10 menit. Endapan yang diperoleh dipisahkan dari fase cairnya. Fase cairnya kemudian diuapkan dalam penangas air pada suhu 40
C. Residu yang diperoleh dipartisi atau diekstraksi 2 kali dalam larutan etil asetat, kloroform dan air 1:1:1
dengan menggunakan corong pisah sehingga terbentuk dua lapisan. Larutan pengekstrak lapisan bawah, kloroform dan lapisan atas, etil asetat diuapkan
dalam penangas air pada suhu 40 C sampai kering. Ekstrak ini yang kemudian
digunakan untuk identifikasi steroid. Proses ekstraksi steroid disajikan pada Gambar 3.
2 Identifikasi steroid
Identifikasi steroid dilakukan dengan uji Liebermann Burchad dan uji Infrared.
a. Uji Liebermann Burchad Cook 1958 yang diacu oleh Riris 1994.
Uji ini dilakukan dengan cara penambahan beberapa tetes asam asetat anhidrat dan 0,5 ml kloroform pada sedikit ekstrak ikan laut dalam, lalu diaduk.
Selanjutnya ditambahkan satu tetes asam sulfat pekat. Timbulnya warna hijau menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memberikan hasil yang positif atas
keberadaan golongan sterol.
b. Uji Infra Merah Florey 1975 yang diacu oleh Prijanto 1984.
Metode spektrofotometri infra merah dilakukan sebagai pelengkap data dan sebagai metode perbandingan. Hormon steroid diukur serapan infra merahnya
dalam serbuk kalium bromida kering yang dicetak menjadi tablet tipis dan tembus cahaya. Tiap gugus fungsi akan memberikan serapan masing-masing yang
berbeda nyata.
Gambar 3. Diagram alir proses ekstraksi steroid ikan laut dalam Touchstone dan Kasparow 1970 yang diacu oleh Riris
1994.
Penghancuran
Penghomogenan
Penyaringan Ektraksi 24 jam
Maserasi dengan Aseton Sentrifusi
residu
Lapisan kloroform
Lapisan etil asetat dan aquades
Evaporas i
filtrat
Ekstrak kasar II
20 gr Sampel daging dan
kulit ikan
Evaporasi
Ekstrak Kasar I
Partisi Pencampuran dengan pelarut
kloroform, etil asetat, aquades
Evaporas i
Ekstrak kasar III
3.2.2.2. Uji antibakteri 1 Ekstraksi senyawa antibakteri ikan laut dalam Quinn 1988 yang diacu
oleh Darusman dkk 1995
Untuk mengisolasi komponen antibakteri dari ikan laut dalam, perlu dilakukan ekstraksi. Sebelum proses dimulai, ikan laut dalam yang baru dipanen
dibersihkan dengan air tawar, disortir dari kotoran, kemudian dipisahkan antara isi perut dengan daging dan kulit.
Daging dari ikan laut dalam dipotong kecil-kecil dengan pisau, kemudian dihancurkan dengan mortar dan ditimbang.
Masing-masing bahan dicampur dengan pelarut pertama yaitu kloroform dan dilakukan maserasi pertama selama 24 jam untuk memastikan senyawa
antibakteri yang terkandung dalam ikan keluar dan terlarut dalam pelarut. Selama ekstraksi, bagian atas wadah ditutup dengan kertas aluminium foil untuk
mencegah kemungkinan menguapnya kandungan senyawa volatil dalam bahan. Ekstrak disaring dengan kertas saring whatman 42. Penyaringan ini dimaksudkan
untuk memperoleh filtrat pertama yang terbebas dari ampas dan kotoran. Ampas pertama dimaserasi lagi dengan etil asetat, disaring, dan diperoleh filtrat kedua.
Selanjutnya ampas kedua dimaserasi lagi dengan metanol selama 24 jam dan disaring sampai didapat filtrat ketiga.
Selanjutnya filtrat 1,2 dan 3 disentrifusi selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Endapan yang terbentuk dipisahkan dari supernatan dan
dibuang. Filtrat yang dihasilkan kemudian dievaporasi dengan rotary vacum pada suhu 37
C. Pemekatan dengan cara evaporasi ini diharapkan dapat menguapkan semua pelarut yang terikat dengan bahan. Kemudian filtrat yang telah pekat
tersebut dibentuk padatan. Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi di atas disebut ekstrak kasar. Diagram alir proses ekstraksi zat antibakteri ikan laut dalam
dapat dilihat pada Gambar 4.
Daging dan kulit ikan
Penghancuran
Penimbangan
Ektraksi 24 jam Maserasi dengan kloroform
Penyaringan
Filtrat
Filtrat Penyaringan
Ektraksi 24 jam Maserasi dengan etil asetat
Residu
Penyaringan Residu
Evaporasi
Evaporasi Filtrat
Ektraksi 24 jam Maserasi dengan metanol
Evaporasi
Ampas
Gambar 4. Diagram alir proses ekstraksi senyawa bioaktif ikan laut dalam Quinn 1988 yang diacu oleh Darusman et al. 1995
Ekstrak III Ekstrak I
Ekstrak II
2 Uji zat antibakteri dari ikan laut dalam Sherley 1998.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pengujian aktivitas zat antibakteri adalah sebagai berikut :
a. Persiapan bakteri uji