Definisi Teknik Rekonstruksi Maksila: Evaluasi dan Pertimbangan Pra Bedah

BAB 2 REKONSTRUKSI MAKSILA

Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi, indikasi dan kontraindikasi, perawatan rekonstruksi maksila, evaluasi dan pertimbangan pra bedah.

2.1 Definisi

Rekonstruksi maksila adalah rehabilitas perawatan pada defek maksila setelah dilakukan tindakan pembedahan yang melibatkan hilangnya sebagian atau seluruh maksila.

2.2 Teknik Rekonstruksi Maksila:

3,8 Rekonstruksi maksila dikatakan berhasil apabila mampu mengembalikan fungsi dan estetika pada bagian jaringan yang hilang dengan suatu teknik rekonstruksi yang sesuai: 23 a. Split-thickness skin graft dan obturator dental Teknik rekonstruksi yang biasa digunakan pada pasca maksilektomi total atau partial adalah split-thickness skin graft untuk mengembalikan permukaan defek mukosa dan obturator dental untuk menggantikan tulang, gigi dan fungsi pengunyahan. Kelebihan teknik ini adalah mengurangi risiko terjadinya rekuren sel tumor. Penyembuhan epitel lining akan membentuk mukosa lunak lining, meminimalisir pembentukan jaringan granulasi dan mengurangi parut. b. Flep jaringan lunak dan pencangkokan tulang dengan osseointegrated implants Universitas Sumatera Utara Untuk mengembalikan bentuk dan menutup defek yang besar dapat digunakan flep regional atau microvascular free tissue transfer. Bentuk rekonstruksi ini biasanya dikombinasikan dengan pencangkokan tulang. Flep otot temporalis dapat digunakan untuk menutup defek maksila dan dasar tengkorak. Flep bebas microvascular composite juga dapat digunakan pada defek bedah yang besar. Pemindahan vaskular tulang-flep bebas seperti flep krista iliaka, flep fibula atau flep skapula adalah metode yang baik untuk merekonstruksi tulang dan jaringan lunak. Metode yang digunakan untuk membentuk retensi pada protesa fasial biasanya akan dihubungkan antara magnet dan bar dengan osseointegrated implants. Implan ini dapat dimasukkan pada masa bedah primer. Setelah periode penyembuhan 4 - 6 bulan, implan tersebut dapat digunakan sebagai retensi protesa.

2.3 Evaluasi dan Pertimbangan Pra Bedah

Dalam melakukan tindakan bedah, terlebih dahulu mengevaluasi dan mempertimbangkan kondisi pasien untuk menentukan pilihan rekonstruksi yang tepat. 2,14 Beberapa faktor pra bedah yang harus dipertimbangkan yaitu: 1. Jumlah dan tipe jaringan yang akan dibutuhkan 2. Pertimbangan estetis dan fungional 3. Morbiditas donor 4. Lokasi donor 5. Lamanya operasi 6. Kemampuan dalam melakukan pembedahan Universitas Sumatera Utara 7. Evaluasi kondisi umum pasien Evaluasi kondisi umum pasien yaitu: a. Alkoholisme dan pengguna tembakau Kebanyakan pasien yang terkena neoplasma dan kerusakan mandibula disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi tembakau atau minuman beralkohol, sehingga dalam penyembuhan luka sangat sulit dan kemungkinan terjadi komplikasi. b. Status nutrisi Pada pasien yang mengalami defisiensi vitamin dan mineral kemungkinan terjadi anoreksia dan badan menjadi kurus. c. Pra bedah status dental Merupakan suatu pertimbangan penting untuk memformulasikan suatu rencana perawatan pada rekonstruksi. d. Faktor usia Pada pasien lanjut usia, yang mempunyai kesehatan buruk sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan rekonstruksi. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 CANGKOK TULANG