h. Kosmetik adalah
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan danatau memperbaiki
bau badan atau melindun-gi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
18
Balai Besar POM di Bandar Lampung adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Badan POM RI di wilayah provinsi Lampung,
melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor Nomor: 05018SKKBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala
Badan POM RI Nomor Nomor: 05018SKKBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini secara keseluruhan, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual,
dan sistematika penulisan.
18
Ibid
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas pengertian dan pemahaman yang berkaitan pokok masalah, berisikan tentang Kosmetik, Peraturan di Bidang Kosmetik, Pelaku
Tindak Pidana di Bidang Kosmetik, Peran Balai Besar POM di Bandar Lampung dalam Penanggulangan Peredaran Kosmetik Tanpa Ijin Edar,
Faktor-faktor yang menghambat dalam Upaya Penaggulangan Kosmetik Tanpa Ijin Edar
III. METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian secara yuridis empiris, berisikan tentang pendekatan masalah, sumber dan
jenis data, penentuan populasi dan sampel, prosedur pengumpulan dan pengolahan data, dan analisis data.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan tentang
karakteristik responden, Kebijakan hukum pidana dalam penaggulangan pelaku tindak pidana kosmetik tanpa ijin edar, dan Faktor-faktor yang
menghambat upaya penaggulangan terhadap pelaku tindak pidana kosmetik tanpa ijin edar.
V. PENUTUP
Dalam Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, dan saran penulis terkait pokok permasalahan.
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah pendekatan yuridis
normatif dan yuridis empiris, yaitu : 1. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu suatu pendekatan dari sudut hukum
yang berpedoman pada peraturan-peraturan, teori-teori, azas-azas, serta bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas melalui
penelusuran kepustakaan. 2. Pendekatan secara yuridis empiris yaitu suatu pendekatan yang dilakukan
dengan hukum dalam kenyataan baik berupa penilaian, perilaku, pendapat, sikap yang berkaitan dengan pendapat dari para akademisi hukum pidana
terhadap pendistribusian kosmetika tanpa ijin edar yang dapat mengancam kesehatan konsumen yang dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung
dilapangan tentang bagaimana penanggulangan terhadap peredaran kosmetika tanpa ijin edar tersebut yang dapat mengancam kesehatan para konsumen,
pendekatan diatas, diharapkan dapat memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan mendalam terhadap permasalahan yang dibahas dalam skripsi
ini.
B. Sumber dan Jenis Data