Analisis kelayakan usaha Variabel tak bebas : hasil tangkapan Y

3 .3.3 Pendugaan parameter ekonomi Model bio-ekonomi penangkapan dalam penelitian ini diduga dengan menggunakan model Gordon Schaefer, dengan berdasarkan pada mode l biologi Schaefer 1975 dan model ekonomi Gordon 1954. Model bio-ekonomi yang digunakan adalah model bio-ekonomi statik dengan harga tetap. Model ini disusun dari model parameter biologi , biaya penangkapan dan harga ikan. Berdasarkan asumsi bahwa harga ikan per kg p dan biaya penangkapan per unit upaya tangkap adalah konstan, maka total penerimaan nelayan dari usaha penangkapan TR adalah : C p TR . = dimana : TR = total revenue penerimaan total P = harga rata -rata ikan hasil survey per kg Rp C = jumlah produksi ikan kg Total biaya penangkapan TC dihitung dengan persamaan : E c TC . = dimana : TC = total cost biaya penangkapan total c = total pengeluaran rata -rata unit penangkapan ikan Rp E = jumlah upaya penangkapan untuk menangkap sumberdaya ikan unit maka keuntungan bersih usaha penangkapan ikan π adalah : TC TR − = π E c Y p . . − = π cE bE aE p − − = 2 π

3.3.4 Analisis kelayakan usaha

Ada dua macam analisis yang biasa digunakan dalam mengevaluasi kelayakan usaha, yaitu analisis finansial dan ekonomi Kadariah 1978. Pada analisis finansial yang diperhatikan adalah hasil untuk modal yang ditanam untuk kepentingan badan atau orang yang langsung berkepentingan dengan proyek usaha tersebut. Pada analisis ekonomi yang diperhatikan adalah hasil total atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumberdaya yang digunakan dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. UNIDO 1978 mengemukakan bahwa diantara bermacam-macam kriteria maka analisis biaya manfaat Cost- Benefit Analysis sangat sering digunakan. Kriteria yang digunakan dalam studi biaya -manfaat baik secara finansial maupun ekonomi. Kriteria -kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1 Net Present Value NPV Net present value NPV digunakan untuk menilai manfaat investasi, yaitu berapa nilai kini present value dari manfaat bersih proyek yang dinyatakan dalam rupiah . Proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan apabila NPV 0, sedangkan apabila NPV 0 , maka investasi dinyatakan tidak menguntungkan yang berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Pada keadaan ini nilai NPV = 0 maka berarti pada proyek tersebut hanya kembali modal atau tidak untung dan juga tidak rugi. Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah : ∑ = + − = n t t t i C B NPV 1 1 dimana : B = benefit; C = coast; i = discount rate dan t = periode. 2 Internal Rate Return IRR IRR merupakan suku bunga maksimal sehingga NPV bernilai sama dengan nol, jadi keadaan batas untung rugi. IRR dapat disebut juga sebagai nilai discount rate t yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Oleh karena itu IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan bersih atau investasi, dimana benefit bersih yang positif ditanam kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Dengan demikian IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:       − − + = − + + − + + NPV NPV NPV i i i IRR NPV NPV NPV dimana : i = discount rate; = + NPV i discount rate dimana NPV masih positif = − NPV i discount rate dimana NPV sudah negatif 3 Net Benefit-Cost Ratio Net BC Net benefit-cost ratio Net BC merupakan perbandingan dimana sebagai pembilang terdiri atas present value total yang bernilai positif, sedangkan sebagai penyebut terdiri atas present value total yang bernilai negatif, yaitu biaya kotor lebih besar daripada manfaatbenefit kotor. ∑ 12 1 1 t t t t t C B i C B − − − ∑ 12 1 1 t t t t t C B i C B − − − dimana : B = benefit; C = cost; i = discount; t = periode Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai BC akan terhingga bila paling sedikit ada satu nilai B t -C t yang bernilai negatif. Pada saat NPV = 0 maka nilai Net BC = 1, dan apabila NPV 0 maka Net BC akan bernilai 1. Dengan demikian apabila Net BC = 1 menunjukkan bahwa suatu proyek layak untuk dilanjutkan, sedangkan bila Net BC 1 merupakan tanda tidak layaknya suatu proyek. 4 Break Even Point BEP Break Even Point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; 1. Atas Unit, dan 2. Atas dasar nilai jual dalam rupiah Riyanto 1991. 1 Analisis Break Even Point atas dasar produksi banyaknya hasil tangkapan dapat dilakukan dengan rumus : Biaya tetap x produk si BEP Kg = Hasil penjualan - Biaya variabel 2 Analisis Break Even Point atas dasar harga jual dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Net B-C ratio = BEP Rp = Biaya tetap Biaya variabel 1 - Hasil penjualan 5 Payback Period Payback Perio d PP dimaksud untuk penghitungan perkiraan waktu pengembilan modal investasi uang ditanamkan Edris 1983. Penghitungan Payback Period PP menggunakan rumus : PP = x LB I 1 tahun dimana : PP = Paybeck Period LB = Laba Bersih I = Jumlah Investasi 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Administrasi