2.3.2 Karakteristik Sosial Perkembangan Emosi Anak
2.3.2.1 Perkembangan Emosional EQ Pada  masa  anak  usia  sekoah  school  age,  anak  umumya  akan  dituntut
dapat  mengerjakan  sesuatu  dengan  baik  bahkan  sempurna.  Kemampuan melakukan  hal  inilah  yang  menimbulkan  kepercayaan  diri  anak  dalam
menyelesaikan tugas. Pada masa ini pula anak akan mengalami emosi seperti rasa takut seperti kawatir atau cemas ataupu senang.
Menurut Hurlock 2010:116 emosi yang dialami anak pada umumnya sebagai berikut:
1. Amarah
Anak  mengungkapkan  rasa  marah  dengan  menangis,  berteriak, menggertak, menendang, melompat atau memukul.
2. Takut
Reaksi yang ditunjukan pada saat anak merasa takut adalah panik, berlari, menghindar, menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.
3. Cemburu
Anak  yang  mengalami  cemburu  akan  cenderung    mengungkapkan secaraterbuka  atau  kembali  berperilaku  seperti  nakal  ataupun  pura  sakit
semua dilakukan untuk menarik perhatian. 4.
Ingin Tahu Anak akan menunjukan sikap ingin tahu berupa bereaksi dengan bertanya
tentang apa yang ingin dia ketahui.
5. Iri Hati
Anak  yang  merasakan  akan  membandingkan  apa  yang  dia  punya  dan dengan orang lain dan mengungkapkan untuk memiliki apa yang dimiliki
orang lain. 6.
Gembira Anak  yang  bahagia  akan  mengungkapkan  kebahagiaanya  dengan
tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, atau memeluk. 7.
Sedih Anak  yang  merasa  sedih  cenderung  akan  sedih,  diam,  dan  kehilangan
minat terhadap kegiatan normalnya. 8.
Kasih Sayang Anak akan mengungkapkan kasih saying dengan memeluk, menepuk, dan
mencium apa yang dia sayangi. Anak  akan  mengungkapkan  emosi  dalam  berinteraksi  dengan  teman
sebayanya, dalam hal ini peranan kecerdasan emosi anak sangat berpengaruh pada perkembangan  anak  itu  sendiri,  apabila  anak  tidak  bisa  mengendalikan  dirinya
sendiri  maka  anak  tersebut  akan  mengalami  kesulitan  dalam  berinteraksi  dengan teman sebayanya, pengendalian emosi sejak dini sangat penting untuk membentuk
perkembangan emosi anak yang baik. Menurut  Goleman  dalam  Suyadi  2014:121  kecerdasan  emosi    pada
dasarnya terdiri dari lima wilayah yaitu: 1.
Mengenali dan mengelola emosi diri 2.
Memotivasi diri
3. Mengenali emosi orang lain
4. Membina hubungan
Keberhasilan  anak  dalam  berinteraksi  dengan  teman  sebayanya  sangat  di pengaruhi  bagaimana  anak  tersebut  melakukan  pengendalian  emosi,  karena
apabila  anak  tidak  bisa  mengendalikan  emosinya  besar  kemungkinan  anak tersebut  tidak  di  terima  di  lingkungan  teman  sebayanya,  apabila  anak  tidak
diterima pada lingkungan teman sebayanya dapat  dipastikan anak tersebut  tidak akan bisa berkembang dengan baik.
Menurut  Harlock  2006:231  tercapainya  pengendalian  emosi  sangat penting untuk perkembangan anak karena kelompok sosial mengharapkan semua
anak belajar mengendalikan emosi mereka dan kelompok sosial tersebut menilai mereka dari keberhasilanya melakukan pengendalian emosi.
2.3 Kerangka Berfikir