c. Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat
sekiranya pendelegasian wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab.
2. Kendala Dalam Pendelegasian Wewenang
Sekalipun pendelegasian wewenang memiliki sisi manfaat, namun juga tidak terlepas dari kendala dalam pelaksanaannya Sule dan Saefullah, 2005 : 180
seperti :
a. Staf yang tidak memiliki kemampuan atau kapabilitas untuk menerima
dan menjalankan sesuatu yang didelegasikan kepadanya justru akan menghambat pencapaian tujuan ke arah yang lebih baik.
b. Pendelegasian wewenang akan berdampak pada kurang bertanggung
jawabnya atasan terhadap apa yang semestinya dilakukan. c.
Pendelegasian wewenang sering kali dilakukan bukan sebagai proses pembelajaran dan pemberian kepercayaan dari atasan kepada bawahan,
akan tetapi lebih sebagai pelarian tanggung jaawab atasan kepada bawahan.
Universitas Sumatera Utara
D. KUNCI POKOK DAN TINDAKAN AGAR PENDELEGASIAN WEWENANG EFEKTIF
1. Kunci Pokok agar Pendelegasian Wewenang Efektif
Menurut Sule dan Saefullah 2005 : 181 agar pendelegasian wewenang dapat
berjalan secara efektif, maka ada tiga kunci pokok yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Kepercayaan manajer terhadap bawahan dalam mendelegasikan
wewenang perlu diiringi dengan pemberian kebebasan kepada bawahan untuk menjalankan kewenangannya manurut caranya sendiri. Hal ini
disebabkan bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu.
b. Komunikasi yang terbuka antara manajer dengan bawahan. Keterbukaan
dalam komunikasi selain akan memberikan kejelasan akan keinginan kedua belah pihak, juga akan meminimalkan persepsi-persepsi yang
keliru akan berbagai hal yang terkain dengan pekerjaan. c.
Kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan dari setiap pekrjaan, dan kemampuan bawahan.
Tanpa memahami dengan baik mengenai ketiga hal ini, bias jadi manajer salah dalam melakukan pendelegasian wewenang.
Universitas Sumatera Utara
2. Tindakan agar Pendelegasian Wewenang Efektif
Delegasi menjadi efektif maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan
Manullang, 2006 : 114 seperti :
a. Unsur delegasi harus lengkap dan jelas
Seorang manajer yang mendelegasikan harus memperhatikan ketiga unsur delegasi dan memberi penjelasan akan masing-masing unsur
tersebut. Jadi, harus diperinci apa yang menjadi tugas, demikian pula apa yang menjadi hak atau wewenang serta apa yang diharapkan untuk
dihasilkannya bila ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan memakai wewenang yang ada padanya.
b. Manajer harus mendelegasikan kepada orang yang tepat
Tepat tidaknya seseorang untuk menerima delegasi dapat diketahui bila ia sudah memenuhi kualifikasi fisik dan psikis sebagai dibutuhkan oleh
jabatannya. Bila sudah terdapat orang yang tepat, maka seorang manajer harus bersedia mendeleger kepadanya, bahkan walaupun bawahan akan
mengalamai kegagalan dalam mencapai hasil-hasil yang diharapkan darinya. Dengan kata lain, manajer harus memberikan kesempatan
kepada bawahan. c.
Manajer yang mendelegasikan harus memberikan peralatan yang cukup dan mengusahakan keadaan sekitar yang efisien
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, seseorang perlu mempunyai peralatan yang cukup dan keadaan sekitar yang tempat di
Universitas Sumatera Utara
mana ia melaksanakan tugasnya mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melaksanakan tugas tersebut.
d. Manajer yang mendeleger harus memberikan insentif
Agar seseorang mau melaksanakan tugas sebaik-baiknya, maka harus diberi insentif. Hal itu dapat bersifat material atau non material. Inisiatif
mana yang harus diberikan agar seorang bawahan melaksanakan tugas sebaik-baiknya merupakan kewajiban manajer untuk menyelidinya.
E. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI WEWENANG DALAM PERUSAHAAN
Faktor dan sistem yang dapat menentukan efektivitas suatu organisasi, antara lain adalah sistem sentralisasi dan desentralisasi wewenang dalam organisasi.
Menurut Handoko 2003 : 229 sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi, sedangkan desentralisasi adalah
penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan wewenang pembuatan
keputusan kepada tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.
Berdasarkan defenisi dapat dilihat konsep sentralisasi dan desentralisasi. Konsep sentralisasi berhubungan dengan derajat di mana wewenang dipusatkan,
sedangkan desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke bawah, ke divisi-
divisi, cabang atau unit-unit organisasi ditingkat yang lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
Sentralisasi dan desentralisasi wewenang secara mutlak pada prakteknya jarang sekali dijumpai. Karena jika wewenang tersebut adalah sentralisasi secara
mutlak berarti tidak ada pimpinan tingkat bawah. Adanya pemberian wewenang ke bawah merupakan salah satu ciri dari suatu organisasi. Sebaliknya, tidak
mungkin pula dijumpai desentralisasi wewenang yang mutlak. Karena jika pimpinan memberikan seluruh wewenangnya kepada bawahan maka statusnya
sebagai pimpinan dan kedudukannya dalam struktur organisasi tidak ada. Desentralisasi mempunyai nilai hanya bila dapat membantu organisasi
mencapai tujuan dengan efisien Handoko, 2003 : 229. Beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
1. Filsafat Manajemen
Banyak manajemen yang masih sangat otoratik dan menginginkan pengawasan ketat. Hal ini akan mempengaruhi kesediaanya untuk
mendelegasikan wewenang. Sehingga dalam organisasi yang seperti ini cendrung digunakan sistem desentralisasi.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
Suatu organisasi yang tumbuh dan berkembang melalui sistem desentralisasi menyatakan bahwa tidak akan efisien bila semua wewenang
berada pada suatu atau beberapa manajer puncak saja. Terlebih lagi jika pertumbuhannya semakin cepat yang mengakibatkan semakin
kompleksnya kegiatan dalam organisasi, sehingga pendelegasian wewenang sangat dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Strategi dan lingkungan organisasi
Strategi yang dipakai dalam suatu organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, teknologi yang digunakan, dan persaingan yang dihadapi. Oleh
karena itu, perlu dipertimbangkan dengan matang apakah wewenang itu sebaiknya disentralisasi atau didesentralisasi.
4. Penyebaran geografis organisasi
Umumnya semakin menyebar unit-unit organisasi secara geografis, maka organisasi akan cendrung melakukan desentralisasi wewenang. Karena
pembuatan rencana ataupun keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
Organisasi yang kekurangan peralatan efektif untuk melaksanakan pengawasan pada unnit-unit di tingkat bawah akan cendrung melakukan
sentralisasi, karena manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor pelaksanaan kerja bawahannya.
6. Kualitas manajer
Faktor ini merupakan yang penting karena jika organisasi melakukan desentralisasi maka akan diperlukan lebih banyak manajer yang
berkualitas agar dapat menerima pelimpahan wewenang dari atasan. 7.
Keanekaragaman produk dan jasa Semakin beragam produk dan jasa yang ditawarkan oleh suatu organisasi,
semakin besar kecendrungan untuk melakukan desentralisasi. Sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
semakin tidak beragam produk atau jasa yang ditawarkan maka organisasi lebih cendrung untuk melakukan sentralisasi.
8. Karakteristik organisasi lainnya
Karakteristik organisasi yang lain seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, kemampuan manajer tingkat
bawah, dan sebagainya juga perlu diperhatikan untuk menentukan penggunaan sentralisasi atau desentralisasi wewenang. Berdasarkan uraian
ini dapat dinyatakan bahwa konsep sentralisasi dan desentralisasi erat dengan wewenang pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sejauh
mana wewenang pengambilan keputusan disentralisasi atau didesentralisasi bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi
organisasi dalam mencapai tujuan.
F. EFEKTIVITAS KERJA
Organisasi mempunyai tujuan baik organisasi besar maupun kecil. Kendati tujuan organisasi yang satu dengan yang lain berbeda. Oleh sebab itu, dalam dunia
penelitian hal ini menimbulkan banyak kriteria dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk memberikan gambaran lebih luas tentang pengertian efektivitas
kerja berikut ini ada beberapa pengertian dari para ahli :
a. Tika 2006 : 129 berpendapat bahwa efektivitas kerja adalah suatu
keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
b. Yuli 2005 : 67 menyatakan bahwa efektivitas menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran hasil akhir yang telah ditetapkan secara tepat.
c. Siswanto 2006 : 55 menyatakan bahwa efektivitas berarti menjalankan
pekerjaan yang benar. Efektivitas berarti kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.
Berdasarkan defenisi yang dikemukakan para ahli dalam uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik
dan benar, sehingga pencapaian tujuan perusahaan berjalan sesuai yang direncanakan. Indikator dari efektivitas kerja Hasibuan, 2003 : 105 yaitu :
1. Kualitas Kerja
Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterkaitan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. 2.
Kuantitas Kerja Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi
normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan perusahaan. 3.
Pemanfaatan Waktu Pemanfaatan waktu adalah pengggunaan masa kerja yang disesuaikan
dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang manaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku Hasibuan,
2003 : 193. Setiap karyawan diharapkan mampu untuk mematuhi segala aturan yang ada. Selain itu, karyawan juga harus dapat menggunakan waktu seefisien
mungkin, terutama dengan cara datang tepat waktu ke kantor dan berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Sehingga efektivitas kerja dapat
tercapai. Menurut Hasibuan 2001 : 70 tanggung jawab kerja adalah
keharusan untuk melakukan semua kewajiban atau tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Karena
adanya tanggung jawab maka karyawan dituntut untuk mampu bekerja dengan sebaik-baiknya.
Upaya dalam meningkatkan efektivitas kerja dapat dilakukan dengan pembinaan karyawan serta jaminan keamanan selama bekerja maupun
sesudahnya, dan yang paling penting adalah terjadinya komunikasi dalam pendelegasian wewenang dari atasan ke bawahan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan.
Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal. Sehingga
pemanfaatan sumber daya manusia akan lebih berpotensi dan akan lebih mendukung keberhasilan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH RINGKAS
PT. Mopoli Raya Medan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet dan pengolahannya yang berdiri pada
tahun 1980 berdasarkan akte No. 292 tanggal 17 Desember 1980 atas usaha dari
tiga pendiri utama yaitu :
1. H. A. Basyah Ibrahim Alm
2. H. M. Sati Alm
3. Mustafa Sulaiman
Kepercayaan dan kerja sama dari Bank Ekspor Impor Indonesia, maka pada tahun yang sama dimulailah penanaman kebun sawit di kebun Upah. Hal ini
terus berlanjut sampai dengan saat ini areal yang sudah tertanam ± 22.000 Ha. Tersebar didua propinsi yaitu Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Areal yang sudah tertanam tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan perkebunan yang dikoordinir oleh PT. Mopoli Raya Medan.
Perusahaan tersebut yaitu : 1.
PT. Surya Mata IE 2.
PT. Dharma Agung 3.
PT. Sumber Asih 4.
PT. Perapen 5.
PT. Sulaiman Saleh 6.
PT. Mazlah
Universitas Sumatera Utara
7. PT. Teunggolon Raya
8. PT. Aloer Timur
9. PT. Puga Company
10. PT. Watu Gede Utama
Kantor Direksi ditempatkan di Jalan Sunggal No. 91 Medan untuk lebih memudahkan urusan administrasi. Sedangkan lokasi pabrik ditempatkan di Kwala
Simpang Aceh Timur. Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Mopoli Raya terletak di Desa Gedong
Biara, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Timur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Areal yang digunakan untuk pabrik seluas 6 Ha dan terletak di
daerah bukit dengan ketinggian 20-25 m di atas permukaaan laut. Karena pabrik kelapa sawit tersebut terletak di Desa Gedong Biara, maka sering disebut pabrik
kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik ini berkapasitas awal 30 ton Tandan Buah Segar TBS per jam. Pada tahun1991 kapasitas pabrik diperluas sehingga
menjadi 60 ton TBS per jam. Suatu kapasitas yang cukup untuk menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal sawit.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan wadah dari pelaksanaan kegiatan dan
mencerminkan atas pendelegasian wewenang dan tanggung jawab terhadap
masing-masing bagian dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi berguna untuk mencegah adanya kesenjangan maupun tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab serta memudahkan pinpinan
perusahaan dalam mengawasi aktivitas sehari-hari. Sebaiknya struktur organisasi perusahaan harus disusun sedemikian rupa dan flesibel untuk kemungkinan
diadakan perubahan sesuai dengan perkembangan organisasi. Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya berbentuk garis.
C. JOB DESCRIPTION
Uraian pekerjaan job description untuk setiap departemen yang ada di
PT. Mopoli Raya Medan adalah sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
Uraian tugas : a.
Mengawasi jalannya perusahaan noleh Direksi b.
Untuk menjalankan pengawasan c.
Mengadakan Rapat Umum Tahunan dan Rapat Umum Luar Biasa d.
Dewan Komisaris berhak membebas tugaskan sementara seorang anggota direksi atau lebih karena alasan-alasan penting
e. Memberikan persetujuan terhadap rencana perseroan untuk meminjam
uang kepada pihak luar. 2.
Biro Komisaris Uraian tugas :
a. Membuat pembagian tugas para anggota biro komisaris
b. Memberikan pengarahan pada bawahan dalam menjalankan tugas
Universitas Sumatera Utara
c. Bersama-sama anggota menyusun usulan rencana Anggaran Tahunan Biro
Komisaris. 3.
Direksi Uraian tugas :
a. Meewakili perseroan di dalam maupun di luar perusahaan
b. Menjalankan segala tindakan, baik pengurusan maupun pemilikan
perusahaan c.
Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan RUPS. 4.
Direktur Produksi Uraian tugas :
a. Melaksanakan manajemen tanaman dan pengolahan tanaman yang baik
b. Mengadakan koordinasi dengan direktur komersil dan umum mengenai
administrasi kepegawaian, keuangan, dan pengadaan pada unit-unit yang berada di bawahnya.
5. Direktur Komersil dan Umum
Uraian tugas : a.
Mengkoordinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur organisasi yang ada untuk mencapau tujuan perusahaan
b. Menjalankan manajemen keuangan sesuai dengan norma-norma yang
berlaku, teratur, dan berkesinambungan c.
Membantu dan bertanggung jawab kepada direktur utama perseroan dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya
Universitas Sumatera Utara
d. Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal
semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
6. Sekretaris Direksi
Uraian tugas : a.
Membuat usulan mengenai standar penomoran dan bentuk-bentuk surat yang akan diterapkan
b. Membuat atau mengetik surat keluar direksi dan membuat registrasinya
c. Mengetik SK Direksi, membuat registrasi dan mendistribusikannya.
7. Kepala Bagian Pembiayaan
Uraian tugas : a.
Mengatur pembagian tugas bawahan dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut
b. Bersama para bawahan menyusun usulan anggaran untuk bagian
pembiayaan c.
Memonitor tugas Urusan Anggaran dalam melaksanakan penyusunan anggaran tahunan perusahaan.
8. Internal Auditor
Uraian tugas : a.
Menyusun rencana kerja dan langkah pemeriksaan yang akan menjadi pedoman bagi auditor
b. Menyusun pembagian tugas para auditor dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
9. Kepala Bagian Komersil
Uraian tugas : a.
Menyusun pembagian tugas para bawahan dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut
b. Bersama para bawahan menyusun usulan anggaran tahunan untuk Bagian
Komersil c.
Membuat rencana penjualan bulanan berdasarkan rencana produksi pabrik dan kebun.
10. Kepala Divisi Keuangan dan Umum
Uraian tugas : a.
Mengkoordinir dan memonitor pelasanaan tugas-tugas bawahan b.
Memberikan pengarahan dalam melaksanakan penyusunan anggaran tahunan dan mengusahakan agar selesai pada waktu yang telah ditentukan
c. Menjamin pelaksaana proses pembayaran gaji, proses perencanaan
akuntansi dan peraturan kepegawaian agar berjalan sebagaimana mestinya. 11.
Kepala Bagian Personalia dan Umum Uraian tugas :
a. Mengatur dan mengelola administrasi kepegawaian serta menyimpan
arsip-arsip pegawai b.
Mengkordinasikan permintaan alat-alat kantor dan seluruh bagaian atau unit serta membuat surat permintaan pembeliannya untuk diproses sesuai
prosedur
Universitas Sumatera Utara
c. Mengurus dan memonitor pembayaran biaya-biaya telepon, listrik, air,
perobatan karyawan, dan biaya umum lainnya. 12.
Kepala Bagian Pembukuan Kepala bagian pembukuan bertanggung jawab atas pelaksanaan proses
pencatatan akuntansi, proses pembuatan laporan keuangan, penyelesaian pajak perseroan dan menjamin bahwa seluruh transaksi telah dibukukan
sebagaimana mestinya. 13.
Kepala Bagian Teknik Uraian tugas :
a. Mengevaluasi dan memeriksa anggaran terhadap permintaan barang-
barang teknik yang diminta oleh pabrik dan bengkel bermotor serta alat berat
b. Menyiapkan gambar atau sket dan anggaran terhadap rencana investasi
perusahaan dalam hal yang berkaitan dengan instalasi, listrik, mesin, dan bangunan-bangunan
c. Membantu direktur Produksi untuk memonitor pelaksanaan pembuatan
proyek-proyek perusahaan yang berkaitan dengan tugas bagian teknik. 14.
Kepala Bagian Tanaman Uraian tugas :
a. Membantu atau memberikan masukan kepada manajer kebun apabila pada
suatu saat terjadi kesulitan dalam hal perawatan tanaman atau masalah kebun lainnya
b. Membuat perencanaan tentang pengendalian serangan hama dan penyakit
Universitas Sumatera Utara
c. Membuat perencanaa pemupukan tahunan berdasarkan hasil analisa daun
dan tanah d.
Mengatur pelaksanaan pengambilan contoh daun atau tanah untuk dikirim ke Balai Penelitian agar dapat dianalisa.
15. Manajer Kebun
Manajer kebun bertanggung jawab atas kontinuitas jalannya kebun untuk menghasilkan komoditi-komoditi seperti yang telah ditargetkan dengan
biaya-biaya yang tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan. 16.
Manajer Proyek Uraian tugas :
a. Memonitor pelaksanaan pemeliharaan tanaman dan prasarana atas proyek
yang telah selesai b.
Menyetujui pembelian barang-barang lokal dan pengeluaran kas unit kebun sesuai dengan batas wewenang
c. Mempertanggungjawabkan hasil pengerjaan proyek dan biaya-biaya
proyak kepada Direktur Produksi.
D. JARINGAN USAHA ATAU KEGIATAN
PT. Mopoli Raya merupakan induk perusahaan dari beberapa perusahaan yang lain. Unit pabrik kelapa sawit dan unit proyek Aceh Barat merupakan unit
yang tergabung dan dimiliki oleh PT. Mopoli Raya. Areal yang sudah tertanam tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan yang dikoordinir oleh PT.
Mopoli Raya.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan produk yang dilakukan PT. Mopoli Raya terfokus pada kualitas CPO yang dihasilkan serta wakti pengirimannya. Menyangkut kebijakan harga
tergantung pada harga KPB Kantor Pemasaran Bersama. Kebijakan saluran distribusi terdiri dari dua yaitu saluran distribusi langsung dengan menjual
langsung kepada konsumen dan saluran distribusi tidak langsung melalui perantara yaitu GAPKI Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit. Kebijakan promosi
yang dilakukan adalah dengan ikut tergabung dalam Ikatan GAPKI. Penjualan pada PT. Mopoli Raya biasanya dilakukan dengan sistem
kontrak, di mana syarat kontrak adalah harus ada penyerahan panjar atau uang muka atas barang yang diperjualbelikan. Pembayaran panjar oleh pelanggan
dicatat sebagai penerimaan kas dan diterima langsung oleh kasir yang bersangkutan.
E. RENCANA KEGIATAN
Lima hal yang harus dilakukan dalam kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit, yaitu :
1. Persiapan
Kegiatan yang meliputi survey dan blok design, di mana survey dilakukan untuk mengetahui penyebaran lahan, topografi, tata guna tanah, dan studi
kelayakan. Sedangkan blok design meliputi pekerjaan rencana jalan, blok tanaman, rencana pabrik, dan rencana perumahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengembangan
Pengembangan yaitu kegiatan pembukaan lahan kemudian diolah sampai ditanami bibit kelapa sawit. Aktivitasnya meliputi land clearing, pembibitan,
dan penanaman. 3.
Rawat, Pengendalian Hama dan Penyakit Yaitu aktivitas yang bertujuan untuk memelihara tanaman kelapa sawit, lahan
diareal tanaman, dan infrastrukturnya. Aktivitas Rawat dan Pengendalian Hama Penyakit meliput i :
a. Rawat TBM Tanaman Belum Menghasilkan
b. Rawat TM Tanaman Menghasilkan
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman HPT.
4. Panen dan Angkut
Adalah proses kegiatan memetik hasil dari tanaman yang sudah ditanam, perlakuan pasca panen hingga pengangkutan ke pabrik. Aktivitas panen dan
angkut meliputi : a.
Persiapan panen b.
Pelaksanaan panen c.
Pengangkutan ke pabrik.
Universitas Sumatera Utara
5. Administrasi
Adalah semua kegiatan pencatatan terhadap rencana dan pelaksanaan pekerjaaan yang menyangkut tenaga kerja, biaya, waktu, hasil fisik, material
dan peralatan.
F. SISTEM PENDELEGASIAN WEWENANG TERHADAP
EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PT. Mopoli Raya Medan merupakan kantor Direksi sebagai tempat urusan administrasi dilakukan. Setiap kebijakan dan peraturan ditetapkan di kantor
Direksi yang selanjutnya dikoordinasikan ke anak perusahaannya. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan atasan memberikan atau mendelegasikan tugas
kepada bawahannya. Namun terkadang pendelegasian tugas tersebut tidak diimbangi dengan pendelegasian wewenang yang baik.
Karyawan tidak terbiasa mengambil keputusan dalam melakukan pekerjaan sehingga harus menunggu keputusan dari atasannya. Hal ini dapat
menghabiskan waktu dan membuat karyawan selalu menerima bukan mengembangkan kemampuan dirinya. karena selalu menunggu keputusan atasan
maka dapat menyebabkan karyawan tidak bekerja efektif. Tabel 3.1 menunjukkan persentase target dengan realisasi pekerjaan yang dapat diselesaikan pada PT.
Mopoli Raya Medan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Target dan Realisasi pekerjaan yang Dapat Diselesaikan
Januari sampai Mei 2010 Bulan
Target Realisasi
Januari 100
97 Februari
100 94
Maret 100
90 April
100 88
Mei 100
88 Sumber : PT. Mopoli Raya Medan 2010
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa realisasi pekerjaan tiap bulan tidak 100 persen terpenuhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh
sedikitnya tugas atau beban kerja, karyawan menunggu keputusan atasan untuk mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi karena tidak ada
wewenang serta karyawan takut menerima tanggung jawab yang lebih besar. Pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan pada bulan itu tapi dilanjutkan
pada bulan berikunya sehingga efektivitas kerja karyawan menurun.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 orang diluar responden.
1. Uji Validitas