BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Film Animasi
2.1.1. Sejarah Animasi
Animasi merupakan suatu teknik yang banyak sekali dipakai di dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh,
bagian dari suatu film, maupun bersatu dengan film live. Dunia film berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dari dunia
gambar, yaitu ilustrasi desain grafis desain komunikasi visual. Melalui sejarahnya masing-masing, baik fotografi maupun ilustrasi
mendapat dimensi dan wujud baru di dalam film dan animasi. Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang
lahir dari dua konvensi atau disiplin, yaitu film dan gambar. Untuk dapat mengerti dan memakai teknik animasi, kedua konvensi tersebut
harus dipahami dan dimengerti. Film, biasa dipakai untuk merekam suatu keadaan, atau
mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum, yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan
atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya, dan karena sifat hiburannya, film telah diterima sebagai salah satu media audio visual
yang paling popular dan digemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling efektif.
Untuk dapat mempergunakan media film ada dua masalah pokok yang harus dihadapi, yaitu masalah teknis film dan masalah
teknik mengemukakan sesuatu denga film atau biasa disebut teknik presentasi. Demikian juga dengan hal yang harus diketahui di dalam
film animasi, yaitu masalah teknik animasi, dan masalah teknik mengkomunikasikan sesuatu dengan teknik animasi. Sering perkataan
teknik berkomunikasi lebih akrab dikatakan seni berkomunikasi. Di dalam kenyataannya hal ini sangat erat hubungannya dengan
berbagai bidang kegiatan seni, baik visual maupun verbal atau teateral.
Universitas Sumatera Utara
Bagi seorang perencana komunikasi, kegiatan ini sangat penting dimengerti. Seorang pembuat film akan mengahadapi masalah teknik
membuat film dan seni membuat film.
2.1.2. Asas Film Animasi
Film animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia fotografi dan animasi yang berakar pada dunia gambar.
Kata film berasal dari bahasa inggris yang telah di Indonesiakan, maknanya dapat kita lihat pada kamus umum Bahasa Indonesia:
“ barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid empat gambar potret negative yang akan dibuat potret atau dimainkan dalam
bioskop; 2 lakon cerita gambar hidup;” Poerwadarminfa 1984
Secara mendasar pengertian film yang menyeluruh sulit dijelaskan. Baru dapat diartikan kalau dilihat dari konteksnya;
misalnya dipakai untuk potret negatif atau plat cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran pita seluloid yang diproses secara kimia
sebelum dapat dilihat hasilnya; atau yang berhubungan dengan cerita atau lakon, film mengandung pengertian sebagai gambar hidup atau
rangkaian gambar-gambar yang bergerak menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang mengandung unsur dasar
cahaya, suara dan waktu. Sedangkan pengertian animasi secara khusus dapat dilihat pada
ensiklopedi “Americana”:
“Animated, a motion picture consisting of series of invidual hand-drawn sketches, in which the positions or gestures of the figures
are varied slightly from one sketch to another. Generally, the series is film and, when projected on screen, suggest that figures are moving”
Encyclopedia Americana vol. V1,1976.
Teknik film animasi, sperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan keceaptan film yang berjalan berurutan antara 18
sampai 24 gambar tiap detiknya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat
perubahan kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanaya suatu fenomena yang terjadi pada waktu kita melihat, disebut Persistence of
Vision, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita. Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan
obyek yang bergerak, lalu dianalisis satu persatu menjadi beberapa gambar diam pada tiap bingkai pita seluloid.
Sedangkan film animasi, gerak gambar diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar atau kerangka demi kerangka oleh
animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi gerak dengan menggunakan kamera stop-frame, kamera yang memakai alat
mesin penggerak frame by frame, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai per bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik
dibutuhkan 24 bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.
2.1.3. Asal Mula Teknik Film Animasi
Comic Strip yang sering kita lihat baik dalam koran maupun majalah, sudah menjadi tampilan pada dekorasi tembok di Mesir
sekitar 2000 tahun sebelum masehi, menceritakan banyak hal yang terjadi di Mesir waktu itu dari mulai tata cara kehidupan keseharian,
pemerintahan sampai adu gulat antar prajurit. Leonardo Da Vinci juga menampilkan gerakan tangan yang berputar pada karya besarnya yaitu
Vitruvian Man. Illustrasi malaikat-malaikat pada mural gereja karya Giotto juga memperlihatkan repetisi gerakan yang berkelanjutan. Di
Jepang orang menggunakan gulungan gambar untuk menceritakan sebuah cerita panjang sama seperti layaknya Wayang Beber di Jawa.
Pada tembok Candi Borobudur juga terdapat urutan cerita tentang perjalan tiga babak Sidharta Gautama.
“Keinginan manusia untuk membuat gambar atau santiran image yang hidup dan bergerak sebagai pantara dari pengungkapan
Universitas Sumatera Utara
expression mereka, merupakan perwujudan dari bentuk dasar animasi yang hidup berkembang. Kata animasi itu sendiri sebenarnya
penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti
menghidupkan.”Wojowasito 1997.
Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati; Suatu benda mati diberikan
dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
“...Sejak zaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli
purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih; Mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari
binatang, seperti babi, bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk...” Hallas and
Manvell 1973:23.
“Kemudian muncul mainan yang disebut Thaumatrope sekitar abad ke 19 di Eropa, berupa lembaran cakram karton tebal, bergambar
burung dalam sangkar, yang kedua sisi kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan memberikan santir gambar burung itu
bergerak.” Laybourne 1978:18.
Dua penemuan berikutnya yaitu, Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu 1826, merupakan kepingan kartu berbentuk
lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui
Gbr. 2.1 Zeotrope Gbr 2.2 Phenakistoscope
Universitas Sumatera Utara
cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu.
Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes 1860, berupa selembar kertas
bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung. Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret
beruntun merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang
menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan
gambar animasi yang disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin
menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada bioskop.
Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini, dianggap sebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film
animasi. Pengembangan kamera gerak dan projector oleh Thomas Alfa
Edison serta para penemu lainnya semakin memperjelas praktika dalam membuat animasi. Animasi akhirnya menjadi suatu hal yang
lumrah walaupun masih menjadi “barang” mahal pada waktu itu. Bahkan Stuart Blackton, diberitakan telah membuat membuat film
animasi pendek tahun 1906 dengan judul “Humourous Phases of Funny Faces”, dimana prosesnya dilakukan dengan cara menggambar
kartun diatas papan tulis, lalu difoto, dihapus untuk diganti modus geraknya dan di foto lagi secara berulang-ulang. Inilah film animasi
pertama yang menggunakan “stop-motion” yang dihadirkan di dunia. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film
animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar- gambar blabar hitam black-line dibuat di atas lembaran putih,
dipotret dengan film negatif sehingga yang terlihat figur menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay membuat film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur digambar
hitam dengan latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai mengembangkan teknik film
animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-an; Max Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan
membuat “Felix The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana figure digambar blabar hitam atau
bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya. McCay membuat rumusan film dengan perhitungan
waktu, 16 kali gambar dalam tiap detik gerakan. Fleischer dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi sell,
yaitu lembaran tembus pandang dari bahan seluloid celluloid yang disebut “cell”. Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger, di tahun
1919 mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dari Perancis, di tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan
dengan figure yang berasal dari potongan-potongan kayu. George Pal memulai menggunakan boneka sebagai figure dalam
film animasi pendeknya, pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexsander Ptushko dari Rusia membuat film animasi boneka panjang “The New
Gulliver” di tahun 1935. Di tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar
langsung pada film setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui film”Colour of Box”. Perkembangan Teknik film
animasi yang terpenting, yaitu di sekitar tahun 1930-an. Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari
Amerika Serikat, melalui film”Mickey Mouse”, “Donald Duck” dan ” Silly Symphony” yang dibuat selama tahun 1928 sampai 1940.
Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam filmnya “Flower and Trees”. Dan film animasi kartun panjang
pertama dibuat Disney pada tahun 1938, yaitu film “Snow White and Seven Dwarfs”.
Universitas Sumatera Utara
Demikian asal mula perkembangan teknik film animasi yang terus berkembang dengan gaya dan ciri khas masing-masing pembuat
di berbagai Negara di eropa, di Amerika dan merembet sampai negara- negara di Asia. Terutama di Jepang, film kartun berkembang cukup
pesat di sana, hingga pada dekade tahun ini menguasai pasaran film animasi kartun di sini dengan ciri dan gayanya yang khas.
Frank Thomas dan Ollie Johnston pertama kalinya memperkenalkan 10 prinsip dasar Animasi baik 2 Dimensi maupun 3
Dimensi dalam bukunya Illusion of Life 1981. Kemudian lebih jauh lagi John Lasseter sutradara Film Toy story menambahkan 2 prinsip
lagi yang tercantum dalam makalahnya di SIGGRAPH 1987, yang berjudul Principles of Traditional Animation Applied to 3D Computer
Animation. Adapun keduabelas prinsip tersebut antara lain: 1. Pose dan gerakan antara Pose-To-Pose Action and Inbetween
2. Pengaturan waktu Timing 3. Gerakan sekunder Secondary Action
4. Akselerasi gerak Ease In and Out 5. Antisipasi Anticipation
6. Gerakan penutup dan perbedaan waktu gerak Follow Through and Overlapping Action
7. Gerak melengkung Arcs 8. Dramatisasi gerakan Exaggeration
9. Elastisitas Squash and Stretch 10. Penempatan di bidang gambar Staging
11. Daya tarik karakter Appeal 12. Penjiwaan peran Personality
Sampai saat ini keduabelas prinsip di atas digunakan dalam pembuatan animasi baik animasi 2 dimensi maupun animasi 3 dimensi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Perkembangan Animasi di Indonesia
Pada tahun 1950-an sampai 1970-an saat kampanye pembangunan digencarkan, maka seperti halnya film dokumenter, film
animasi juga dipergunakan untuk kampanye pembangunan. Bersamaan dengan itu studio Perusahaan Film Negara memproduksi film animasi
Indonesia pertama dengan tokoh si Huma. Namun hasil yang dicapai tidak memuaskan, kemudian PFN kembali memproduksi film animasi
Indonesia, kali ini tidak hanya dengan objek gambar melainkan dengan objek boneka yang dikenal dengan si Unyil. Film ini merupakan kreasi
dari Drs. Suyadi alias Pak Raden yang juga memberi arah yang sangat kuat dalam hal directing yang hampir seperti mendongeng sehingga
seolah-olah PFN kala itu memiliki gaya sendiri. Pendekatan yang berbeda muncul antara tahun 1970-an sampai
1980-an. Saat itu muncul Mana Suka Siaran Naga di TVRI yang memberi peluang munculnya para animator. Mereka pada mulanya
adalah ahli-ahli gambar yang diberi kesempatan belajar membuat film animasi diberbagai negara seperti Jepang, Inggris, Amerika, atau
Swiss. Pengaruh dari luar itu memberi bentuk yang kontras, karena dari sana muncul film berdurasi pendek yang solid. Hal ini tampak
pada karya-karya Dwi-Koen, Dani A. Djonard serta Gawitra, seperti Terjadinya Minyak, Pak Boros, Geneziz dan sebagainya. Periode ini
merupakan periode transisi, hal ini berkaitan juga dengan pengaruh disiplin membuat film iklan yang kuat. Karena itu permasalahan durasi
menjadi persoalan yang penting dalam menyusun strategi presentasi untuk menjadi menarik, atau minimal membuat orang berpikir setelah
melihat karya-karya mereka. Penguasaan teknik pemanfaatan kamera dalam film 35 dan 16
mm dengan sendirinya menjadi penting. Pada kenyataannya saat itu membuat film apa saja harus meminta izin kepada pemerintah. Selain
karena adanya larangan beriklan di televisi pembuatan film animasi terhenti perkembangannya.
Universitas Sumatera Utara
Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan animasi yang menerima order dari luar negeri
seperti Asiana Wang Animation kerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya
Jepang Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket di Bandung, Bening di
Yogyakarta, Tegal Kartun, dll. Hingga muncul di tahun 1990-an, beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi
seperti Kasatmata, Matahari Studio ame animation, dan generasi baru seperti Wahyu Aditya dengan karyanya Hellomotion.
9
Beberapa tokoh animator di Indonesia seperti Dwi Koendoro dengan karya, Pailul, Gotot Prakosa yang senimator seniman
animator di IKJ, Pak Suyadi Pak Raden Pak Denny Djunaid di era Periodesasi yang menonjol adalah periode komputer yang
berkembang sejak pertengahan tahun 1990an, saat industri televisi di Indonesia menjamur dan perkembangan komputer sudah sedemikian
rupa, sehingga bisa mempermudah pembuatan film animasi. Pada periode ini terdapat semacam kebebasan berproduksi, kebebasan
mencipta, dalam arti tidak ada rintangan perizinan. Pada periode ini pula muncul kaum muda yang kebanyakan
bermodalkan keberanian dan pengalaman setelah bekerja di studio animasi. Mereka berniat membuat film animasi dan mendapat
dukungan dana dari orang yang melihat film sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Dalam waktu singkat, selama lebih dari empat
tahun, film-film-film animasi dalam kemasan VCD yang diproduksi di Indonesia mencapai hampir 100 judul. Eksplorasi animasi dua dan tiga
dimensi memberikan wacana menyegarkan. Dalam festival film animasi Indonesia 2001, panitia festival yang berasal dari Fakultas
Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta berhasil mengumpulkan lebih dari 150 kaset video, VCD, dan film dengan jumlah judulnya
bisa melebihi 160 judul film animasi.
9
http:sibambi.multiply.comreviewsitem2
Universitas Sumatera Utara
munculnya TV swata pertama untuk iklan chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa nama yang
membuat 3D animasi seperti Mas Chandra, untuk JANUS; film layar lebar gabungan life 3D, Deddy Samsudin untuk berbagai animasi
iklan televisi, hingga yang terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari Infinite
Frameworks Batam. Animator Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat
wayang kulit maupun wayang golek, leluhur kita piawai dalam membuat candi pura, sehingga gambar detail dan indah bukan
masalah bagi masyarakat Indonesia.
2.1.5. Teknik Film Animasi
Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum jenis teknik film animasi digolongkan dua
bagian besar, film animasi dwi-matra flat animation dan film animasi trimatra object animation.
1 Film Animasi Dwi-matra Flat Animation
Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film
animasi gambar, sebab hampir semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini
dikerjakan di atas bidang datar atau papar. Beberapa jenis film animasi dwi-matra adalah:
i. Film Animasi Sel Cel Technique
Jenis film animasi ini merupakan teknik dasar dari film animasi kartun cartoon animation. Teknik animasi ini memanfaatkan
serangkaian gambar yang dibuat di atas lembaran plastik tembus pandang, disebut sel.
Universitas Sumatera Utara
Figur animasi digambar sendiri-sendiri di atas sel untuk tiap perubahan gambar yang bergerak, selain itu ada bagian yang
diam, yaitu latar belakang background, dibuat untuk tiap adegan, digambar memanjang lebih besar daripada lembaran sel.
Lembaran sel dan latar diberi lobang pada salah satu sisinya, untuk dudukan standar page pada meja animator sewaktu di
gambar, dan meja dudukan sewaktu dipotret. ii.
Penggambaran Langsung pada Film
Tidak seperti pada film animasi lainnya, jenis film animasi ini menggunakan teknik penggambaran obyek animasi dibuat
langsung pada pita seluloid baik positif atau negative, tanpa melalui runtun pemotretan kamera stop frame, untuk suatu
kebutuhan karya seni yang bersifat pengungkapan. Teknik ini disebut juga dengan hand-painted Animation, karena animator
Gbr 2.3 Animasi Cel American Tail
Gbr 2.4 Penggambaran langsung pada Film Love on the Wing
Universitas Sumatera Utara
menggambar langsung pada film dengan pena atau kuas pada tiap frame-nya. Batas lebar frame film untuk teknik ini minimal
35 mm. Film animasi pertama yang memakai Teknik ini adalah Love on the Wing oleh Norman McLaren pada tahun 1938.
10
2 Film Animasi Tri-matra Object Animation
Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra,
bedanya obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang
dipakai, waktu, cahaya dan ruang. Untuk mengerakkan benda tri-matra, walaupun itu mungkin, tapi
cukup sulit untuk melaksanakannya, karena sifat bahan yang dipakai mempunyai ruang gerak yang terbatas. Tidak seperti jenis.,
film animasi gambar, bebas melakukanberbagai gerakan yang diinginkan.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis film animasi ini adalah :
i. Film Animasi Boneka Puppet Animation
Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film animasi ini adalah boneka dan figur lainnya,
merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda yang ada, terbuat dari bahan-bahan
yang mempunyai sifat lentur plastik dan mudah untuk digerakkan sewaktu melakukan
pemotretan bingkai per bingkai, seperti bahan kayu yang mudah ditatah atau diukir, kain, kertas, lilin, tanah
lempung dan lain-lain, untuk dapat menciptakan karakter yang tidak kaku dan terlalu sederhana.
10
Raymond Spottiswoode: “Film and Its Technique” 1968
Gbr 2.5 Animasi boneka Fifi: forget me not flower
Universitas Sumatera Utara
ii. Film Animasi Model
Obyek animasi tri-matra dalam jenis film ini berupa macam- macam bentuk animasi yang bukan boneka dan sejenisnya,
seperti bentuk-bentuk abstrak; balok, bola, prisma, piramida, silinder, kerucut dan lain-lain. Atau bentuk model, percontohan
bentuk dari ukuran sebenarnya, seperti bentuk molekul dalam senyawa kimia, bola bumi.
Bentuk obyek animasi sederhana, penggunaannya pun tidak terlalu rumit dan tidak banyak membutuhkan gerak, bahan yang
dipakai terdiri dari kayu, plastik keras dan bahan keras lainnya yang sesuai denga sifat karakter materi yang dimiliki, tetapi
tidak berarti bahan lentur tidak dipakai. Disebut juga film animasi non-figur, karena keseluruhan cerita
tidak membutuhkan tokoh atau figure lainnya. Jenis film Teknik yang memanfaatkan lembaran sel merupakan suatu
pertimbangan penghematan gambar, dengan memisahkan bagian dari obyek animasi yang bergerak, dibuat beberapa
gambar sesuai kebutuhan; dan bagian yang tidak bergerak, cukup dibuat sekali saja.
iii. Film Animasi Potogan Cut-out Animation
Jenis film animasi ini, termasuk penggunaan
teknik yang sederhana dan mudah. Figur atau
obyek animasi dirancang, digambar
pada lembaran kertas lalu dipotong sesuai
dengan bentuk yang telah dibuat, dan diletakkan pada sebuah bidang datar sebagai latar belakangnya. Pemotretan dilakukan
Gbr 2.6 Cut-out Animation Blue’s Clues
Universitas Sumatera Utara
dengan menganalisis langsung tiap gerakan dengan tangan, sesuai denagn tuntutan cerita.
Dengan teknik yang sederhana, gerak figur atau obyek animasi menjadi terbatas sehingga karakternyapun terbatas pula.
Karakter figur dibuat terpisah, biasanya, terdiri dari tujuh bagian yang berbeda; kepala, leher, badan, dua tangan dan dua kaki.
Untuk menggerakkan dan menghidupkan karakter, pemisahan itu bisa disesuaikan dengan tuntutan cerita, bisa dibuat kurang
dari bagian tadi atau lebih. iv.
Film Animasi Bayangan Silhouette Animation Seperti halnya
pertunjukan wayang kulit, jenis film
animasi ini menggunakan cara
yang hampir sama, figur atau obyek
animasi berupa bayangan dengan latar belakang yang terang, karena pencahayaannya berada di belakang layer.
Teknik yang dipakai sama dengan film animasi potongan, yaitu figur digambar lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang
digambar dan diletakkan pada latar di meja dudukan kamera untuk dipotret. Bedanya di sini, kertas yang dipakai tidak seperti
animasi potongan, bahan kertas berwarna atau diberi warna sesuai dengan kebutuhan, sedangkan film animasi bayangan
seluruhnya menggunakan bahan kertas berwarna gelap atau warna hitam, baik itu figur atau obyek animasi lainnya.
v. Film Animasi Kolase Collage Animation
Yang selalu berhubungan dengan jenis film animasi ini adalah sebuah teknik yang bebas mengembangkan keinginan kita untuk
menggerakkan obyek animasi semaunya di meja dudukan
Gbr. 2.7 Silhouette Animation There 4
Universitas Sumatera Utara
kamera. Teknik cukup sederhana dan mudah dengan beberapa bahan yang bisa
dipakai; potongan Koran, potret, gambar-
gambar, huruf atau penggabungan dari
semuanya. Gambar dan berbagai bahan
yang dipakai, disusun sedemikian rupa lalu dirubah secara berangsurangsur menjadi
bentuk susunan baru, dimana tiap perubahan penempelan dipotret dengan kamera menjadi suatu bentuk film animasi yang
bebas.
2.1.6. Penggunaan Film Animasi
Penggunaan film animasi sebagai suatu bentuk pantara rupa rungu audio visual medium, cukup berperan penting dalam
menyebarkan pesan atau gagasan yang ingin disampaikan ke masyarakat luas. Film animasi dipakai pada:
•
Televisi komersial; Film animasi digunakan dengan tujuan
komersial, seperti film Wan pada televise, sebagai sisipan di antara acara-acara program televise, berupa pesan-pesan pendek kepada
pirsawan dan sebagai film hiburan. •
Bioskop; Film animasi bisa sebagai film cerita panjang, film cerita
pendek, dan film sisipan untuk Man pada bioskop. •
Pelayanan Pemerintah; Film animasi digunakan sebagai film
propaganda, film penerangan dan pendidikan. •
Perusahaan; film animasi digunakan sebagai film hubungan
masyarakat public relations seperti: film penerangan, film pendidikan dan film propaganda atau film Man pengenalan produk.
Gbr 2.8 Collage Animation Hell on Wheels
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Jenis-Jenis Film Animasi
Animasi yang dulunya mempunyai prinsip yang sederhana, sekarang telah berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu: Animasi 2D,
Animasi 3D, Animasi tanah liat Clay Animation dan Animasi Jepang Anime.
1 Animasi 2D 2 Dimensi
Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut dengan
film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu.
Umumnya film kartun bersifat komedi. Contohnya banyak sekali, baik yang
ditayangkan di TV maupun di Bioskop. Misalnya: Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry,
Scooby Doo, Doraemon, Aladdin, Lion King, Brother Bear, Spirit, dan banyak lagi.
2 Animasi 3D 3 Dimensi
Perkembangan teknologi dan komputer membuat
teknik pembuatan animasi 3D semakin berkembang
dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan
dari animasi 2D. Dengan
animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan
Disney Pixar Studio, semakin banyak film-film animasi sejenis yang mulai muncul. Di antaraya: Bugs Life, AntZ, Dinosaurs, Final
Fantasy, Toy Story 2, Monster Inc., hingga Finding Nemo, The Incredible, Shark Tale. Cars, Valian. Kesemuanya itu biasa juga
Gbr 2.9 Animasi 2 dimensi Aladdin
Gbr 2.10 Animasi 3 dimensi Finding Nemo
Universitas Sumatera Utara
disebut dengan animasi 3D atau CGI Computer Generated Imagery.
3 Animasi Tanah Liat Clay Animation
Teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru
seperti pada saat Toy Story membuka era baru
animasi 3D. Dapat dikatakan sebagai nenek
moyangnya animasi. K
a rena animasi pertama dalam bentuk CIayAnimation. Meski
namanya clay tanah liat, yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan lentur seperti permen karet
yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat dengan memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya,
lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasticine sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala,
tangan, kaki, disa dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu
digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di film. Animasi Clay termasuk salah satu jenis dari Stop-
motion picture. Film Animasi Clay Pertama dirilis bulan Februari 1908 berjudul, A Sculptors Welsh Rarebit Nightmare. Untuk
beberapa waktu yang lalu juga, beredar film clay yang berjudul Chicken Run.
4 Animasi Jepang Anime
Film-film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan Eropa. Jepang sudah banyak memproduksi anime sebutan
untuk animasi Jepang. Berbeda dengan animasi Amerika, anime
Gbr 2.11 Animasi tanah liat Chicken Run
Universitas Sumatera Utara
Gbr 2.12 Animasi Jepang Tetsuwan Atom
Jepang tidak semua diperuntukkan untuk anak-anak, bahkan ada yang khusus dewasa.
Bicara tentang anime, ada tokoh legendaris, yaitu Dr. Osamu
Tezuka. Beliau menciptakan Tetsuwan Atom atau lebih dikenal
dengan Astro Boy. Seperti film animasi Amerika atau Eropa,
Anime juga terdiri dari beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan cara pembuatannya, melainkan
formatnya, yaitu serial televisi, OVA, dan film bioskop.
2.1.8. Struktur Organisasi Proses Pembuatan Film Animasi
Dalam proses pembuatan Film animasi dalam sebuah studio animasi melibatkan banyak pihak, dapat dilihat dalam struktur
organisasi berikut:
Universitas Sumatera Utara
Diagram 2.1
1 Tim Pra-produksi
Berikut ini adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh tim pra- produksi:
i. DirectorSutradara
Sutradara bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh proses pembuatan animasi dari awal hingga akhir. Jadi seorang sutradara
tidak hanya harus bekerja dengan aktor dan aktris pengisi suara, penulis cerita, penggubah lagu, layout artist, animator, cleanup
staff, ink and paint staff, serta musisi, tetapi juga mengawasi setiap frame dari animasi yang akan diproduksinya. Sutradara
juga berhak dan bertanggung jawab dalam pembuatan tiap adegan dan menyetujui atau tidak sketsa awal biasanya masih berupa
sketsa pensil yang memuat keseluruhan gambar sebelum dianimasikan.
Universitas Sumatera Utara
ii. Storyboard Artist
Storyboard artist adalah orang yang bertugas membuat panel- panel adegan storyboard berdasarkan skrip cerita. Storyboard
ini akan membantu penyusunan konsep dan alur gambar-gambar dalam animasi. Biasanya storyboard dapat dibuat seperti cerita
bergambar atau komik sederhana. Storyboard artist memang membuat adegan berdasarkan skrip cerita awal, tetapi juga berhak
membuat perubahan-perubahan yang perlu dilakukan sehingga gambar-gambar tersebut memiliki nilai hiburan yang lebih tinggi.
Jadi ide-ide seperti lelucon yang lucu atau adegan dramatis sebagian besar dimulai dari sini.
iii. Layout Artist
Setelah storyboard selesai, layout artist menerjemahkan setiap panel menjadi adegan-adegan yang menarik termasuk komposisi
dan pencahayaan yang sesuai. Mereka juga menyusun hubungan antar karakter dan membangun lingkungan cerita melalui
background serta properti-properti pendukung lainnya. Layout artist juga bertanggung jawab menentukan ukuran bidang dalam
hal ini area yang dilihat oleh kameraangle kamera dan perubahannya dalam sebuah adegan. Ketika animasi kasar telah
selesai, tim ini kemudian menyiapkan sketsa background yang akan diwarna oleh background painter.
iv. Editorial
Tim ini bertanggung jawab memutuskan frame awal dan akhir dalam sebuah adegan sebelum adegan tersebut memasuki proses
produksi. Bidang editorial juga bertugas membaca dialog -dialog para tokoh untuk menentukan musik yang perlu disisipkan pada
sebuah adegan. Staf editorial bekerja dengan adegan-adegan yang masih terpisah sampai menjadi sebuah film. Untuk
mensinkronisasikan soundtrack, mereka harus menghitung panjang setiap adegan dan waktu transisinya.
2 Tim Animasi produksi
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah tugas-tugas yang dilakukan Tim Animasi: i.
LeadSupervising Supervising animator diangkat oleh sutradara dan merupakan
tingkatan tertinggi dalam urusan ‘gambar dan animasi’. Dia bertugas merancang karakter, yang bisa dibuat sesuai style-nya,
tetapi juga harus disesuaikan dengan bentuk film yang diinginkan oleh sutradara dan, jika ada, art director. Supervising animator
dapat memberi masukan untuk cerita dan proses layout, terutama mengenai bagaimana langkah terbaik membangun sebuah adegan
serta bagaimana karakternya harus dilukiskan. Perhatian utama seorang supervising animator biasanya diarahkan untuk
memelihara kualitas gambar secara konsisten baik dalam hal akting maupun hasil jadi yang diproduksi oleh unitnya, melatih
animator yangbelum berpengalaman, dan membantu pekerjaan yang berhubungan dengan tingkat kemampuan animator.
ii. Animator
Animator bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengaturan tempo untuk adegan-adegan yang diserahkan
kepadanya. Gayanya beranimasi harus sesuai dengan karakter yang telah dibuat oleh supervising animator, dengan konteks
cerita, dan gaya film secara keseluruhan. Hasil animasinya harus cocok dengan background, serta harus digambar dengan sangat
jelas sehingga tidak membingungkan bagian yang menangani hasil kerja mereka selanjutnya dan maksud yang ingin
disampaikan melalui gambar-gambar dapat dimengerti. iii.Ruff Inbetweener
Ruff inbetweener adalah orang yang bertugas membantu animator dengan melengkapi aksi-aksi untuk memperhalus animasi, dan
dengan tingkat kesulitan yang lebih mudah. Hal ini dikarenakan animator perlu berkonsentrasi penuh terhadap tugas spesialisasi
mereka, seperti karakter atau efek spesial. Gambar-gambar yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan oleh ruff inbetweener harus sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh animator.
iv.Sound Designer Sound designer adalah orang yang ditunjuk sutradara untuk
membuat soundtrack atau background musik dalam proses pembuatan film animasi.
3 Tim Clean-up pasca-produksi
Berikut ini adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh Tim Clean-up: i.
Clean-up Artist Jabatan ini memiliki nama yang terus berubah. Seperti sekarang,
cleanup artist lebih populer disebut sebagai final animator. Cleanup artist merupakan bagian utama yang menangani hasil
animasi yang telah diselesaikan oleh animator. Para pekerja di bagian ini membutuhkan kemampuan menggambar secara
konstruksional yang baik dan cukup kemampuan membuat animasi untuk menjaga kualitas hasil kerja animator selagi mereka
memperindah gambar-gambar tersebut dengan beraneka warna. Memeriksa animasi untuk setiap adegan dan menambahkan
elemen yang terlupakan oleh animator bukanlah tanggung jawab mereka. Seorang cleanup artist yang baik bisa membuat adegan
terlihat sungguh-sungguh bagus dan menarik hati. ii.
Lead Key Assistant Senior artist ini bertugas memastikan karakter-karakter dalam
animasi tampak konsisten di sepanjang film. Biasanya satu orang lead key assistant bertanggung jawab penuh terhadap satu
karakter. Mereka membetulkan gambar yang kurang sesuai dengan desain awal karena dikerjakan oleh beberapa animator
serta menjaga keutuhan animasi. Lead key assistant harus mampu bekerja dengan bermacam-macam gaya menggambar line style.
Mereka bekerja sama dengan lead animator dan sutradara untuk mendesain karakter-karakter dalam animasi. Tentu saja mereka
Universitas Sumatera Utara
juga yang mengkoordinir staf clean-up yang bekerja di bawah mereka, serta menyiapkan dan mendistribusikan hasil kerja
mereka kepada key assistant. iii.Key Assistant
Key assistant akan mengambil adegan dari lead key assistant dan menyiapkannya untuk assistant animator. Mereka bertugas
membuat garis kunci dari sketsa kasar yang telah dibuat oleh animator menurut model karakter dan kualitas garis yang telah
ditetapkan. Key assistant harus memiliki keampuan membuat animasi yang cukup baik untuk meniru gambar supaya dapat
mengikuti perubahan model, jika ada, yang ditentukan oleh lead key assistant, sekaligus menyesuaikannya juga dengan
penempatan, pengaturan tempo, dan akting yang dibuat oleh animator.
iv.Assistant Animator Tugas utama assistant animator adalah menyelesaikan model
karater yang telah dibuat oleh animator dengan selalu memperhatikan konsistensi.
v.Breakdown Artist Breakdown artist bertugas mengikuti rencana dan jarak yang telah
dibuat oleh animator. Mereka merupakan satu dari dua bidang yang mengerjakan finishing sebuah animasi. Breakdown artist
memiliki cukup kemampuan untuk mengikuti jejak dari gambar yang telah dibuat oleh animator dengan jarak yang terbatas selagi
menjaga konsistensi dalam konstruksi gambar dan kualitas garis. vi.Inbetweener
Inbetweener bertanggung jawab untuk membuat gambar final yang menghaluskan aksi para karakter yang telah dilukis oleh
animator. Pekerjaan ini bukan merupakan tugas yang mudah. Satu kesalahan kecil saja dapat merusak sebuah adegan secara
keseluruhan dan yang tentu mempengaruhi kualitas produk
Universitas Sumatera Utara
jadinya nanti. Inbetweener merupakan posisi awal bagi orang yang ingin berkecimpung di dalam dunia ini. Secara umum,
mereka tidak perlu terlalu berpengalaman dalam menggambar. Para inbetweener hanya perlu terus belajar dalam mengikuti jejak
gambar serta kualitas garis sebelum bisa naik pangkat menjadi assistant animator atau key assistant.
2.2. Proses Pembuatan Animasi