kekuatan penuh yang arahnya menjauhi kapal utama Gambar 11. Pada saat dilakukan penarikan purse line oleh kapal johnson, proses penarikan pukat
cincin juga dilakukan oleh nelayan pada kapal utama Gambar 11. Setelah
proses penarikan purse line selesai, kapal johnson kembali dan mendekati pukat cincin yang sudah membentuk sebuah mangkuk, kemudian dilakukan
pengangkatan pelampung yang berada di kantong. Penarikan pukat cincin selesai hingga tersisa bagian kantong, maka dilakukan pengangkatan hasil
tangkapan oleh nelayan yang berada pada kapal johnson untuk diletakkan pada kapal johnson. Proses penarikan setting pukat cincin hingga selesai
membutuhkan waktu 45-90 menit.
Gambar 12 Penarikan atau hauling pukat cincin mini purse seine 5 Penanganan Hasil Tangkapan
Penarikan pukat cincin mini purse seine hingga bagian kantong, ikan hasil tangkapan diambil oleh nelayan yang berada pada kapal johnson dengan
menggunakan serok untuk ditempatkan pada kapal johnson. Pukat cincin yang selesai digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan, disusun dan dirapikan
kembali sebagai persiapan untuk kembali ke pantai.
5.4 Musim Penangkapan Ikan
Musim penangkapan di Maluku Utara umumnya terjadi sekitar bulan April sampai dengan Oktober musim timur, sedangkan musim sedikit ikan
terjadi antara bulan November hingga bulan Maret musim barat. Kegiatan penangkapan pukat cincin di Maluku Utara tidak dilakukan sepanjang tahun.
Musim penangkapan di Maluku Utara sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Pengoperasian oleh nelayan pukat cincin mini purse seine di Maluku
Uitara terbagi menjadi dua musim. yaitu musim puncak dan musim biasa. Musim puncak terjadi sekitar bulan Juni hingga bulan Oktober, sedangkan musim biasa
terjadi sekitar bulan Maret sampai bulan Mei. Musim paceklik terjadi pada bulan November sampai bulan Februari. Pada bulan-bulan ini hanya sedikit kapal pukat
cincin yang melakukan kegiatan penangkapan ikan. Hal ini disebabkan pada bulan-bulan tersebut ditandai adanya gelombang yang cukup besar, sehingga
dapat membahayakan nelayan. Kegiatan penangkapan pukat cincin mencapai
puncaknya pada bulan September.
5 . 5 Volume dan Nilai Produksi
Produksi adalah jumlah ikan hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan pada saat melakukan kegiatan penangkapan dengan menggunakan alat tangkap
pukat cincin mini purse seine. Volume produksi ikan yang dihasilkan nelayan dengan menggunakan alat
tangkap pukat cincin mini purse seine seperti yang telah disajikan pada bab 4 mencapai angka tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 18. 677,060 ton .
sedangkan volume produksi atau hasil tangkapan terendah terjadi pada tahun 1995 yaitu hanya sekitar 12.834,800 ton.
Jadi total produksi hasil tangkapan alat tangkap pukat cincin mini purse seine
periode waktu 1995 sampai 2004 sebesar 153.528,72
ton
. Rata-rata produksi hasil tangkapan periode terebut sebesar 15.352,87 ton
5.6 Komposisi Hasil Tangkapan
Menurut Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Maluku Utara bahwa hasil tangkapan pukat cincin mini purse seine adalah ikan-ikan pelagis kecil. Jenis-
jenis ikan yang tertangkap oleh pukat cincin di perairan Maluku Utara meliputi, Ikan tongkol Euthvnnus aviinis, ikan layang Decapterus spp . ika n kembung
Rastrelliger sp p, dan ikan selar Selaroides spp Gambar 13. Dari data
tersebut dapat dilihat komposisi hasil tangkapan yaitu sebagai berikut :
Tabel 6 Komposisi hasil tangkapann pukat cincin mini purse seine di perairan Maluku Utara
Jenis ikan Tahun
Tongkol Layang
Kembung Selar
Jumlah 1995
3.652,70 3.135,30
3.236,40 2.819,40
12.843,80 1996
3.693,30 3.177,30
3.281,50 2.961,10
13.113,20 1997
3.733,00 3.206,40
3.413,70 3.086,00
13.439,10 1998
4.029,60 33.35,00
3.642,40 3.276,60
14.283,60 1999
4.289,20 3.446,10
3.572,80 3.282,00
14.590,10 2000
4.687,50 3.628,60
3.785,60 3.321,00
15.422,70 2001
4.724,70 3.912,80
4.085,10 35.29,00
16.251,60 2002
4.807,00 3.921,80
4.294,70 3.731,00
16.754,50 2003
5.161,26 4.478,80
4.601,00 3.912,00
18.153,06 2004
5.267,33 4.966,31
4.861,10 3.582,32
18.677,06 jumlah ton
44.045,59 37.208,41
38.774,30 33.500,42
153.528,72 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005
Gambar 13 Hasil tangkapan pukat cincin mini purse seine di Maluku Utara
5 .7 Analisis Fakor Teknis Produksi
Aspek teknis merupakan aspek yang bertujuan untuk mengetahui input- input faktor teknis produksi penangkapan ikan dengan menggunakan pukat
cincin yang berpengaruh terhadap output hasil tangkapan yang diperoleh dari kegiatan produksi. Menganalisis aspek teknis pukat cincin mini purse seine di
Provinsi Maluku Utara dapat direpresentasikan dengan persamaan Y = b
o
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ ... + b
n
X
n
. Faktor teknis pr oduksi yang digunakan meliputi: jumlah
tenaga kerja X
I
dengan satuan orang, jumlah bahan bakar X
2
dengan satuan litertahun, panjang pukat cincin mini purse seine X
3
dengan satuan meter,
tinggi pukat cincin mini purse seine X
4
dengan satuan meter, jumlah hari penangkapanjumlah trip pe nangkapan X
5
dengan satuan hari dan ukuran kapal X
6
dengan satuan GT, serta jumlah hasil tangkapan ikan Y yang dinyatakan dalam tontahun Lampiran 2 .
Hasil analisis regresi berganda pada lampiran 3, didapatkan hubungan antara faktor-faktor teknis dengan hasil tangkapan pukat cincin purse seine
dengan persamaan sebagai berikut :
Y = - 117 + 5.01 X1 + 0.00131 X2 + 0.0627 X3 + 0.709 X4 + 0.537 X5 + 1.62 X6
Berdasarkan hasil analisis korelasi antar variabel bebas menunjukkan bahwa te rdapat hubungan yang erat antar faktor teknis produksi X
2
yaitu jumlah bahan bakar dan X
5
yaitu jumlah hari penangkapan ikan dengan nilai koefisien korelasi 0,826 mendekati satu Lampiran 3 , sehingga faktor teknis produksi
jumlah bahan bakar X
2
tidak di gunakan dalam model persamaan. Di pilihnya faktor teknis jumlah bahan bakar X
2
untuk tidak dimasukkan dalam model persamaan karena dari hasil uji lanjut t-student diperoleh nilai uji t untuk faktor
teknis jumlah bahan bakar X
2
lebih kecil dibandingkan dengan nilai uji t pada faktor teknis jumlah hari tangkapan X
5
. Hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan bahan bakar dalam operasi penangkapan terhadap hasil
tangkapan lebih kecil dibandingkan dengan penagaruh jumlah hari penangkapan terhadap hasil tangkapan. Dengan demikian diperoleh persamaan hubungan antara
faktor -faktor teknis dengan hasil tangkapan pukat cincin mini purse sein e dengan persamaan sebagai berikut :
Y = - 105 + 5.34 X1 + 0.0661 X3 + 0.653 X4 + 0.742 X5 + 0.75 X6
Hasil analisa menggunakan uji statistik dengan uji F diperoleh nilai F
hitung
F
tabel
70,30 2,43, hal ini berarti bahwa secara keseluruhan faktor -faktor teknis produksi yang digunakan meliputi jumlah tenaga kerja X
1
, jumlah bahan bakar X
2
, panjang pukat cincin X
3
, tinggi pukat cincin X
4
, jumlah hari penangkapan X
5
dan ukuran kapal X
6
berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan pada tingkat kepercayaan 95 Lampiran 3. Berdasarkan hasil uji F
menunjukkan bahwa faktor-faktor teknis tersebut dapat digunakan sebagai parameter untuk menjelaskan persamaan regresi tersebut. Keterkaitan hubungan
ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R
2
yaitu 88,9 yang
berarti model penduga yang diperoleh dapat menjelaskan model sesungguhnya sebesar 88,9
Nilai intersep sebesar -105 pada persamaan regresi linear berganda
menunjukkan nilai konstanta, yaitu nilai produksi pada saat faktor -faktor teknis yan
digunakan sama dengan nol. Tanda negatif pada intersep menunjukkan bahwa titik potong tersebut terletak pada sumbu Y yang negatif.
Uji statistik dengan uji t untuk mengetahui hubungan masing-masing faktor teknis produksi dengan hasil tangkapan. Berdasarkan uji t diperoleh bahwa
faktor teknis yang berpengaruh nyata terhadap ha sil tangkapan Y adalah jumlah tenaga kerja X
1
, panjang pukat cincin mini purse seine X
3
, tinggi pukat
cincin mini purse seine X
4
, jumlah hari pena ngkapan X
5
pada tingkat kepercayaan 95, sedangkan ukuran kapal X
6
tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan pada tingkat kepercayaan 95 Lampiran 3 . Hubungan antara
masing-masing faktor teknis produksi yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 14-17.
Koefisien regresi faktor teknis jumlah tena ga kerja X
1
sebesar 5,34 yang berarti searah dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan, bahwa setiap
penambahan satu satuan tenaga kerja orang akan meningkatkan hasil tangkapan sebesar satu satuan 5,34 dalam keadaan c a teris peribus. Berdasarkan
perhitungan dengan uji t, faktor teknis jumlah tenaga kerja berbeda nyata terhadap hasil tangkapan. Hal ini disebabkan karena proses penurunan setting maupun
penarikan hauling pukat cincin mini purse seine pada saat pengoperasian tidak menggunakan alat bantu namun mengandalkan tenaga manusia.
Tenaga manusia bukan hanya digunakan pada saat menurunkan dan menarik jaring saja, tetapi setelah proses setting dan hauling pukat cincin selesai
dilakukan, tenaga mereka juga digunakan untuk menaikkan atau mengangkat hasil tangkapan untuk diletakan pada kapal jhonson slep .
Koefisien regresi faktor teknis panjang pukat cincin mini purse seine X
3
sebesar 0.0661 yang berarti searah dengan peningkatan jumlah hasil
tangkapan, bahwa setiap penambahan satu satuan panjang pukat cincin akan
meningkatkan hasil tangkapan sebesar satu satuan 0,066 dalam keadaan cateris
peribus. Berdasarkan perhitungan dengan uji t, diperoleh faktor teknis panjang
pukat cincin berbeda nyata terhadap hasil tangkapan. Faktor panjang pukat cincin dilaporkan juga signifikan untuk produksi ikan yang ditangkap dengan pukat
cincin di Pekalongan Sudibyo, 1998 dan di Pengabengan Kabupaten Jembrana Bali Sugiarta, 1992. Hal ini diduga jika semakin panjang pukat cincin yang
digunakan maka semakin besar pula garis tengah lingkaran pukat cincin yang terbentuk. Hal ini menyebabkan semakin besar peluang gerombolan ikan yang
tidak terusik perhatiannya karena jarak antara gerombolan ikan dengan dinding pukat cincin dapat semakin besar, sehingga gerombolan ikan tersebut semakin
besar peluangnya untuk tertangkap. Koefisien regresi faktor teknis tinggi pukat cincin mini purse seine X
4
sebesar 0,653 yang berarti searah dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan,
bahwa setiap penambahan satu satuan tinggi pukat cincin akan meningkatkan
hasil tangkapan sebesar satu satuan 0,653 dalam keadaan cateris peribus.
Berdasarkan perhitungan dengan uji t faktor teknis tinggi pukat cincin berbeda nyata dengan hasil tangkapan. Menurut Inoue 1961 diacu dalam Sugiarta 1992
menyatakan bahwa perbandingan yang baik antara tinggi jaring dengan panjang jaring berada pada selang 0,14-0,20. Untuk tinggi pukat cincin yang dioperasikan
di Maluku Utara mempunyai perbandingan antara tinggi jaring dengan panjang jaring berada pada selang 0,10-0,30 dengan rata-rata perbandingannya sebesar
0,20. Dengan demikian perbandingan tinggi jaring dengan panjang pukat cincin di daerah penelitian telah memenuhi dari selang perbandingan yang disarankan.
Dengan demikian tidak perlu lagi untuk di lakukan penambahan tinggi pukat cincin yang dioperasika n di Maluku utara, karena pena mbahan tinggi pukat cincin
lagi tidak akan meningkatkan hasil tangkapan namun berpengaruh pada kecepatan penarikan jaring, maka hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan yang telah
terkurung akan berpeluang untuk meloloskan diri . Koefisien regresi faktor teknis jumlah hari penangapan ikan X
5
sebesar 0,742 yang berarti searah dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan, bahwa
setiap penambahan satu satuan hari penangkapa n akan meningkatkan hasil tangkapan sebesar satu satuan 0.742 dalam keadaan c a teris peribus. Berdasarkan
perhitungan dengan uji t, faktor teknis jumlah hari tangkapan ikan berbeda nyata terhadap hasil tangkapan. Hal ini disebabkan karena semakin banyak ju mlah hari
penangkapan maka peluang untuk mendapatkan jumlah hasil tangkapan yang lebih banyak
Koefisien regresi faktor teknis ukuran kapal X
6
sebesar 0,75 yang berarti
searah dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan, bahwa setiap penambahan satu satuan ukuran kapal akan meningkatkan hasil tangkapan sebesar satu satuan
0,75 dalam keadaan cateris peribus. Berdasarkan perhitungan dengan uji t, faktor teknis ukuran kapal tidak berbeda nyata terhadap hasil tangkapan. Hal ini
diduga ukuran kapal akan mempengaruhi daerah penangkapan ikan fishing ground,
sedangkan daerah penangkapan ikan yang menjadi target dari pukat cincin pada umumnya tidak terlalu jauh dari pantai Fishing base dengan rata-
rata waktu yang dibutuhkan menuju fishing ground yaitu 1 hingga 2 jam. Persamaan produksi yang diperoleh menunjukkan pengaruh antara faktor
teknis produksi terhadap hasil tangkapan. Semua koefisien regresi dalam persamaan tersebut bernilai positif. Korelasi tersebut menunjukkan bahwa
peningkatan nilai-nilai setiap faktor produksi menyebabkan peningkatan hasil tangkapan, namun peningkatan setiap faktor produksi tidak selalu harus
berdampak pada peningkatan produksi. Hal ini mengingat ada pembatas untuk setiap faktor teknis produksi. Misalnya, faktor teknis jumlah bahan bakar: jumlah
bahan bakar yang dapat dibawa oleh unit penangkapan ikan dibatasi oleh kapasitas tanki atau wadah bahan bakar. Kapasitas tersebut sangat ditentukan oleh
ketersedian ruang di kapal. Faktor teknis panjang dan tinggi pukat dibatasi oleh kapasitas atau ruang
tersedia kapal utama. Kapasitas atau ruang akan berhubungan dengan ukuran kapal yang digunakan. Daerah penangkapan ikan juga menjadi pembatas. Jauh
dekat daerah penagkapan ikan ditentukan dari ukuran pukat cincin mini purse seine
yang diguna kan pada saat operasi penangkapan, baik untuk panjang maupun tinggi pukat cincin.
Faktor teknis jumlah tenaga kerja dibatasi oleh tingkat efisiensi kegiatan penangkapan ikan. Ukuran pukat cincin yang digunakan lebih besar, maka akan
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak pula untuk proses penarikan pukat cincin, namun penambahan jumlah terlalu banyak juga akan mengakibatkan
kurang efisiennya proses penangkapan. Faktor teknis ukuran kapal juga dibatasi
50 100
150 200
250
18 19
20 21
22 23
ABK orang Hasil Tangkapan ton
50 100
150 200
250
100 200
300 400
500 600
700
Panjang Jaring meter Hasil Tangkapan ton
oleh daerah penangkapan ikan fishing ground yang menjadi tujuan nelayan pukat cincin. Semakin besar ukuran kapal, daerah penangkapan juga akan
semakin jauh. Dengan demikian persamaan produksi pukat cincin yang diperoleh dibatasi untuk faktorfaktor teknis produksi yang digunakan di Maluku
Utara.
Gambar 14 Hubungan antara jumlah anak buah kapal ABK dengan hasil tangkapan ton .
Gambar 15 Hubungan antara panjang jaring meter dengan hasil tangkapan ton .
50 100
150 200
250
35 40
45 50
55 60
65
Tinggi Jaring meter Hasil Tangkapan ton
50 100
150 200
250
60 80
100 120
140 160
180
Hari Penangkapan hari Hasil Tangkapan ton
Gambar 16 Hubungan antara tinggi jaring meter dengan hasil tangkapan ton .
Gambar 17 Hubungan antara hari penangkapan dengan hasil tangkapan ton .
5 .8 Aspek Biologi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil
Salah satu aspek biologi dalam pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil adalah ketersediaan ikan pelagis kecil itu sendiri. Jika sumberdaya ikan masih
tersedia maka usaha penangkapan ikan pelagis kecil dengan pukat cincin mini purse seine
akan dapat menguntungkan. Pada aspek biologi yang akan dibahas mengenai hasil tangkapan dan tingkat upaya penangkapan, serta fungsi produksi
lestari ikan pelagis kecil.
8000000 10000000
12000000 14000000
16000000 18000000
20000000
1994 1996
1998 2000
2002 2004
2006
Tahun Produksi kg
5.8 .1 Hasil tangkapan pukat cincin mini purse seine dan tingkat upayapenangkapan