PENDAHULUAN Latar Belakang Kajian Awal Pemanfaatan Beberapa Ikan Laut dalam di Perairan Barat Sumatera Sebagai Sumber Pangan dan Obat-Obatan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan ikan pelagis menurut data estimasi potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan pelagis di Indonesia tahun 2001, di
perairan selat Malaka dan laut Jawa telah mencapai tingkat lebih dari 100 atau dengan kata lain telah terjadi over fishing BRKP 2001. Oleh karena itu perlu
dilakukan alternatif penangkapan fishing ground baru untuk mengganti dan mempertahankan hasil tangkapan dalam pemenuhan gizi masyarakat, dimana laut
dalam memiliki potensi untuk menjadi alternatif fishing ground baru. Ikan laut dalam seperti famili Ophidiidae telah dipasarkan secara komersil
untuk dikonsumsi di beberapa bagian negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Amerika Selatan dan Eropa dalam bentuk filet segar tanpa tulang dan tanpa kulit
atau filet beku, dengan rasa yang manis dan warna daging putih Perkins 1992. Di Australia, pemanfaatan ikan laut dalam sebagai ikan konsumsi seperti ikan
Beryx splendens sudah sangat optimal bahkan sudah melebihi kapasitas
penangkapan over fishing Info fish 2004, sedangkan ikan-ikan laut dalam di perairan Indonesia kurang terasa pemanfaatannya, penyebab utamanya adalah
kurangnya informasi ekologi tentang laut dalam tersebut. Hal ini disebabkan ciri ekosistem laut yang dinamis dan kegiatan survei tidak dilakukan terus menerus
dan berkesinambungan terhadap ikan laut dalam Nybakken 1988. Pemanfaatan ikan laut dalam di luar negeri sudah dioptimalkan dalam
bidang obat-obatan. Salah satunya ikan hiu Centrophorus atromarginatus gaman
yang hidup pada kedalaman 500 ~ 1.000 meter dimanfaatkan hatinya sebagai squalene,
dalam pencegahan infeksi dan penyakit. Selain itu, tulang rawan ikan hiu berfungsi sebagai anti kanker Miller 1913. Di dalam negeri, khususnya
di daerah Banten, pemanfaatan ikan laut dalam masih dalam taraf tradisional Suman 2005. Ikan laut dalam khususnya ikan Satyrrichtys welchii
digunakan oleh masyarakat pesisir Banten sebagai obat kuat dengan cara membakar dan
dilarutkan dengan air untuk dikonsumsi sebagai minuman Suman 2005. Penelitian tentang kandungan gizi ikan-ikan laut dalam di perairan
Indonesia hingga sekarang masih belum dilakukan, sedangkan kandungan obat
kuat yang terdapat pada ikan laut dalam yang diduga karena adanya senyawa- senyawa bioaktif didalamnya masih belum diketahui Suman 2005
. Oleh karena itu perlu dikaji kandungan gizi dan penemuan bahan obat-obatan baru dari ikan-
ikan laut dalam. 1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan gizi, identifikasi kandungan hormon steroid serta untuk mendapatkan informasi mengenai bahan
farmasi obat-obatan dari ikan laut dalam.