Karakteristik Laut Dalam TINJAUAN PUSTAKA 1. Pembagian Zonasi Laut Dalam

Pembagian zona dari Gambar 1 kemudian dijelaskan kedalam Tabel pengklasifikasian lingkungan laut. Klasifikasi zona-zona tersebut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Zona-zona fauna laut dalam Cahaya Zona Pelagis Kisaran Kedalaman m Zona Bentik Kisaran Kedalaman m Ada fotik Epipelagis atau eufotik 0-200 Paparan benua atau sublitoral 0-200 Tidak ada Afotik Mesopelagis Batipelgis ? Abisal pelagis ? Hadal pelagis 200-1000 1000-4000 4000-6000 6000-10000 Batial Abisal Hadal 200-4000 4000-6000 6000-10000 Sumber : Hedgpeth, 1957 yang diacu dalam Nybakken, 1988 Catatan : ? = Berubah-ubah.

2.2. Karakteristik Laut Dalam

Berdasarkan penelitian yang intensif dan lama dari para ilmuwan terhadap kondisi lingkungan laut dalam, secara umum dapat disimpulkan bahwa pada kedalaman berapapun di laut dalam, faktor-faktor kimia dan fisika lingkungan hidup laut dalam bersifat sangat konstan selama periode waktu yang panjang Webber dan Thurman 1991. Gambaran karakteristik dari berbagai lingkungan laut disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik lingkungan laut daerah beriklim subtropis dan tropika Zona Karakteristik Epipelagis 0-100 atau 200 m Mesopelagis 100 atau 200 sampai 1000 m Batipelagis dan lebih dalam sekitar 1000 m sampai dasar Bentik dangkal air di atas dasar Bentik dalam air sepanjang dasar Intensitas cahaya Cukup untuk fotosintesis Zona twiligth Secara esensial tidak ada cahaya Ada bagian yang dapat cahaya Secara esensial tidak ada cahaya dari atas Persediaan makanan Terjadi produktivitas primer Sedikit atau tidak ada produktivitas primer, organisme migrasi ke atas untuk makanan atau menunggu makanan jatuh Sedikit atau tidak ada produktivitas primer, organisme migrasi ke atas untuk makanan atau menunggu makanan jatuh Terjadi produktivitas primer Tidak ada produktivitas primer kecuali kemosintesis; oganisme menunggu makanan jatuh dari atasnya Suhu Biasanya sekitar 28 o C sampai 10 o C; kadang- kadang mendekati 0 o C di musim dingin Biasanya sekitar 15-5 o C Biasanya antara 5 o C dan –2 o C; biasanya turun sampai 1 o C atau kurang di bawah 4000 m Biasanya sekitar 30 o C sampai sekitar 10 o C Biasanya antara 15 o C dan –2 o C; biasanya turun sampai 1 o C atau kurang di bawah 4000 m Salinitas Biasanya sekitar 37-32‰ Biasanya sekitar 35-34,5‰;air tengah dari lintang tinggi memiliki salinas lebih kecil Biasanya sekitar 35-34.5‰;dan sekitar 34,52‰ di bawah 4000 m Biasanya antara 40‰ dan 30‰ dengan runoff air tawar Biasanya sekitar 35-34,5‰; dan 34.52‰ di bawah 4000 m Kandungan oksigen Biasanya sekitar 7-3,5‰ Biasanya sekitar 5-4‰, dengan nilai lebih kecil dari 1 pada oksigen minimum Biasanya sekitar 6-5‰ Biasanya sekitar 7- 3.5‰, dengan beberapa supersaturasi dan daerah anoksik Biasanya sekitar 6- 4‰, dengan mendekati kondisi anoksik pada daerah oksigen minimum dan di basin terisolasi Kandungan nutrisi pospat di lingkungan pelagis dan karbon organik untuk lingkungan bentik Biasanya sekitar 0-30 mgm 3 ; tinggi di daerah upwelling Biasanya sekitar 30-90 mgm 3 tinggi di daerah upwelling Biasanya sekitar 90 mgm 3 Biasanya tinggi di sedimen bentik dangkal Biasanya rendah di sedimen bentik dalam, tapi tinggi di bawah daerah upwelling Sumber : Pipkin et al. 1987 2.3. Identifikasi Ikan Laut Dalam Ikan laut dalam merupakan ikan yang berada di bagian dari lingkungan bahari yang terletak di bawah kedalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut terbuka dan lebih dalam dari paparan benua 200 m Nybakken 1988. Klasifikasi ikan laut dalam berdasarkan famili: 1 Myctophidae Myctophidae adalah ikan laut dalam yang melimpah sekali pada semua lautan dan menunjukkan adanya migrasi vertikal ke lapisan atas pada malam hari. Ikan ini makan di lapisan atas dan dimakan di lapisan bawah, bertindak sebagai suatu penghubung atau perantara pada sirkulasi makanan dari lapisan atas yang kaya ke lapisan bawah yang miskin makanan Gloerfelt, Kailola 1984. Famili Myctophidae disebut sebagai ikan lentera yang mempunyai badan dan kepala yang pipih. Mata berkembang baik dan berukuran besar. Mulut besar, terminal atau subterminal dengan rahang memanjang hingga di bawah batas posterior mata. Gigi sangat beragam, tapi tidak ada gigi yang seperti taring. Sirip dorsal tunggal terletak tepat di depan permukaan sirip anal dan memiliki sirip adipose pada bagian dorsalnya. Semua spesies memiliki sekumpulan fotofor pada kepala dan badan, serta organ cahaya lain muncul pada kepala dan ekor. Susunan fotofor dan organ cahaya diperlihatkan pada spesies tertentu dan menjadi salah satu karakteristik yang penting dalam identifikasi. Pada pemunculan organ cahaya, yang paling menarik perhatian adalah kelenjar suprakaudal yang disebut juga “pemburu buritan” stern chaser. Diperkirakan bahwa organ ini mungkin digunakan sebagai mekanisme bertahan, diaktifkan untuk mengeluarkan cahaya pada saat pemangsa menyerang, kemudian dipadamkan untuk memberi kesempatan ikan melarikan diri sebelum penyerangan disempurnakan. Nama fotofor seharusnya hanya diterapkan pada suatu struktur yang spesifik yang dibentuk dari dua sisik yang dimodifikasi: satu terdiri atas sebuah “cungkup” dengan sel yang tipis dan bertumpuk mendatar, yang lain membentuk suatu lensa bikonveks pada bagian atas “cungkup”. Cahaya kebiru-biruan yang dipancarkan oleh fotofor berasal dari suatu reaksi kimia di dalam sel, ini tergantung pada daerah absorpsi maksimum dari pigmen visual ikan pada ikan- ikan laut dalam. Nama Inggrisnya Lanternfishes Gloerfelt dan Kailola 1984. 2 Ophidiidae Seperti “ikan putih” laut lainnya, kingklip Ophidiidae memiliki rasa agak manis, aromanya mild. Tekstur dagingnya kenyal, berwarna putih, keras dan padat, kadang-kadang menggantikan lophiidae, tetapi lebih lembut dengan jonjot lepas yang besar. Di pasar dapat dijumpai dalam bentuk filet segar tanpa tulang dan tanpa kulit atau filet beku. Berat keseluruhan rata-rata 20 kg walaupun ikan ini dapat tumbuh dengan panjang 6 kaki dan berat 100 kg Perkins 1992. Di Eropa, kingklip dipasarkan sebagai cusk eel. Di Selandia Baru disebut ling dan di Amerika Selatan disebut congrio. Di Jepang disebut kingu. Kingklip terutama dipasarkan dalam jumlah eceran dan jarang terlihat di restoran, karena kualitasnya yang bagus dan daging yang bertekstur khas. Kingklip emas, merah dan hitam dipasarkan secara internasional, tetapi di Amerika Serikat lebih menyukai yang berwarna emas dan merah Perkins 1992. Tidak ditemukan adanya bahaya bagi kesehatan, apabila ditangani dengan baik. Ditemukan pada kedalaman 800 m Wheeler 1975. 3 Macrouridae Grenadir Macrouridae memiliki rasa yang mild ringan dan aroma yang harum gurih, sama dengan ikan cod tetapi lebih manis. Di pasaran bebas jarang dijumpai dalam bentuk filet beku tanpa kulit. Dagingnya berwarna putih. Beratnya berkisar antara 7-11 kg dengan panjang berkisar antara 0,6-0,76 meter. Ditemukan pada kedalaman 600 m Perkins 1992. Sisik grenadir keras. Kanada telah menanamkan modalnya untuk mengembangkan peralatan pengolahan untuk mengakomodasi keunikan yang dimiliki grenadir. Mereka menemukan bahwa proses pembuatan filet bukanlah suatu persoalan setelah perontok sisik menanggalkan “baju zirah” ikan tersebut Perkins 1992. Walaupun belum ada perikanan yang langsung mengusahakan grenadir, di Kanada spesies ini naik dan datang sebagai hasil samping jaring insang dasar dari perikanan ikan turbot di Greenland. Ikan ini memberikan gambaran yang menjanjikan sebagai ikan berwarna putih dengan rasa ringan dan dapat dipasarkan. Jika ditangani dengan benar, grenadir tidak berbahaya bagi kesehatan. Pembekuan grenadir yang hati-hati dapat memberikan daging yang kualitasnya bagus Perkins 1992. 4 Trichiuridae Ikan Benthodesmus tenuis merupakan famili trichiuridae yang termasuk famili kecil dari ikan-ikan laut yang berasal dari laut tropika di seluruh dunia. Umumnya habitat mereka di permukaan atau kolom air, beberapa ditemukan di kedalaman 914 m. Tiga puluh atau lima puluh spesies dari famili ini bertubuh panjang, langsing dan pipih, dengan kepala elongate dan kulit dilapisi midabe dagger seperti gigi. Sirip dorsal di belakang kepala dan sirip tersusun hingga ke seluruh tulang belakang. Sirip anal tidak berkembang. Banyak spesies memiliki sirip ekor yang kecil, dengan bagian tubuh berujung dalam bentuk titik. Sirip pektoral berkurang. Kebanyakan dari Trichiurid yang dikenal secara luas sebagai scabbardfishes, cutlassfishes, hairtails, atau frostfish, memiliki cakupan wilayah yang luas. Beberapa dieksploitasi secara lokal sebagai makanan dan memiliki kualitas daging yang baik Wheeler 1975. 5 Berycidae Ikan Beryx splendens merupakan famili dari ikan-ikan laut dalam yang terdistribusi di seluruh dunia. Beberapa spesies ditemukan pada perairan yang dangkal dan pertengahan perairan pada laut dalam. Umumnya memiliki tubuh yang besar, dengan kepala elongate, mata besar dan mulut yang kuat. Kepala dan tubuh dilapisi dengan sisik yang kuat. Kebanyakan spesies jarang memiliki punggung yang menonjol dan sisik-sisik keras di kepala. Hal ini secara terpisah dapat dijumpai pada yang muda. Sirip-siripnya memiliki banyak duri yang bersinar dan bagian pektoral yang memiliki banyak duri, mempunyai sisik anterior yang keras. Banyak ikan-ikan berycoid memiliki warna yang merah bersinar. Ditemukan pada kedalaman 183-732 m Wheeler 1975. 6 Trachichthydae Ikan Hoplotethus sp. merupakan famili dari ikan-ikan laut yang jarang kemunculan dan keberadaannya di seluruh dunia. Beberapa adalah ikan laut dalam yang ditemukan hanya di laut terbuka, tetapi beberapa ditemukan pada daerah dangkal dekat pantai. Semuanya memiliki tubuh yang besar, kepala besar dengan banyak sisik. Sirip-sirip pektoral terletak di depan perut dan punya satu sisik tajam yang besar. Sirip dorsal dan anal mengandung sisik yang tajam dan bersinar. Sisik tubuh biasanya besar dan berujung bundar serta bersinar pada perut. Ditemukan pada kedalaman 366-914 m Wheeler 1975. 7 Centrolophidae Ikan Hyperoglyphe japonica merupakan famili centrolophidae yang ditemukan pada laut-laut bertemperatur dingin di utara Hermiphere. Telah banyak dtemukan dengan nama-nama ilmiah berbeda di Atlantik Utara Tristan dan Cunha, Afrika Selatan, selatan Australia dan New Zealand. Berbeda dengan ikan dewasa, pengetahuan tentang keberadaan ikan yang muda jarang ditemui. Hidup pada kedalaman 824 m dan tertangkap dengan trawl dasar dan longline . Dagingnya sangat lezat dan spesies ini mewakili dengan baik penelitian makanan yang tidak dimanfaatkan. Ikan ini telah dimanfaatkan di Utara Pasifik. Ikan ini tersamarkan dengan mulut yang besar dan lingkaran pada bagian atas dari kepala. Warna ikan biru baja bersinar Wheeler 1975. 8 Diretmidae Ikan Deretmoides pauciradiatus merupakan famili diretmidae yang memiliki genus tunggal dan kemungkinan dua spesies. Spesies dideskripsikan sebagai ikan yang langka, tapi terdistribusi di Atlantik dan daerah laut dalam. Tubuh besar dengan bentuk hampir seperti lingkaran, kepala ditutupi dengan sisik yang kokoh. Sirip pektoral terbentuk dengan 5 duri dan 1 duri panjang, memiliki helaian yang kokoh seperti sisik. Mata dan mulut besar, berbentuk obligat. Banyak tertangkap di daerah utara Atlantik. Hidup pada kedalaman 640-5000 m Wheeler 1975. 9 Serranidae Ikan Ostracoberyx dorygenis merupakan famili ikan laut tropikal, walaupun beberapa spesies yang lain ditemukan di laut dingin. Habitat ikan ini pada dasar perairan, walaupun beberapa merupakan spesies aktif yang bergerak yang hampir semuanya pada perairan dekat pantai. Umumnya bertubuh besar dengan kepala besar dan mulut yang lebar, memiliki dua sirip dorsal dan yang pertama tersusun dari sisik yang kuat. Memiliki 3 sisik kuat di sirip anal. Kebanyakan memiliki badan yang berskala kecil, dan linea lateralis berlanjut dari kepala hingga ekor. Banyak serranid yang hermaprodit. Beberapa spesies memiliki telur-telur dan sperma yang berkembang dalam ikan yang sama, dan pada satu spesies terjadi fertilisasi. Biasanya ikan berkelamin betina ketika muda dan berubah menjadi jantan ketika lebih dewasa. Ditemukan pada kedalaman 240-2000 m di laut Florida Wheeler 1975. 2.4. Kandungan Nutrisi Ikan Laut Dalam Sumber pendukung kehidupan yang berubah-ubah dan sangat kritis di laut dalam adalah pakan. Keberadaan pakan menjadi faktor penting yang membatasi jumlah spesies, kelimpahan dan biomassa di laut dalam. Ada dua sumber utama energi di laut dalam. Pertama cahaya matahari dan fotosintesis di zona eufotik. Sumber kedua adalah molekul organik yang diproduksi secara kemosintesis. Dibandingkan fotosintesis, kemosintesis lebih terbatas Webber, Thurman 1991. Semua organisme yang hidup di bawah zona fotosintetik harus bergantung pada pakan yang jatuh dari zona di atasnya. Pakan berarti energi yang tersimpan pada materi organik, karena energi semacam itu harus dapat dimanfaatkan oleh bakteri heterotrof pada saat asimilasi yang akan menyediakan materi organik terlarut bagi organisme lainnya Bruun 1957, Nybakken 1988 yang diacu oleh Sumich 1992. Penelitian menunjukkan bahwa 30-40 bahan organik yang tersedia di dasar laut dalam diabsorbsi oleh bakteri bentik, yang kemudian dikonsumsi oleh hewan yang lebih besar Zobell 1954 yang diacu oleh Sumich 1992. Komponen utama materi organik adalah kitin dari eksoskeleton krustasea yang hanya bisa didekomposisi dan dimanfaatkan oleh bakteri. Bakteri ini terutama mengandung protein dan lemak yang akhirnya dapat menyediakan sumber pakan penting bagi hewan-hewan laut dalam Bruun 1957. Walaupun di laut dalam tidak berlangsung proses produksi primer, namun terdapat penghubung antara produksi primer pada zona eufotik dengan zona di bawahnya. Penghubung tersebut adalah ikan lentera yang melakukan migrasi vertikal di sekitar lapisan pemberai dalam deep scattering layer Marshall 1971; Gloerfelt, Kailola 1984; Nybakken 1988. Sumber pakan di laut dalam selain adanya migrasi vertikal, juga merupakan jatuhan vegetasi daratan, pelet, tinja, kitin dari krustasea, ikan, cumi-cumi dan mamalia besar Nybakken 1988 yang diacu oleh Sumich 1992. Sumber pakan potensial yang lain adalah bahan organik yang larut atau berbentuk koloid dan bahan yang berasal dari plankton dalam bentuk gelatin ”salju bahari”. Sumber pakan untuk hewan laut dalam yang berasal dari permukaan, bisa berupa: 1 ”hujan” plankton atau partikel organik lainnya yang jatuh ke bawah; 2 jatuhan bangkai hewan besar atau potongan tumbuhan yang dengan cepat dapat tenggelam ke dasar sebelum habis terurai oleh bakteri pemakan bangkai; 3 bakteri, yang merupakan pakan organik yang potensial bagi biota; dan 4 bahan organik terlarut Nontji 1987. Alasan utama memanfaatkan ikan laut dalam adalah kandungan nutrisinya. Nutrisi diartikan secara lebih luas sebagai bahan yang bukan hanya untuk dimakan, tetapi juga dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti obat kedokteran atau industri. Meskipun di beberapa negara, eksploitasi ikan laut dalam sudah dimulai, namun tingkat pemanfaatannya masih rendah. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa ikan laut dalam bukan ikan ekonomis penting. Alasannya adalah mereka terlalu kecil atau terlalu besar ukurannya, banyak tulang, atau memiliki rasa yang terlalu tajam untuk dikonsumsi oleh manusia. Sebagian besar ikan yang tidak diminta oleh industri perikanan adalah ikan oseanik dan banyak yang hidup di laut dalam Davis 1991. Barangkali alasan Davis tidak seluruhnya benar, karena tidak semua ikan laut dalam dapat dikatakan sama. Terlihat adanya suatu pasar untuk jenis bahan kimia dan obat dari organisme penghuni dasar ocean-dwelling, tetapi tidak disebutkan jenis bahan kimia tersebut. Disebutkan pula ada tiga jenis ikan yaitu grenadir brotulida, roughi dan black scabbard yang betul-betul dapat dimakan, walaupun bentuknya mungkin tidak indah. Saat ini ketiganya belum dapat dimanfaatkan walaupun tersedia banyak. Adanya harapan bahwa jika cukup konsumen potensial yang terdidik untuk menerima ikan ini sebagai pangan, kita dapat tanpa ragu untuk memanfaatkannya dalam kuantitas komersil. Oleh karena itu disarankan menggunakan teknologi baru untuk mendapatkan lebih banyak dari daging ikan tangkapan, yaitu dengan alat pemisah daging hingga sampai 5. Cara ini mungkin dapat dipakai pada spesies “baru” yang sangat bertulang yaitu ikan grenadir dari laut dalam Barton 1977. 2.5. Analisis Asam Amino dengan High Ferformance Liquid Cromatography HPLC Kandungan asam amino protein dapat ditentukan melalui analisis asam amino. Salah satu analisis asam amino adalah dengan kromatografi partisi cair- cair atau sering disebut dengan metode High Performance Liquid Cromatography HPLC. Keuntungan menggunakan HPLC adalah daya ulangnya lebih baik, waktu yang dibutuhkan singkat, dari data kelarutan hasilnya telah dapat diramalkan, koefisien distribusinya konstan dalam kisaran konsentrasi yang agak luas dan mampu memisahkan senyawa yang sangat serupa dengan baik Adnan 1997. Kromatografi partisi cair-cair memiliki fase stasioner fase diam dan fase mobil fase gerak yang berupa cairan atau pelarut yang tidak bercampur. Pelarut yang lebih polar biasanya digunakan sebagai fase stasioner. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi differensial dimana komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam Sudarmadji et al. 1989. Pemisahan dengan partisi dipengaruhi terutama oleh perbedaan polaritas solut yang dipisahkan. Hal ini disebabkan karena polaritas merupakan faktor yang menentukan daya larut dan terjadinya adsorpsi solut. Proses partisi sangat tergantung dari daya larut solut dalam dua macam cairan, oleh karena itu sangat peka terhadap perbedaan berat molekul solut Adnan 1989. Sebelum dilakukan analisis asam amino dengan kromatografi terlebih dahulu dilakukan pembuatan hidrolisat protein yang bertujuan untk memutuskan ikatan peptidanya dengan hidrolisis asam atau hidrolisis basa. Hidrolisis asam yang umum digunakan yaitu HCL 6 N, menyebabkan kerusakan triptofan dan sedikit kerusakan juga terjadi pada serin dan treonin. Hidrolisis basa biasanya menggunakan NaOH 2-4 N dan tidak merusak triptofan tetapi menyebabkan deaminasi asam amino lain Nur, Adijuwana 1992. 2.6. Steroid 2.6.1. Struktur steroid