Menentang dan melemahkan para penentang Al-Qur’an Meringankan Nabi dalam menerima wahyu Mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Q.S. Al-Maidah:67 Artinya: Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat banyak.Q.S. Al- Fath: 3 Artinya: Allah telah menetapkan: Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.Q.S.Al-Mujadilah: 21 Demikianlah, ayat-ayat Al-Qur’an itu turun kepada Rasulullah secara berkesinambungan sebagai penghibur dan pendukung sehingga beliau tidak dirundung kesedihan dan dihinggapi rasa putus asa. Didalam kisah para Nabi itu terdapat teladan baginya. Dalam nasib yang menimpa orang-orang yang mendustakan terdapat hiburan baginya. Dan dalam janji akan memperoleh pertolongan Allah terdapat berita gembira baginya. Setiap kali ia merasa sedih sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaannya, ayat-ayat penghibur pun datang berulang kali, sehingga hatinya mantap untuk melanjutkan dakwah, dan merasa tentram dengan pertolongan Allah.

2. Menentang dan melemahkan para penentang Al-Qur’an

Dalam dakwahnya nabi seringkali menerima pertanyaan-pertanyaan sulit dari orang-orang kafir dengan tujuan melemahkan dan menguji kenabian Rasullullah. Maka turunlah Al-Qur’an yang menjelaskan kebenaran dan jawaban yang amat tegas. Artinya: Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya Al-Furqan: 33 Turunnya wahyu secara berangsur-angsur tidak hanya menjawab pertanyaan bahkan menentang mereka untuk membuat satu surat saja yang sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat saja yang seperti Qur’an, apalagi membuat langsung satu kitab.

3. Meringankan Nabi dalam menerima wahyu

Hal ini karena kedalaman dan kehebatan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah: Artinya: Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Q.S. Al-Muzzamil: 5 Al-Qur’an sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah merupakan sabda Allah yang mempunyai keagungan dan keluhuran. Ia adalah sebuah kitab yang andaikata diturunkan kepada gunung niscaya gunung tersebut akan hancur dan merata karena begitu hebat dan agungnya kitab tersebut.[5] Bagaimana dengan hati Nabi yang begitu lembut, mampukah beliau menerima Al-Qur’an secara langsung tanpa merasakan kebingungan dan keberatan.

4. Mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin

Al-Qur’an pertama kali turun ditengah-tengah masyarakat yang ummi yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan mereka untuk memahami dan menghapalkannya.[6] Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah As Sunnah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata Q.S.Al-Jumu’ah: 2 Umat yang ummi akan kesulitan menghafal jika Al-Qur’an diturukan sekaligus dan tidak mudah bagi mereka untuk memahami maknanya. Jadi dengan diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu merupakan bantuan yang terbaik bagi mereka untuk menghafal dan memahaminya. Setiap turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segera menghafalkannya, merenungkan maknanya dan mempelajari hukum-hukumnya.

5. Tadarruj selangkah demi selangkah dalam menetapkan hukum samawi