dan diabetes dibanding dengan pear shape yang distribusi lemak lebih banyak di bagian bawah pinggul dan paha. Rosengren A et al.2008
Keadaan yang sangat membimbangkan pada individu obesitas adalah kesehatan yang membimbangkan jika tidak ditangani dengan awal. Obesitas secara langsung
akan meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus tipe 2, hipertensi, stroke, infark miokardium, gagal jantung, batu kandung
kemih, arthritis gout, tidur apneu kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur dan Sindroma Pickwikian. Kathryn L et al,2008.
2.1.2 PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO OBESITAS
Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Secara ilmiah obesitas terjadi akibat kelebihan asupan makanan atau energi didalam
tubuh. Penyebab ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas, namun keadaan ini disertai oleh pelbagai faktor yang dapat dihindari
untuk mengelakkan obesitas. Faktor genetik merupakan faktor utama terjadinya obesitas. Obesitas diduga cenderung diturunkan kerana mempunyai penyebab
genetik. Tetapi pola pemakanan dan kebiasaan gaya hidup turut mendorong kepada obesitas. Faktor genetik dan faktor gaya hidup sangat sukar untuk dipisahkan.
Lingkungan ini termasuk perilakupola gaya hidup misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya. Seseorang tentu saja
tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik
memberikan pengaruh sebesar 33 terhadap berat badan seseorang. Faktor psikologika juga berperanan penting didalam obesitas. Terdapat beberapa
sumber mengatakan bahwa pola makan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Persepsi diri yang negatif merupakan salah satu daripada contoh bentuk gangguan
emosi yang dapat meningkatkan pola makan individu. Gangguan ini merupakan
Universitas Sumatera Utara
masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas dan biasa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukkannya serta rasa tidak
nyaman dalam pergaulan sosial. Gangguan ini dapat mengakibatkan dua pola makan abnormal yang dapat menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat
banyak binge dan makan dimalam hari. Pola makan ini sentiasa dikaitkan dengan stress dan kekecewaan. Binge sangat mirip dengan bulimia nervosa, yaitu seseorang
yang makan sangat banyak, yang membedakannya ialah binge tidak diikuti dengan memuntahkannya kembali.
Terdapat juga beberapa faktor kesehatan yang bisa mengakibatkan obesitas. Hipotiroidisme merupakan penyakit yang ditandai dengan berkurangnya hormon
tiroid di dalam tubuh. Pada orang dewasa hipotiroid dapat mengakibatkan cepat lelah, penambahan berat badan dan turunnya denyut nadi. Selain ini kebanyakkan hormon
kortrikosteroid juga dapat mengakibatkan obesitas. Keadaan ini dinamakan sindroma Cushing yang disebabkan stimulasi berlebihan pada kelenjar adrenal oleh hormon
ACTH. Sindrom ini juga mengakibatkan peningkatan berat badan dan berperan langsung dalam menentukan BMI individu. Pengambilan obat-obat tertentu seperti
steroid dan anti-depresi juga berperanan untuk terjadinya obesitas. Faktor perkembangan dan aktivitas fisik juga sangat berperanan dalam obesitas.
Dari hasil beberapa penelitian, penderita obesitas mengalami penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak atau keduanya menyebabkan bertambahnya jumlah lemak
yang disimpan dalam tubuh Volek JS, Vanheest JL, Forsythe CE, 2005. Obesitas biasanya terjadi pada masa kanak-kanak lagi dan bisa memiliki sel lemak 5 kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Obesitas yang terjadi pada anak mempunyai resiko yang besar unutk menghidapi obese pada waktu
dewasa Barnes LA, Opitz JM, 2007. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi
jumlah lemak di dalam setiap sel. Berkurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat terutama pada negara berkembang. Aktivitas fisik dapat meningkatkan penggunaan
kalori yang berlebihan didalam tubuh namun pada orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan
kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Selain daripada faktor genetik, faktor-faktor lain yang menyebabkan obesitas dapat dielakkan untuk mencegah kejadian obesitas di kalangan masyarakat. Namun
tingkat kesedaran masyarakat terhadap bahayanya obesitas masih lagi dalam keadaan membimbangkan. Masyarakat tidak mengambil perhatian terhadap masalah ini dan
berhubung ke dokter apabila masalah ini telah menimbulkan pelbagai penyakit yang lain. Faktor makanan yang mengandungi banyak lemak juga merupakan salah satu
faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi
yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun
kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji
sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal
yang patut diperhatikan.
2.1.3. BMI dan DIAGNOSA