2.3.2. PENYEBAB HIPERTENSI
Hipertensi telah diklassifikasikan menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang belum
diketahui akibatnya 90 daripada seluruh hipertensi. Beberapa keadaan telah dikaitkan dengan hipertensi primer yaitu perubahan pada jantung dan pembuluh darah
bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Faktor-faktor penyebab hipertensi primer adalah faktor genetik, hiperaktivasi sistem saraf simpatis,
sistem renin angiotensin, defek natriuresis serta konsumsi alkohol yang berlebihan Dosh S.A., 2009. Manakala hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diakibatkan
oleh penyakit lain. Sekitar 5-10 penderita hipertensi adalah akibat daripada penyakit ginjal dan sekitar 1-2 adalah akibat kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu pil kontrasepsi. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan psikologis, stress dan ketegangan bisa menyebabkan hipertensi Adcock B.B. et al.,
1997. Terdapat juga beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan hipertensi dan faktor-faktor ini dapat dikontrol untuk mengelak terjadinya hipertensi pada
masyarakat. Faktor keturunan dan usia merupakan faktor yang paling berperanan dalam
kejadian hipertensi dan faktor ini tidak dapat diubah. Statistik telah menunjukkan bahwa individu yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi cenderung menghidapi
hipertensi lebih besar. Kejadian hipertensi juga lebih sering terjadi pada kembar identik daripada kembar tak identik. Sebuah penelitian juga menunjukkan 30-40
masalah hipertensi dikaitkan dengan genetik. Kejadian hipertensi juga meningkat dengan bertambahnya umur individu Kingwell B et al,2007. Pada usia lanjut
pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang. Ini menyebabkan hipertensi turut digolongkan sebagai salah satu penyakit degeneratif.
Namun, tekanan darah dapat dikendalikan agar tidak melewati batas normal dengan menerapkan gaya hidup sehat pada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Faktor gizi juga merupakan satu faktor penyebab hipertensi dan faktor ini dapat dikendalikan. Pengambilan garam yang berlebihan dapat mengakibatkan hipertensi
pada sesetengah orang khususnya penghidap diabetes, prehipertensi dan pada orang usia lanjut. Makanan yang mempunyai kolesterol yang tinggi juga dapat berhubungan
dengan hipertensi. Makanan yang berlemak atau berkolesterol tinggi dapat mengakibatkan penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Ini secara
langsung akan meningkatkan tekanan perifer pada sistem peredaran darah sehingga meningkatkan tekanan darah. Hal ini juga dikaitkan hubungan antara kegemukan dan
obesitas. Keadaan yang membimbangkan adalah apabila seseorang mengalami sindroma metabolik yang merupakan kombinasi daripada hipertensi, obesitas,
diabetes mellitus tipe 2, hiperkolesterol dan arteriosklerosis. Sindrom ini sulit ditangani keran terdapat pelbagai penyakit dan kompliksai yang menyertai sindrom
ini. Konsumsi alkohol dan minuman yang mengadungi kafein juga dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan
ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
Berolahraga dapat mengurangkan resiko hipertensi namun, pada pasein hipertensi tidak dianjurkan berolahraga yang berat kerana dpat meningkatkan kerja jantung yang
memperberatkan hipertensi yang dialaminya.
2.3.3. PENGUKURAN TEKANAN DARAH