau dari produk
yang dipromosikan.
- (X2.3) demonstrasi produk :
Memberikan gambaran atau contoh dari produk atau jasa yang dijual.
- (X2.4) hadiah :
Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis
sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
- (X2.5) price pack :
Paket tunggal yang dijual dengan pengurangan harga seperti, beli satu dapat
(47)
C. faktor pelayanan pramuniaga (X3) yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh
pramuniaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain ( konsumen, pelanggan,
tamu, klien dll ) yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang
yang melayani maupun yang dilayani ( Sugiarto, 2002 : 36 ). Dengan indikator
- (X3.1) Ramah dan Sopan dalam melayani konsumen :
Sikap yang ramah dan sopan yang dimiliki pramuniaga akan membentuk
persepsi pelanggan didalam memutuskan berbelanja.
- (X3.2) Kemudahan dalam mendapatkan produk atau barang :
Pramuniaga harus tanggap dan sigap terhadap keinginan konsumen dalam
mendapatkan sebuah produk atau barang yang diinginkan.
- (X3.3) Penampilan pramuniaga :
penampilan pramuniaga dalam melayani konsumen harus memperhatikan
kebersihan dan kerapian agar menimbulkan daya tarik yang besar sebagai
promosi tidak langsung
2. Pembelian yang tidak direncanakan (Y)
Pembelian yang tidak direncanakan adalah pembelian yang dilakukan secara
spontan tanpa direncanakan dahulu, pembelian yang terjadi dikarenakan
rangsangan dalam toko yang membuat konsumen merasakan kebutuhan yang
mendesak atas suatu produk dengan indikator (Assael, 1992 : 627) :
- (Y1) pure impuls :
Impuls murni untuk variasi atau sesuatu yang baru, jenis perilaku ini
(48)
34
- (Y2) remainder effect :
Dampak pengingat karena item yang diperlukan tetapi tidak termasuk dalam
niat belanja sebelum masuk ke toko, pemicunya adalah melihat barang di
rak atau pajangan.
- (Y3) suggestion effect :
Dampak saran untuk barang baru berdasarkan stimuli ditoko
- (Y4) planned product category :
Impuls terencana mengacu pada niat konsumen untuk pergi ke toko khusus
karena obral tetapi tidak berencana membeli produk tertentu.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval,
dengan menggunakan metode pengukuran semantic differential scale (pembeda
skala) yaitu metode penelitian yang menggunakan tujuh butir yang menyatakan
secara verbal dua kutub penilaian yang ekstrem. Analisis ini digunakan dengan
meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian
pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang
berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian setiap pernyataan masing-masing
diukur dalam 7 skala dan ujung-ujungnya ditutup dengan kata sifat yang secara
kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti
pola sebagai berikut :
1 7
(49)
* Jawaban dengan nilai 1 berarti sangat tidak membenarkan pernyataan yang
diberikan.
* Jawaban dengan nilai 7 berarti sangat membenarkan pernyataan yang
diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan
pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra
Sidoarjo
b. Sampel
Pengambilan sample ini non-probabilistik sampling dengan teknik purposive
sampling digunakan karena pengambilan sampel dalam penelitian ini terbatas
pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan
karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya atau memenuhi beberapa
kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Karakteristik atau
kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Konsumen yang pernah melakukan pembelian yang tidak direncanakan di
Giant Pondok Candra Sidoarjo
2. Konsumen yang telah dianggap dewasa dan mengerti tentang apa yang
dimaksudkan oleh peneliti dalam penelitian dengan usia 18 tahun keatas
(50)
36
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100-200 responden,
sehubungan dengan digunakan structural equation modeling (SEM), maka
jumlah sampel yang digunakan berdasarkan pertimbangan pedoman
pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002 : 48), adalah sebagai berikut :
a. 100 – 200 sampel untuk teknik maksimum like hood estimation
b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi, pedomannya adalah 5 -
10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variable
laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai 10, bila
terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100 - 200.
Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa
besarnya sampel yaitu 5 atau 10 kali parameter yang diestimasi (Ferdinand). Pada
penelitian ini sebanyak 15 indikator parameter yang diestimasi, sehingga besarnya
sampel yang harus diperoleh adalah 15 dikalikan dengan 8 maka hasil yang
diperoleh yaitu 120 data responden.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
- Data Primer
Dalam penelitian ini, data yang dipakai berupa data primer yaitu data yang
(51)
- Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang
telah ada, misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi, analisis
industri oleh media, situs web, internet dsb.
3.3.2. Sumber Data
Data yang diperoleh dari konsumen yang berbelanja di Giant Hypermart
Pondok Candra Sidoarjo.
3.3.3. Pengumpulan Data
Dalam mencari dan mengumpulkan data dilakukan dengan menggunakan
metode-metode sebagai berikut :
a. Kuisioner
Merupakan daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari
responden.
b. Wawancara
Mewawancarai atau interview langsung kepada responden dan pihak
perusahaan.
c. Observasi
(52)
38
d. Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan terhadap
data, dokumen-dokumen yang telah tersedia dari pihak manajemen Giant
Pondok Candra.
3.4. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation
Modelling (SEM) merupakan sekumpulan teknik yang memungkinkan pengujian
suatu hubungan yang rumit hubungan antara satu atau lebih variable dependen
yang diestimasi secara simultan. Metode ini bukan ditujukan untuk menghasilkan
teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis Structural Equation
Modelling (SEM) pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor Display, Promosi dan Pelayanan pramuniaga terhadap Keputusan
pembelian yang tidak direncanakan. Penaksiran pengaruh masing-masing variable
bebas terhadap variable terikatnya menggunakan koefisien jalur. Dengan
demikian, Analisis yang relevan yang digunakan pada penelitian ini adalah SEM
(Structural Equation Modelling). Contoh model pengukuran dilakukan sebagai
berikut :
X1.1 = Display + er_1
X1.2 = Display + er_2
(53)
Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model di uji
unidimensionalitasnya melalui Confirmatory Faktor Analisis, maka model
pengukuran dengan faktor Display akan nampak sebagai berikut :
Gambar 3.1 Model pengukuran faktor Display.
Keterangan :
X1.1 Pertanyaan tentang POP ( Point Of Purchase )
X1.2 Pertanyaan tentang visual display
X1.3 Pertanyaan tentang kelangkapan jenis produk
Demikian juga faktor lain seperti Promosi dan Pelayanan pramuniaga.
3.5. Asumsi Model (Structural Equation Modelling)
3.5.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat
diuji dengan metode-metode statistic.
1. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien
sampel dengan standart errornya dan skewness value yang biasanya
disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji
normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikasi 1 %, jika X1.1
X1.2
Display X1
(54)
40
nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data
adalah tidak normal.
2. Normal probability plot ( SPSS 10.1).
3. Liniearitas dengan dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan
memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada
tidaknya linieritas.
3.5.2. Evaluasi dan Outlier
1. Mengamati nilai Z-acore : ketentuannya diantara ±3,0 non outlier.
2. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak Mahalanobis pada tingkat p
<0,001. jarak diuji dengan Chi-Square [χ2] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai χ2 adalah Multivariate outlier.
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi. [Hair,
1998]
3.5.3.Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan ketentuan
apabila determinant matrix mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi
(55)
3.5.4.Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator
dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya
diukur. Sedangkan Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari
indicator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana
masing-masing indicator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.
Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel
/ construc akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap
observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan konstruk
reliability dan variance extracted. Construct reliability dan variance – extracted
dihitung dengan rumus berikut :
Construct Reliability = [ ∑ Standardize Loading ] 2
[ ∑ Standardize Loading ]2 + ∑εj ] Variance Extrated = ∑ [ Standardize Loading2 ]
∑ [ Standardize Loading2]+∑εj ]
Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [ Standardize Loading] secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan Variance-extracted ≥ 0,5 [Hair et.al., 1998]. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize
(56)
42
3.6. Pengukuran Hipotesis dan Hubungan Kausal.
Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar,
dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (critical ratio) atau p
[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabola t hitung lebih besar dari t
table maka signifikan.
3.6.1.Pengujian Model dengan One-Step Approach
Salah satu keunggulan dan SEM dibandingkan metode regresi akan
metode multivariate yang lain adalah penerapan prosedur SEM secara sekaligus
terhadap sebuah model hybrid atau full SEM (kombinasi antara model pengukuran
dan model structural), penerapan prosedur SEM ini dikenal sebagai One Step
Approach (Wijanto, 2008:68).
3.6.2.Pengujian Model dengan Two-Step Approach
Two-Step Aprroach to structural equation modeling [SEM] digunakan untuk
mengatasi masalah sample data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir
instrumentasi yang digunakan [Hartline & Ferrel, 1996], dan keakuratan
reliabilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam Two-Step Approach ini.
Two-Step Approach ini bertujuan untuk menghindari interaksi antara model
pengukuran dan model structural pada One-step Approach [Hair et.al., 1998]
Yang dilakukan dalam Two-Step Approach to SEM adalah : estimasi
(57)
dan Gerbing, 1998]. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan
Two-Step Approach adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak. Jika terdapat skala
menjadi sebuah indicator tersebut distandardisasi [Z-score] dengan
mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk
mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut
[Hair et.al., 1998]
b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ2 dan lambda terms dengan rumus0,95 kali σ [Anderson dan Gerbing, 1998]. Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error
[ε] dan lambda [λ] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.7. Evaluasi Model
Hair.et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan
prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan
pengujian fit antara model dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan
“good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya
suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit”
(58)
44
“good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation
modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria
Goodness of fit, yakni Chi-square. Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AFGFI.
CMIN / DF.
Tabel 3.1 Goodness of fit Indices
GOODNESS OF FIT INDEX
KETERANGAN CUT OF VALUE
χ2
– Chi square
Menguji apakah covarians populasi yang diestimasi sama dengan covarians sample (apakah model sesuai dengan data)
Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2
Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covarians data matriks
covarians yang diestimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan
Chi-square pada sample besar ≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi (yang diestimasi Analog dengan R2 dalam regresi berganda)
≥ 0,90 AGFI GFI yang disesuaikan dengan DF ≥ 0,90 CMIN/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Pembanding model yang diuji
terhadap baseline model ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model ≥ 0,94 Sumber : Hair et.al., (1998)
(59)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian.
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Giant pertama kali berdiri di Malaysia 40 tahun yang lalu dengan konsep
supermarket, pada awalnya Giant yang di Indonesia dilambangkan dengan seekor
dinosaurus ini adalah suatu hypermarket yang cikal bakalnya sebuah toko kecil di
negara bagian Malaysia. Toko ini didirikan oleh keluarga Sek How pada tahun
1944. namun, 55 tahun kemudian karena melihat perkembangan bisnis
hypermarket di Malaysia yang demikian cepat, maka pada tahun1977 untuk
pertama kalinya toko kecil tersebut berkembang dan dibukalah Giant dengan
konsep hypermarket. Setelah itu diteruskan dengan membuka Giant Hypermarket
di Singapura hingga saat itu telah berdiri 10 Giant di Malaysia dan 3 di Singapura,
satu Giant di India dan 3 di Indonesia hingga tahun 2003 yang sangat
diperhitungkan di Asia di bawah paying Diary Farm International Group
Hongkong. Kelompok usaha tersebut dikomandoi oleh keluarga Teng yang kini
memiliki bisnis eceran yang lengkap mulai dari toko obat Guardian, toko cetak
hingga jaringan toko 7 eleven.
Kelompok usaha yang termasuk dalam jaringan konglomerat Jardine
Matheson Hongkong itu diperkirakan menguasai 2000-an gerai eceran di daratan
Asia yang memberikan penghasilan sekitar US $ 4 miliar pada tahun 2000. Kini
kelompok usaha yang sejak Februari 1998 memiliki 32% saham di PT.
(60)
46
Hero Supermarket Tbk itu memulai kiprahnya di Indonesia. Dalam jangka
waktu kurang dari setahun Giant akan membuka 4 gerai yakni Giant Vila Melati
Mas Serpong pada bulan Juli 2002 dan diikuti Giant Maspion Square Surabaya
pada bulan November 2002 sebagai hypermarket pertama di kota pahlawan
Surabaya, Giant Cimanggis Bogor pada bulan April 2003 dan Giant Bekasi pada
bulan Mei 2003 di targetkan membuka Giant di Indonesia hingga tahun 2005.
Giant memiliki target market seluruh keluarga kelas ekonomi menengah
sampai menengah ke bawah. Giant ingin dikenal ( positioning ) sebagai brand
yang dapat dipercaya memberikan tempat belanja yang menyenangkan bagi
keluarga.
4.1.2 Struktur Organisasi
Giant Hypermarket di pimpin oleh Store General Manager yang
membawahi Deputi Store Manager lalu membawahi Store Administration.
Dalam kepemimpinannya Store General Manager dan Deputi Store
Manager dibantu Store Administration membawahi 4 divisi.
1. Divisi Grocery
• Grocery I
• Grocery II
• Grocery III
• Grocery IV
2. Divisi Fresh & Frozen
(61)
• Sea Food
• Fruit & Vegetables
• Bakery
• Dairy Frozen 3. Divisi GMS
• Clothing & Baby Good
o Ladies
o Mens
o Children
• Footwear Toys & Stationary
o Footwear Toys
o Stationary • Electrical
• Household
• Fome Furnishing, DIY & Sport 4. Divisi Sales Support
• WN / Receiving
• IT
• NE
• Front Desk
• Cashier, Banking & SDB
• Customer Relation
(62)
48
Sedangkan pada human resources, accounting & loss prevention langsung
dibawahi oleh Store General manager yang tentunya tetap saling berkaitan.
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner yang
telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah
ini.
4.2.1 Jenis Kelamin
Dari 120 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Perempuan 75 62,5
2 Laki-laki 45 37,5
Total 120 100
Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 75 orang atau
sebesar 62,5%, sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 45 orang atau
(63)
4.2.2 Usia
Dari 120 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Prosentase (%)
1 18-20 tahun 22 18,33
2 21-23 tahun 25 20,83
3 24-26 tahun 30 25
4 27-29 tahun 28 23,33
5 ≥ 30 tahun 15 12,5
Total 120 100
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini adalah mereka yang berusia antara 24 sampai 26 tahun yaitu
sebanyak 30 orang atau sebesar 25%, responden yang berusia 27 sampai 29 tahun
yaitu sebanyak 28 orang atau sebesar 23,33%, responden yang berusia 21 sampai
23 tahun yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar 20,83%, sedangkan responden
yang berusia 18 sampai 20 tahun sebanyak 22 orang atau sebesar 18,33%, dan
responden yang berusia 30 tahun keatas sebanyak 15 orang atau sebesar 12,5%.
4.2.3 Pekerjaan
Dari 120 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
(64)
50
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase(%)
1 Pelajar/Mahasiswa 37 30,83
2 Pegawai Negeri 28 23,33
3 Pegawai Swasta 32 26,67
4 Wiraswasta 19 15,83
5 Lain-lain 4 33,33
Total 120 100,00
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 37 orang
atau 30,83%, yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 32 orang atau
26,67%, yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 28 orang atau 23,33%,
sedangkan yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 19 orang atau 15,83%, dan
yang lain-lain sebanyak 4 orang atau 33,33%.
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Variabel Display
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
(65)
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel
Display (X1)
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang
diberikan responden dapat dikatakan sangat setuju terhadap pertanyaan yang
diajukan mengenai display. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya responden
yang memberikan jawaban pada skor 7 dengan total jawaban sebanyak 202
jawaban, hal tersebut menunjukkan responden mempunyai pendapat bahwa
display sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak
direncanakan.
4.3.2. Deskripsi Variabel Promosi
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 120 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Apakah POP(papan penunjuk/pemberi informasi)dalam toko
mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak
direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 0 0 6 51 63 120
2
Apakah visual display
mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak
direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 0 0 7 37 76 120
3
Apakah kelengkapan jenis produk mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 0 0 5 52 63 120
(66)
52
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Promosi
(X2)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Apakah discount (potongan harga)
mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 0 4 42 59 15 120
2
Apakah free sample (percobaan gratis)
mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 0 3 38 65 14 120
3
Apakah demonstrasi produk mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 2 43 60 15 120
4
Apakah hadiah
mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra.
0 0 0 2 44 58 16 120
5
Apakah price pack
mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Pondok Candra (misal:beli satu dapat dua).
0 0 0 6 36 60 18 120
Total 0 0 0 17 203 302 78
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang
diberikan responden cenderung setuju terhadap pertanyaan yang diajukan
mengenai promosi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya responden yang
memberikan jawaban pada skor 6 dengan total jawaban sebanyak 302 jawaban, 0
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Amir, M. Taufiq, 2004, Manajemen Ritel. Penerbit PPM, Jakarta.
Anderson, J.C. and D.W. Gerbing, 1988. Structural Equation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological
Bulletin. 103 (3) : 411-23.
Angiopora, Marinus, 2002, Dasar – Dasar Pemasaran. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assael, Henry, 1992, Consumer Behavior and Marketing Action. South – Western College Publishing, Ohio.
Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1987. Practical Issue in Structural Modeling, Sociological Methods and Research. 16 (1) : 78-117
Bellenger, Danny N. dan Goldstucker, 1983, Retaling Basics. Richard D. Irwin, Inc, United States.
Engel, James F, 1995, Perilaku Konsumen. Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2. Alih Bahasa Budijanto, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Penerbit BP. Undip, Semarang.
Hair, J.F. et. Al, 1998, Multyvariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice – Hall International, Inc, New Jersey.
Hartline, Michael D. and O.C. Ferrel, 1996, “The Management of Costumer-Contact Service Employes : An Empirical Investigation”, Journal of Marketing. 60 (4) : 52-70.
Hendri, Ma’ruf , 2005, Pemasaran Ritel. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol.Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. Alih Bahasa Hendra Teguh, dkk. Penerbit Prehallin do, Jakarta.
(2)
Loudon, David L. dan Della Bitta, Albert J, 1993, Consumer Behavior : Concepts and Aplications. Mc Graw – Hill, In, United States.
Mowen, John C, 2002, Perilaku Konsumen. Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2. Alih Bahasa Dwi Kartini Yahya, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Peter, J. Paul dan Olson, Jerry C, 1999, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Edisi 4, Alih Bahasa Damos Sihombing, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk, 1994, Consumer Behavior. Prentice – Hall, Inc,United States.
Setiadi, Nugroho J, 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama, Penerbit Prenada Media,Bogor.
Simamora, Bilson, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Stanton, William J, 1985, Prinsip Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Yohanes Lamarto, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sugiarto, Endar, 2002, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sumarwan, Ujang, 2002, Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan.
Swastha, Basu dan Irawan, 1990, Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Jogjakarta.
Jurnal :
Semuel, Hatane, 2005, “Respon Lingkungan Belanja Sebagai Stimulus Pembelian Tidak Sularso,Terencana Pada Toko Serba Ada (Toserba) (Studi Kasus Carrefour Surabaya)”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
Sularso, Andi, 2003, “Pengaruh Rangsangan Dalam Toko Terhadap Pembelian Yang Tidak Direncanakan Oleh Konsumen Alfa Gudang Rabat Di Denpasar”, Jurnal Ekuitas.
(3)
KUISIONER
Kepada Yth :
Bapak / Ibu / Saudara / Saudari Responden
Dengan hormat,
Terima kasih atas kesediaan waktu anda untuk menerima dan mengisi kuisioner ini, untuk membantu penelitian saya yang berjudul “ FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN ( IMPULSE BUYING ) DI GIANT HYPERMART PONDOK CANDRA SIDOARJO “, adapun kuisioner ini hanya digunakan untuk keperluan ilmiah, sehingga semua jawaban anda saya jamin kerahasiaanya sesuai dengan kode etik ilmiah, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan penelitian tidak untuk dipublikasikan.
Atas bantuan kerja sama yang Bapak / Ibu / Saudara / Saudari berikan,
saya ucapkan terima kasih.
Berilah tanda √ pada □dengan jawaban yang Anda pilih ! Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
□
Pria□
Wanita3. Usia :
□
18 - 20□
27 - 29
□
21 - 23□
30 keatas□
24 - 264. Pekerjaan / Profesi saat ini :
□
Pegawai Negeri□
Wiraswasta□
Pegawai Swasta□
Pelajar/Mahasiswa□
Lain – lainGiant Hypermart Pondok Candra Sidoarjo
1. Apakah anda pernah berbelanja di Giant Hypermart Pondok Candra Sidoarjo ?
□ Ya □ Tidak
2. Apakah anda pernah melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra Sidoarjo ?
□ Ya □ Tidak
Jika jawaban anda “ tidak “ cukup berhenti pada pertanyaan no. 2, jika jawaban anda “ ya “ maka lanjutkan pada pertanyaan selanjutnya.
(4)
Berilah jawaban yang anda anggap paling tepat antara angka 1 sampai 7 dengan memasukkan angka tersebut dalam kotak yang tersedia.
CONTOH :
Apakah banyaknya varian produk didalam toko dapat menjadi pertimbangan anda dalam melakukan pembelian tidak direncana di Giant hypermart Pondok Candra ?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
PERTANYAAN Faktor Display ( X1)
1. Apakah POP (Papan Penunjuk / Pemberi Informasi) dalam toko mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
2. Apakah visual display mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
3. Apakah kelengkapan jenis produk mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Faktor Promosi (X2)
4. Apakah discount (potongan harga) mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
(5)
5. Apakah free Sample (percobaan gratis) mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
6. Apakah demonstrasi produk mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
7. Apakah hadiah mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
8. Apakah price pack mempengaruhi anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra (misal : beli satu dapat dua)?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Faktor Pelayanan Pramuniaga (X3)
9. Apakah pramuniaga yang sopan dan ramah dalam melayani konsumen mempengaruhi anda mlakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
10.Apakah kemudahan mendapatkan pelayanan untuk memilih produk atau barang yang diinginkan mempengaruhi melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
(6)
11.Apakah penampilan pramuniaga mempengaruhi melakukan pembelian yang tidak direncanakan di Giant Hypermart Pondok Candra?
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Faktor Pembelian tidak direncanakan ( Y ) Pure impulse (Y1)
1. Anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan karena terpengaruhi dengan pure impuls. (impuls murni untuk variasi atau sesuatu yang baru). 1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju Remainder effect (Y2)
2. Anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan karena terpengaruh Reminder Effect (teringat saat melihat produk di rak).
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju Suggestion effect (Y3)
3. Anda melakukan pembelian yang tidak direncanakan karena terpengaruh Suggestion Effect (dampak saran untuk barang baru berdasarkan stimuli di toko).
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju Planned product category (Y4)
4. Anda membuat keputusan pembelian (merek dan jenisnya) saat anda dalam supermarket.
1 7