1.2. Permasalahan
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah terjadi grafting maleat anhidrida kedalam polipropilena terdegradasi 2.
Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi maleat anhidrida terhadap derajat grafting PP-g-MA.
3. Apakah terjadi perubahan titik leleh dari polipropilena setelah reaksi grafting
1.3. Pembatasan Permasalahan
1. Dalam penelitian ini digunakan perbandingan polipropilena : benzoil peroksida yaitu
95 : 5 2.
Dalam penelitian ini digunakan perbandingan polipropilena terdegradasi PPd: maleat anhidrida MA : benzoil peroksida BPO yaitu :
97:1:2,95:3:2,92:6:2,89:9:2,86:12:2 3.
Waktu yang digunakan dalam setiap penambahan benzoil peroksida BPO adalah 5 menit
4. Karakterisasi dilakukan dengan uji FTIR , DTA dan penentuan derajat grafting
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk mengetahui apakah reaksi grafting antara maleat anhidrida dengan polipropilena dapat terjadi
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi maleat anhidrida terhadap derajat grafting
3. Untuk mengetahui perubahan titik leleh dari polipropilena sebelum dan sesudah reaksi
grafting
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi reaksi grafting antara polipropilena terdegradasi dengan maleat anhidrida dan inisiator benzoil peroksida.
Selanjutnya polipropilena yang telah dimodifikasi dapat digunakan sebagai senyawa penghubung coupling agent dalam pembuatan komposit polipropilena dengan serat
alam.
1.6. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Uji DTA dilakukan di
Laboratorium PTKI Medan dan Uji FTIR dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
1.7. Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium, yaitu untuk memodifikasi struktur polimer polipropilena dilakukan beberapa tahap yaitu:
1. Proses degradasi polipropilena dengan inisiator benzoil peroksida dengan waktu
penambahan inisiator benzoil peroksida selama 5 menit yang dilakukan dalam internal mixer pada suhu 170
o
C 2.
Proses grafting maleat anhidrida kedalam polipropilena terdegradasi dengan perbandingan polipropilena terdegradasi PPd: maleat anhidrida MA : benzoil
peroksida BPO yaitu 97;1:2,95:3:2,92:6:2,89:9:2, dan 86:12:2
dengan penambahan inisiator benzoil peroksida selama 5 menit yang dilakukan dalam internal mixer pada suhu 165
o
C. 3.
Proses Pemurnian PP-g-MA dengan cara merefluks PP-g-MA dengan 100 ml xylene sampai larut, setelah larut ditambahkan 40 ml aseton dan disaring.
Universitas Sumatera Utara
Endapannya dicuci dengan metanol berulang-ulang, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 120
o
C selama 6 jam. 4.
Proses penghitungan derajat grafting dengan metode titrasi dengan cara endapan yang telah murni direfluks kembali dengan 100 ml xylene sampai larut. Setelah
larut ditambahkan 1 tetes air dan refluks kembali selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein dan dititrasi dengan KOH 0.05 N dalam
keadaan panas. Dihentikan titrasi saat terjadi perubahan warna menjadi merah rose.
5. Proses penentuan gugus fungsi dengan metode FTIR pada PP-g-MA dengan
derajat grafting tertinggi 6.
Proses penentuan titik leleh dengan metode DTA pada PP-g-MA dengan derajat grafting tertinggi
Variabel-variabel yang digunakan adalah : Variabel bebas
: Konsentrasi polipropilena terdegradasi dan maleat anhidrida dalam campuran PPd:MA:BPO
Variabel terikat : 1. Derajat grafting maleat anhidrida pada polipropilena
2. Suhu titik lebur PP-g-MA 3. Gugus Fungsi maleat anhidrida pada polipropilena
Variabel tetap :
1. Benzoil peroksida BPO 2
2. Waktu penambahan benzoil peroksida BPO selama 5
menit 3.
Suhu internal mixer untuk proses degradasi 170
o
C 4.
Suhu internal mixer pada saat proses grafting 165
o
C
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Polimer