untuk menumbuhkan toleransi antar umat beragama demi mewujudkan kerukunan antar umat beragama.
Dalam aspek budaya, toleransi berarti kebanggan terhadap budaya
daerah disertai kesediaan untuk mengakui adanya budaya lain. Sikap toleransi terlihat pada saat Sumpah Pemuda 1928 diikrarkan,
dimana bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sikap ini menunjukkan kemampuan setiap suku bangsa untuk mengikatkan
diri sebagai satu kesatuan bangsa dengan menjauhkan diri dari kepentingan suku.
2.2 Menghargai Pendapat
Menghargai perbedaan-perbedaan setiap manusia terutama untuk dapat menghargai pendapat orang lain diperlukan dalam mencapai
kehidupan bersama yang damai. Menghargai orang lain berarti menghormati dan mengindahkan hak asasi sendiri. Mengalahkan ego
pribadi merupakan sikap dimana membelajarkan diri untuk membudayakan sikap toleran terhadap pendapat orang lain.
Pentingnya menjalankan hidup penuh toleransi ditengah-tengah
kemajemukan, serta mau mendengar dan menerima pendapat orang lain, lalu mempertimbangkannya secara cermat. Manakala pendapat
orang itu lebih tepat, benar, dan mendasar, sementara pendapat kita sendiri tidak demikian, maka hendaklah mengakui dan menerimanya
dengan lapang dada, apa lagi pendapat tersebut didukung dengan fakta dan bukti yang kuat, sehingga tidak ada alasannya bagi kita untuk
tidak menerima argumentasi tersebut, disinilah dibutuhkan kebesaran hati untuk menerima pendapat orang lain.
2.3 Saling Menghormati
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, kemajemukan tersebut tercermin antara lain dari suku, agama, kepercayaan, ras, kelompok
politik, dan budaya yang ada di Indonesia. Dari segi agama, warga Negara Indonesia ada yang menganut agama Islam, Krinten, Hindu,
Budha, dan Kong Hu Cu. Dalam pergaulan, agama memang berperan penting.
Dimensi-dimensi yang
perkembangannya terutama
ditekankan oleh agama dapat dilihat oleh bidang rohaninya, sikap moral, dan tanggung jawab, serta mentalitas dan budaya.
Kualitas agama seseorang selain ditentukan oleh ketebalan keimanan
dan ketakwaan yang bersangkutan, juga bergantung pada pembinaan yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Mengingat pentingnya
sikap saling menghormati antar umat beragama, maka sikap tersebut harus ditumbuh-kembangkan secara dini. Sikap saling menghormati
merupakan sendi utama bagi kerjasama antarsesama warga yang berbeda agama. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan oleh umat secara
individu maupun secara kelembagaan melalui berbagai lembaga keagamaan.
Lembaga keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat
beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat yang bersangkutan didalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Peran dari lemabaga keagamaan itu sendiri yang paling utama diarahkan untuk kehidupan umat masing-masing.
Walaupun demikian lembaga keagamaan juga memiliki peran yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sikap saling menghormati adalah prinsip moral dalam kehidupan
bersama, yang menuntut agar setiap orang bersedia menunjukkan sikap hormat kepada orang lain dalam berbicara maupun membawa
diri, sesuai dengan tata kkrama yang berlaku, agar kelangsungan tatanan sosial terjamin.
Saling menghormati menurut Zuriah 2007: 70 adalah ―sikap dan
perilaku untuk menghargai dalam hubungan antar individu dan kelompok berdasarkan norma dan tata cara yang berlaku‖.
Dari definisi tentang sikap saling menghormati, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sikap Saling menghormati adalah prinsip moral seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut dirinya untuk bersedia
menunjukkan sikap hormat kepada orang lain.
2.4 Tenggang Rasa