Pengaruh Sistem Pendelegasian Wewenang Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 REGULER MEDAN

PENGARUH SISTEM PENDELEGASIAN WEWENANG TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT. MOPOLI RAYA MEDAN

SKRIPSI OLEH :

JULI ASRIMA 060502005 MANAJAMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Juli Asrima (2010). Pengaruh Sistem Pendelegasian Wewenang Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan, MP selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Yulinda, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan. Penulis menarik hipotesis bahwa terdapat pengaruh antara sistem pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan. Metode penarikan sampel adalah dengan sampling jenuh, sehingga sampelnya adalah 87 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS versi 14.0 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis regresi linier sederhana, dan koefisien determinan.. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa sistem pendelegasian wewenang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. Koefisien Determinasi sebesar 25,1%. Persamaan regresi penelitian adalah Y = 20,780 + 0,500 X + e


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Ahmad Sigli dan Ibunda Rabiah yang senantiasa memberikan do’a, dukungan baik moril maupun materi, dan semangat.

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Ulfah, MS selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Ibu Ramona RI Hasibuan, SE, MP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

10. Keluargaku tercinta, Ayahanda Ahmad Sigli dan Ibunda Rabiah, kakakku Asri Buliyansih, kedua abangku Ashadi Cahyadi dan Dodi Tisna Amijaya. Terima kasih atas do’a, dukungan, semangat, dan pengertiannya.


(5)

11. Sahabat-sahabatku Rizki Dewi, Devi Amalia, Fransisca PS, Junaidi, Masmia Reningsih, Putri Nanda, Diana Yuwita, Kak Nova. Terima kasih buat motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis.

12. Seluruh teman-teman dan sahabat lainnya di Manajemen 2006: anak-anak grup A, grup B, grup C dan grup D. Terima kasih buat motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis.

13. Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukunganya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, 28 Juni 2010 Penulis

Juli Asrima


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Kerangka Konseptual ... 3

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian... 6

1. Batasan Operasional ... 6

2. Definisi Operasional ... 6

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

5. Populasi dan Sampel ... 10

6. Jenis Data ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

8. Uji Validitas dan Releabilitas ... 12

9. Metode Analisis Data... 13

BAB II URAIAN TEORITIS ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Pengertian dan Prisip Pendelegasian Wewenang ... 16

C. Manfaat dan Kendala Pendelegasian Wewenang ... 20 D. Kunci Pokok Dan Tindakan Agar Pendelegasian Wewenang


(7)

Efektif ... 22

E. Sentralisasi dan Desentralisasi Wewenang dalam Perusahaan ... 24

F. Efektivitas Kerja ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

A.Sejarah Ringkas ... 31

B.Struktur Organisasi ... 32

C.Job Description ... 33

D.Jaringan Usaha atau Kegiatan ... 38

E.Rencana Kegiatan ... 39

F. Sistem Pendelegasian Wewenang Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan ... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43

A.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

B.Analisis Deskriptif ... 47

1. Deskriptif Responden ... 47

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 48

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 48

C. Metode Analisis Statistik ... 49

1. Analisis Tabulasi Sederhana ... 49

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 52

3. Uji t (uji parsial) ... 53


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56 A.Kesimpulan... 56 B.Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Operasional Variabel ... 9

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pekerjaan ... 41

Tabel 4.1 Item Total Statistics (a) ... 43

Tabel 4.2 Item Total Statistics (b)... 44

Tabel 4.3 Reliabilitas Instrumen ... 46

Tabel 4.4 Usia Responden ... 47

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 48

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Responden ... 48

Tabel 4.7 Masa Kerja Responden ... 48

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pendelegasian Wewenang ... 49

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Efektivitas Kerja ... 50

Tabel 4.10 Hasil Regresi Linier Sederhana ... 52

Tabel 4.11 Hasil Uji t ... 54


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

ABSTRAK

Juli Asrima (2010). Pengaruh Sistem Pendelegasian Wewenang Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan, MP selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Yulinda, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan. Penulis menarik hipotesis bahwa terdapat pengaruh antara sistem pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan. Metode penarikan sampel adalah dengan sampling jenuh, sehingga sampelnya adalah 87 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS versi 14.0 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis regresi linier sederhana, dan koefisien determinan.. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa sistem pendelegasian wewenang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. Koefisien Determinasi sebesar 25,1%. Persamaan regresi penelitian adalah Y = 20,780 + 0,500 X + e


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perusahaan pada hakikatnya terdiri dari orang dan peralatan operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan suatu sistem yang jelas untuk mengatur aktivitas yang dijalankan dalam perusahaan. Pelaksanaan aktivitas tersebut tentu melibatkan karyawan, karena pimpinan atau manajer tidak dapat menjalankan semua aktivitasnya tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, digunakan berbagai cara agar tercapai tujuan yang diharapkan salah satunya adalah dengan melakukan pendelegasian wewenang.

Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya atas nama delegator (Hasibuan, 2001 : 72). Dengan adanya pendelegasian wewenang karyawan dapat melaksanakan aktivitas atau pekerjaannya dengan baik dan mengambil tindakan atau memutuskan suatu hal tanpa menunggu perintah atasan. Sehingga dapat mencapai efektivitas kerja karyawan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.

Efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat (Yuli, 2005 :67). Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan efektivitas operasionalnya.


(13)

Karyawan memiliki tugas-tugas yang harus dilakukan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang pada suatu jabatan tertentu. Seorang atasan dengan berbagai tugas yang dimilikinya tentu tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Sehingga perlu dilakukan pendelegasian atau penyerahan tugas kepada bawahan yang sebaiknya disertai dengan pendelegasian wewenang.

PT. Mopoli Raya Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan. Produksi yang dihasilkan perusahaan ini adalah karet dan kelapa sawit (CPO). Perusahaan mengharapkan karyawan dapat bekerja dengan maksimal, untuk itu perlu dilakukan pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahannya. Bawahan memiliki wewenang dalam pekerjaannya maka mereka dapat bekerja dengan tenang, meningkatkan rasa tanggung jawab, dan bekerja tanpa menunggu keputusan atasan. Dengan adanya pendelegasian wewenang yang baik maka pada akhirnya akan mampu menciptakan efektivitas kerja karyawan.

Karyawan PT. Mopoli Raya Medan dalam menjalankan aktivitasnya tidak memiliki wewenang yang cukup untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang telah didelegasikan. Tanggung jawab karyawan terhadap tugas atau pekerjaan tersebut juga kurang. Karena karyawan dalam bekerja selalu menunggu keputusan dari atasan. Sehingga menganggap bahwa hanya atasan yang bertanggung jawab akan hasil dari tugas atau pekerjaan tersebut. Oleh karena itu jika karyawan diberikan wewenang untuk membuat


(14)

keputusan dalam pekerjaannya maka karyawan akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar dan bekerja dengan maksimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Pendelegasian Wewenang Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT. Mopoli Raya Medan”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Masalah merupakan kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan dan cara pemecahannya harus segera diambil. Pada umumnya setiap perusahaan menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Berdasarkan judul skripsi, maka penulis akan merumuskan permasalahan tentang sistem pendelegasian wewenang pada PT. Mopoli Raya yaitu : “Apakah sistem pendelegasian wewenang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan?”.

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2006 : 47). Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya atas nama delegator .Manajer hendaknya memberikan kebebasan, kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan demi lancarnya pelaksanaan tugas yang


(15)

didelegasikan itu. Karena jika manajer terlalu sering mencampuri urusan yang telah didelegasikan, maka dapat menghambat kelancaran tugas bawahan. Sehingga dapat menyebabkan ketidakefektivan kerja karyawan (Hasibuan, 2001 : 75).

Atasan mendelegasikan tugas kepada bawahan, maka ia harus mendelegasikan kekuasaannya. Orang yang diserahi untuk melaksanakan tugas tentu bertanggung jawab dalan pelaksanaan tugas tersebut. Pertanggungjawaban itu hanya dapat dipenuhi sebaik-baiknya jika didelegasikan kekuasaan untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya. Berkaitan dengan pendelegasian terdapat tiga unsur yaitu tugas, kekuasaan, dan pertanggungjawaban (Manullang, 2006 : 107).

Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien (Hasibuan, 2003 : 105). Berdasarkan teori pendukung, maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Pendelegasian Wewenang (X) 1. Tugas

2. Kekuasaan 3. Tanggung Jawab

Sumber : Hasibuan (2001 : 72), Manullang (2006 : 107), Hasibuan (2003 : 105) (diolah) Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Efektivitas Kerja (Y) 1. Kualitas Kerja 2. Kuantitas Kerja 3. Pemanfaatan


(16)

D. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang menerangkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Sistem pendelegasian wewenang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karywan pada PT. Mopoli Raya Medan”.

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh data, hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui gambaran suatu keadaan atau persoalan. Dengan demikian adanya data yang lengkap akan dapat digunakan untuk membuat pemecahan persoalan.

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendelegasian wewenang pada PT. Mopoli Raya Medan terhadap efektivitas kerja karyawannya.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya terkait dengan sistem pendelegasian wewenang yang dilakukan perusahaan terhadap efektivitas kerja karyawan.


(17)

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

F. METODE PENELITIAN

1. Batasan Operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Penelitian dapat dilakukan secara terfokus maka tidak semua masalah diteliti. Untuk itu diperluka n batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai sistem pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi


(18)

objek penelitian adalah Pendelegasian Wewenang sebagai variabel bebas (X) dan Efektivitas Kerja sebagai variabel terikat (Y).

a. Pendelegasian Wewenang

Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya atas nama delegator. Indikator dari pendelegasian wewenang (variabel bebas) yaitu :

1. Tugas

Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang pada suatu jabatan tertentu. Dengan adanya tugas maka akan mendorong karyawan untuk lebih produktif di dalam sebuah perusahaan, sehingga efektivitas kerja dapat tercapai.

2. Kekuasaan

Kekuasaan adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu keputusan yang berhubungan dengan fungsinya tersebut. Dalam menjalankan pendelegasian wewenang dalam sebuah perusahaan harus dilandasi dengan kekuasaan karena dengan kekuasaan seorang karyawan memiliki hak dalam mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan kepentingan dan fungsinya bagi perusahaan.

3. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban adalah memberikan laporan bagaimana seseorang melaksanakan tugasnya dan bagaimana dia memakai wewenang yang diberikan kepadanya. Tanggung jawab merupakan hal terpenting dalam


(19)

menjalankan suatu wewenang perusahaan karena dengan tanggung jawab seorang karyawan dapat memberikan laporan atau pertanggungjawaban suatu keputusan yang telah diambil.

b. Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan benar, sehingga tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Indikator dari efektivitas kerja (variabel terikat) yaitu :

1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterkaitan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.

3. Pemanfaatan Waktu

Pemanfaatan waktu adalah pengggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan.


(20)

Tabel 1.1 Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala Pendelegasian wewenang (X) memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya atas nama delegator.

1. Tugas 2. Kekuasaan 3. Tanggung

jawab

Likert

Efektivitas kerja (Y)

suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien

1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja 3. Pemanfaatan

waktu

Likert

Sumber : Hasibuan (2001 : 72), Manullang (2006 : 107), Hasibuan (2003 : 105) (diolah)

3.Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel yaitu variabel X (Pendelegasian Wewenang) dan variabel Y (Efektivitas Kerja) adalah Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 86).


(21)

Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini maka masing-masing pertanyaan diberi skala 1 sampai 5 dengan skor sebagai berikut :

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Ragu-ragu (RR) = 3

Tidak setuju (TS) = 2 Sangat tidak setuju (STS) = 1

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada PT. Mopoli Raya Jalan Sunggal no. 91 Medan. Waktu penelitian direncanakan bulan April sampai Juni 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2006 : 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan dengan jumlah 87 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Prosedur penarikan sampel menggunakan metode sensus artinya seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Sehingga sampel dalam penelitian adalah 87 orang karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan.


(22)

6. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah berupa dokumen perusahaan atau organisasi dan publikasi yang dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi profil perusahaan, struktur organisasi, dan data yang diperoleh dari hasil pengolahan buku, teori-teori, literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

yaitu dengan membuat daftar pertanyaan tentang pendelegasian wewenang dan efektivitas kerja yang diberikan kepada responden di objek penelitian yaitu karyawan PT. Mopoli Raya.

b. Wawancara

adalah tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan. c. Studi dokumentasi

yaitu mengambil data melalui buku-buku, dokumen, internet, dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(23)

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji ini untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 14.0, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid

2. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Uji ini untuk mengukur apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282). Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur tersebut.


(24)

Pengujian realibilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS versi 14,0.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang karyawan pada PT. Sari Aditya Loka (PT. SAL).

9. Metode Analisis Data

a. Metode Deskriptif

Metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai masalah yang diteliti. Masalah penelitiannya adalah pengaruh sistem pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan.

b. Metode Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan yang dapat dilihat sebagai berikut.

Y=a + bX

Di mana :

Y = Pendelegasian wewenang X = Efektivitas kerja

a = Nilai intercept (konstan) b = Koefisien arah regresi


(25)

c. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji- t)

Uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh pendelegasian wewenang sebagai variabel bebas terhadap efektivitas kerja sebagai variabel terikat. Uji-t menunjukkan secara individual variabel bebas (X) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak dengan variabel terikat (Y).

Bentuk pengujian yang digunakan adalah :

Ho : b1 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari pendelegasian

wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan.

Ha : b1 ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan dari pendelegasian

wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah : Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% .

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%.

2. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen menggunakan software SPSS versi 14.0 semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika determinasi (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas semakin besar menjelaskan variabel ter


(26)

BAB II URAIAN TEORITIS

A. PENELITIAN TERDAHULU

Arief (2007) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Sistem Pendelegasian Wewenang Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Satuan Harapan (Samudra Indonesia Group) Belawan”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pendelegasian wewenang yang dilaksanakan perusahaan berpengaruh dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan PT. Satuan Harapan (Samudra Indonesia Group). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendelegasian wewenang mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Satuan Harapan (Samudra Indonesia Gruop) Belawan. Prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh sistem pendelegasian wewenang sebesar 66,5 % sedangkan sisanya 33,5 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Prianatama (2009) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Koordinasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Karyawan Pada PTPN IV (Persero) Medan”. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh koordinasi terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan PTPN IV Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan, di mana salah satu variabelnya adalah pendelegasian wewenang. Koordinasi mampu


(27)

menjelaskan variabel terikat yaitu efektivitas kerja sebesar 51,9 % dan sisanya 48,1 % dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian.

B. PENGERTIAN DAN PRINSIP PENDELEGASIAN WEWENANG

1. Pengertian Pendelegasian Wewenang

Organisasi besar maupun kecil, swasta maupun pemerintahan, tidak mungkin dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya sistem wewenang. Mengenai pengertian wewenang itu sendiri banyak sekali pendapat para ahli manajemen yang saling berbeda, namun pengertiannya secara garis besar tetap sama.

Menurut Handoko (2003 : 212) wewenang adalah hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Daft ( 2002 : 397 ) Wewenang (authority) adalah hak formal dan legitimasi dari seorang manajer untuk membuat keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai hasil yang diinginkan organisasi.

Pendelegasian wewenang diperlukan untuk memperlancar kegiatan manajemen perusahaan. Delegasi (delegation) merupakan proses bagi para manajer untuk mentransfer wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan-bawahannya dalam hirarki organisasi (Daft, 2002 : 397).

Menurut Hasibuan (2001 : 72) pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya atas nama delegator. Handoko (2003 : 224) menyatakan delegasi wewenang adalah


(28)

proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.

Terdapat dua pandangan mengenai sumber wewenang (Handoko, 2003 : 212) yaitu :

a. Pandangan Klasik atau Teori Formal

Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa wewenang adalah dianugerahkan, wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian hukum dari tingkat ke tingkat. Jadi, pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang keatas sampai sumber terakhir, di mana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.

b. Teori Penerimaan

Teori penerimaan berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang ada dalam yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi wewenang itu ada atau tidak tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak. Persyaratan agar seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan. Persyaratan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Barnard dalam Handoko (2003 : 213)terdiri dari empat hal, yaitu :


(29)

1. Bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh pimpinan atau atasan.

2. Bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten atau tidak bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan organisasi.

3. Bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten mendukung nilai, misi, maupun motif pribadi atau kelompoknya.

4. Bawahan mampu secara mental maupun fisik menjalankan apa yang diperintahkan.

2. Prinsip Pendelegasian Wewenang

Stoner dalam Handoko (2003 : 225) memberikan prinsip klasik mengenai dasar agar pelimpahan wewenang efektif, yaitu :

a. Prinsip Skalar (Skalar Principle)

Prinsip Skalar merujuk kepada pedoman bahwa dalam sebuah proses pendelegasian wewenang harus ada garis wewenang yang jelas dari hierarki yang tertinggi hingga hierarki yang terendah. Garis wewenang yang jelas akan memberikan kemudahan mengenai kepada siapa delegasi harus diberikan, siapa yang akan memberikan delegasi, dan kepada siapa pertanggungjawaban harus dilakukan. Garis wewenang ini juga dimaksudkan agar :


(30)

1. Kesenjangan (gap) yaitu tugas-tugas tidak ada penanggungjawabnya. 2. Tumpang-tindih (overlaps) yaitu tanggung jawab atas tugas yang

sama diberikan kepada lebih dari satu orang individu.

3. Perintah berganda (split of command) di mana tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu satuan organisasi. Bila hal-hal ini terjadi akan menimbulkan kebalauan wewenang dan akuntabilitas.

b. Prinsip Kesatuan Perintah (unity of command)

Prinsip kesatuan perintah menyatakan bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melaporkan kepada seorang atasan. Pelaporan kepada lebih dari satu atasan membuat individu mengalami kesulitan untuk mengetahui kepada siapa pertanggungjawaban diberikan dan instruksi mana yang harus diikuti. Disamping itu, bawahan dapat menghindari tanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alassan banyaknya tugas dari atasan lain.

c. Tanggung jawab, Wewenang, dan Akuntabilitas Prinsip ini menyatakan bahwa :

1. Organisasi dapat menggunakan sumber daya-sumber dayanya dengan lebih efisien, tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu diberikan ke tingkatan organisasi yang pali bawah di mana ada cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.


(31)

2. Konsekuensi wajar peranan tersebut adalah bahwa setiap individu dalam organisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya dengan efektif, dia harus diberi wewenang secukupnya. 3. Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang adalah

akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti individu juga setuju untuk menerima tuntutan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Bagi manajer, selain harus mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya sendiri, juga harus mempertanggungjawabkan pelasanaan tugas bawahannya.

C. MANFAAT DAN KENDALA PENDELEGASIAN WEWENANG

1. Manfaat Pendelegasian Wewenang

Manfaat dari pendelegasian atau pelimpahan wewenang (Sule dan Saefullah, 2005 : 180), antara lain :

a. Pendelegasian wewenang memungkinkan sub bagian atau bawahan mempelajari suatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut.

b. Pendelegasian wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal. Adanya pendelegasian wewenang kepada bawahan, misalnya dalam hal di mana bawahan mengetahui keadaanya, maka akan mendorong hasil yang lebih baik. Karena dilimpahkan kepada orang yang mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan.


(32)

c. Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya pendelegasian wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab.

2. Kendala Dalam Pendelegasian Wewenang

Sekalipun pendelegasian wewenang memiliki sisi manfaat, namun juga tidak terlepas dari kendala dalam pelaksanaannya (Sule dan Saefullah, 2005 : 180) seperti :

a. Staf yang tidak memiliki kemampuan atau kapabilitas untuk menerima dan menjalankan sesuatu yang didelegasikan kepadanya justru akan menghambat pencapaian tujuan ke arah yang lebih baik.

b. Pendelegasian wewenang akan berdampak pada kurang bertanggung jawabnya atasan terhadap apa yang semestinya dilakukan.

c. Pendelegasian wewenang sering kali dilakukan bukan sebagai proses pembelajaran dan pemberian kepercayaan dari atasan kepada bawahan, akan tetapi lebih sebagai pelarian tanggung jaawab atasan kepada bawahan.


(33)

D. KUNCI POKOK DAN TINDAKAN AGAR PENDELEGASIAN WEWENANG EFEKTIF

1. Kunci Pokok agar Pendelegasian Wewenang Efektif

Menurut Sule dan Saefullah (2005 : 181) agar pendelegasian wewenang dapat berjalan secara efektif, maka ada tiga kunci pokok yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Kepercayaan manajer terhadap bawahan dalam mendelegasikan wewenang perlu diiringi dengan pemberian kebebasan kepada bawahan untuk menjalankan kewenangannya manurut caranya sendiri. Hal ini disebabkan bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu.

b. Komunikasi yang terbuka antara manajer dengan bawahan. Keterbukaan dalam komunikasi selain akan memberikan kejelasan akan keinginan kedua belah pihak, juga akan meminimalkan persepsi-persepsi yang keliru akan berbagai hal yang terkain dengan pekerjaan.

c. Kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan dari setiap pekrjaan, dan kemampuan bawahan.

Tanpa memahami dengan baik mengenai ketiga hal ini, bias jadi manajer salah dalam melakukan pendelegasian wewenang.


(34)

2. Tindakan agar Pendelegasian Wewenang Efektif

Delegasi menjadi efektif maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan (Manullang, 2006 : 114) seperti :

a. Unsur delegasi harus lengkap dan jelas

Seorang manajer yang mendelegasikan harus memperhatikan ketiga unsur delegasi dan memberi penjelasan akan masing-masing unsur tersebut. Jadi, harus diperinci apa yang menjadi tugas, demikian pula apa yang menjadi hak atau wewenang serta apa yang diharapkan untuk dihasilkannya bila ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan memakai wewenang yang ada padanya.

b. Manajer harus mendelegasikan kepada orang yang tepat

Tepat tidaknya seseorang untuk menerima delegasi dapat diketahui bila ia sudah memenuhi kualifikasi fisik dan psikis sebagai dibutuhkan oleh jabatannya. Bila sudah terdapat orang yang tepat, maka seorang manajer harus bersedia mendeleger kepadanya, bahkan walaupun bawahan akan mengalamai kegagalan dalam mencapai hasil-hasil yang diharapkan darinya. Dengan kata lain, manajer harus memberikan kesempatan kepada bawahan.

c. Manajer yang mendelegasikan harus memberikan peralatan yang cukup dan mengusahakan keadaan sekitar yang efisien

Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, seseorang perlu mempunyai peralatan yang cukup dan keadaan sekitar yang tempat di


(35)

mana ia melaksanakan tugasnya mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melaksanakan tugas tersebut.

d. Manajer yang mendeleger harus memberikan insentif

Agar seseorang mau melaksanakan tugas sebaik-baiknya, maka harus diberi insentif. Hal itu dapat bersifat material atau non material. Inisiatif mana yang harus diberikan agar seorang bawahan melaksanakan tugas sebaik-baiknya merupakan kewajiban manajer untuk menyelidinya.

E. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI WEWENANG DALAM

PERUSAHAAN

Faktor dan sistem yang dapat menentukan efektivitas suatu organisasi, antara lain adalah sistem sentralisasi dan desentralisasi wewenang dalam organisasi. Menurut Handoko (2003 : 229) sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi, sedangkan desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan wewenang pembuatan keputusan kepada tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.

Berdasarkan defenisi dapat dilihat konsep sentralisasi dan desentralisasi. Konsep sentralisasi berhubungan dengan derajat di mana wewenang dipusatkan, sedangkan desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke bawah, ke divisi-divisi, cabang atau unit-unit organisasi ditingkat yang lebih rendah.


(36)

Sentralisasi dan desentralisasi wewenang secara mutlak pada prakteknya jarang sekali dijumpai. Karena jika wewenang tersebut adalah sentralisasi secara mutlak berarti tidak ada pimpinan tingkat bawah. Adanya pemberian wewenang ke bawah merupakan salah satu ciri dari suatu organisasi. Sebaliknya, tidak mungkin pula dijumpai desentralisasi wewenang yang mutlak. Karena jika pimpinan memberikan seluruh wewenangnya kepada bawahan maka statusnya sebagai pimpinan dan kedudukannya dalam struktur organisasi tidak ada.

Desentralisasi mempunyai nilai hanya bila dapat membantu organisasi mencapai tujuan dengan efisien (Handoko, 2003 : 229). Beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain :

1. Filsafat Manajemen

Banyak manajemen yang masih sangat otoratik dan menginginkan pengawasan ketat. Hal ini akan mempengaruhi kesediaanya untuk mendelegasikan wewenang. Sehingga dalam organisasi yang seperti ini cendrung digunakan sistem desentralisasi.

2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi

Suatu organisasi yang tumbuh dan berkembang melalui sistem desentralisasi menyatakan bahwa tidak akan efisien bila semua wewenang berada pada suatu atau beberapa manajer puncak saja. Terlebih lagi jika pertumbuhannya semakin cepat yang mengakibatkan semakin kompleksnya kegiatan dalam organisasi, sehingga pendelegasian wewenang sangat dibutuhkan.


(37)

3. Strategi dan lingkungan organisasi

Strategi yang dipakai dalam suatu organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, teknologi yang digunakan, dan persaingan yang dihadapi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan dengan matang apakah wewenang itu sebaiknya disentralisasi atau didesentralisasi.

4. Penyebaran geografis organisasi

Umumnya semakin menyebar unit-unit organisasi secara geografis, maka organisasi akan cendrung melakukan desentralisasi wewenang. Karena pembuatan rencana ataupun keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.

5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif

Organisasi yang kekurangan peralatan efektif untuk melaksanakan pengawasan pada unnit-unit di tingkat bawah akan cendrung melakukan sentralisasi, karena manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor pelaksanaan kerja bawahannya.

6. Kualitas manajer

Faktor ini merupakan yang penting karena jika organisasi melakukan desentralisasi maka akan diperlukan lebih banyak manajer yang berkualitas agar dapat menerima pelimpahan wewenang dari atasan.

7. Keanekaragaman produk dan jasa

Semakin beragam produk dan jasa yang ditawarkan oleh suatu organisasi, semakin besar kecendrungan untuk melakukan desentralisasi. Sebaliknya,


(38)

semakin tidak beragam produk atau jasa yang ditawarkan maka organisasi lebih cendrung untuk melakukan sentralisasi.

8. Karakteristik organisasi lainnya

Karakteristik organisasi yang lain seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, kemampuan manajer tingkat bawah, dan sebagainya juga perlu diperhatikan untuk menentukan penggunaan sentralisasi atau desentralisasi wewenang. Berdasarkan uraian ini dapat dinyatakan bahwa konsep sentralisasi dan desentralisasi erat dengan wewenang pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sejauh mana wewenang pengambilan keputusan disentralisasi atau didesentralisasi bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi dalam mencapai tujuan.

F. EFEKTIVITAS KERJA

Organisasi mempunyai tujuan baik organisasi besar maupun kecil. Kendati tujuan organisasi yang satu dengan yang lain berbeda. Oleh sebab itu, dalam dunia penelitian hal ini menimbulkan banyak kriteria dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk memberikan gambaran lebih luas tentang pengertian efektivitas kerja berikut ini ada beberapa pengertian dari para ahli :

a. Tika (2006 : 129) berpendapat bahwa efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen.


(39)

b. Yuli (2005 : 67) menyatakan bahwa efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat.

c. Siswanto (2006 : 55) menyatakan bahwa efektivitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar. Efektivitas berarti kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.

Berdasarkan defenisi yang dikemukakan para ahli dalam uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan benar, sehingga pencapaian tujuan perusahaan berjalan sesuai yang direncanakan. Indikator dari efektivitas kerja (Hasibuan, 2003 : 105) yaitu :

1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterkaitan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.

3. Pemanfaatan Waktu

Pemanfaatan waktu adalah pengggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan.


(40)

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang manaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2003 : 193). Setiap karyawan diharapkan mampu untuk mematuhi segala aturan yang ada. Selain itu, karyawan juga harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin, terutama dengan cara datang tepat waktu ke kantor dan berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Sehingga efektivitas kerja dapat tercapai.

Menurut Hasibuan (2001 : 70) tanggung jawab kerja adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban atau tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Karena adanya tanggung jawab maka karyawan dituntut untuk mampu bekerja dengan sebaik-baiknya.

Upaya dalam meningkatkan efektivitas kerja dapat dilakukan dengan pembinaan karyawan serta jaminan keamanan selama bekerja maupun sesudahnya, dan yang paling penting adalah terjadinya komunikasi dalam pendelegasian wewenang dari atasan ke bawahan.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan. Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal. Sehingga pemanfaatan sumber daya manusia akan lebih berpotensi dan akan lebih mendukung keberhasilan perusahaan.


(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH RINGKAS

PT. Mopoli Raya Medan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet dan pengolahannya yang berdiri pada tahun 1980 berdasarkan akte No. 292 tanggal 17 Desember 1980 atas usaha dari tiga pendiri utama yaitu :

1. H. A. Basyah Ibrahim (Alm) 2. H. M. Sati (Alm)

3. Mustafa Sulaiman

Kepercayaan dan kerja sama dari Bank Ekspor Impor Indonesia, maka pada tahun yang sama dimulailah penanaman kebun sawit di kebun Upah. Hal ini terus berlanjut sampai dengan saat ini areal yang sudah tertanam ± 22.000 Ha. Tersebar didua propinsi yaitu Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Areal yang sudah tertanam tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan perkebunan yang dikoordinir oleh PT. Mopoli Raya Medan. Perusahaan tersebut yaitu :

1. PT. Surya Mata IE 2. PT. Dharma Agung 3. PT. Sumber Asih 4. PT. Perapen

5. PT. Sulaiman Saleh 6. PT. Mazlah


(42)

7. PT. Teunggolon Raya 8. PT. Aloer Timur 9. PT. Puga Company 10. PT. Watu Gede Utama

Kantor Direksi ditempatkan di Jalan Sunggal No. 91 Medan untuk lebih memudahkan urusan administrasi. Sedangkan lokasi pabrik ditempatkan di Kwala Simpang Aceh Timur.

Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Mopoli Raya terletak di Desa Gedong Biara, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Timur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Areal yang digunakan untuk pabrik seluas 6 Ha dan terletak di daerah bukit dengan ketinggian 20-25 m di atas permukaaan laut. Karena pabrik kelapa sawit tersebut terletak di Desa Gedong Biara, maka sering disebut pabrik kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik ini berkapasitas awal 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam. Pada tahun1991 kapasitas pabrik diperluas sehingga menjadi 60 ton TBS per jam. Suatu kapasitas yang cukup untuk menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal sawit.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan wadah dari pelaksanaan kegiatan dan mencerminkan atas pendelegasian wewenang dan tanggung jawab terhadap masing-masing bagian dalam perusahaan.


(43)

Struktur organisasi berguna untuk mencegah adanya kesenjangan maupun tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab serta memudahkan pinpinan perusahaan dalam mengawasi aktivitas sehari-hari. Sebaiknya struktur organisasi perusahaan harus disusun sedemikian rupa dan flesibel untuk kemungkinan diadakan perubahan sesuai dengan perkembangan organisasi. Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya berbentuk garis.

C. JOB DESCRIPTION

Uraian pekerjaan (job description) untuk setiap departemen yang ada di PT. Mopoli Raya Medan adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris Uraian tugas :

a. Mengawasi jalannya perusahaan noleh Direksi b. Untuk menjalankan pengawasan

c. Mengadakan Rapat Umum Tahunan dan Rapat Umum Luar Biasa

d. Dewan Komisaris berhak membebas tugaskan sementara seorang anggota direksi atau lebih karena alasan-alasan penting

e. Memberikan persetujuan terhadap rencana perseroan untuk meminjam uang kepada pihak luar.

2. Biro Komisaris Uraian tugas :

a. Membuat pembagian tugas para anggota biro komisaris


(44)

c. Bersama-sama anggota menyusun usulan rencana Anggaran Tahunan Biro Komisaris.

3. Direksi Uraian tugas :

a. Meewakili perseroan di dalam maupun di luar perusahaan

b. Menjalankan segala tindakan, baik pengurusan maupun pemilikan perusahaan

c. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan RUPS. 4. Direktur Produksi

Uraian tugas :

a. Melaksanakan manajemen tanaman dan pengolahan tanaman yang baik b. Mengadakan koordinasi dengan direktur komersil dan umum mengenai

administrasi kepegawaian, keuangan, dan pengadaan pada unit-unit yang berada di bawahnya.

5. Direktur Komersil dan Umum Uraian tugas :

a. Mengkoordinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur organisasi yang ada untuk mencapau tujuan perusahaan

b. Menjalankan manajemen keuangan sesuai dengan norma-norma yang berlaku, teratur, dan berkesinambungan

c. Membantu dan bertanggung jawab kepada direktur utama perseroan dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya


(45)

d. Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

6. Sekretaris Direksi Uraian tugas :

a. Membuat usulan mengenai standar penomoran dan bentuk-bentuk surat yang akan diterapkan

b. Membuat atau mengetik surat keluar direksi dan membuat registrasinya c. Mengetik SK Direksi, membuat registrasi dan mendistribusikannya. 7. Kepala Bagian Pembiayaan

Uraian tugas :

a. Mengatur pembagian tugas bawahan dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut

b. Bersama para bawahan menyusun usulan anggaran untuk bagian pembiayaan

c. Memonitor tugas Urusan Anggaran dalam melaksanakan penyusunan anggaran tahunan perusahaan.

8. Internal Auditor Uraian tugas :

a. Menyusun rencana kerja dan langkah pemeriksaan yang akan menjadi pedoman bagi auditor

b. Menyusun pembagian tugas para auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan.


(46)

9. Kepala Bagian Komersil Uraian tugas :

a. Menyusun pembagian tugas para bawahan dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut

b. Bersama para bawahan menyusun usulan anggaran tahunan untuk Bagian Komersil

c. Membuat rencana penjualan bulanan berdasarkan rencana produksi pabrik dan kebun.

10. Kepala Divisi Keuangan dan Umum Uraian tugas :

a. Mengkoordinir dan memonitor pelasanaan tugas-tugas bawahan

b. Memberikan pengarahan dalam melaksanakan penyusunan anggaran tahunan dan mengusahakan agar selesai pada waktu yang telah ditentukan c. Menjamin pelaksaana proses pembayaran gaji, proses perencanaan

akuntansi dan peraturan kepegawaian agar berjalan sebagaimana mestinya. 11. Kepala Bagian Personalia dan Umum

Uraian tugas :

a. Mengatur dan mengelola administrasi kepegawaian serta menyimpan arsip-arsip pegawai

b. Mengkordinasikan permintaan alat-alat kantor dan seluruh bagaian atau unit serta membuat surat permintaan pembeliannya untuk diproses sesuai prosedur


(47)

c. Mengurus dan memonitor pembayaran biaya-biaya telepon, listrik, air, perobatan karyawan, dan biaya umum lainnya.

12. Kepala Bagian Pembukuan

Kepala bagian pembukuan bertanggung jawab atas pelaksanaan proses pencatatan akuntansi, proses pembuatan laporan keuangan, penyelesaian pajak perseroan dan menjamin bahwa seluruh transaksi telah dibukukan sebagaimana mestinya.

13. Kepala Bagian Teknik Uraian tugas :

a. Mengevaluasi dan memeriksa anggaran terhadap permintaan barang-barang teknik yang diminta oleh pabrik dan bengkel bermotor serta alat berat

b. Menyiapkan gambar atau sket dan anggaran terhadap rencana investasi perusahaan dalam hal yang berkaitan dengan instalasi, listrik, mesin, dan bangunan-bangunan

c. Membantu direktur Produksi untuk memonitor pelaksanaan pembuatan proyek-proyek perusahaan yang berkaitan dengan tugas bagian teknik. 14. Kepala Bagian Tanaman

Uraian tugas :

a. Membantu atau memberikan masukan kepada manajer kebun apabila pada suatu saat terjadi kesulitan dalam hal perawatan tanaman atau masalah kebun lainnya


(48)

c. Membuat perencanaa pemupukan tahunan berdasarkan hasil analisa daun dan tanah

d. Mengatur pelaksanaan pengambilan contoh daun atau tanah untuk dikirim ke Balai Penelitian agar dapat dianalisa.

15. Manajer Kebun

Manajer kebun bertanggung jawab atas kontinuitas jalannya kebun untuk menghasilkan komoditi-komoditi seperti yang telah ditargetkan dengan biaya-biaya yang tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan.

16. Manajer Proyek Uraian tugas :

a. Memonitor pelaksanaan pemeliharaan tanaman dan prasarana atas proyek yang telah selesai

b. Menyetujui pembelian barang-barang lokal dan pengeluaran kas unit kebun sesuai dengan batas wewenang

c. Mempertanggungjawabkan hasil pengerjaan proyek dan biaya-biaya proyak kepada Direktur Produksi.

D. JARINGAN USAHA ATAU KEGIATAN

PT. Mopoli Raya merupakan induk perusahaan dari beberapa perusahaan yang lain. Unit pabrik kelapa sawit dan unit proyek Aceh Barat merupakan unit yang tergabung dan dimiliki oleh PT. Mopoli Raya. Areal yang sudah tertanam tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan yang dikoordinir oleh PT. Mopoli Raya.


(49)

Kebijakan produk yang dilakukan PT. Mopoli Raya terfokus pada kualitas CPO yang dihasilkan serta wakti pengirimannya. Menyangkut kebijakan harga tergantung pada harga KPB (Kantor Pemasaran Bersama). Kebijakan saluran distribusi terdiri dari dua yaitu saluran distribusi langsung dengan menjual langsung kepada konsumen dan saluran distribusi tidak langsung melalui perantara yaitu GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit). Kebijakan promosi yang dilakukan adalah dengan ikut tergabung dalam Ikatan GAPKI.

Penjualan pada PT. Mopoli Raya biasanya dilakukan dengan sistem kontrak, di mana syarat kontrak adalah harus ada penyerahan panjar atau uang muka atas barang yang diperjualbelikan. Pembayaran panjar oleh pelanggan dicatat sebagai penerimaan kas dan diterima langsung oleh kasir yang bersangkutan.

E. RENCANA KEGIATAN

Lima hal yang harus dilakukan dalam kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit, yaitu :

1. Persiapan

Kegiatan yang meliputi survey dan blok design, di mana survey dilakukan untuk mengetahui penyebaran lahan, topografi, tata guna tanah, dan studi kelayakan. Sedangkan blok design meliputi pekerjaan rencana jalan, blok tanaman, rencana pabrik, dan rencana perumahan.


(50)

2. Pengembangan

Pengembangan yaitu kegiatan pembukaan lahan kemudian diolah sampai ditanami bibit kelapa sawit. Aktivitasnya meliputi land clearing, pembibitan, dan penanaman.

3. Rawat, Pengendalian Hama dan Penyakit

Yaitu aktivitas yang bertujuan untuk memelihara tanaman kelapa sawit, lahan diareal tanaman, dan infrastrukturnya. Aktivitas Rawat dan Pengendalian Hama Penyakit meliput i :

a. Rawat TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) b. Rawat TM (Tanaman Menghasilkan)

c. Pemupukan

d. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT). 4. Panen dan Angkut

Adalah proses kegiatan memetik hasil dari tanaman yang sudah ditanam, perlakuan pasca panen hingga pengangkutan ke pabrik. Aktivitas panen dan angkut meliputi :

a. Persiapan panen b. Pelaksanaan panen c. Pengangkutan ke pabrik.


(51)

5. Administrasi

Adalah semua kegiatan pencatatan terhadap rencana dan pelaksanaan pekerjaaan yang menyangkut tenaga kerja, biaya, waktu, hasil fisik, material dan peralatan.

F. SISTEM PENDELEGASIAN WEWENANG TERHADAP

EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PT. Mopoli Raya Medan merupakan kantor Direksi sebagai tempat urusan administrasi dilakukan. Setiap kebijakan dan peraturan ditetapkan di kantor Direksi yang selanjutnya dikoordinasikan ke anak perusahaannya. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan atasan memberikan atau mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Namun terkadang pendelegasian tugas tersebut tidak diimbangi dengan pendelegasian wewenang yang baik.

Karyawan tidak terbiasa mengambil keputusan dalam melakukan pekerjaan sehingga harus menunggu keputusan dari atasannya. Hal ini dapat menghabiskan waktu dan membuat karyawan selalu menerima bukan mengembangkan kemampuan dirinya. karena selalu menunggu keputusan atasan maka dapat menyebabkan karyawan tidak bekerja efektif. Tabel 3.1 menunjukkan persentase target dengan realisasi pekerjaan yang dapat diselesaikan pada PT. Mopoli Raya Medan.


(52)

Tabel 3.1

Target dan Realisasi pekerjaan yang Dapat Diselesaikan Januari sampai Mei 2010

Bulan Target (%) Realisasi (%)

Januari 100 97

Februari 100 94

Maret 100 90

April 100 88

Mei 100 88

Sumber : PT. Mopoli Raya Medan (2010)

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa realisasi pekerjaan tiap bulan tidak 100 persen terpenuhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh sedikitnya tugas atau beban kerja, karyawan menunggu keputusan atasan untuk mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi karena tidak ada wewenang serta karyawan takut menerima tanggung jawab yang lebih besar. Pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan pada bulan itu tapi dilanjutkan pada bulan berikunya sehingga efektivitas kerja karyawan menurun.


(53)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

1. Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production

and Service Solution) versi 14.0 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah

0,361. Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Item-Total Statistics (a)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation r tabel

Validitas

Q1 61,6333 44,033 ,474 0,361 Valid

Q2 61,9667 46,792 ,231 0,361 Tidak Valid

Q3 61,8000 42,993 ,659 0,361 Valid

Q4 61,6333 43,757 ,661 0,361 Valid

Q5 61,4667 43,637 ,712 0,361 Valid

Q6 61,7000 43,803 ,705 0,361 Valid

Q7 61,6000 41,972 ,740 0,361 Valid

Q8 61,4333 45,151 ,573 0,361 Valid

Q9 61,9000 47,541 ,160 0,361 Tidak Valid Q10 61,8667 45,361 ,545 0,361 Valid Q11 61,8000 43,269 ,589 0,361 Valid Q12 61,7333 43,789 ,574 0,361 Valid Q13 61,7000 43,321 ,535 0,361 Valid Q14 61,4000 44,593 ,529 0,361 Valid Q15 61,4333 45,633 ,461 0,361 Valid Q16 61,4333 45,702 ,502 0,361 valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 14,0 (2010)


(54)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika r hitung > r table, maka pernyataan dinyatakan valid

2. Jika r hitung < r table, maka pernyataan dinyatakan tidak valid

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 16 pernyataan kuesioner ada sebanyak 12 pernyataan yang valid dengan nilai rhitung > rtabel dan 2 pernyataan

yang tidak valid dengan nilai rhitung < rtabel yaitu pernyataan 2 (Saya memiliki

kebebasan dalam mengerjakan tugas yang diberikan) dan pernyataan 9 (Banyaknya volume pekerjaan merupakan hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu). Oleh sebab itu pernyataan 2 dan 9 harus dibuang dan dilakukan uji validitas yang kedua.

Tabel 4.2 menunjukkan hasil uji validitas yang kedua:

Tabel 4.2

Item-Total Statistics (b)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation r tabel

valid

Q1 53,9667 39,551 ,396 0,361 Valid

Q3 54,1333 38,051 ,629 0,361 Valid

Q4 53,9667 38,723 ,635 0,361 Valid

Q5 53,8000 38,579 ,689 0,361 Valid

Q6 54,0333 38,516 ,712 0,361 Valid

Q7 53,9333 37,099 ,711 0,361 Valid

Q8 53,7667 39,840 ,571 0,361 Valid

Q10 54,2000 40,441 ,487 0,361 Valid Q11 54,1333 37,568 ,641 0,361 Valid Q12 54,0667 37,926 ,644 0,361 Valid Q13 54,0333 37,344 ,610 0,361 Valid Q14 53,7333 38,823 ,585 0,361 Valid Q15 53,7667 39,840 ,515 0,361 Valid Q16 53,7667 39,909 ,561 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 14,0 (2010)


(55)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai

Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga

semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Interpretasi item total statistic, yaitu :

1) Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika

variabel tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 52,9667 jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 54,1333 dan seterusnya.

2) Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total

jika variabel (item) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 39,551, sedangkan jika variabel item 2 dihapus adalah 38,051 dan seterusnya.

3) Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk

mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30 di mana nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.


(56)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi.Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel. Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Reliabilitas Instrumen

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliabilitas

Q1 ,904 Reliabel

Q3 ,892 Reliabel

Q4 ,892 Reliabel

Q5 ,890 Reliabel

Q6 ,890 Reliabel

Q7 ,888 Reliabel

Q8 ,895 Reliabel

Q10 ,898 Reliabel

Q11 ,892 Reliabel

Q12 ,892 Reliabel

Q13 ,893 Reliabel

Q14 ,894 Reliabel

Q15 ,897 Reliabel

Q16 ,895 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 14,0 (2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pernyataan tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pernyataan dinyatakan reliabel.


(57)

B. ANALISIS DESKRIPTIF 1. Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh sikap konsumen tentang pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja. Variabel pendelegasian wewenang (X) terdiri dari 6 butir pernyataan, sedangkan variabel efektivitas kerja (Y) terdiri dari 8 pernyataan. Kuesioner ini disebarkan kepada karyawan PT. Mopoli Raya Medan yang berjumlah 87 orang.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4

Usia Responden

usia Jumlah Responden Persentase(%)

20-32 10 11,49

33-42 55 63,21

45-52 22 25,28

Jumlah 87 100%

Sumber : Kuesioner ( data diolah ) 2010

Tabel 4.4 menunjukkan mayoritas usia responden 33-42 tahun adalah sebesar 63,21 %, usia 20-32 tahun adalah sebesar 11,49%, dan usia 45-52 tahun adalah sebesar 25,28%.


(58)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.5

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-Laki 48 55,17

Perempuan 39 44,82

Jumlah 87 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah) 2010

Tabel 4.5 menunjukkan mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki sebesar 55,17% dan perempuan 44,82%.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.6

Tingkat pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Persentase

SMU 46 52,87

Diploma 15 17,24

S1 25 28,73

Pasca 1 1,14

Jumlah 87 100%

Sumber : Kuesioner (data diolah) 2010

Tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMU sebesar 52,87%, S1 sebesar 28,72%, Diploma sebesar 17,24% dan Pasca Sarjana hanya 1,14%.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.7

Masa Kerja Responden

Masa Kerja Frekuensi Persentase

1-5 15 17,24

6-10 28 32,18

>10 44 50,57

Jumlah 100%


(59)

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat masa kerja responden dari 1-5 tahun sebesar 17,24%, masa kerja 6-10 tahun sebesar 32,18%, dan yang paling banyak adalah responden dengan masa kerja >10 tahun yaitu sebanyak 50,57%.

C. METODE ANALISIS STATISTIK

1. Analisis Tabulasi Sederhana

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.

a. Distribusi jawaban responden atas variabel Pendelegasian Wewenang (X)

Tabel 4.8

Distribusi jawaban responden atas variabel Pendelegasian Wewenang (X)

item SS S RR TS STS Total

F % F % F % F % F %

1 32 36,8% 50 57,5% 4 4,6% 1 1,1% 0 0% 87

2 21 24,1% 58 66,7% 6 6,9% 2 2,3% 0 0% 87

3 21 24,1% 60 69% 6 6,9% 0 0% 0 0% 87

4 40 46% 45 51,7% 2 2,3% 0 0% 0 0% 87

5 40 46% 44 50,6% 3 3,4% 0 0% 0 0% 87

6 42 48,3% 43 49,4% 2 2,3% 0 0% 0 0% 87

Sumber : kuesioner (2010)

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa :

a) Pernyataan 1 (Atasan memberikan tugas harus sesuai dengan keahlian) sebagian responden menjawab setuju 50 orang (57,5%), sangat setuju 32 orang (36,6%), ragu-ragu 4 orang (4,6%), dan yang tidak setuju 1 orang (1,1%).

b) Pernyataan 2 (Saya mempergunakan kekuasaan dengan baik dalam menjalankan tugas) sebagian besar responden menjawab setuju


(60)

sebanyak 58 orang (66,7%), sangat setuju 21 orang (24,1%), dan ragu-ragu 6 orang (6,9%), dan responden yang tidak setuju 2 orang (2,3%). c) Pernyataan 3 (Dengan adanya pendelegasian wewenang saya dapat

membuat keputusan) mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 60 orang (69%), sangat setuju 21 orang (24,1%), dan responden menjawab ragu-ragu 6 orang (6,9%).

d) Pernyataan 4 (Saya harus memberikan laporan kepada atasan) responden yang menjawab setuju 45 orang (51,7%), sangat setuju 40 orang (46%), dan ragu-ragu 2 orang (2,3%).

e) Pernyataan 5 (Saya berusaha untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya) responden yang menjawab setuju 44 orang (50,6%), sangat setuju 40 orang (46%), dan ragu-ragu 3 orang (3,4%).

f) Pernyataan 6 (Kekuasaan yang diberikan kepada saya harus disertai dengan pertanggungjawaban) responden yang setuju sebanyak 43 orang (49,4%), sangat setuju 42 orang (48,3%), dan ragu-ragu 2 orang (2,3%). b. Distribusi jawaban responden atas variabel Efektivitas Kerja (Y)

Tabel 4.9

Distribusi jawaban responden atas variabel Efektivitas Kerja (Y)

Item SS S RR TS STS Total

F % F % F % F % F %

1 27 31,0% 58 66,7% 2 2,3% 0 0% 0 0% 87

2 17 19,5% 67 77,0% 3 3,4% 0 0% 0 0% 87

3 21 24,1% 61 70,1% 5 5,7% 0 0% 0 0% 87

4 17 19,5% 64 73,6% 3 3,4% 3 3,4% 0 0% 87

5 20 23,0% 63 72,4% 4 4,6% 0 0% 0 0% 87

6 20 23,0% 65 74,7% 2 2,3% 0 0% 0 0% 87

7 36 41,4% 50 57,5% 1 1,1% 0 0% 0 0% 87

8 26 29,9% 57 65,5% 1 1,1% 3 3,4% 0 0% 87

Sumber : kuesioner (2010)


(61)

a) Pernyataan 1 (Banyaknya volume pekerjaan yang diterima harus disesuai dengan kemampuan saya) responden sebagian besar menjawab setuju 58 orang (66,7%), sangat setuju 27 orang (31,0%), dan ragu-ragu 2 orang (2,3%).

b) Pernyataan 2 (Saya mampu menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang ditetapkan) responden menjawab setuju sebanyak 67 orang (77,0%), sangat setuju 17 orang (19,5%), dan ragu-ragu 3 orang (3,4%).

c) Pernyataan 3 (Dalam bekerja saya jarang membuat kesalahan) responden menjawab setuju sebanyak 61 orang (70,1%), sangat setuju 2 orang (24,1%), dan ragu-ragu 5 orang (5,7%).

d) Pernyataan 4 (Jika terdapat kesalahan dalam pekerjaan saya mampu memperbaikinya tanpa bantuan orang lain) responden sebagian besar menjawab setuju 64 orang (73,6%), sangat setuju 17 orang (19,5%), ragu-ragu 3 orang (3,4%), dan responden menjawab tidak setuju 3 orang (3,4%).

e) Pernyataan 5 (Hasil kerja saya tidak pernah ditolak oleh atasan) responden menjawab setuju sebanyak 63 orang (72,4%), sangat setuju 20 orang (23,0%), dan ragu-ragu 4 orang (4,6%).

f) Pernyataan 6 (Waktu yang diberikan atasan kepada saya untuk menyelesaikan pekerjaan sudah tepat) sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 65 orang (74,7%), sangat setuju 20 orang (23,0%), dan ragu-ragu 2 orang (2,3%).


(62)

g) Pernyataan 7 (Ketepatan waktu merupakan faktor yang penting dalam pencapaian sasaran) responden setuju sebanyak 50 orang (57,5%), sangat setuju 36 orang (41,4%), dan ragu-ragu 1 orang (1,1%).

h) Pernyataan 8 (Jika pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai waktu yang tersedia saya memerlukan tambahan waktu) responden menjawan setuju 57 orang (65,5%), sangat setuju 26 orang (29,9%), ragu-ragu 1 orang (1,1), dan responden yang menjawab tidak setuju 3 orang (3,4%).

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pendelegasian wewenang (X) terhadap efektivitas kerja (Y) pada PT. Mopoli Raya Medan. Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 14.0.

Tabel 4.10 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 20,780 2,438 8,525 ,000

Pendeleg asianwew enang

,500 ,094 ,501 5,334 ,000

a Dependent Variable: efektivitaskerja


(63)

Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 4.10, dapat dirumuskan model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikt :

Y = 20,780 + 0,500 X + e Dari persamaan tersebut dapat diketahui :

a. Konstanta (a) = 20,780 menunjukkan harga konstan, di mana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabrel efektivitas kerja (Y) sama dengan 20,780.

b. Koeffisien regresi variabel pendelegasian wewenang (X) = 0,500 menunjukkan bahwa variabel pendelegasian wewenang berpengaruh positif terhadap efektivitas kerja. Artinya jika variabel pendelegasian wewenang ditingkatkan sebesar satu satuan maka efektivitas kerja akan bertambah sebesar 0,500.

3. Uji t (uji parsial)

Uji t dilakukan melihat pengaruh secara signifikan dari variabel pendelegasian wewenang (X) terhadap efektivitas kerja (Y). Dengan kriteria keputusan :

H0 diterima bila thitung < ttabel atau H0 diterima apabila nilai signifikansi t > α

(5%)

Ha diterima bila thitung > ttabel atau Haditerima apabila nilai signifikansi t < α

(5%).

Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah :

H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari


(64)

Ha : b1 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel pendelegasian wewenang (X) terhadap efektivitas kerja (Y).

Nilai thitung untuk variabel dan konstanta yang diperoleh dengan bantuan

aplikasi SPSS sebagai berikut :

Tabel 4.11 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 20,780 2,438 8,525 ,000

Pendelegasian

wewenang ,500 ,094 ,501 5,334 ,000

a Dependent Variable: efektivitaskerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 14.0 (data diolah) 2010

Interpretasi berdasarkan Tabel 4.11 adalah sebgai berikut :

Nilai t hitung variabel pendelegasian wewenang adalah 5,334 dan ttabel 1,658

sehingga thitung > ttabel (5,334 > 1,658) dan nilai signifikan 0,000 < dari 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pendelegasian wewenang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja pada PT. Mopoli Raya Medan.

4. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinan (R2) yaitu untuk melihat besarnya pengaruh variabel pendelegasian wewenang (X) terhadap variabel efektivitas kerja (Y) pada PT. Mopoli Raya Medan.

R-Square atau nilai determinan (R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel pendelegasian wewenang (X) terhadap efektivitas kerja (Y) adalah besar dan sebaliknya.


(65)

Tabel 4.12

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,501(a) ,251 ,242 1,90318 1,839

a Predictors: (Constant), Pendelegasianwewenang b Dependent Variable: efektivitaskerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 14.0 (data diolah) 2010

Tabel 4.12 menunjukkan angka R Squre (R2) sebesar 0,251 maka cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagi berikut :

KD = R2 x 100%

KD = 0,251 x 100%

KD = 25,1%

Angka tersebut menunjukkan bahwa pengaruh pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja adalah 25,1%. Adapun sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji-t menunjukkan bahwa variabel pendelegasian wewenang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. Mopoli Raya Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-t yaiuji-tu uji-thitung > ttabel (5,334 > 1,658) dan signifikan 0,000 < 0,05. Ini

membuktikan bahwa hipotesis awal diterima sehingga jika pendelegasian wewenang dilaksanakan dengan baik maka efektivitas kerja akan meningkat.

2. Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R Square (R2) sebesar 0,251. Hal ini berarti bahwa 25,1% variabel terikat efektivitas kerja dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu pendelegasian wewenang. sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan maka saran yang dapat diberikan penulis adalah :

1. Dari hasil penelitian di mana sistem pendelegasian wewenang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. sistem pendelegasian wewenang pada PT. Mopoli Raya


(67)

harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik karena pendelegasian wewenang yang baik dapat meningkatkan efektivitas karyawan. Harus ada kepercayaan atasan untuk mendelegasikan wewenang kepada bawahannya.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan datang, melalui penelitian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas kerja karyawan. Peneliti juga berharap melalui penelitian selanjutnya dapat dihasilkan suatu gambaran yang lebih signifikan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja karyawan.


(1)

VARIABEL PENDELEGASIAN WEWENANG (X)

No.

Tugas

SS

S

RR

TS

STS

5

4

3

2

1

1

Atasan memberikan tugas harus

sesuai dengan keahlian saya

No.

Kekuasaan

SS

S

RR

TS

STS

5

4

3

2

1

1

Saya mempergunakan kekuasaan

dengan baik dalam menjalankan

tugas

2

Dengan adanya pendelegasian

wewenang saya dapat membuat

keputusan

No.

Pertanggungjawaban

SS

S

RR

TS

STS

5

4

3

2

1

1

Saya harus memberikan laporan

kepada atasan

2

Saya berusaha untuk

melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya

3

Kekuasaan yang diberikan

kepada saya harus disertai

dengan pertanggungjawaban

VARIABEL EFEKTIVITAS KERJA (Y)

No.

Kuantitas Kerja

SS

S

RR

TS

STS

5

4

3

2

1

1

Banyaknya volume pekerjaan

yang diterima harus disesuai

dengan kemampuan saya

2

Saya mampu menyelesaikan

lebih dari satu pekerjaan dalam

waktu yang ditetapkan


(2)

No.

Kualitas Kerja

SS

S

RR

TS

STS

5

4

3

2

1

1

Dalam bekerja saya jarang

membuat kesalahan

2

Jika terdapat kesalahan dalam

pekerjaan saya mampu

memperbaikinya tanpa bantuan

orang lain

3

Hasil kerja saya tidak pernah

ditolak oleh atasan

No.

Pemanfaatan Waktu

SS

S

RR

TS

STS

5

4

3

2

1

1

Waktu yang diberikan atasan

kepada saya untuk

menyelesaikan pekerjaan sudah

tepat

2

Ketepatan waktu merupakan

faktor yang penting dalam

pencapaian sasaran

3

Jika pekerjaan tidak dapat

dikerjakan sesuai waktu yang

tersedia saya memerlukan

tambahan waktu


(3)

Hasil Pengolahan Dengan SPSS 14.0 For Windows

Statistics

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9

Q1 0

Q1 1

Q1 2

Q1 3

Q1 4

N Valid 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Q1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 1 1,1 1,1 1,1

3,00 4 4,6 4,6 5,7

4,00 50 57,5 57,5 63,2

5,00 32 36,8 36,8 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 2 2,3 2,3 2,3

3,00 6 6,9 6,9 9,2

4,00 58 66,7 66,7 75,9

5,00 21 24,1 24,1 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 6 6,9 6,9 6,9

4,00 60 69,0 69,0 75,9

5,00 21 24,1 24,1 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 2 2,3 2,3 2,3

4,00 45 51,7 51,7 54,0

5,00 40 46,0 46,0 100,0


(4)

Q5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 3 3,4 3,4 3,4

4,00 44 50,6 50,6 54,0

5,00 40 46,0 46,0 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 2 2,3 2,3 2,3

4,00 43 49,4 49,4 51,7

5,00 42 48,3 48,3 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 2 2,3 2,3 2,3

4,00 58 66,7 66,7 69,0

5,00 27 31,0 31,0 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 3 3,4 3,4 3,4

4,00 67 77,0 77,0 80,5

5,00 17 19,5 19,5 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 5 5,7 5,7 5,7

4,00 61 70,1 70,1 75,9

5,00 21 24,1 24,1 100,0


(5)

Q10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 3 3,4 3,4 3,4

3,00 3 3,4 3,4 6,9

4,00 64 73,6 73,6 80,5

5,00 17 19,5 19,5 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 4 4,6 4,6 4,6

4,00 63 72,4 72,4 77,0

5,00 20 23,0 23,0 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 2 2,3 2,3 2,3

4,00 65 74,7 74,7 77,0

5,00 20 23,0 23,0 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 1 1,1 1,1 1,1

4,00 50 57,5 57,5 58,6

5,00 36 41,4 41,4 100,0

Total 87 100,0 100,0

Q14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 3 3,4 3,4 3,4

3,00 1 1,1 1,1 4,6

4,00 57 65,5 65,5 70,1

5,00 26 29,9 29,9 100,0


(6)

QDescriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Efektivitaskerja 33,7356 2,18589 87

Pendelegasian

wewenang 25,9195 2,18993 87

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Pendelegasi

anwewenan g(a)

. Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: efektivitaskerja

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,501(a) ,251 ,242 1,90318 1,839

a Predictors: (Constant), Pendelegasianwewenang b Dependent Variable: efektivitaskerja

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 103,040 1 103,040 28,448 ,000(a)

Residual 307,879 85 3,622

Total 410,920 86

a Predictors: (Constant), Pendelegasianwewenang b Dependent Variable: efektivitaskerja

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 20,780 2,438 8,525 ,000

Pendelegasian

wewenang ,500 ,094 ,501 5,334 ,000