Uji Liebermann Burchad Cook 1958 yang diacu oleh Riris 1994. Uji Infra Merah Florey 1975 yang diacu oleh Prijanto 1984.

10 menit. Endapan yang diperoleh dipisahkan dari fase cairnya. Fase cairnya kemudian diuapkan dalam penangas air pada suhu 40 C. Residu yang diperoleh dipartisi atau diekstraksi 2 kali dalam larutan etil asetat, kloroform dan air 1:1:1 dengan menggunakan corong pisah sehingga terbentuk dua lapisan. Larutan pengekstrak lapisan bawah, kloroform dan lapisan atas, etil asetat diuapkan dalam penangas air pada suhu 40 C sampai kering. Ekstrak ini yang kemudian digunakan untuk identifikasi steroid. Proses ekstraksi steroid disajikan pada Gambar 3. 2 Identifikasi steroid Identifikasi steroid dilakukan dengan uji Liebermann Burchad dan uji Infrared.

a. Uji Liebermann Burchad Cook 1958 yang diacu oleh Riris 1994.

Uji ini dilakukan dengan cara penambahan beberapa tetes asam asetat anhidrat dan 0,5 ml kloroform pada sedikit ekstrak ikan laut dalam, lalu diaduk. Selanjutnya ditambahkan satu tetes asam sulfat pekat. Timbulnya warna hijau menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memberikan hasil yang positif atas keberadaan golongan sterol.

b. Uji Infra Merah Florey 1975 yang diacu oleh Prijanto 1984.

Metode spektrofotometri infra merah dilakukan sebagai pelengkap data dan sebagai metode perbandingan. Hormon steroid diukur serapan infra merahnya dalam serbuk kalium bromida kering yang dicetak menjadi tablet tipis dan tembus cahaya. Tiap gugus fungsi akan memberikan serapan masing-masing yang berbeda nyata. Gambar 3. Diagram alir proses ekstraksi steroid ikan laut dalam Touchstone dan Kasparow 1970 yang diacu oleh Riris 1994. Penghancuran Penghomogenan Penyaringan Ektraksi 24 jam Maserasi dengan Aseton Sentrifusi residu Lapisan kloroform Lapisan etil asetat dan aquades Evaporas i filtrat Ekstrak kasar II 20 gr Sampel daging dan kulit ikan Evaporasi Ekstrak Kasar I Partisi Pencampuran dengan pelarut kloroform, etil asetat, aquades Evaporas i Ekstrak kasar III

3.2.2.2. Uji antibakteri 1 Ekstraksi senyawa antibakteri ikan laut dalam Quinn 1988 yang diacu

oleh Darusman dkk 1995 Untuk mengisolasi komponen antibakteri dari ikan laut dalam, perlu dilakukan ekstraksi. Sebelum proses dimulai, ikan laut dalam yang baru dipanen dibersihkan dengan air tawar, disortir dari kotoran, kemudian dipisahkan antara isi perut dengan daging dan kulit. Daging dari ikan laut dalam dipotong kecil-kecil dengan pisau, kemudian dihancurkan dengan mortar dan ditimbang. Masing-masing bahan dicampur dengan pelarut pertama yaitu kloroform dan dilakukan maserasi pertama selama 24 jam untuk memastikan senyawa antibakteri yang terkandung dalam ikan keluar dan terlarut dalam pelarut. Selama ekstraksi, bagian atas wadah ditutup dengan kertas aluminium foil untuk mencegah kemungkinan menguapnya kandungan senyawa volatil dalam bahan. Ekstrak disaring dengan kertas saring whatman 42. Penyaringan ini dimaksudkan untuk memperoleh filtrat pertama yang terbebas dari ampas dan kotoran. Ampas pertama dimaserasi lagi dengan etil asetat, disaring, dan diperoleh filtrat kedua. Selanjutnya ampas kedua dimaserasi lagi dengan metanol selama 24 jam dan disaring sampai didapat filtrat ketiga. Selanjutnya filtrat 1,2 dan 3 disentrifusi selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Endapan yang terbentuk dipisahkan dari supernatan dan dibuang. Filtrat yang dihasilkan kemudian dievaporasi dengan rotary vacum pada suhu 37 C. Pemekatan dengan cara evaporasi ini diharapkan dapat menguapkan semua pelarut yang terikat dengan bahan. Kemudian filtrat yang telah pekat tersebut dibentuk padatan. Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi di atas disebut ekstrak kasar. Diagram alir proses ekstraksi zat antibakteri ikan laut dalam dapat dilihat pada Gambar 4. Daging dan kulit ikan Penghancuran Penimbangan Ektraksi 24 jam Maserasi dengan kloroform Penyaringan Filtrat Filtrat Penyaringan Ektraksi 24 jam Maserasi dengan etil asetat Residu Penyaringan Residu Evaporasi Evaporasi Filtrat Ektraksi 24 jam Maserasi dengan metanol Evaporasi Ampas Gambar 4. Diagram alir proses ekstraksi senyawa bioaktif ikan laut dalam Quinn 1988 yang diacu oleh Darusman et al. 1995 Ekstrak III Ekstrak I Ekstrak II 2 Uji zat antibakteri dari ikan laut dalam Sherley 1998. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pengujian aktivitas zat antibakteri adalah sebagai berikut :

a. Persiapan bakteri uji