Kreativitas BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kreativitas

Kreativitas merupakan dimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan peranannya sebagai dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta didik yang sehat, produktif, dan inovatif. Secara umum kreativitas dapat dijabarkan sebagai berikut: Menurut Suratno 2005:24, kreativitas adalah suatu aktivitas imajinatif yang memanifestasikan kecerdikan dari pikiran yang berdaya untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan caranya sendiri. Menurut Yeni dan Euis 2005: 14, kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Rodhes dalam Munandar 1999: 20, mengutarakan bahwa kreativitas adalah pribadi person kreatif yang melibatkan diri dalam proses process kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan press dari lingkungan, menghasilkan produk product kreatif. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu aktivitas imajinatif yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru untuk menyelesaikan suatu masalah dengan caranya sendiri. Menurut Suratno 2005:39-43, kreativitas anak dapat dikembangkan melalui pendekatan 4 P, antara lain: 1. Pribadi Kreativitas adalah keunikan individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Press atau pendorong Kreativitas dapat diwujudkan jika didukung oleh lingkungan dan kemauan dari dalam dirinya yang kuat melalui faktor dari dalam maupun luar. 3. Proses Pemunculan kreativitas anak diperlukan proses melalui pemberian kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif yang tidak dapat diwujudkan secara instan. 4. Produk Kondisi pribadi dan lingkungan erat kaitannya dengan proses kreatif yang dihasilkan oleh seseorang. Secara umum, kreativitas akan terbentuk jika dibangkitkan melalui lima perilaku kreatif Parnes dalam Yeni dan Euis, 2005: 14-15 sebagai berikut: 1. Fluency kelancaran, yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah. 2. Flexibility keluwesan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ideguna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa. 3. Originality keaslian, yaitu kemampuan memberikan respon yang unik dan luar biasa. 4. Elaboration keterperincian, yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan. 5. Sensitivity kepekaan, yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Hurlock 1999:11, mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu: 1. Waktu Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru dan original. 2. Kesempatan menyendiri Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif. 3. Dorongan Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa. Untuk menjadi kreatif harus terbebas dari ejekan dan kritik yang sering kali dilontarkan pada anak yang tidak kreatif. 4. Sarana Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas. 5. Lingkungan yang merangsang Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi, suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial. 6. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif Orang tua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri. 7. Cara mendidik anak Mendidik anak secara demokratis di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter memadamkannya. 8. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif. Menurut Munandar dalam Yeni dan Euis, 2005:36-37 kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak: 1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. 2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. 3. Bersibuk diri dalam kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, tetapi terlebih juga memberikan kepuasan kepada individu 4. Kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide baru, penemuan baru, dan teknologi baru, untuk mencapai hal ini , sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif harus dipupuk sejak dini.

B. Bermain Balok Geometri 1. Bermain