Rambu-rambu pers ada lima yaitu kode etik jurnalistik, Undang-Undang Pokok Pers, Undang-Undang Penyiaran, Undang-Undang IT dan KUHP.
Berdasarkan pasal 1 UU No.40 tahun 1999 tentang pers disebutkan bahwa pers merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, meyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar serta data-data grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 40 tentang pers disebutkan bahwa: 1.
Pers nasional mempunyai fungsi sebagai informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat 1 pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
2.5 Tinjauan Umum Tentang Jurnalistik
2.5.1 Pengertian Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata Journ dalam bahasa Perancis, Journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau laporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik
adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik.
Onong Uchjana Effendy mengemukakan, secara sederhana jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai
menyebar luaskannya kepada masyarakat 2003:95. Setelah memperhatikan dan menyelami para pendapat pakar tersebut, dengan
segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka dalam buku tersebut peneliti mendefinisikan jurnalistik sebagai berikut. Secara teknis, jurnalistik adalah
kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan meyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan
secepat-cepatnya.
2.5.2 Bentuk Jurnalistik
Dilihat dari segi bentuk dan pengolahannya, jurnalistik dibagi kedalam tiga bagian besar : jurnalistik media cetak newspaper and magazine journalism,
jurnalistik media eletronik auditif radio broadcast journalism, jurnalistik media elektronik audio visual television journalism.
Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, jurnalistik tabloid harian, jurnalistik tabloid mingguan dan jurnalistik majalah. Jurnalistik media
auditif adalah jurnalistik radio siaran. Jurnalistik media elektronik audiovisual adalah jurnalistik televisi siaran dan jurnalistik media online internet.
Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Ciri dan kekhasannya itu antara lain terletak pada aspek filosofi penerbitan, dinamika
teknis persiapan dan pengelolaan serta asumsi dampak yang ditimbulkan terhadap khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Sebagai contoh, filosofi surat kabar
harian menekankan pada segi keunggulan dan kecepatan dalam perolehan dan penyebaran informasi. Sedangkan filosofi penerbitan majalah berita mingguan lebih
banyak menekankan segi kelengkapan dan kedalam informasi serta ketajaman daya analisisnya.
2.5.3 Jurnalistik Media Cetak
Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun
kata dalam rangkaian kalimat dan paragraph yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjukkan pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata
letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Materi berita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal yang sangat penting. Namun bila
berita tersebut tidak ditempatkan dengan baik, dampaknya akan kurang berarti. Hal ini yang harus diperhatikan oleh bagian desain visual, tata letak dan perwajahan.
Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik,
membangkitkan minat dan selera baca surat kabar, majalah dan tabloid, selera dengar radio siaran dan selera menonton televisi. Inilah antara lain yang
membedakan karya jurnalistik dengan karya yang lainnya seperti karya ilmah.
2.6 Tinjauan Tentang Surat Kabar
2.6.1 Pengertian Surat Kabar
Surat kabar bisa dikatakan sebagai media massa tertua sebelum ditemukan film, radio dan televisi. Salah satu kelebihan surat kabar adalah mampu memberi informasi
yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan.
Berbicara tentang surat kabar sebagai salah satu media massa, maka permasalahan itu senantiasa berhubungan dengan jurnalistik, secara fungsional
jurnalistik memang tidak dapat dipisahkan dengan surat kabar atau pers, sehingga jurnalistik adalah bentuk komunikasinya, sedangkan pers adalah media dimana jurnal
disalurkan. Terbitan yang menitikberatkan pada penyampaian berita, yang sering disebut
dengan harian, karena terbit tiap hari. Sebutan harian sebenarnya untuk membedakan dengan terbitan lain yang terbit tiap minggu, bulan dan lain sebagainya yang bisaanya
disebut majalah atau tabloid. Seiring pula disebut dengan Koran karena dibuat dari jenis kertas koran. Surat
kabar sebetulnya kata lain dari pers, tapi kemudian pengertiannya semakin luas. Kini televisi dan radio diklasifikasikan juga sebagai pers. Arti pers yang sebenarnya adalah
menekankan huruf-huruf keatas kertas yang hendak dicetak maka segala barang yang pernah “di press” itu lantas disebut pers Palapah, 1993 :101-102