Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual

b. Faktor penegak hukum Bahwa faktor penegak hukum ini menentukan proses penegakan hukum yaitu pihak-pihak yang menerapkan hukum tersebut, adapun pihak-pihak ini yang langsung terkait dalam proses fungsionalisasi hukum pidana terhadap perbuatan yang merusak objek dan daya tarik wisata. c. Faktor prasarana dan fasilitas Penegakan hukum akan berlangsung dengan baik apabila didukung dengan sarana dan fasilitas yang cukup. Sarana dan fasilitas ini digunakan untuk mencapai tujuan yaitu masyarakat yang tertib dan taat hukum. d. Faktor kesadaran hukum Merupakan bagian terpenting dari masyarakat yang menentukan penegakan hukum dan kesadaran hukum merupakan pandangan yang hidup dalam masyakarakat tentang apa hukum itu, sedangkan kesadaran hukum masyarakat yang memungkinkan dilaksanakannya penegakan hukum itu.

2. Konseptual

Kerangka konseptual adalah penggambaran antara konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan, dengan istilah yang akan diteliti dan atau diuraikan dalam karya ilmiah. Kerangka konseptual dalam karya ilmiah hukum mencakup 5 lima ciri, yaitu a konstitusi, b undang-undang sampai ke peraturan yang lebih rendah, c traktat, d yurisprudensi, dan e definisi operasional. 10 10 Zainudin Ali, 2009: 96 . Adapun pengertian dasar dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Upaya adalah usaha; ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. 11 b. Pelaku kejahatan adalah setiap orang yang melakukan perbuatan melanggar atau melawan hukum sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang. 12 c. Penanggulangan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya sesuatu perbuatan yang dilarang oleh Undang –Undang yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia. 13 d. Kosmetik tanpa ijin edar adalah kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatannya dan atau belum memiliki ijin edar. 14 e. Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan kosmetik pengadaan, pengangkutan, pemberian, penyerahan, penjualan dan penyediaan di tempat serta penyimpanan baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan, pemindahtanganan. 15 f. Ijin edar adalah n otifikasi yang dilakukan sebelum kosmetika beredar, dikeluarkan melalui Kepala Badan POM RI. 16 g. Sediaan farmasi adalah adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. 17 11 http:kamusbahasaindonesia.org 12 P.A.F. Lamintang , 1997, Dasar Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1997 13 Ibid 14 Peraturan Pemerintah Nomor: 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Makanan. 15 Undang-Undang Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 16 Ibid 17 Ibid h. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan danatau memperbaiki bau badan atau melindun-gi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. 18 Balai Besar POM di Bandar Lampung adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Badan POM RI di wilayah provinsi Lampung, melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor Nomor: 05018SKKBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor Nomor: 05018SKKBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM.

D. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN AKIBAT PEREDARAN PRODUK MAKANAN YANG TIDAK MEMENUHI STANDARISASI MUTU (Studi di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Surabaya)

0 4 2

PERAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN LAMPUNG DALAM PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PENJUALAN OBAT TRADISIONAL TANPA IZIN EDAR

0 12 57

PERLINDUNGAN KONSUMEN AKIBAT MENGGUNAKAN KOSMETIK TANPA IZIN EDAR ( STUDI PADA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BANDAR LAMPUNG )

10 66 52

Kinerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung Dalam Mengawasi Peredaran Kosmetik Ilegal Di Propinsi Lampung

1 19 73

KOORDINASI KEPOLISIAN POLDA LAMPUNG DAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) BANDAR LAMPUNG UNTUK MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT DAN MAKANAN BERBAHAYA

1 13 71

PELAKSANAAN PENGAWASAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP PEREDARAN KOSMETIK ILEGAL PADA KLINIK KECANTIKAN DI BANDAR LAMPUNG

6 69 92

KOORDINASI KEPOLISIAN POLDA LAMPUNG DAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) BANDAR LAMPUNG UNTUK MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT DAN MAKANAN BERBAHAYA

0 10 56

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) TERHADAP MARAKNYA PEREDARAN KOSMETIK ILEGAL DI KOTA PADANG.

0 1 7

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SUPLEMEN FITNES TANPA IJIN EDAR DI WILAYAH BBPOM DI DENPASAR.

0 0 13

PENEGAKAN HUKUM OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP AIR MINUM DALAM KEMASAN TANPA IZIN EDAR

1 2 23