BAB 3 CANGKOK TULANG
Pencangkokan tulang merupakan suatu prosedur transplantasi tulang dari daerah donor ke daerah resipien untuk membantu penyembuhan, memperkuat atau
memperbaiki fungsi dan anatomi. Pada bab ini akan dibahas fisiologi tulang, prinsip cangkok tulang dan proses penyembuhan tulang.
3.1 Fisiologi Tulang
Pada proses penyembuhan tulang dibutuhkan proliferasi sel dan sintesis kolagen. Fase yang pertama terjadi adalah osteogenesis. Pada awalnya tulang
terbentuk dalam graft yang dihasilkan oleh sel-sel transplantasi yang berproliferasi dan membentuk osteoid baru. Fase ini terjadi selama 4 minggu pertama dan terjadi
osteogenesis yang dibentuk dari sel-sel jaringan ikat hospes dan tulang. Pada fase kedua terjadi resobsi dan remodeling yang menghasilkan struktur tulang yang
terorganisir. Fase kedua ini berlangsung dalam jangka panjang dan bertahan selama 6 bulan atau lebih, dimana tulang hasil fase pertama akan digantikan.
3.2 Prinsip Cangkok Tulang
11
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada prosedur pencangkokan tulang, yaitu:
1. Kemampuan operator
11
Cangkok tulang merupakan suatu prosedur kepekaan teknis yang besar. Cangkok tulang bebas biasanya sudah dalam keadaan lemah akibat terganggunya
suplai darah. Jika dasar resipien menunjukkan vaskularisasi yang menurun dan
Universitas Sumatera Utara
selularitas yang berkurang akibat adanya sikatrik, kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Dengan demikian, para ahli bedah harus memperhatikan segala aspek
pembedahan. 2.
Inflamasi Inflamasi merupakan salah satu tanda awal kegagalan pencangkokan tulang.
Tindakan asepsis harus dipertahankan selama pembedahan, saat pengambilan, penanganan bahan cangkok dan penanaman pada dasar resipien. Sebaiknya, bahan
cangkok ditransfer langsung dari donor ke lokasi resipien. Penundaan yang diperbolehkan adalah sewaktu mempersiapkan bahan cangkok untuk menghindari
terjadinya rongga kosong. Rongga kosong akan meningkatkan pembentukan hematom yang akan menghambat revaskularisasi dan menjadi tempat
perkembangbiakan bakteri. 3.
Daerah resipien Keberhasilan osteogenesis sebagian besar tergantung pada kualitas jaringan
dasar resipien. Jika dasar resipien telah terinflamasi sebelumnya, maka harus menunggu minimal 3 sampai 4 bulan setelah inflamasi hilang sebelum melakukan
pencangkokan. Eksisi dilakukan pada jaringan sikatrik untuk mendapatkan jaringan dasar yang bervaskularisasi. Pada kasus penundaan rekonstruksi, tulang yang padat
diambil hingga terjadi perdarahan tulang yang seringkali melebarkan daerah kecacatan. Jika bahan cangkok ditempatkan untuk rekonstruksi, dekortikasi bahan
cangkok dan permukaan tengah resipien harus dilakukan, biasanya memanjang 1-2 cm dari tepi atau batas reseksi.
4. Immobiliasi
Universitas Sumatera Utara
Kegagalan mendapatkan fiksasi atau immobilisasi yang adekuat merupakan salah satu penyebab utama dari kegagalan prosedur pencangkokan tulang pada
mandibula. Memodifikasi mandibula pada saat reseksi atau rekonstruksi, akan membantu stabilisasi atau fiksasi.
3.3 Proses Penyembuhan Tulang