melaporkan berkenaan keberhasilan rekonstruksi dinding tulang orbita dan tengah wajah dengan flep fibula bebas. Juga terdapat banyak laporan kasus yang
mendiskripsikan bahwa penggunaan flep ini dapat merekonstruksi berbagai bentuk defek pada tulang maksila. Flep fibula dengan osseointegrated implants dapat
memberikan hasil yang memuaskan secara fungsional dan estetika dengan periode evaluasi yang cukup lama.
1
5.1 Klasifikasi
Klasifikasi defek pada maksila adalah menurut ukuran, lokasi dan kompleksitas anatomi. Juga berdasarkan tipe jaringan yang diperlukan untuk
direkonstruksi yaitu: -
Jaringan lunak -
Tulang -
Komposit -
Jaringan khusus, sebagai contoh, saraf Defek tulang mempunyai komponen jaringan lunak yang masih dalam
keadaan baik disekitarnya sehingga mudah menentukan jaringan hilang yang dominan pada defek.
Brown dkk. mengklasifikasikan defek maksilektomi menurut dimensi vertikal dan horizontal.
8,10
Komponen vertikal: Klas I : Maksilektomi dengan tiada fistula oro-antral
Klas II : Maksilektomi rendah Klas III : Maksilektomi tinggi
Universitas Sumatera Utara
Klas IV : Maksilektomi radikal Komponen Horizonal:
a. Unilateral alveolar maksila dan reseksi palatum; kurang atau sama dari separuh
alveolar dan reseksi palatum tidak termasuk septum nasal atau melepasi midline.
b. Bilateral alveolar maksila dan reseksi palatum; termasuk reseksi kecil yang
melewati midline tulang alveolar termasuk septum nasal. c.
Seluruh alveolar maksila dan palatum keras dibuang.
1
5.2 Tindakan Pra Bedah
Sebelum tindakan bedah, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, diantaranya pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratoris, dan pemeriksaan radiografis.
Gambar 1 : Sistem klasifikasi Brown untuk defek tulang maksila Peng X, Guang-yan Y, Chuan-bin G et al. Maxillary reconstruction with the free fibula
flap. Plast. Reconstr. Surg. 115:1562, 2005
Universitas Sumatera Utara
Pada prosedur pencangkokan tulang dilakukan anestesi umum di ruang bedah. Untuk pemakaian antikoagulan digunakan heparin dan papavarin supaya mereduksi
probabilitas dari trombosis vaskular.
5.3 Teknik Bedah
9,22
Donor cangkok kaki biasanya diseleksi dari sisi yang sama pada defek maksila. Flep komposit fibula bebas terdapat tulang fibula, lapisan kulit, dan jaringan
otot. Tulang fibula dihubungkan untuk membentuk kembali prosesus alveolar. Lapisan kulit digunakan untuk menutupi bagian defek mukosa dan jaringan otot
untuk mengisi kavitas maksila. Model maksila dan mandibula dibentuk terlebih dahulu sebelum pembedahan. Plat bedah resin dibuat pada model sebagai rencana
perawatan. Hal ini harus diperhatikan untuk memastikan jarak antara maksila dan mandibula diukur berdasarkan hubungan oklusi antara gigi geligi dan tulang fibula
pada posisi tiga dimensi yang adekuat untuk restorasi dental sewaktu pembedahan.
1
Pengambilan flep fibula dibuat menurut metode Hidalgo. Semua tulang pendukung harus terhubung dengan flep fibula di bagian tengah wajah. Pembuluh
darah bagian leher atas haruslah diisolasi. Seringkali, kelenjar submandibular dibuang untuk memperbaiki akses jaringan pedikel vaskular ke bagian defek maksila. Saluran
dibuat pada bagian mandibula-tengah dari bagian leher atas ke defek maksila kemudian saluran pedikel vaskular dibuat selebar ukuran dua jari.
Osteotomi dilakukan pada tulang fibula dan dibentuk sesuai lengkung alveolar yang hilang. Osteotomi tersebut diambil dari bagian distal ke proksimal seperlunya
dan yang berlebih dibuang. Segmen-segmen tulang difiksasi dengan plat titanium mini. Kemudian, flep fibula dipindahkan ke resipien dengan pedikel melalui saluran
1,15
Universitas Sumatera Utara
ke bagian leher. Plat pembedahan diletakkan ke dalam kavitas oral dengan relasi oklusi normal antara gigi-gigi yang ada bertujuan menuntun pembentukan kembali
lengkung alveolar. Osseointegrated implants ditempatkan 3 sampai 6 bulan setelah prosedur awal ini dimana plat titanium mini digunakan untuk memasang tulang fibula
pada tulang pendukung. Anastomose mikrovaskular dibuat setelahnya. Muskulus halusis fleksor digunakan untuk mengisi kavitas maksila dan lapisan kulit dijahitkan
pada mukosa oral.
1,15
Gambar 2 : Pandangan pra bedah pada pasien dengan palatal
adenokarsinoma. Peng X, Guang- yan Y, Chuan-bin G et al. Maxillary
reconstruction with the free fibula flap. Plast. Reconstr. Surg. 115: 1562,
2005
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3: Pandangan intra bedah dari defek maksila setelah dilakukan bedah Maksilektomi Peng X, Guang-yan
Y, Chuan-bin G et al. Maxillary reconstruction with thefree fibula flap. Plast. Reconstr. Surg. 115:1562, 2005
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4 : Atas Pandangan dari pengambilan flep komposit fibula; osteotomi dibuat untuk membentuk fibula menjadi lengkung alveolar. Bawah Tulang fibula
dipasang pada maksila dengan ossseointegrated implants jenis titanium. PengX, Guang-yan Y, Chuan-bin G et al. Maxillary reconstruction with the free fibula flap.
Plast. Reconstr. Surg. 115:1562, 2005
Gambar 5: Pandangan pasca bedah setelah 6 bulan Peng X, Guang-yan Y,
Chuan-bin G et al. Maxillary reconstruction with the free fibula flap.
Plast. Reconstr. Surg. 115:1562, 2005
Universitas Sumatera Utara
Perlu diperhatikan bahwa setiap teknik rekonstruksi harus memenuhi kriteria
objektif sebagai berikut:
1
1. Obliterasi defek
2. Restorasi fungsi pengunyahan dan bicara
3. Mendukung struktur rekonstruksi pada bagian eksternal wajah
4. Estetis wajah pasien.
4.4 Perawatan Pasca bedah