Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

2.2. Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

Drs. Oka A Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata, 1996 menjelaskan tentang beberapa defenisi pariwisata. Kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta, sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme” bahasa Belanda atau “tourism” bahasa Inggris. Kata pariwisata terdiri atas dua suku kata yaitu masing-masing kata “pari” dan “wisata”.  Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.  Wisata, berati perjalanan, bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa Inggris. Jadi secara harafiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain. Namun para ahli pariwisata mendefenisikan pariwisata sebagai berikut: - Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Australia dalam tahun 1990 memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: Kepariwisataan tuorism adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara. - E. Guyer Freuler merumuskan pengertian pariwisata sebagai berikut: pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang, yang didasarkan atas kebutuhan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada Universitas Sumatera Utara perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan. - Oka A.Yoeti memberikan defenisi pariwisata sebagai berikut: pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha business atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi. Defenisi pariwisata yang dikemukakan oleh para pakar pariwisata tidak dapat persis sama karena pariwisata bersifat fleksibel apa yang dilihat dan dirasakan itu yang tertuang dalam pemaknaan pariwisata. Berbeda dengan pengertian pariwisata kata kepariwisataan mengandung arti yaitu keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara dengan maksud tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Menurut para ahli pariwisata mengemukakan defenisi kepariwisataan sesuai dengan beberapa batasan tentang pariwisata antara lain: - Dr. Hubert Gulden Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dalam mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu. Universitas Sumatera Utara - Dr. R. Gluckmann Kepariwisataan diartikan sebagai keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu. - Ketetapan MPRS No I-II Tahun 1960 Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain pariwisata dalam negeri atau negara-negara lain pariwisata luar negeri. Dalam pengertian kepariwisataan yang telah dikemukakan di atas terdapat beberapa faktor penting yang ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata antara lain: a Perjalanan itu dilakukan sementara waktu b Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lainnya c Perjalanan yang dilakukan walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya atau rekreasi. d Orang yang melakukan perjalanan itu tidak bernaksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.3. Pengertian Objek dan Atraksi Wisata