6
acidophilin, bulgarican, helveticins, lactacins dan plantaricins. Nisin merupakan senyawa seperti antibiotik yang memiliki aktivitas luas terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif seperti: Listeria, Staphylococcus and Clostridium Abee et al. 1995.
2.5 Fermentasi Silase
Silase merupakan bahan pakan berkadar air tinggi yang dihasilkan melalui fermentasi asam laktat secara alamiah. Tujuan bahan pakan dijadikan silase adalah
untuk mengawetkan bahan pakan agar ketersediaanya dapat terjaga. Bahan pakan yang disilasekan dengan baik adalah dapat menghambat aktivitas organisme-
organisme yang tidak berguna seperti organisme aerob dan family enterobacteriae McDonald 1991.
Terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi silase ensilase. Organisme efifit yang terdapat dalam bahan pakan
silase dapat berupa Fungi Yeast dan Mold, Clostridia, Listeria dan bakteri asam laktat BAL. Genus BAL yang sering ditemukan dalam silase terdiri atas jenis
Lactobacilli, Lactococci, Enterococci, Pediococci, Streptococci dan Leuconostocs Lin et al. 1992.
Prinsip pembuatan silase adalah pencapain kondisi anaerob dengan cara pencacahan, pemasukan dan pemadatan bahan kedalam silo dan penutupan silo
untuk mencegah masuknya kembali udara. Prinsip selanjutnya adalah menghambat aktivitas mikroorganisme yang tidak berguna baik dengan
mempercepat perkembanangan BAL maupun penambahan senyawa kimia McDonald 1991.
BAL merupakan agen biopreservasi yang bertanggung jawab dalam ensilase. Selama ensilase BAL akan mengkonversi senyawa karbohidrat menjadi produk
asam-asam organik hasil fermentasi terutama asam laktat dan asetat. Pencapaian kondisi anaerob yang diikuti dengan peningkatan produk asam hasil fermentasi
terutama asam laktat akan menurunkan pH dan menyebabkan aktivitas bakteri- bakteri lain terhambat dan bahan dalam keaadaan awet Gollop et al 2005. BAL
adalah bakteri fakultatif anaerob dimana dapat tumbuh dalam kondisi aerob akan tetapi bermultiplikasi dengan cepat dalam kondisi anaerob. Pertumbuhan dan
perkembangan BAL dalam ensilase sangat dipengaruhi oleh beberepa faktor, diantaranya: karbohidrat larut air KLA, kadar air, kapasitas buffer, suhu, pH
McDonald 1991.
7
3 METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilangsungkan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2012. Tempat penelitian dilangsungkan pada Peternakan Sapi Tapos, Laboratorium
Kandang – Fakultas Peternakan IPB, Laboratorium Mikrobiologi – Fakultas
Kedokteran Hewan IPB dan Laboratorium Center for Hazard Chemical Studies CHCS
– Bogor.
3.2 Persiapan dan Evaluasi Jus Silase 3.2.1 Fermentasi Silase dan Produksi Jus Silase
Fermentasi silase dalam penelitian ini dilakukan dengan tanpa perlakuan pelayuan dan penambahan bahan additive. Bahan silase yang digunakan berasal
dari jagung muda ditandai dengan warna biji yang belum kuning. Seluruh jagung yang terdiri atas batang, daun dan biji dipanen pada pagi hari pukul 09.00 WIB
dan dipotong membentuk ukuran 1-2 cm dengan menggunakan chopper. Bahan kemudian diaduk hingga merata dan dimasukkan kedalam kantong plastik setebal
0,35 mm dan dilapis double. Kantong plastik kemudian divakum untuk mengurangi kandungan udara dalam kantong plastik dan diikat kencang dengan
karet pengikat. Kantong plastik yang telah terikat kemudian dimasukkan kedalam tong-tong penampung dan ditutup rapat. Tong-tong penampung kemudian
didiamkan selama tujuh puluh hari dalam suhu ruang penyimpanan 25-28
o
C untuk melangsungkan fermentasi silase ensilase. Jus silase dalam penelitian ini
diperoleh dengan mengepress kemasan plastik dengan menggunakan pressan hidrolik . Sampel yang digunakan sebanyak sepuluh kemasan yang diambil secara
acak dalam tong-tong penampung.
3.2.2 Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat Jus Silase
Penghitungan jumlah koloni bakteri asam laktat BAL jus dilakukan dengan menggunakan metode total plate count Edwards 2006. Sebanyak 1 ml
sampel jus silase dipipet kedalam 9 ml buffered peptone water BPW setara dengan 10
1
dan kemudian divortex. Pengenceran dilakukan hingga pengenceran 10
10
dan divortex. Sebanyak 1 ml dari masing-masing pengenceran kemudian dipipet kedalam cawan petri. Sebanyak 18-20ml De Man Rogosa Sharpe MRS
agar yang telah dicairkan pada suhu 45±1
o
C ditambahkan kedalam cawan. Campuran kemudian diratakan dengan menggerakkan cawan membentuk angka
delapan pada bidang yang datar. Cawan kemudian diinkubasi dalam inkubator dengan posisi cawan terbalik selama 18-24 jam pada suhu 36±1
o
C. Setelah masa inkubasi cawan kemudian dikeluarkan dan dilakukan pencatatan pertumbuhan
koloni BAL. 3.2.3 Pengukuran pH dan Kandungan Asam-asam organik Jus Silase
Nilai pH sampel jus diukur dengan menggunakan pH meter sensION
TM
. Alat pH meter digital yang digunakan terlebih dahulu dikalibrasi dengan