Fermentasi Silase Profile and efficacy of whole plant corn silage juice against Escherichia coli and Salmonella sp isolated from feses of diarrheic calves

10 Uji Sitrat Uji sitrat digunakan untuk mendeteksi kemampuan organisme bakteri dalam menggunakan gula sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Penggunaan sitrat melibatkan enzim sitratase yang menyederhanakan breakdown sitrat menjadi oksaloasetat dan asetat. Oksaloasetat kemudian disederhanakan menjadi firuvat dan CO 2 . Produksi Na 2 CO 3 dan NH 3 akibat penggunaan sodium sitrat dan garam ammonia akan menghasilkan pH alkalin. Hal ini akan menghasilkan perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Satu sengkelit ose kultur bakteri diinokulasi pada Simmon sitrat dan diinkubasi selama 96 jam pada suhu 36±1 o C. Jika organisme memiliki kemampuan menggunakan sitrat maka terjadi warna biru reaksi positif sedangkan jika terjadi warna hijau menunjukkan reaksi negatif. Karakteristik bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. berdasarkan uji IMViC diterangkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Karakteristik Escherichia coli dan Salmonella sp. berdasarkan uji IMViC Jenis Uji Escherichia coli Salmonella sp. Indol + - Metyl-red + + Voges – Proskauer - - Sitrat - + Uji Pewarnaan Gram Kultur bakteri uji ditempatkan pada kaca alas dan diteteskan NaCl, kemudian dikeringkan dan difiksasi dengan panas. Isolat kemudian diwarnai dengan crystal violet-ammonium oxalate selama satu menit. Setelah satu menit dicuci, ditiriskan dan dibubuhkan larutan Lugol Gram’s iodine selama 1 menit kemudian dicuci dengan air dan ditiriskan. Penghilanngan warna kemudian dicuci dengan alkohol 95 selama 30 detik dan kemudian dicuci dengan air dan dibubuhkan Hucker’s counterstain larutan safranin selama 10-30 detik kemudian dicuci dengtan air, ditiriskan, serap dengan kertas saring dan dikeringkan. Pengamatan pewarnaan gram kultur bakteri dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100 kali. Uji TSIA Uji TSI Agar dilakukan dengan cara menggoreskan pada bagian miringnya slant dan menusukkan pada bagian tegaknya butt. Tabung media TSIA kemudian diinkubasi pada suhu 36±1 o C selama 24 jam. Bakteri yang memfermentasi ketiga jenis gula dalam medium TSI akan menghasilkan asam- asam yang mengubah warna medium. Jika bakteri memfermentasi dominan laktosa akan menghasilkan warna kuning slant kuning butt sedangkan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa akan menghasilkan warna pink slant kuning butt dan kuningkuning butt. Jika bakteri menggunakan thiosulfat anion sebagai akseptor elektron terminal maka akan terjadi produksi H 2 S. Gas H 2 S yang baru terbentuk bereaksi dengan ferro sulfat dalam media untuk membentuk ferro sulfat yang dapat terlihat sebagai sebuah endapan hitam pada media. 11

3.4 Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Escherichia coli danSalmonella sp.

3.4.1 Pembuatan inokulum bakteri uji.

Masing-masing isolat Escherichia coli dan Salmonella sp. yang telah didapatkan diinokulasi pada Mueller Hinton broth dan diinkubasi pada 36±1 o C selama 24 jam. Suspensi masing-masing isolat bakteri dibuat dan kemudian dibandingkan dengan standar kekeruhan McFarland 0,5 setara dengan 1-2 x 10 8 CFUml. 3.4.2 Pembuatan larutan antibiotik Antibiotik dalam penelitian ini digunakan sebagai kontrol dalam uji zona bening terhadap bakteri uji. Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik komersil VITA Tetra-Chlor ® dengan setiap kapsul mengandung 50 mg tetracycline HCl dan 10 mg Erythromycin. Larutan antibiotik dibuat dengan melarutkan satu kapsul VITA Tetra-Chlor ® dengan aquades sehingga didapatkan konsentrasi antibiotik sebesar 50 µgml.

3.4.3 Uji Difusi Sumur Agar

Media yang digunakan dalam pengujian aktivitas zona adalah Muller Hinton Agar. Sebanyak 25-30 ml media Muller Hinton Agar yang telah dicairkan suhu 45±1 o C dituang kedalam cawan petri dengan dimensi 15x100 mm dan permukaan media diratakan dengan putaran angka delapan dan didiamkan hingga mengeras. Sebanyak 0.5 ml suspensi dipipet kedalam media MHA dan diratakan dengan menggunakan spatula steril. Setelah media mengeras lubang sumur borer berdiameter 5 mm dibuat sebanyak 5 lubang dalam setiap cawan. Sebanyak 0.05 ml MHA cair dipipet kedalam bagian dasar lubang sumur dan 0,1 ml larutan antibiotik dan 100, 50, 25 dan 12.5 jus silase dipipet kedalam lubang sumur. Cawan kemudian di preinkubasi dalam posisi terbalik pada suhu 4 C selama 24 dan dilanjutkan dengan inkubasi pada suhu 36±1 o C selama 24 jam. Zona bening yang terbentuk kemudian diamati dan dicatat untuk masing-masing preparat. Pengukuran uji difusi sumur dalam penelitian ini diulang sebanyak 2 kali.

3.5 Analisa Data

Data diameter zona bening yang terbentuk dalam pengujian aktivitas antibakteri jus silase dan Vita-Tetra-chlor ® terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. dianalisa dengan menggunakan Uji-t. Sementara itu data diameter zona bening yang terbentuk dari uji aktivitas antibakteri 100, 50, 25 dan 12.5 jus silase dan Vita-Tetra-chlor ® terhadap Escherichia coli dan Salmonella sp. dianalisa ragam ANOVA, jika berbeda nyata p0,05 dilanjutkan dengan uji Duncan Steel dan Torrie 1991.